BAB III PAPARAN DATA
E. Scene Film Miracle In Cell No.7 Karya Hanung Bramantyo yang
Dalam penelitian ini akan disampaikan sepuluh temuan scene yang mengandung pesan akhlak dalam film Miracle In Cell No.7 oleh peneliti.
Penyajian data ini akan dianalisis dengan teori semiotika menggunakan model Charles Sanders Peirce terhadap fokus penelitian yang sudah dipilah berdasarkan kebutuhan penelitian ini. Jadi, peneliti hanya mengambil scene yang di dalamnya mengandung unsur pesan akhlak saja dan selanjutnya akan dianalisis dengan model triadik Charles Sanders Peirce.
75 https://id.wikipedia.org/wiki/Hanung_Bramantyo diakses pada 9 April 2023 pukul 10.58
59
1. Penonjolan pesan akhlak terpuji: Berdo`a
Scene 1-1 menit 01:56:00 Scene 1-2 menit 01:54:15 Gambar 4.1. Bagian Scene 1
Scene 1-1: Kartika tertidur ketika Dodo berdo`a
Scene 1-2: Dodo berdo`a agar kelak dipertemukan dengan Juwita di surga Do`a (Sign)
Memanjatkan suatu pengharapan bukan hanya untuk kebahagiaan di dunia melainkan juga untuk kebahagiaan di akhirat(Interepetan)
Kalimat yang diucapkan Dodo (Objek)
Gambar 4.2. Unsur makna scene 1 Tabel 4.1 Pembagian tanda scene 1
Sign
Qualisign Suara lembut Dodo ketika mengucapkan harapannya Sinsign Dodo dengan pernyataan yang optimis bisa terbang ke
surga
Legisign Dodo mengeryitkan mata kemudian menangis karena ketulusannya ketika mengucapkan kalimat do`a
Objek
Ikon Dodo seorang ayah yang menyayangi puterinya Indeks
Dodo seorang ayah yang menyayangi puterinya sehingga ia mengharap kebahagiaan sampai akhirat dengan keluarga kecilnya
Simbol Kalimat yang diucapkan Dodo serta gerak tubuhnya menyimbolkan ia benar-benar menyayangi puterinya
Interpretan
Rheme Mata basah karena Dodo mengingat Juwita yang telah tiada dan ia berharap suatu saat akan bertemu di surga Dicent
Sign Do`a sebagai bentuk pengharapan yang baik
Argument Alasan mengapa harus berdo`a karena Dodo yakin suatu saat akan terwujud
Qualisign adalah kualitas yang terdapat pada tanda. Kata lembut menunjukkan suatu tanda. Seperti, suaranya lembut yang menandakan orang itu sedih atau ada sesuatu yang sedang diharapkan. Qualisign yang
60
ditampilkan pada scene 1 ini menandakan Dodo yang mengucapkan kalimat harapan bahwa kelak dia dan Kartika akan terbang ke surga bersama Juwita. Kalimat yang diucapkan oleh Dodo ini merupakan bentuk do`a untuk menuju kebahagiaan yang abadi. Dengan sikap Dodo tersebut menandakan bahwa doa adalah sesuatu yang diucapkan dengan sungguh-sungguh dan tulus dari hati. Doa menjadi sebuah tanda sebagai bentuk ucapan. Setiap apa yang diucapkan dapat menjadi penentuan sesuatu yang akan dilakukan. Dari kata-kata yang diucapkan melalui lisan maupun hanya dari hari dapat mempengaruhi pikiran kemudian tubuh tergerak memperagakan hal tersebut. Seperti contoh ketika mengatakan bahwa kita bisa, kita mampu, ini hal yang mudah dan lain lain otak akan mengolah dan menyampaikan ke seluruh tubuh bahwa kita mampu. Hingga akhirnya memang benar-benar mampu. Pemaknaan ini yang ditekankan dalam tanda qualisign.
