• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil simulasi

3. Simulasi Gangguan Eksternal

Tabel 4.3 Performa relai terhadap gangguan internal tiga-fase (ABC)

Dari table 4.3 terlihat ke-tiga varian Rf menghasilkan nilai arus yang sangat tinggi dari arus normal sekitar -16,597 kA, sedangkan tegangan normal tidak ada jatuh tegangan yang signifikan di tinjau dari tegangan normal sekitar 122,915 kV dan pengukuran ke tiga resistansi gangguan 5, 10, 15 ohm masing-masing relai merespon dengan perintah 1 =trip.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.20 Gelombang arus dan tegangan relai-1 gangguan eksternal satu-fase ke tanah, Rf=5 ohm; (a) tampilan arus tiga fase; (b) tampilan arus fase A; (c) Tegangan

Ib = 0,155 kA Ic = 0,127 kA

0,598 kA 0,336 kA

14,030 kV

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.21 Gelombang arus dan tegangan relai-2 gangguan eksternal satu-fase ke tanah, Rf =5 ohm; (a) tampilan arus tiga fase; (b) tampilan arus fase A; (c) Tegangan

Ib = 0,155 kA Ic = 0,127 kA

0,571 kA

164,475 kV

Gambar 4.22 Monitor Fault gangguan eksternal satu-fase ke tanah

Hasil simulasi keluaran gelombang arus pada relai-1 dapat dilihat pada gambar 4.20 (a) dan (b), terlihat kenaikan arus pada saat terjadi gangguan. Awal kenaikan arus (fase-A) yang terjadi adalah nilai puncak transien yang terjadi bernilai sekitar 0,598 kA, nilai harus maksimun pada keadaan steady state sekitar 0,598 kA.

Sedangkan nilai tegangan yang terlihat pada gambar 4.20 (c) adalah sekitar 14,030 kV.

Keluaran bentuk gelombang Pada pada relai-2 di perlihatkan pada gambar 4.21 (a) dan (b), hasil simulasi menunjukan nilai arus maksimum (fase-A) pada keadaan steadi state sekitar 0,571 kA.

Nilai tegangan dapat di lihat pada gambar 4.21 (c) sekitar 164,475 kV, seperti ke gangguan sebelumnya terlihat perbedaan tegangan yang signifikan anatar relai- 1 dan relai-2.

Untuk Gambar gangguan dengan variasi Rf 10, dan 15 ohm di sajikan pada lampiran.

A = 28,703 B = -7,841

Berikut ini nilai relai dan fasor arus teknik RPPA, serta respon nilai-1 dan relai-2 terhadap gangguan :

Gambar 4.23 Monitor keluaran nilai relai dan respon relai

Gambar 4.23 Monitor yaitu monitor fasor meter arus dari hasil simulasi RPPA, dengan nilai yang didapat yaitu sekitar Relai- 1= 62,28, Relai-2 = -117.1 (kondisi None Trip). Respon relai pada relai 1 melihat arah gangguan belakang, sedangkan relai 2 melihat arah gangguan depan, dari hasil pertukaran informasi dari relai 1 dan 2 dimasukkan di program gerbang logika AND maka hasil respon relai adalah block atau CB tidak trip

Nilai arus, tegangan, relai dan respon relai gangguan eksternal satu-fase ke tanah (A-G) dengan fariasi Rf dapat dilihat selengkapnya pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Performa relai terhadap gangguan eksternal satu-fase ke tanagh (A-G)

Dari tabel 4.4 terlihat ke-tiga varian Rf menghasilkan nilai arus gangguan yang berbeda beda dan tegangan di tinjau dari fase A relai 1 dan 2 juga mempunyai tegangan yang berbeda dari ke tiga Rf relai 1 = 14,030; relai 2 = 164,475: sedangkan sudut fasor relai 1 sekitar 188,02 derajat dan sudut fasor relai 2 sekitar -9,3 derajat. Output relai 1 dan 2 yaitu (0)block

b. Gangguan dua-fase (AB)

