BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
B. Kajian Teori
2. Strategi Pembangunan Ekonomi
(3) Adanya perubahan struktur ekonomi dari struktur agraris menjadi ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam.
(4) Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat.
b) Dampak negatif
(1) Jika dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi tidak terencana dengan baik dapat mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
(2) Perubahan struktur ekonomi agraris menjadi industri (industrialisasi) mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
(3) Perubahan struktur ekonomi agraris menjadi industri juga dapat mengakibatkan hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani.
ekonomi rakyat dalam perekonomian nasional. Transformasi sruktural ini meliputi proses perubahan ekonomi tradisional menjadi ekonomi modern, ekonomi dilema menjadi ekonomi yang tangguh, ekonomi subsistem ke ekonomi pasar, dari ketergantungan kepada kemadirian.
Pembangunan ekonomi masyarakat yang berarti meningkatkan kemampuan masyarakat dengan cara mengembangkan dan memberdayakan. Upaya menggerakkan sumber daya untuk mengembangkan potensi masyarakat akan meningkatkan produkstivitas masyarakat baik dari sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada disekitarnya.24 Dalam pembangunan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi yaitu:
a. Menciptakan keadaan yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.
b. Memperkuat potensi ekonomi yang di miliki masyarakat untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi.
c. Mengembangkan ekonomi masyarakat juga memiliki arti melindungi masyarakat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang.
Dalam pembangunan ekonomi masyarakat peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam mendorong dan memberikan kesempatan kepada masyarakat supaya berlatih dan mempersiapkan diri untuk memilih peluang menjadi wirausaha dengan memberikan bekal pelatihan-
24 Christea Frisdiantara & Imam Mukhlis, Ekonomi Pembangunan Sebuah Kajian Teoritis dan Empiris (Malang : Ed.1, Cet 1, 2016), 16.
pelatihan sebagai bekal yang sangat penting ketika memasuki dunia usaha. Dalam membangun ekonomi masyarakat dibutuhkan beberapa strategi diantaranya:25
1) Pelatihan usaha
Melalui pelatihan ini setiap peserta diberikan pemahaman terhadap konsep-konsep kewirausahaan dengan segala macam seluk beluk permasalahan yang ada di dalamnya. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih menyeluruh dan aktual sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap masyarakat di samping diharapkan memiliki pengetahuan taknik kewirausahaan dalam berbagai aspek. Pelatihan sebaiknya diberikan lebih aktual, dengan mengujikan pengelolaan praktek hidup berwirausaha, baik oleh mereka yang memang bergelut di dunia usaha, atau contoh- contoh konkrit yang terjadi dalam praktek usaha. Melalui pelatihan semacam ini diharapkan dapat mencermati adanya kiat-kiat tertentu yang harus ia jalankan, sehingga dapat dihindari sekecil mungkin adanya kegagalan dalam pengembangan kegiatan wirausahanya.
2) Pendampingan
Ketika usaha dijalankan maka pengusaha akan didampingi oleh tenaga pendamping yang profesional, yang berfungsi sebagai pengarah maupun sekaligus pembimbing, sehingga kegiatan usaha yang digelutinya benar-benar mampu berhasil dikuasainya. Tahap
25 Musa Asy’arie, Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat (Yogyakarta: Lesfi, 1997), 141-144.
pendampingan sebenarnya tidak mutlak harus diberikan hanya karena biasanya pelaku usaha tidak dapat mengendalikan kestabilan usahanya, maka diperlukan pendampingan.
3) Permodalan
Permodalan dalam bentuk uang merupakan salah satu faktor penting dalam dunia usaha, tetapi bukan yang terpenting. Untuk mendapatkan dukungan keuangan yang cukup stabil perlu mengadakan hubungan kerja sama yang baik dengan lembaga keuangan, baik perbankan maupun dana bantuan yang disalurkan melalui kemitraan usaha lainnya. Penambahan modal dari lembaga keuangan sebaiknya diberikan bukan untuk modal awal, tetapi untuk modal pengembangan setelah usaha dirintis dan menunjukkan prospeknya yang cukup baik. Jenis permodalan dalam bentuk dana terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman dari luar, seperti bank, koperasi, instansi dan lain-lain.26 Dalam hal ini modal dapat berupa uang maupun barang.
4) Penguasaan teknologi
Dalam proses pembangunan ekonomi, kemajuan teknologi sebagai sumber yang paling penting dan merupakan faktor penentu keberhasilan. Penguasaan teknologi adalah bagaimana faktor-faktor produksi dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan produksi.
Menggunakan kemampuan teknologi yang semakin canggih,
26 Suseno TW , Resposisi Usaha Mikro, Kecil Dan Meneganh Dalam Perekonomian Nasional (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2001), 14.
diharapkan dapat membuat sebuah inovasi terhadap suatu produk agar memberikan input yang besar.
3. Faktor Penghambat Pembangunan Ekonomi
Dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi dibutuhkan suatu strategis. Apapun strategi pasti memiliki kelebihan dan kelemahan sesuai dengan kondisi dan situasi tertentu. Bagi masyarakat maju atau perkotaan, pembangunan perekonomian mungkin hanya dihadapkan dengan suatu persaingan yang ketat. Namun jika melihat daerah pedesaan atau masyarakat tradisional tentu banyak hal yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan perekonomiannya.
