• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

122

123 menyetorkan modal ke perusahaan, yang berarti pula ikut memiliki perusahaan.

Dalam perseroan terbatas pemegang saham hanya bertanggung jawab menyetor penuh jumlah yang disebutkan dalam tiap saham.

Ciri-ciri Perseroan Terbatas (PT) adalah:

1. Perusahaan didirikan dengan akta notaris berdasarkan kitab undang- undang hukum dagang.

2. Pemilik perusahaan adalah pemilik pemegang saham.

3. Biasanya modal ditentukan dalam akta pendirian dan terdiri dari saham- saham.

4. Perusahaan dipimpin oleh direksi yang dipilih oleh para pemegang saham.

5. Pembinaan personalia sepenuhnya diserahkan kepada direksi dengan memperhatikan undang-undang pemburuhan.

IX.2. Struktur Organisasi

Pada perusahaan ini yang merupakan badan tertinggi adalah Dewan Komisaris bertugas untuk memberikan pembinaan, pengawasan terhadap kelangsungan manajemen serta operasional dalam perusahaan, kemudian dapat menentukan keputusan dan kebijaksanaan perusahaan. Dewan Komisaris menunjuk atau mengangkat seorang Direktur Utama yang dalam fungsinya bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya, direktur utama dibantu oleh tiga orang Direktur yaitu :

1. Direktur Teknik dan produksi yang membawahi bagian teknik dan produksi, bagian pemeliharaan serta bagian pusat penelitian dan pengembangan.

2. Direktur Keuangan dan Pemasaran yang membawahi bagian keuangan dan bagian pemasaran.

3. Direktur Umum yang membawahi bagian umum dan bagian personalia Tanggung jawab, tugas dan wewenang dari masing-masing jenjang kepemimpinan tentu saja berbeda-beda. Tanggung jawab, tugas serta wewenang tetinggi terletak pada dewan komisaris, sedangkan kekuasaan tertinggi berada pada rapat umum pemegang saham.

124

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Teknik dan Produksi

Direktur Keuangan dan

Pemasaran Ditektur Umum

Kabag Teknik dan Produksi

Kabag Pemeliharaan

dan Pembengkelan Kabag Litbang Kabag Keuangan Kabag Pemasaran Kabag Personalia Kabag Pelayanan

Umum

Kasi Proses

Kasi Utilitas

Kasi Pemeliharaan Kasi Instrume n

Kasi Perencanaa n

Kepala Riset dan Pengembangan

Kasi Laboratorim

Kasi Keuangan

dan Administrasi

Kasi Penjualan dan Promosi

Kasi Pergudanga n

Kasi Humas dan Kepegawaia

n

Kasi Diklat Kasi Kesehatan

dan administrasi

Kasi Transportasi, Keamanan dan

Keselamatan Kerja

Gambar 9.1 Struktur Organisasi Perusahaan

125 IX.3. Tugas dan Wewenang

IX.3.1. Dewan komisaris

Tugas Dewan Komisaris sebagai pimpinan perusahaan tertinggi yang diangkat oleh rapat umum pemegang saham untuk masa jabatan tertentu dan mempunyai tugas dan wewenang :

a. Mengangkat dan memberhentikan serta melakukan pengawasan terhadap Direksi.

b. Menetapkan kebijaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.

c. Menolak dan menyetujui rencana Direksi.

d. Mengadakan rapat Dewan Komisaris setiap tahun.

IX.3.2. Direktur Utama

Tugas Direktur Utama membawahi Direktur Teknik dan Produksi, Direktur Keuangan dan Pemasaran, dan Direktur Umum dan Kepegawaian. Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah:

a. Melaksanakan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

b. Mengendalikan kebijaksanaan umum dalam operasi perencanaan dan program perusahaan.

c. Memberikan laporan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris.

d. Mengambil inisiatif serta membuat perjanjian dan kontrak kerja sama pihak di luar organisasi perusahaan.