Gangguan divariasikan dengan dua variasi resistansi gangguan (Rf dari 5, 10, dan 15 ohm). Gangguan pada sistem terjadi di waktu 0.2 detik dan berlangsung selama 0.5 detik. Bentuk gelombang hasil simulasi gangguan dua-fase dengan nilai Rf sebesar 5 ohm keluaran dari PSCAD di perlihatkan pada gambar 4.24 dan 4.25 sebagai berikut:

Rf. Ω Arus (kA) Gangguan Argumen Tegangan (kV) Respon Relai

Fase A Fase B Fase C Relai-1 Relai-2 Relai-1 Relai-2 Relai-1 Relai-2

5 14,584 0 -0 187,98 8,6 14,030 164,475 Blok Blok

10 7,915 0 -0 188,02 9,3 -65,941 96,888 Blok Blok

15 10,734 0 -0 188,01 9,9 87,484 96,888 Blok Blok

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.24 Gelombang arus dan tegangan relai-1 gangguan eksternal dua-fase, Rf=5 ohm; (a) tampilan arus tiga fase; (b) tampilan arus fase A; (c) Tegangan

saluran Ib = 1,838 kA

Ic = -0,001 kA

1,083kA 1,126kA

161,820 kV

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.25 Gelombang arus dan tegangan relai-2 gangguan eksternal dua-fase, Rf=5 ohm; (a) tampilan arus tiga fase; (b) tampilan arus fase A; (c) Tegangan

saluran.

Ib = -1,772 kA Ic = -0,013 kA

1,130kA

146,357 kA

Gambar 4.26 Monitor Fault gangguan eksternal dua-fase

Hasil simulasi keluaran gelombang arus pada relai-1 dapat dilihat pada gambar 4.24 (a) dan (b), terlihat kenaikan arus pada saat terjadi gangguan untuk kedua fase yang terganggu. Awal kenaikan arus (fase-A) yang terjadi adalah nilai puncak transien yang terjadi bernilai sekitar 1,083 kA, nilai harus maksimun pada keadaan steady state sekitar 1,126 kA, sedangkan fase yang tidak terganggu (fase C).

Sedangkan nilai tegangan yang terlihat pada gambar 4.24 (c) adalah sekitar 161,820 kV. Sama halnya pada gangguan sebelumnya tidak terjadi jatuh tegangan yang besar. Keluaran bentuk gelombang Pada pada relai-2 di perlihatkan pada gambar 4.25 (a) dan (b),hasil simulasi menunjukan nilai arus maksimum (fase-A) pada keadaan steadi state sekitar 1,130 kA.

Nilai tegangan dapat di lihat pada gambar 4.25 (c) sekitar 146,357 kV, seperti pada gangguan sebelumnya terlihat perbedaan tegangan yang signifikan anatar relai-1 dan relai-2.

Untuk Gambar gangguan dengan variasi Rf 10, dan 15 ohm di sajikan pada lampiran.

Berikut ini nilai relai dan fasor arus teknik RPPA, serta respon nilai-1 dan relai-2 terhadap gangguan.

A = 45,665 B = -45,665 C = 6,717

Gambar 4.27 Monitor keluaran nilai relai dan respon relai

Gambar 4.27 Monitor yaitu monitor fasor meter arus dari hasil simulasi RPPA, dengan nilai yang didapat yaitu sekitar Relai-1 =89,59, Relai-2 = -89,15 (kondisi None Trip). Respon relai pada relai 1 melihat arah gangguan belakang, sedangkan relai 2 melihat arah gangguan depan, dari hasil pertukaran informasi dari relai 1 dan 2 dimasukkan di program gerbang logika AND maka hasil respon relai adalah block atau CB tidak trip.