Faktor penghambat pembangunan perekonomian masyarakat pada umumnya adalah :27
a. Tingkat pendidikan rendah
Perkembangan penduduk dapat menjadi suatu pendorong pembangunan perekonomian masyarakat atau bisa saja sebaliknya menjadi suatu penghambat pembangunan ekonomi. Perkembangan penduduk sebenarnya tidak selalu menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi jika penduduk mempunyai kapasitas untuk menyerap dan menghasilkan produksi yang dihasilkan. Akan tetapi jika pertumbuhan penduduk tidak dibarengi dengan pendidikan dan keahlian dalam bidang tertentu maka pertumbuhan penduduk akan hanya menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi.
27Kamarrudin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 87- 90.
b. Tingkat pembentukan modal rendah
Tingkat pembentukan modal yang rendah merupakan penghambat utama bagi pembangunan perekonomian masyarakat.
Minimnya modal akan berdampak pada rendahnya produktivitas.
Sedangkan produktivitas yang rendah akan berakibat pada rendahnya pendapatan riil masyarakat.
c. Proses sebab akibat kumulatif
Sebab akibat kumulatif adalah hambatan pembangunan di daerah miskin sebagai akibat pembangunan di daerah maju sehingga menjadi suatu kesenjangan antara daerah maju dengan daerah miskin. Keadaan tersebut menghambat pembangunan seperti perpindahan penduduk dari daerah miskin ke daerah maju serta pola perdagangan didominasi oleh industri-industri daerah maju. Hal ini akibat pada sukarnya hasil produksi daerah miskin serta memperlambat perkembangan daerah miskin.28
d. Faktor lingkungan
Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses pembangunan ekonomi masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Kondisi sosial, ekonomi dan kemajuan teknologi 2) Dukungan dari publik dalam suatu kebijakan
3) Sikap dan sumber yang dimiliki kelompok masyarakat 4) Komitmen dan kemampuan para pelaksana kebijakan publik
28 Ibid., 90.
4. Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Aparatur pemerintah sebagai pemimpin juga sebagai penyelenggara pembangunan harus memiliki tanggung jawab atas perubahan yang akan terjadi, baik perubahan yang terjadi di dalam masyarakat maupun sosial kemasyarakatan. Untuk itu pemerintah dalam usaha mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut harus memiliki kemampuan untuk berpikir atau berbuat secara rasional dalam mengambil keputusan yang akan terjadi ditengah-tengah masyarakat.29
Peran pemerintah adalah suatu peran yang dilakukan pemerintah dalam bentuk yang positif, yang mana memberikan kemudahan dalam menjalankan suatu kegiatan. Peran pemerintah dalam pembangunan pada prinsipnya harus mencakup pada tiga bagian secara umum, yaitu:30
a. Pemerintah sebagai regulator
Peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk menyeimbangkan penyelengaraan pembangunan (menerbitkan peraturan-peraturan dalam rangka efektifitas dan tertib administrasi pembangunan). Sebagai regulator, pemerintah memberikan acuan dasar yang selanjutnya diterjemahkan oleh masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur setiap kegiatan pelaksanaan pembangunan masyarakat. Pembangunan masyarakat dari segi
29 Raharjo Adisasmita, Membangun Desa Partisipatif (Yogyakarta: Graha Ilmu , 2006), 38-39.
30 Licolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ke 4 (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Ilmu Ekonomi YKPN, 1999), 311-312.
ekonomi akan dikaitkan dengan kebijakan yang mendukung dalam pengembangan usaha. Adapun kebijakan yang diarahkan yakni kebijakan dibidang permodalan guna mendukung kegiatan usaha masyarakat dan dianggarkan dari APBN/APBD dan kebijakan dibidang perizinan pendirian usaha untuk mempermudah proses perizinan menjadi lebih efektif dan efisien.
b. Pemerintah sebagai dinamisator
Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah menggerakan partisipasi multipihak tatkala stagnasi terjadi dalam proses pembangunan (mendorong dan memelihara dinamika pembangunan daerah). Sebagai dinamisator, pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan yang intensif dan efektif kepada masyarakat. Bimbingan dan pengarahan sangat diperlukan dalam memelihara dinamika. Pemerintah melalui tim penyuluh maupun badan tertentu memberikan bimbingan maupun pelatihan kepada masyarakat.
c. Pemerintah sebagai fasilitator
Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan (menjembatani kepentingan berbagai pihak dalam mengoptimalkan pembangunan daerah). Sebagai fasilitator, pemerintah berusaha menciptakan atau menfasilitasi suasana yang tertib, nyaman dan aman, termasuk menfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana
pembangunan. Fasilitasi dalam UKM misalnya, pemerintah memberikan fasilitas untuk mencapai tujuan pengembangan usaha yang dimiliki oleh UKM.
1) Fasilitator di bidang perdampingan
Pendampingan sangat perlu untuk bisa mandiri dalam melanjutkan dan meningkatkan usaha. Pendampingan ini bisa diimplemetasikan dengan pemberian pelatihan, pendidikan dan peningkatan keterampilan.
2) Fasilitator di bidang pendanaan dan permodalan
Disamping pemberian bantuan dan pendampingan, juga diperlukan fasilitas dalam bidang pendanaan maupun permodalan. Peran pemerintah dalam hal ini adalah membantu mencari jalan keluar untuk memperolah pendanaan yang diperlukan.