IX.3.3. DirekturTeknik dan Produksi

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Teknik dan Produksi mempunyai wewenang dan merumuskan kebijaksanaan teknik dan operasi pabrik serta mengawasi kegiatan operasional pabrik. Direktur Teknik dan Produksi membawahi :

1. Kepala Bagian Teknik Proses dan Produksi yang mempunyai wewenang untuk:

a. Melaksanakan operasi selama proses berlangsung.

b. Mengawasi persediaan bahan baku dan penyimpanan hasil produksi

126 serta transportasi hasil produksi.

c. Bertanggung jawab atas kelancaran fungsional unit utilitas.

2. Kepala Bagian Pemeliharaan dan Perbengkelan yang mempunyai wewenang untuk :

a. Mengawasi dan melaksanakan pemeliharaan peralatan pabrik serta menjaga keselamatan kerja.

b. Melakukan perbaikan peralatan yang mendukung kelancaran operasi pabrik.

3. Kepala Bagian Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) yang mempunyai wewenang untuk :

a. Membuat program dan melaksanakan penelitian untuk peningkatan mutu produk.

b. Mengawasi pelaksanaan penelitian dan analisa hasil produksi.

IX.3.4. Direktur Keuangan dan Pemasaran

Direktur Keuangan dan Pemasaran dalam melaksanakan tugasnya memiliki wewenang untuk merencanakan anggaran belanja dan pendapatan perusahaan serta melakukan pengawasan keuangan perusahaan. Direktur Keuangan dan Pemasaran membawahi :

1. Kepala Bagian Keuangan yang mempunyai wewenang untuk :

a. Mengatur dan mengawasi setiap perusahaan bagi penyediaan bahan baku dan pemasukkan hasil penjualan produk.

b. Mengatur dan merencanakan anggaran pembelian barang.

c. Mengatur dan menyerahkan gaji karyawan.

2. Kepala Bagian Pemasaran yang mempunyai wewenang untuk : a. Menentukan daerah-daerah pemasaran hasil produksi.

b. Menetapkan harga jual produk dan mempromosikan hasil produksi.

c. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan perusahaan lain.

d. Bertanggung jawab atas kelancaran transportasi bahan baku dan hasil produksi

127 IX.3.5. Direktur Umum

Direktur Umum mempunyai wewenang untuk melaksanakan tata laksana seluruh unsur dalam organisasi. Direktur Umum membawahi :

1. Kepala Bagian Personalia yang mempunyai wewenang untuk :

a. Memberikan pelayanan administrasi kepada semua unsur organisasi.

b. Memberikan dan meningkatkan hubungan kerja sama antar karyawan dan masyarakat.

c. Mengatur recruitment pegawai baru bila diperlukan.

d. Memberikan latihan dan pendidikan bagi karyawan 2. Kepala Bagian Umum yang mempunyai wewenang untuk :

a. Memberikan pelayanan dalam organisasi baik di bidang kesejahteraan dan fasilitas-fasilitas kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja bagi seluruh karyawan dan keluarganya.

b. Bertanggung jawab atas keamanan pabrik dan lingkungan di sekitar pabrik.

IX.3.6. Kepala Bagian

Kepala bagian mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan dan melakukan pengawasan terhadap tugas bawahanya.

b. Mengawasi pelaksanaan dari rencana yang dibuat oleh pimpinan dan memberikan saran-saran terutama yang berhubungan dengan tugasnya.

c. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada pimpinan atas tugas- tugas yang diberikan serta menerima laporan dari bawahannya.

IX.3.7. Kepala Seksi

Kepala seksi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian masing-masing atas kelancaran kerja dalam mencapai target yang telah ditentukan.

128 b. Mengenali kualitas dan kuantitas barang-barang dan peralatan kerja

yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Menciptakan suasana kerja yang baik, serta menjamin keselamatan karyawan, mengajukan saran dan membuat laporan secara berkala kepada Kepala Bagian masing-masing.

IX.3.8. Operator/Karyawan

Operator/karyawan merupakan tenaga pelaksana yang secara langsung bertugas melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Semua pekerjaan operasional lapangan adalah tugas dan tanggung jawab operator.