Nilai arus, tegangan, relai dan respon relai gangguan eksternal dua-fase (AB) dengan fariasi Rf dapat dilihat selengkapnya pada table 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Performa relai terhadap gangguan eksternal dua-fase (AB)

Dari table 4.5 terlihat ke-tiga varian Rf menghasilkan nilai arus fase A dan B

= 45,665 ,26,579 dan 14,203 Ka serta fase C = 0, sedangkan terlihat ke-tiga varian Rf menghasilkan nilai tegangan ditinjau dari fase A relai 1 bervariatif 145,181, 157,000, dan 161,820 sedangkan tegangan relai 2 konstan di tegangan sekitar 146,357, dengan sudut fasor yang relatif sama sekitar 89,32. Output relai 1 dan 2 yaitu (0)block.

c. Gangguan tiga-fase (ABC)

Gangguan divariasikan dengan dua variasi resistansi gangguan Rf (5, 10 dan 15 ohm). Gangguan pada sistem terjadi di waktu 0.2 detik sampai 0,5 detik.

Bentuk gelombang hasil simulasi gangguan tiga fase dengan nilai Rf sebesar 5 ohm keluaran dari PSCAD di perlihatkan pada gambar 4.20 dan 4.21 sebagai berikut.

Rf.Ω Arus (kA) Gangguan Argumen Tegangan (kV) Respon Relai

Fase A Fase B Fase C Relai-1 Relai-2 Relai-1 Relai-2 Relai-1 Relai-2 5 45,665 -45,665 0 207.2 36.37 145,181 145,299 Blok Blok 10 26,579 -26,579 0 210,59 37,33 157,000 146,050 Blok Blok 15 14,203 -14,203 0 211,81 38,12 161,820 146,357 Blok Blok

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.28 Gelombang arus dan tegangan relai-1 gangguan eksterrnal tiga-fase, Rf=5 ohm; (a) tampilan arus tiga fase; (b) tampilan arus fase A; (c) Tegangan

saluran

Ib = 2,302 Ic = -0,154 kA

1,684kA 1,537kA

109,629 kV

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.29 Gelombang arus dan tegangan relai-2 gangguan eksternal tiga-fase, Rf=5 ohm; (a) tampilan arus tiga fase; (b) tampilan arus fase A; (c) Tegangan

saluran.

Ic = -0,301 kA

164,778 kV

Ib = -2,195

1,598kA

Gambar 4.30 Monitor Fault gangguan eksternal tiga-fase

Hasil simulasi keluaran gelombang arus pada relai-1 dapat dilihat pada gambar 4.28 (a) dan (b), terlihat kenaikan arus pada saat terjadi gangguan untuk kedua fase yang terganggu. Awal kenaikan arus (fase-A) yang terjadi adalah nilai puncak transien yang terjadi bernilai sekitar 1,684 kA, nilai harus maksimun pada keadaan steady state sekitar 1,537 kA.

Sedangkan nilai tegangan yang terlihat pada gambar 4.28 (c) adalah sekitar 109,629 kV.

Keluaran bentuk gelombang Pada pada relai-2 di perlihatkan pada gambar 4.29 (a) dan (b), hasil simulasi menunjukan nilai arus maksimum (fase-A) pada keadaan steadi state sekitar 1,598 kA.

Nilai tegangan dapat di lihat pada gambar 4.29 (c) sekitar 164,778 kV, seperti ke gangguan sebelumnya terlihat perbedaan tegangan yang signifikan anatar relai- 1 dan relai-2.

Untuk Gambar gangguan dengan variasi Rf 10, dan 15 ohm di sajikan pada lampiran.

Berikut ini nilai relai dan fasor arus teknik RPPA, serta respon nilai-1 dan relai-2 terhadap gangguan :

Gambar 4.31 Monitor keluaran nilai relai dan respon relai

Gambar 4.31 Monitor, yaitu monitor fasor meter arus dari hasil simulasi RPPA, dengan nilai yang didapat yaitu sekitar Relai- 1= 61,19, Relai-2 = -118.7 (kondisi None Trip). Respon relai pada relai 1 melihat arah gangguan belakang, sedangkan relai 2 melihat arah gangguan depan, dari hasil pertukaran informasi dari relai 1 dan 2 dimasukkan di program gerbang logika AND maka hasil respon relai adalah block atau CB tidak trip.