Sinsign merupakan bentuk eksistensi aktual peristiwa maupun benda yang terdapat di tanda. Setiap pernyataan individu yang tidak dilembagakan dapat disebut sinsign. Tanda yang merupakan tanda pada dasar tampilan di kenyataan. Seperti, teriakan ketakutan, heran atau tertawa gembira. Setiap cara mengenali orang melalui cara jalan, tertawa, nada suara dapat disebut sinsign. Sinsign yang ditunjukkan pada scene 1 adalah Dodo dengan nada lembut mengatakan kepada Kartika
“Ibu Juwi pergi, terbang ke surga, nanti kita sama-sama terbang ketemu ibu Juwi”.
Perkataan tersebut menunjukkan bahwa Dodo memiliki sikap optimis dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan ini mengarahkan diri untuk
61
selalu mengingat bahwa setiap yang hidup akan kembali kepada Sang Pencipta. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi optimis adalah orang yang senantiasa berharap (berpandangan) baik ketika menghadapi setiap hal.76
Legisign adalah norma yang terdapat di dalam tanda. Contohnya, rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, gerakan isyarat tradisional layaknya, mengangguk bermakna “ya”, mengerutkan alis, dan bagaimana berjabat tangan juga dapat dikatakan sebagai legisign. Pada bagian scene 1, menit ke 07:08 – 07:40 ketika Dodo menceritakan tentang kematian Juwita, istrinya, yang juga merupakan ibu dari Kartika.
“Ibu Juwi pergi, terbang ke surga, nanti kita sama-sama terbang ketemu ibu Juwi”.
Setelah itu dia menangis, kemudian memeluk dan mencium Kartika dengan penuh kasih sayang. Hal tersebut bermakna tentang bagaimana ketulusan Dodo dalam mengucapkan kalimat harapan.
Mengeryitkan mata kemudian menangis menandakan legisign dan menjadi pembenaran atas apa yang diceritakan oleh Dodo.
Ikon, merupakan tanda yang memiliki persamaan dengan objek yang ditunjukkan. Dalam scene 1, objek yang dibicarakan adalah Dodo.
Dodo disini ditunjukkan dengan figur seorang ayah yang menderita disabilitas. Namun, disisi lain Dodo juga merupakan ayah yang bertanggung jawab serta sangat menyayangi putrinya.
Indeks merupakan sebuah tanda dan objek yang keduanya memiliki hubungan langsung. Contohnya, rumah-rumah yang runtuh
76 Arti Kata Optimis-Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id/optimis diakses pada 9 April 2023 pukul 11.45
62
merupakan indeks dari gempa. Bangunan yang terendam merupakan indeks dari banjir. Cara mengenali indeks bukan hanya dengan melihat namun juga perlu dipikirkan hubungan antara keduanya. Dalam scene 1, Dodo berdo`a agar kelak ia, Kartika dan almarhumah istrinya berkumpul di surga. Karena begitu besar kasih sayang Dodo terhadap keluarga kecilnya, ia berharap akan bahagia bersama hingga di akhirat. Penandaan ini dapat dikategorikan sebagai indeks persona, pihak-pihak yang diambil pada indeks ini saling berhubungan dalam sebuah situasi. Indeks pada scene ini menunjukkan tanda pada sumber acuan bahwa apa yang dilakukan Dodo adalah tindakan terpuji karena ucapan adalah do`a.
Simbol merupakan tanda yang berhubungan dengan objeknya melalui dasar konvensi, kesepakatan, atau aturan. Penentuan makna simbol dapat melalui kesepakatan bersama atau dapat diterima oleh umum yang meyatakan kebenaran suatu tanda. Scene 1 menempatkan kalimat yang diucapkan Dodo serta gerak tubuhnya benar-benar menyayangi puterinya. Seperti yang telah dijelaskan pada ikon Dodo seorang yang memiliki kekurangan yaitu disabilitas, namun di sisi lain ia merupakan sosok ayah yang mencintai anaknya dengan begitu besarnya.
Rheme merupakan tanda yang ditafsirkan berdasar pada pilihan orang, sehingga rheme sering kali memiliki beberapa penafsiran. Pada scene 1 adalah ketika mata basah karena Dodo mengingat Juwita yang telah tiada dan ia yakin suatu saat akan menyusulnya.