IX.4. Pembagian jam Kerja

Pabrik pembuatan Dimetil Eter dengan kapasitas 50.000 ton/tahun beroperasi selama 300 hari dalam satu tahun secara kontinyu dengan waktu kerja selama 24 jam dalam satu hari. Untuk menjaga kelancaran proses produksi serta mekanisme administrasi dan pemasaran, maka waktu kerja diatur dengan sistem shift dan non- shift

IX.4.1. Waktu Kerja Karyawan Shift

Kegiatan perusahaan yang direncanakan dijalani oleh pekerja shift adalah selama 8 jam per hari. Pembagian shift 3 kali per hari yang bergantian secara periodik dengan perulangan dalam 8 hari. Jumlah tim dalam pekerja shift adalah 4 tim (A, B, C, dan D) dengan 3 tim bekerja secara bergantian dalam 1 hari sedangkan 1 tim lainnya libur.

Penjadwalan dalam 1 hari kerja per periode (8 hari) adalah sebagai berikut : 1) Shift A (Pagi) : Pukul 07.00 – 15.00 WIB

2) Shift B (Sore) : Pukul 15.00 – 23.00 WIB 3) Shift C (Malam) : Pukul 23.00 – 07.00 WIB 4) Shift D (Libur)

129 Setiap shift bekerja selama delapan jam setiap hari tanpa terkecuali hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional.

Tabel 9. 1 Pembagian Jam kerja Pekerja shift

Shift Hari

1 2 3 4 5 6 7 8

I A D C B A D C B

II B A D C B A D C

III C B A D C B A D

Libur D C B A D C B A

Pembagian jadwal shift untuk pekerja shift dapat dilihat tabel dimana pergantian antara shift dilakukan berdasarkan standar prosedur operasional yang diberlakukan oleh pihak perusahaan.

IX.4.2. Waktu Kerja Karyawan Non-Shift

Waktu kerja bagi karyawan non-shift perusahaan ini adalah 5 (lima) hari kerja, yaitu:

1) Hari Senin s/d Kamis : Pukul 07.30 – 12.00 WIB

Pukul 13.00 – 16.30 WIB

2) Hari Jumat : Pukul 07.30 – 11.30 WIB Pukul 13.00 – 17.00 WIB

Untuk Hari Sabtu, Minggu, dan hari libur Nasional, karyawan golongan ini diliburkan.

IX.5. Perincian Tugas dan Keahlian

Dalam perusahaan yang terdiri dari berbagai jenjang jabatan dibutuhkan syarat-syarat keahlian yang harus terpenuhi untuk menempati jabatan-jabatan tersebut sesuai tugasnya, latar Pendidikan dapat dijadikan salah satu patokan keahlian dalam menjalankan tugas sesuai golongan jabatan.

a. Direktur Utama : Sarjana Ekonomi/ Teknik/ Hukum b. Direktur Teknik dan Produksi : Sarjana Teknik Kimia/ Industri c. Direktur Pemasaran dan Keuangan : Sarjana Ekonomi/ Akuntansi d. Direktur Umum dan Kepegawaian : Sarjana S1

130 e. Kabag Pengolahan dan Produksi : Sarjana Teknik Kimia

f. Kabag Teknik dan Pemeliharaan : Sarjana Teknik Kimia/ Mesin g. Kabag LITBANG : Sarjana Teknik Kimia/ Kimia h. Kabag Keuangan dan Administrasi : Sarjana Ekonomi/ Hukum i. Kabag Pemasaran : Sarjana Ekonomi

j. Kabag Personalia : Minimal S1 (Umum) k. Kabag Pelayanan Umum : Minimal S1 (Umum)

l. Kasi : Sarjana S1

m. Operator : D3 Teknik/ STM

n. Keamanan, Cleaning Service : SMA/ Sederajat IX.6. Sistem Karyawan dan Sistem Gaji

IX.6.1. Sistem Karyawan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 35 Tahun 2021 status Karyawan dapat dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut:

1. Karyawan Tetap adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan surat keputusan (SK) direksi dan mendapatkan gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa kerjanya.

2. Karyawan Harian Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa SK direksi dan mendapatkan upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.