Nilai arus, tegangan, relai dan respon relai gangguan eksternal tiga-fase (ABC) dengan fariasi Rf dapat dilihat selengkapnya pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Performa relai terhadap gangguan eksternal tiga-fase (ABC)

Dari tabel 4.6 terlihat ke-tiga varian Rf menghasilkan nilai arus gangguan yang berbeda beda dan tegangandi tinjau dari fase A relai 1 dan 2 juga mempunyai tegangan yang berbeda dari ke tiga Rf relai 1 =109,629 , 141,734, 153,338; relai 2

= 144,588, 164,623, 164,778, sedangkan sudut fasor relai 1 sekitar 61,50 derajat dan sudut fasor relai 2 sekitar -118,7 derajat. Output relai 1 dan 2 yaitu (0)block.

Rf. Ω Arus (kA) Gangguan Argumen Tegangan (kV) Respon Relai

Fase A Fase B Fase C Relai-1 Relai-2 Relai-1 Relai-2 Relai-1 Relai-2 5 68,611 -23,004 -45,606 187.33 6,3 109,629 144,588 Blok Blok 10 34,852 -38,839 3,987 187,23 6,8 141,734 164,623 Blok Blok 15 25,150 -28,008 2,857 187,22 7,1 153,338 164,778 Blok Blok

89 BAB V PENUTUP A. Simpulan

Dari uraian tentang pembahasan RPPA, hasil simulasi dan analisa menggunakan Software PSCAD V 4.2.0 (student version) yang dilakukan dalam tugas akhir ini, maka dapat diambil simpulan bahwa:

1. Model telah berhasil direalisasikan dengan komponen-komponen seperti komponen sumber 3 fase, Multimeter, line transmisi, FFT, Sum/Diffjunction, kanal output, dan gangguan 3 fase. Dari komponen tersebut di buatlah 3 bentuk modul proteksi jaringan transmisi menggunakan RPPA yaitu; model keadaan normal, gangguan internal dan gangguan eksternal.

2. Performa RPPA terhadap berbagai tipe gangguan internal dengan tiga variasi Rf (5, 10 dan 15 Ohm) dengan tiga tipe gangguan yaitu gangguan dua-fase (AB), gangguan tiga-fase (ABC) dan gangguan satu fase ketanah (AG) pada saluran transmisi tersebut sangat baik. Relai menunjukkan sesitivitasnya dalam mendeteksi gangguan internal dimana relai Trip. Demikian juga, relai mampu menjaga kestabilan dalam memproteksi sesuai zona proteksi yang telah ditentukan. Dimana relai mampu mendeteksi berbagai tipe gangguan eksternal yang diujikan dengan tiga variasi Rf (5, 10 dan 15 Ohm), sebagai gangguan diluar zona proteksi sehingga relai Blok.

B. Saran

Dikarenakan keterbatasan versi PSCAD/EMTDC yang digunakan dalam penelitian ini, maka diharapkan untuk pemodelan Relai Pilot Perbandingan Arah

yang lebih komplit seperti satu rangkain dengan 2 gangguan dan penggunaan komponen hanya terbatas 15 komponen sebaiknya menggunakan versi PSCAD/EMTDC yang lebih tinggi (full version) dari versi PSCAD/EMTDC yang digunakan pada penelitian ini.

91

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar dan Kuwahara, 1993,Teknik Tenaga Listrik, Jilid II Saluran transmisi , Penerbit Pradya Paramita: Jakarta.