Dicent sign merupakan tanda yang memiliki kesesuaian dengan kenyataan. Pada scene 1 ini dalam kehidupan nyata memang do`a
63
dianggap sebagai bentuk pengharapan yang baik. Kalimat yang diungkapkan merupakan hasil dari penafsiran dan mengandung arti yang tertanam dalam otak. Sehingga khalayak mempercayai bahwa kalimat baik atau buruk keduanya dapat menjadi sebuah do`a.
Argument merupakan tanda yang menunjukkan alasan mengenai suatu hal. Argument yang muncul pada scene 1 adalah ketika Dodo mengucapkan kalimat
“Ibu Juwi pergi, terbang ke surga, nanti kita sama-sama terbang ketemu ibu Juwi”.
Dalam kutipan tersebut Dodo mempercayai surga merupakan tempat tujuan terakhir yang begitu ia harapkan. Untuk itu, ia mengatakan kalimat tersebut sebagai bentuk do`a kepada Allah. Setiap pengharapan haruslah diutarakan dalam bentuk do`a agar kelak diwujudkan oleh Allah.
2. Penonjolan pesan akhlak terpuji: sederhana dan bersyukur
Scene 2-1 menit 09:54 Scene 2-2 menit 09:56 Gambar 4.3. Bagian Scene 2
Scene 2-1: Dodo memakan bekal makanan yang dibawakan oleh Kartika di tepi jalan dengan wajah tersenyum.
Scene 2-2: Tempat makan dan makanan Dodo yang sederhana.
64
Sikap sederhana dan beryukur (Sign)
Kebahagiaan dapat diperoleh melalui kesederhanaan dan rasa syukur (Interpretan)
Kotak bekal Dodo (Objek) Gambar 4.4. Unsur Makna Scene 2 Tabel 4.2. Pembagian Tanda Scene 2
Sign
Qualisign Dari wajah senyum Dodo yang penuh syukur memakan bekalnya
Sinsign Makanan yang apa adanya dan di manapun tempatnya menggambarkan kesederhanaan
Legisign Dodo memakan bekalnya dengan lahap di tepi jalan adalah wujud rasa syukurnya
Objek
Ikon Kotak makan tanpa motif dan tanpa warna yang dibawa Dodo
Indeks Kotak makan adalah tempat yang biasa digunakan untuk membawa bekal berisi makanan
Simbol Kotak makan sebagai simbol kesederhanaan
Interpretan
Rheme
Dodo menjadi orang yang sederhana dan selalu bersyukur atas keadaannya yang digambarkan dengan senyuman ketika memakan makanan yang dibawanya.
Dicent Sign Dodo menerima bagaimanapun keadaannya
Argument
Sederhana merupakan bentuk mensyukuri nikmat Allah. Hidup yang penuh syukur akan dikelilingi dengan kebahagiaan. Seperti yang tergambar pada mimik wajah Dodo yang tersenyum sedang memakan makanan di tepi jalan dari kotak makan yang
dibawanya
Qualisign yang ditandakan pada scene 2 adalah penyampaian gambar wajah tersenyum Dodo yang membuka bekal makan di tepi jalan.
Wajah yang penuh rasa syukur, bahagia dan ceria menggambarkan kesederhanaan Dodo. Dengan gambaran wajah tersenyum sebagai qualisign, maka kualitas yang ada pada tanda sederhana dan bersyukur dapat termanisfestasikan secara aktif. Sehingga khalayak menganggap bahwa pembawaan dengan tersenyum merupakan bagian dari sikap sederhana dan bersyukur.
65
Sinsign eksistensi aktual yang memberi tanda ada cerita pada tanda yaitu dengan membawa bekal dari rumah dengan lauk yang apa adanya. Kotak makan tersebut juga digambarkan dengan barang yang sederhana karena tidak memiliki warna serta gambar yang menarik.
Namun, Dodo memakan bekalnya dengan penuh senyum diwajahnya, ia pun memakan di tepi jalan itulah yang merupakan representasi cerita yang berhubungan dengan tanda sederhana dan bersyukur.
Legisign atau norma yang dikandung dalam kotak makan adalah kesederhanaan. Scene ini menggambarkan bahwa dalam hidup yang bahagia hanyalah memerlukan sikap sederhana dan rasa syukur dalam hati. Seserang tidak akan merasa kekurangan jika ia senantiasa bersyukur.