3. Karyawan Borongan Karyawan borongan adalah karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja.

131 IX.6.2. Sistem Gaji Karyawan

Tabel 9.2. Daftar Gaji Karyawan

No Jabatan Jumlah

Gaji

Perbulan Total Gaji

(Rp) (Rp)

1 Direktur 1 35.000.000 35.000.000,00

2 Wakil Direktur 1 20.000.000 20.000.000,00

3 Sekertaris Perusahaan 1 10.000.000 10.000.000,00

4 Staf Sek. Perusahaan 3 5.500.000 16.500.000,00

5 Kepala Litbang 1 12.000.000 12.000.000,00

6 Staf Litbang 3 5.500.000 16.500.000,00

7 Kepala Divisi Teknik & Produksi 1 12.000.000 12.000.000,00 8 Kasi Maintenance & Teknik 1 7.000.000 7.000.000,00 9 Kasi Proses & Laboratorium 1 7.000.000 7.000.000,00 10 Kasi Utilitas & Quality Kontrol 1 7.000.000 7.000.000,00 11 Staf Divisi Teknik & Produksi 9 5.500.000 49.500.000,00 12 Kepala Divisi Administrasi & Keuangan 1 12.000.000 12.000.000,00 13 Kasi Diklat & Personalia 1 7.000.000 7.000.000,00

14 Kasi Kesehatan & KK 1 7.000.000 7.000.000,00

15 Kasi Anggaran Keuangan &

Administrasi 1 7.000.000 7.000.000,00

16 Staf Divisi Administrasi & Keuangan 9 5.500.000 49.500.000,00 17 Kepala Divisi Pemasaran 1 12.000.000 12.000.000,00 18 Kasi Pemasaran & Gudang 1 7.000.000 7.000.000,00 19 Kasi Distribusi & Transportasi 1 7.000.000 7.000.000,00

20 Kasi Keamanan 1 7.000.000 7.000.000,00

21 Staf Divisi Pemasaran 9 5.500.000 49.500.000,00

22 Perawat & K3 9 5.500.000 49.500.000,00

23 Karyawan Quality Assurance 3 5.500.000 16.500.000,00 24 Karyawaan Proses & Produksi 30 5.500.000 165.000.000,00

25 Karyawan Laboratorium 5 5.500.000 27.500.000,00

26 Karyawan Quality Control 7 5.500.000 38.500.000,00

27 Petugas Keamanan 7 4.000.000 28.000.000,00

28 Sopir 6 4.000.000 24.000.000,00

29 Petugas Kebersihan 6 4.000.000 24.000.000,00

Total 122 243.000.000 730.500.000,00

132 IX.7. Kesejahteraan Sosial Karyawan

Peningkatan efektifitas kerja pada perusahaan dilakukan dengan cara pemberian fasilitas untuk kesejahteraan karyawan. Upaya yang dilakukan selain memberikan upah resmi adalah memberikan beberapa fasilitas lain kepada setiap tenaga kerja berupa:

1. Fasilitas air bersih.

2. Fasilitas kesehatan bagi karyawan (suami/istri dan anak).

3. Memberikan pakaian kerja 2 buah lengkap dengan alat-alat untuk perlindungan terhadap keselamatan kerja sebanyak 2 kali dalam setahun.

4. Fasilitas transportasi berupa bus pegawai bagi karyawan yang rumahnya jauh dari lokasi.

5. Fasilitas ibadah berupa masjid di lingkungan perusahaan.

6. Memberikan uang bonus tiap tahun yang besarnya disesuaikan dengan keuntungan perusahaan dan memberikan uang tunjangan hari raya.

7. Memberikan asuransi kepada karyawan berupa asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan dan asuransi hari tua.

8. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga) setiap satu tahun sekali.

IX.8. Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan merupakan salah satu bagian dari manajemen perusahaan yang fungsi utamanya adalah menyelenggarakan semua kegiatan untuk memproses bahan baku menjadi produk dengan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga proses produksi berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Manajemen produksi meliputi manajemen perancangan dan pengendalian produksi. Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi mengusahakan perolehan kualitas produk sesuai target dalam jangka waktu tertentu. Dengan meningkatnya kegiatan produksi maka selayaknya diikuti dengan kegiatan perencanaan dengan pengendalian agar penyimpanan produksi dapat dihindari. Perencanaan sangat erat dikaitkan dengan pengendalian dimana perencanaan merupakan tolak ukur bagi kegiatan operasional sehingga

133 penyimpanan yang terjadi dapat diketahui dan selanjutnya dikembalikan pada arah yang sesuai.