Elmore, Walter.A, 1999, Pilot Protective Relaying, Marcel Dekker: New York Indri nirwana, Supriadi, Zahir Zainuddin, dan Andi Faharuddin. “Simulasi Relai

Pilot Teknik Perbandingan-Fase Untuk Saluran Transmisi Udara Menggunakan Perangkat Lunak PSCAD(Power Sistem Computer Aided Desain)/EMTDC” (2019): Makassar.

Irnanda Sep. “Simulasi Performa Relai Pilot Diferensial Arus Pada Salauran Transmisi Dengan Menggunakan Power System Computer Aided Design (PSCAD)

Mason, C. Rulles. 1979. The Art and Science of Protective Relaying.

Muller, Craig. P. Eng. On the use of PSCAD ( Power Sistem Computers Aided Design ), Research Centre ,Winnipeg,Manitoba: Canada.

Paithanker Y. G dan S. R. Bhide, 2003. Fundemantals Of Power System Protection, Meenakshi Printers: Delhi.

Radatz jane. 1992. The IEEE Standard Dictionary of Electrical and Electronics Terms [Disertasi]. Amerika: IEEE.

Stevenson. W. D. Jr. 1990. Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat . Penerbit Erlangga : Jakarta.

Syukriyadin,Syahrizal dan Cut Rizky Nakhrisya 2011. „Analisis Proteksi Relay Differensial Terhadap Gangguan Internal dan Ekternal Transformator Menggunakan PSCAD/EMTDC‟ Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9

Taqiyyuddin Muhammad Alawiy, 2006. Proteksi Sistem Tenaga Listrik Seri Relay Elektromagnetis, Universitas Islam Malang.

Vishwakarma D. N., Ram Badri, 1995. Power Sisyem Protection And Swicgear, Tata McGraw-Hill: New Delhi.

LAMPIRAN A

BENTUK DAN KEGUNAAN

KOMPONEN YANG DIGUNAKAN

LAMPIRAN A

Komponen-komponen yang digunakan dalam pemodelan rangkaian simulasi gangguan pada PSCAD, antara lain:

1. Three-Phase Voltage Source Model 2

Gambar A.1 Bentuk komponen Sumber Tiga-Phasa

Theree-Phase voltage source model 2 adalah komponen yang memberikan input tegangan (kV), frekuensi (Hz) dan tipe impedansi yang diinginkan.

2. Multi meter

Gambar A.2 bentuk komponen multi meter

Multimeter adalah komponen yang berfungsi untuk mengukur nilai arus (kA), tegangan (kV), tegangan RMS (kV) dan sudut phasa (derajat atau radians).

3. Transmision lines

Gambar A.3 bentuk komponen transmision lines

Transmision lines adalah komponen yang berfungsi sebagai saluran transmisi, yang dapat diatur panjang saluran yang diinginkan dan frekuensi steady state yang diinginkan

V A

4. On-line Frequenci Scanner (FFT)

Gambar A.4 bentuk komponen FFT

FFT adalah sebuah komponen yang dapat memproses nilai arus atau tegangan untuk menghasilkan nilai magnitudo dan sudut fase. Nilai magnitude atau sudut fase berupa nilai domain waktu ( I ˪ ϴ ) dimana nilai I adalah magnitude dan ϴ adalah sudut fase.

5. Summing/Diffrence Junction

Gambar A.5 Bentuk komponen/Diffjunction

Summing/Diffrence Junction adalah sebuah komponen yang dapat menjumlahkan atau mengurangkan nilai yang di inginkan.

6. Output Channel

Gamabar A.6 bentuk komponen Output Channel

Mag

Ph dc (7)

(7) F F T

F = 50.0 [Hz]

D + F -

Output Channel adalah suatu komponen yang berfungsi keluaran sinyal dari sebuah simulasi, keluaran yang berupa kurva atau grafik, polymeter ,meter, dan laian-lain.

7. Range Comparator

Gamabar A.7 bentuk komponen Range Comparator

Adalah suatu komponen yang berfungsu sebagai detector pita yang menghasilkan satu nilai yang input berada di antara 2 batas,dan nilai yang berbebeda di antara 2 batas.