Ikon dalam scene ini adalah kotak makan yang sederhana. Dalam scene digambarkan kotak makan yang polos dan sederhana berisikan makanan yang disiapkan oleh anak kecil kepada bapaknya. Kotak makan menandakan bentuk kesederhanaan ini merupakan jenis ikon dramatik yaitu ikon yang berpacu pada kemiripan relasional dan memperlihatkan hubungan antar unsur yang dipacu. Kotak makan yang dibawa oleh Dodo memeperlihatkan kesederhanaan. Kotak makan yang dibawa oleh Dodo diindikasikan sebagai tempat makan orang yang hidup sederhana didukung dengan lokasi dimana ia makan yaitu di tepi jalan dan mimik wajah tergambar dengan senyuman tulus. Sutradara ingin menunjukkan kehidupan Dodo yang berasal dari keluarga sederhana. Dibalik kesederhanaan itu scene ini mengindikasikan bahwa bahagia dapat dilakukan dengan cara kesederhanaan dan selalu mensyukuri nikmat yang
66
ada. Kotak makan yang dibawa Dodo merupakan simbol kesederhanaan dan berhubungan dengan watak Dodo. Jika Dodo ingin bahagia, maka dia akan selalu menerapkan kesederhanan itu dalam hidupnya.
Rheme yang dijadikan sebagai tanda untuk memeperkuat interpretan adalah tanda itu bisa ditafsirkan pada beberapa hal. Tanda tersebut bisa diamati ketika Dodo tersenyum mengartikan bahwa Dodo bahagia dengan bagaimanapun keadaannya sekarang. Melalui kotak nasi sederhana bisa membawa senyuman di wajah Dodo, ia mampu hidup bahagia di tengah kesederhanaan tersebut bersama anaknya.
Dicent sign tanda yang sama dengan kenyaataan muncul seperti rheme, Dodo bahagia tergambar dengan senyuman menandakan berarti sederhanapun mampu membawa kebahagiaan bila dipenuhi rasa syukur.
Kotak makan sebagai tanda kesederhanaan dan Dodo sebagai wujud manusia yang hidup sederhana.
Argument kotak nasi adalah bentuk kesederhanaan dari Dodo dan itulah yang menandakan bahwa Dodo benar menerapkan hidup yang sederhana. Alasan ini pula yang mencerminkan bahwa seseorang dapat hidup bahagia jika dia bisa mensyukuri apa yang telah ia miliki. Tidak melulu mempermasalahan kekurangannya namun mengingat apa yang sudah tergapai. Maka orang tersebut dapat bahagia dengan kesederhanaannya.
67
3. Penonjolan pesan akhlak terpuji: sabar
Scene 3-1 menit 13:43 Scene 3-2 menit 13:48 Gambar 4.5. Bagian Scene 3 Scene 3-1: Dodo di bawa ke kantor polisi dengan paksa Scene 3-2: Petugas lapas memukul Dodo
Sikap sabar (Sign)
Kesabaran akan menguatkan hati dari masalah dan menghindarkan diri dari rasa dendam (Interpretan)
Dodo (Objek)
Gambar 4.6. Unsur Makna Scene 3 Tabel 4.3. Pembagian Tanda Scene 3
Sign
Qualisign Nada lembut Dodo ketika meminta pertolongan karena pukulan petugas lapas
Sinsign
Pengucapan kata “ampun” sebagai isyarat Dodo sudah tidak kuat menahan sakit namun, membalas kejahatan ialah penggambaran sikap sabar Legisign Mimik wajah Dodo terlihat sedang merasa
kesakitan
Objek
Ikon Dodo seorang disabilitas Indeks
Dodo seorang disabilitas yaitu seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, mental dan sensorik.
Simbol Gaya bicara Dodo yang tidak jelas dan sulit dimengerti menyimbolkan dia sebagai disabilitas
Interpretan
Rheme Dodo tidak ingin membalas perlakuan petugas lapas
Dicent Sign Kepala lapas memukul dodo dengan keras terbukti dengan teriakan Dodo yang merasa kesakitan.