IX.8.1. Perencanaan Produksi

Dalam menyusun rencanaan produksi secara garis besar ada Direktur Keuangan dan Umum. Hal yang dipertimbangkan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kemampuan pabrik sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Dipengaruhi oleh keadaan dan kemampuan mesin yaitu jam kerja efektif dan beban yang diterima.

1. Kemampuan Pasar

Dapat dibagi menjadi 2 kemungkinan yaitu :

a. Kemampuan pasar lebih besar dibandingkan kemampuan pabrik, maka rencana produksi disusun secara maksimal.

b. Kemampuan pasar lebih kecil dari kemampuan pabrik.

Ada tiga alternatif yang dapat diambil yaitu :

 Rencana produksi sesuai kemampuan pasar atau produksi diturunkan sesuai dengan kemampuan pasar, dengan pertimbangan untung dan rugi.

 Rencanaan produksi tetap dengan mempertimbangkan bahwa kelebihan produksi disimpan dan dipasarkan tahun berikutnya.

 Mencari daerah pemasaran baru. 2. Kemampuan Pabrik

Pada umumnya kemampuan pabrik ditentukan oleh beberpa faktor, yaitu sebagai berikut:

a. Bahan Baku

Dengan pemakaian yang memenuhi kaualitas dan kuantitas, maka akan mencapai jaminan produk yang diinginkan.

b. Tenaga Kerja

Kurang trampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian, sehingga diperlukan pelatiahan agar kemampauan kerja ketrampialannya meningkat dan sesuai dengan yang diinginkan.

134 c. Peralatan (mesin)

Ada dua hal yang mempengaruhi kehandalan dan kemampuan mesin, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam kerja mesin efektif adalah kemampuan suatu alat untuk beroperasi pada kapasitas yang diinginkan pada periode tertentu. Kemampuan mesin adalah kemampuan mesin dalam memproduksi.

IX.8.2. Pengendalian Produksi

Setelah perencanan produksi disusun dan proses produksi dijlankan, perlu adanya pengawasan dan pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses produksi diharapkan menghasilkan produk dengan mutu sesuai dengan standard dan jumlah produk sesuai dengan rencana dalam jangka waktu sesuai.

a. Pengendalian Kualitas

Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku tidak baik, kerusakan alat, dan penyimpangan operasi. Hal- hal tersebut dapat diketahui dari monitor atau hasil analisa laboratorium.

b. Pengendalian Kuantitas

Penyimpangan kuantitas yang terjadi karena kesalahan operator, kerusakan mesin, keterlambatan bahan baku serta perbaikan alat yang terlalu lama. Penyimpangan perlu diketahui penyebabnya, baru dilakukan evaluasi. Kemudian dari evaluasi tersebut diambil tindakan seperlunya dan diadakan perencanaan kembali dengan keadaan yang ada.

c. Pengendalian Waktu

Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula.

d. Pengendalian Bahan Proses

Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan maka bahan proses harus mencukupi sehingga diperlukan pengendalian bahan proses agar tidak terjadi kekurangan.

e. Pengendalian Limbah Proses

Selain limbah cair dan limbah padat, adapula jenis limbah lainnya yakni limbah gas. Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk

135 molekul- molekul gas. Pada umumnya, limbah gas ini memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di Bumi.

Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena bentuknya gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi, asap- asap kendaraan, asap- asap mesin dan lain sebagainya. Limbah gas merupakan limbah yang berbentuk gas. Karena bentuknya yang gas, maka limbah ini sangat fleksibel dan tentu saja jika dibiarkan akan mencemari udara. Limbah gas supaya tidak semakin berdampak buruk maka perlu adanya penanganan yang pas. Limbah gas perlu mendapatkan pengolahan khusus dan diolah oleh pihak ketiga.

.