8. Vector Interlace

Gamabar A.8 bentuk komponen Vector Interlace

Komponen ini mengatur dua arah vector sinyal (arus) ke dalam arus output gabungan. Komponen ini sangat berguna untuk menggabungkan arus dengan besaran polar,sehingga mereka di format untu input langsung ke PhasorMeter .

1 2

10. Three-Phase and two phase Fault

Gamabar A.10 bentuk komponen Three-Phase Fault

Three-Phase Fault adalah sebah kompnen intuk melakuakn pemodelan gangguan pada sistem daya

11. Timed Fault Logic

Gamabar A.11 bentuk komponen Fault Logic

Timed Fault Logic adalah komponen yang berfungsi untuk pengaturan waktu gangguan. Waktu yang di ataur berupa saat mulai gnagguan (apply fault),dan lama waktu terjadi gangguan (Duration fault)

12. Fixed Load

Gambar A.12 bentuk komponen Fixed Load

Komponen ini memodelkan karakteristik beban sebagai fungsi dari besarnya tegangan dan frekuensi, di mana beban nyata dan daya reaktif kami dipertimbangkan secara terpisah

Timed Fault Logic

13. Voltmeter Line-Line

Gambar A.13 bentuk komponen Voltmeter Link-Line

Meter tegangan digunakan untuk membuat sinyal, yang mewakili perbedaan potensial (dalam kV) antara dua node dalam gambar rangkaian. Sinyal ini diberikan nama oleh pengguna. Untuk mengakses sinyal, pengguna harus menggunakan nama sebagai Label Data pada Kawat atau pada koneksi input komponen control.

14. Signal Name

Gambar A.14 bentuk komponen Signal Name

Label Data dapat digunakan untuk menetapkan nama sinyal ke Kawat yang membawa sinyal data. Jika Nama Sinyal Data inputcocok dengan nama sinyal data lain dalam Modul Halaman yang sama (atau halaman utama), kedua sinyal ini dianggap terhubung bersama.

Label Data terutama digunakan untuk mentransfer sinyal data dalam suatu halaman, atau untuk menyediakan titik koneksi untuk setiap sinyal output internal yang dihasilkan dalam komponen. Label Data tidak dapat digunakan untuk mentransfer data antar halaman

15. Three Phase to SLD Electrical Wire Converter (Split Single Line to 3 Phases)

Gambar A.15 bentuk komponen Slip Single Line to 3 Phase

Komponen ini dapat digunakan untuk membagi sinyal listrik 3-fase (yaitu dalam tampilan garis tunggal) menjadi tiga sinyal listrik satu-fase yang terpisah.

Tentu saja, itu juga dapat digunakan untuk melakukan kebalikannya, yaitu menggabungkan tiga sinyal listrik fase tunggal yang terpisah menjadi sinyal listrik 3 fase (single-line).

16. BUS

Gambar A.16 bentuk komponen BUS

Bus mirip dengan komponen Kawat, di mana mereka dapat digunakan untuk bergabung dengan komponen lain bersama-sama dalam gambar rangkaian.

Namun, bus harus digunakan terutama untuk mewakili satu titik bus listrik (yaitu sebuah simpul), yang dengannya banyak objek dapat dihubungkan.

Bus adalah 'komponen yang dapat diregangkan', yang panjangnya dapat diubah agar sesuai dengan penggunaan yang diperlukan. Diagram berikut menunjukkan bagaimana bus dapat digunakan.

17. Marges Data Signal Into an Array

Gambar A.17 bentuk komponen Marges Data Signal Into an Array

Komponen ini menggabungkan hingga 12 sinyal skalar individu ke dalam array satu dimensi (data vektor).