Argument
Dodo memiliki sikap sabar dalam menghadapi masalah walaupun diperlakukan dengan semena- mena dengan harapan bisa segera dipulangkan dan bertemu anaknya.
Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda. Kata lembut menujukkan suatu tanda. Qualisign yang terdapat dalam scene 3 tersebut
68
menunjukkan Dodo yang sudah tidak kuasa menahan rasa sakit atas tindakan kekerasan yang diberikan. Kemudian dia memohon ampun dengan nada yang lembut dengan harapan petugas lapas tidak terus melakukan tindakan tersebut kepadanya.
Sinsign adalah aktualitas dari suatu benda atau peristiwa yang terdapat pada tanda. Tanda yang menjadi dasar atas tampilan dalam keadaan sesungguhnya. Semua ungkapan individual yang tidak disuarakan termasuk bagian dari sinsign. Seperti, jerit kesakitan, heran maupun tertawa riang. Pengenalan orang melalui cara jalannya, tertawanya, dan nada suaranya merupakan sinsign. Pada scene 3 ini yang menjadi sinsign ialah ketika Dodo mengungkapkan kata “ampun” dan memperlihatkan mimik wajah yang kesakitan. Hal tersebut menandakan bahwa Dodo ingin segera terlepas dari tindakan kekerasan tersebut.
Namun, di sini walapun dengan keadaan seperti itu, Dodo tidak sedikitpun kembali menyerang petugas. Dia tetap berusaha meminta tolong dengan sabar.
Legisign merupakan norma yang ada di dalam tanda. Misalnya, rambu lalu lintas, gerakan isyarat seperti anggukan kepala yang diartikan sebagai “ya”, mengerutkan alis, cara bersalaman. Pada scene 3 ini legisign yang terbentuk adalah berupa mimik atau ekspresi wajah Dodo yang nampak menahan rasa sakit. Dimana mimik atau ekspresi tersebut dimaksudkan agar tindakan kekerasan segera di akhiri. Namun, ia tetap sabar dan tidak membalas tindakan apapun.
69
Ikon, merupakan tanda yang memiliki persamaan dengan objek yang tergambar. Ciri-ciri yang tergambar dari objek (Dodo) adalah Dodo seorang penyandang disabilitas. Dalam scene 3, Dodo sebagai penyandang disabilitas yang mendapatkan tindakan kekerasan dari seorang penegak hukum.
Indeks adalah sebuah tanda yang memiliki hubungan eksistensial langsung dengan objek. Seperti, rumah runtuh adalah indeks dari gempa, bangunan yang terendam adalah indeks dari banjir. Untuk mengenali indeks perlu dengan cara memikirkan hubungan antara dua objek tersebut, bukan hanya dengan melihat saja. Pada scene ini, indeks yang tergambar ialah keterbatasan intelektual, mental dan sensorik Dodo sebagai seorang penyandang disabilitas. Karena memiliki keterbatasan itulah Dodo mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya.
Simbol adalah tanda yang mempunyai hubungan dengan objek dilihat dari konvensi, kesepakatan atau aturan. Penentuan makna suatu simbol merupakan persetujuan bersama atau yang sudah dapat diterima oleh umum. Scene 3 menempatkan Dodo sebagai seorang disabilitas disimbolkan dengan gaya bicara Dodo yang tidak jelas. Seperti dijelaskan pada bagian ikon, Dodo memiliki kekurangan intelektual, mental dan sensorik sebagai representasi dirinya. Dan gaya bicara Dodo tersebut merupakan bagian dari kekurangan Dodo.
Rheme merupakan tanda yang ditafsirkan orang berdasarkan pilihan. Rheme pada scene 3 ketika Dodo tidak ingin membalas tindakan kekerasan yang dilakukan terhadapnya oleh petugas.
70
Dicent Sign merupakan kenyataan dari tanda. Pada scans 3 ini kenyataannya memang Dodo dipercaya sebagai seorang yang sabar.
Sebelumnya juga ditampilkan bagaimana kehidupan Dodo di lingkungannya dan bagaimana perilaku Dodo terhadap orang-orang di sekitarnya. Sehingga khalayak dapat menangkap bahwa Dodo ialah pribadi yang memiliki sikap sabar.
