KEADILAN
F. Sistematika Pembahasan
unit terkecil, mencari pola dan tema-tema yang sama dimana proses analisis dan upaya penafsiran memiliki porsi yang seimbang.
Data yang diperoleh diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa yang
selanjutnya dianalisa dan diinterpretasi dengan obyek penelitian.
18Dengan
menggunakan analisis ini, data yang diperoleh diringkas dalam bentuk yang
lebih mudah dipahami, sehingga permasalahan dalam penelitian ini diperoleh
kesimpulan.
Bab kedua, penulis membahas mengenai tinauan umum tentang penetapan mut’ah dalam cerai talak, pada sub-babnya terdiri atas gambaran penetapan mut’ah perspektif yuridis normatif (pengertian mut’ah, dasar hukum mut’ah, pendangan ulama tentang mut’ah, ukuran mut’ah) serta mut’ah dalam cerai talak
Bab ketiga menjelaskan gambaran perkara dan penyebab terjadi disparitas putusanNo.0063/Pdt.G/2016/PA.Pn, putusan No.0138/Pdt.G/2016/PA.Pn putusan No.0144/Pdt.G/2016/PA.Pn, lebih spesifik bab ini menjelaskan mengenai masing- masing uraian perkara pada setiap ketiga putusan tersebut dan menguraikan penyebab terjadinya disparitas putusan-putusan tersebut.
Bab keempat, penulis menguraikan analisis disparitas putusan NO.0155/Pdt.G/2016/PA.Pn, Putusan NO.0063/Pdt.G/2016/PA.Pn dan Putusan NO.0144/Pdt.G/2016/PA.Pn Perspektif Teori Keadilan.
Bab kelima adalah kesimpulan dari penelitian ini dan saran yang dipaparkan
pada bab lima yang berjudul penutup. Pada bab ini penulis memaparkan jawaban
dari rumusan masalah dan ditutup dengan saran untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
83