Semua sinyal yang terhubung ke terminal input dikonversi ke tipe output yang dipilih. Nilai input INTEGER dikonversi ke tipe REAL dan nilai input REAL dikonversi ke integer terdekat menggunakan fungsi Fortran NINT. Konversi input LOGICAL ke tipe REAL atau INTEGER tidak dilakukan secara otomatis. Jika input dari tipe yang berbeda, gunakan komponen Konversi Jenis untuk mengonversikannya terlebih dahulu dengan tipe yang diperlukan, dan kemudian menggabungkannya.

18. Datatape

Gambar A.18 bentuk komponen Datatape

Kabel adalah garis grafis yang digunakan untuk menghubungkan Mesin Virtual komponen bersama-sama pada kanvas Sirkuit PSCAD. Sebuah kawat dapat membawa sinyal listrik, dalam hal ini bertindak untuk menghubungkan node

secara elektrik. Kawat juga dapat digunakan sebagai jalur sinyal data, di mana koneksi antara dua titik data memaksa titik yang terhubung sama satu sama lain.

Kabel dapat ditambahkan secara manual ke kanvas seperti yang dijelaskan dalam Menambahkan Komponen ke Proyek dan Menghubungkan Komponen Bersama, atau ditarik menggunakan Mode Kawat.

Kawat adalah 'komponen yang dapat diregangkan', yaitu panjangnya dapat diubah agar sesuai dengan penggunaan yang diperlukan. Kabel dapat dihubungkan bersama dengan memastikan bahwa titik akhir dari salah satu kabel yang bergabung menyentuh bagian mana pun dari kabel lainnya. Kabel dapat dilintasi (atau tumpang tindih) tanpa koneksi, selama titik akhir maupun simpul tidak menyentuh Kawat lainnya. Kabel juga dapat terdiri dari beberapa segmen ortogonal, di mana seluruh kawat dapat dimanipulasi secara keseluruhan.

Baik sinyal listrik dan data yang dibawa oleh kawat bisa multi-dimensi, yaitu sinyal dapat dilewatkan sebagai array (vektor). PSCAD akan secara otomatis mendeteksi jenis sinyal apa yang akan dilewatkan, serta dimensi titik-titik di mana Kawat terhubung.

LAMPIRAN B

GRAFIK KELUARAN SIMULASI

UNTUK GANGGUAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

Lampiran B.1 Gangguan Internal Satu Fase Ke Tanah (A-G)

Resistansi gangguan 10 Ohm

Gambar B.1.1 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.1.2 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Resistansi gangguan 15 Ohm

Gambar B.1.3 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.1.4 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Lampiran B.2 Gangguan Intenal dua-Fase (A-B)

Resistansi gangguan 10 Ohm

Gambar B.2.1 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.2.2 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Resistansi gangguan 15 Ohm

Gambar B.2.3 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.2.4 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Lampiran B.3 Gangguan Internal Tiga-Fase (ABC)

Resistansi gangguan 10 Ohm

Gambar B.3.1 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.3.2 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Resistansi gangguan 15 Ohm

Gambar B.3.3 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.3.4 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Lampiran B.4. Gangguan Eksternal Satu Fase Ke Tanah (A-G)

Resistansi gangguan 10 Ohm

Gambar B.4.1 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.4.2 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Resistansi gangguan 15 Ohm

Gambar B.4.3 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.4.4 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Lampiran B.5. Gangguan Eksternal Dua-Fase (A-B)

Resistansi gangguan 10 Ohm

Gambar B.5.1 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.5.2 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Resistansi gangguan 15 Ohm

Gambar B.5.3 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.5.4 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Lampiran B.6 Gangguan Ekternal Tiga-Fase (ABC)

Resistansi gangguan 10 Ohm

Gambar B.6.1 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.6.2 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Resistansi gangguan 15 Ohm

Gambar B.6.3 Gelombang arus dan tegangan relai A dan relai B

Gambar B.6.4 Monitor keluaran nilai relai, fasor fase dan respon relai

Dokumen terkait