Argument merupakan tanda yang diberikan langsung sebagai alasan mengenai sesuatu. Argument yang muncul ketika Dodo tidak melawan tindakan kekerasan tersebut dikarenakan Dodo berharap dengan ia tidak melawan, ia akan segera dipertemukan dengan anaknya, yaitu Kartika. Terbukti dengan ucapan yang disuarakan Dodo
“Telfon. Telfon Ika pak, kasian Ika nangis pak. Pak telfon pak. Ika nangis pak”. Maka dari itu, Dodo yang memiliki hati luas hanya berusaha sabar dan berharap petugas lapas mendengarkan keluhannya tersebut.
4. Penonjolan pesan akhlak terpuji: tolong menolong
Scene 4-1 menit 55:47 Scene 4-1 menit 55:50 Gambar 4.7. Bagian Scene 4
Scene 4-1: Dodo berusaha membantu Pak Hendro Scene 4-2: Penggambaran api yang cukup besar
71
Suka menolong (Sign)
Tolong menolong akan menumbuhkan tali persaudaraan antar sesama (Interpretan)
Peristiwa kebakaran (Objek) Gambar 4.8. Unsur Makna Scene 4 Tabel 4.4. Pembagian Tanda Scene 4
Sign
Qualisign Nada tinggi Dodo ketika berteriak meminta bantuan.
Sinsign Terjadi peristiwa kebakaran Legisign
Larangan memasuki area kebakaran, namun Dodo justru masuk ke area tersebut demi menyelamatkan Hendro.
Objek
Ikon Api besar
Indeks Api yang besar disini menjelaskan bahwa terjadi kebakaran yang besar di dalam lapas
Simbol Kebakaran besar disimbolkan dengan seluruh napi berlarian keluar untuk menyelamatkan diri.
Interpretan
Rheme Dodo mengeryitkan mata serta melambai-lambaikan tangan karena merasa panik dengan keadaan tersebut.
Dicent Sign Dodo rela menolong orang yang membutuhkan bantuan bahkan di saat yang berbahaya.
Argument
Dodo menolong Hendro dikarenakan ia selalu mengingat pesan mendiang istrinya untuk harus selalu menjadi yang orang baik agar orang lain juga berlaku baik padanya.
Qualisign sebagai bentuk kualitas yang diterapkan dalam tanda yang dapat dilihat melalui kata-kata lembut, keras, atau kasar dan dapat dilihat memalui warna atau gambar. Pada scene 4 ini dapat ditandai dengan Dodo yang berteriak meminta bantuan kepada orang lain karena ia melihat Pak Hendro sedang tidak sadarkan diri. Selain itu, juga dilihat melalui warna yang ada pada gambar dengan warna-warna api yang menyala terang. Menandakan terdapat kebakaran yang cukup besar.
72
Sinsign dalam scene ini adalah peristiwa secara keseluruhan pada scene 4, dimana ini merupakan tanda eksistensi Dodo sebagai orang yang suka menolong di situasi apapun.
Legisign, di sini ditandai dengan perintah untuk semua napi keluar dari ruangan yang disampaikan melalui teriakan petugas, namun di sisi lain justru Dodo masuk dan tetap menolong Pak Hendro yang membutuhkan bantuan. Dari sini cukup membuktikan bahwa Dodo ialah seorang yang bertekad kuat dalam menolong sesama.
Objek dalam scene 4 ini adalah api sebagai bentuk tanda ikon, indeks, dan simbol. Karena api yang dimaksud dalam scene ini adalah objek yang menjadi pemicu Dodo harus menolong Pak Hendro. Yang mana Pak Hendro merupakan kepala lapas.