136 BAB X. ANALISA EKONOMI

Evaluasi ekonomi digunakan untuk menentukan apakah suatu pabrik yang direncanakan layak didirikan atau tidak. Faktor-faktor yang perlu ditinjau untuk memutuskan hal ini adalah :

A. Laju pengembalian modal (Internal Rate of Return, IRR)

B. Waktu pengembalian modal minimum (Minimum Pay Out Period, MPP) C. Titik impas (Break event Point, BEP)

D. Sut down point (SDP)

Sebelum dilakukan analisa terhadap ketiga faktor diatas perlu dilakukan peninjauan terhadap beberapa hal sebagai berikut :

A. Penaksiran modal (Total Capital Investment, TCI) yang meliputi : a. Modal tetap (Fixed Capital Investment, FCI)

b. Modal kerja (Working Capital Investment, WCI)

B. Penentuan biaya produksi (Total Production Cost, TPC) yang terdiri : a. Biaya pembuatan (Manufacturing Cost)

b. Biaya Plant Overhead (Plant overhead cost) c. Biaya pengeluaran umum (General Expenses) C. Biaya Total

Untuk mengetahui besarnya titik impas (BEP) perlu dilakukan penaksiran terhadap :

a. Biaya tetap

b. Biaya semi variabel c. Biaya variabel

1. Perhitungan Biaya Total Produksi Biaya produksi tanpa depresiasi

= TPC – Depresiasi

= Rp 607.961.806.032,05 – Rp 22.234.774.212,10

= Rp 585.727.031.819,95

137 Tabel 10.1 Biaya Operasi Untuk Kapsitas 60%, 80%, dan 100%

No. Kapasitas Biaya operasi ( Rp )

1. 60% 351.436.219.091,97

2. 80% 468.581.625.455,96

3. 100% 585.727.031.819,95

2. Investasi

Investasi total pabrik tergantung pada masa konstruksi. Investasi yang berasal dari modal sendiri akan habis pada tahun pertama konstruksi. Nilai modal sendiri tidak akan terpengaruh oleh inflasi dan bunga bank. Sehingga modal sendiri pada masa akhir masa konstruksi adalah tetap. Untuk modal pinjaman dari bank total pinjaman pada akhir masa konstruksi adalah sebagai berikut : Total modal pada akhir masa konstruksi:

= Modal sendiri + Modal Pinjaman

= Rp104.634.231.586,36 + Rp52.317.115.793,18

= Rp 156.951.347.379,54

3. Laju Pengembalian Modal (Internal Rate of Return.IRR)

Laju Pengembalian Modal berdasarkan discounted cash flow adalah suatu tingkat bunga tertentu dimana seluruh penerimaan akan tepat menutup seluruh jumlah pengeluaran modal. Cara yang dilakukan adalah dengan trial harga i, yaitu laju bunga sehingga memenuhi persamaan berikut :

Keterangan:

n = tahun

CF = cash flow pada tahun ke n 1/(1+i) n = discount factor (DF) dan S

138 Tabel 10.2 Data Perhitungan Internal Rate of Return

Tahun ke-

Net Cash Flow Nominal

Faktor Diskon

26%

Net Cash Flow

Faktor Diskon

27%

Net Cash Flow (Rp) 1/(1+i)^n Present

Value

1/(1+i)^n Present Value 1 40.104.886.321 1,2600 31.829.274.858 1,2700 31.578.650.647 2

-35.495.529.811 1,5876

-

22.357.980.481 1,6129

- 22.007.272.497

3 -

111.095.945.9

43 2,0004

-

55.537.531.916 2,0484

- 54.235.924.602 4

270.170.722.744 2,5205

107.190.452.45

8 2,6014

103.854.041.23 9 5 270.714.820.748 3,1758 85.243.114.112 3,3038 81.939.522.321 6 271.258.918.753 4,0015 67.789.238.538 4,1959 64.648.983.482 7 271.803.016.757 5,0419 53.908.898.340 5,3288 51.006.817.361 8 272.347.114.761 6,3528 42.870.487.074 6,7675 40.243.246.708 9 272.891.212.765 8,0045 34.092.169.997 8,5948 31.750.901.654 10 273.435.310.770 10,0857 27.111.225.320 10,9153 25.050.557.067

TOTAL 372.139.348.3 02

353.829.523.3 80 Maka,

IRR = 0,2705 + 372.139.348.302

353.829.523.380 x 0,01

= 0,2705 x 100%

= 27,05

4. Analisa Titik Impas (Break Event Point. BEP)

Analisa titik impas digunakan untuk mengetahui jumlah kapasitas produksi dimana biaya produksi total sama dengan hasil penjualan. Biaya FC, VC, SVC dan S.