Rheme yang ditunjukkan pada tanda dalam scene 4 yaitu ketika Dodo mengeryitkan bulu mata dan melambai-lambaikan tangannya karena panik dengan keadaan yang sedang dihadapinya, api yang besar dan Pak Hendro yang tidak sadarkan diri. Namun, walaupun dalam situasi yang sulit, faktanya Dodo tetap berusaha menolong Pak Hendro, itulah yang menjadi dicent sign pada scene ini. Sementara, argument pada scene 4 ini adalah Dodo yang selalu mengingat pesan dari mendiang istrinya bernama Juwita untuk selalu berbuat baik kepada siapapun agar kelak orang lain juga berbuat baik kepadanya. Itulah yang menjadi alasan Dodo selalu memelihara sikap tolong menolong.
73
5. Penonjolan pesan akhlak terpuji: ikhlas
Scene 5-1 menit 01:34:00 Scene 5-2 menit 01:30:00 Gambar 4.9. Bagian Scene 5
Scene 5-1: Wibisono mengancam Dodo bahwa akan membunuh Kartika jika ia tidak mau menyerahkan diri.
Scene 5-2: Pengacara resmi lapas mengancam Dodo bahwa Wibisono merupakan tokoh penting yang berkuasa dan bisa melakukan apapun.
Bersikap ikhlas (Sign)
Setiap orang tua akan ikhlas mengorbankan segala hal demi anaknya (Interpretan)
Ancaman Wibisono dan pengacara lapas pada Dodo (Objek)
Gambar 4.10. Unsur Makna Scene 5 Tabel 4.5. Pembagian Tanda Scene 5
Sign
Qualisign Sikap diam Dodo ketika sedang diberikan ancaman Sinsign Pasrah ketika naskah pembelaannya diambil dan
dirobek oleh Wibisono
Legisign Ekspresi raut wajah Dodo yang ketakutan dan tertekan Objek
Ikon Kalimat ancaman yang ditujukan pada Dodo
Indeks Pemikiran Dodo atas kalimat ancaman yang diberikan Simbol Wibisono dan pengacara lapas mengatakan kalimat
ancaman bahwa akan membunuh Kartika
Interpretan
Rheme Mimik wajah Dodo terlihat cemas memikirkan nasib Kartika sesuai ancaman wibisono dan pengacara lapas Dicent Sign Dodo begitu menyayangi Kartika
Argument
Dodo mengikhlaskan dirinya untuk dihukum mati walaupun tidak bersalah karena rasa sayang terhadap Kartika begitu besar, ia tidak ingin Kartika mengalami hal-hal buruk.
74
Qualisign ditandakan dengan sikap Dodo yang hanya diam ketika diancam oleh Wibisono. Seorang ayah dari anak yang bernama Melati, yang telah melaporkan Dodo. Ia Seorang petinggi yang mempunyai kekuasaan dan bisa saja melakukan hal yang buruk terjadi jika keinginannya tidak tercapai. Di sana tergambarkan bahwa Dodo berusaha memikirkan semua yang diucapkan Wibisono dan kemudian ikhlas tentang apapun yang terjadi selanjutnya demi Kartika tetap baik-baik saja.
Aktualitas dan eksistensi dari sifat ikhlas Dodo ini terlihat ketika naskah pembelaan yang seharusnya ia baca saat persidangan direbut oleh Wibisono, inilah yang dimaksudkan dengan sinsign. Sesuai dengan tanda bahwa Dodo bersifat ikhlas ketika Wibisono melakukan segala cara untuk menggagalkan usaha Dodo dan teman-temannya dalam menegakkan kebenaran. Sedangkan legisign pada scene 5 ini ialah ketika mendapatkan ancaman Dodo hanya diam dengan raut wajah penuh ketakutkan, kebingungan dan tekanan. Dalam scene juga dijelaskan Dodo sedang merasa gelisah jika terjadi sesuatu yang buruk pada Kartika anaknya, sesuai dengan ancaman Wibisono.
Peristiwa diancamnya Dodo sebagai objek pada scene 5 ini untuk merepresentasikan tanda ikhlas. Ikon pada scene ini merupakan kalimat ancaman yang ditujukan kepada Dodo. Pemikiran Dodo untuk tidak akan membela diri di pengadilan demi keselamatan anaknya merupakan indeks yang menjelaskan bahwa ia sudah ikhlas menjalani hukuman walaupun ia sadar tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan. Simbol yang menunjukkan dodo memiliki sikap ikhlas ialah ketika Wibisono