1) Perhitungan Break Even Point (BEP) Perhitungan BEP dengan persamaan :

Dimana :

S : total harga penjualan (sales) FC : biaya tetap (fixed charges)

SVC : biaya semi variabel (semi variabel cost) VC : biaya variabel (variabel cost)

139 Biaya Tetap (FC)

Depresiasi (10%FCI) Rp22.234.774.212,10

Pajak (2%FCI) Rp4.446.954.842,42

Asurasni (1%FCI) Rp2.223.477.421,21

Total Rp28.905.206.475,73 Biaya Variabel (VC)

Bahan baku dan pembantu Rp423.557.097.096,92 Utilitas (10% TPC) Rp60.796.180.603,21 Paten dan royalty (0.02 TPC) Rp12.159.236.120,64 Total Rp496.512.513.820,77 Total harga penjualan (S) = Rp710.000.000.000,00 Biaya Semi Variabel (SVC)

Pembiayaan Rp0,03

Gaji karyawan Rp8.766.000.000,00

Laboratorium Rp876.600.000,00

Pemeliharan dan perbaikan Rp4.446.954.842,42

Operasi suplay Rp1.111.738.710,61

Plant over head cost (5% TPC) Rp30.398.090.301,60

Administrasi (3%TPC) Rp18.238.854.180,96

Riset dan pengembangan (3% TPC) Rp18.238.854.180,96 Distribusi dan penjualan (3% TPC) Rp18.238.854.180,96

Total Rp100.315.946.397,51

maka :

BEP = 41,18 % 5. Shut Down Point

Perhitungan SDP dengan persamaan :

= 21,01 %

140 Keterangan:

BEP SDP

Gambar 10.1 Grafik Break Event Point (BEP) dan Shut Down Point (SDP)

0 1E+11 2E+11 3E+11 4E+11 5E+11 6E+11 7E+11 8E+11

0 20 40 60 80 100

BIAYA, RUPIAH, MILYAR

KAPASITAS, %

GRAFIK BEP DAN SDP

S FC TPC

141 XI. KESIMPULAN

Prarancangan pabrik Dimetil Eter dari gas alam kapasitas produksi 50.000 ton/tahun ini direncanakan akan didirikan di daerah Cilegon, Banten Provinsi Jawa Barat, membutuhkan bahan baku berupa gas alam sebesar 44.230.690,9440 kg/tahun. Pabrik ini beroperasi selama 330 hari dengan jumlah karyawan sebanyak 122 orang.

Sesuai perhitungan analisa ekonomi dapat diketahui :

a. Keuntungan yang diperoleh sebelum pajak Rp 102.038.193.967,95 dan sesudah pajak yaitu dan Rp 81.630.555.174,36 .

b. Return on Investmen (ROI) untuk pabrik ini 39,01 % sebelum pajak dan 31,21 % sesudah pajak.

c. Pay Out Time (POT) untuk pabrik ini adalah 2,56 tahun sebelum pajak dan 3,20 tahun sesudah pajak.

d. Break Event Point (BEP) adalah 41,18 %. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya berkisar antara 40-60 %.

e. Shut Down Point (SDP) adalah 21,01 %.

Berdasarkan perhitungan analisa ekonomi diatas, dapat disimpulkan prarancangan pabrik Dimetil Eter dari Gas Alam kapasitas produksi 50.000 ton/tahun layak untuk didirikan.

142 DAFTAR PUSTAKA

Anonim, ”Statisitik Perdagangan Luar Negeri”, Medan : Badan Pusat Statistik, 2002 – 2006

Aries, R. S., Newton D.,1955, “Chemichal Engineering Cost Estimation”, McGRAwW-HILL, New York.

Brownell, L.E, Young, E. H, 1959, “Process Equipment Design”, Wilay Eastern

Ltd, New York.

Brownell, L.E., & Young, E.H., 1959, “Process Equipment Design”, Wiley Eastern Ltd., New Delhi

Considine, Douglas M. 1985, “Instruments and Control Handbook”, 3 rd Edition, Mc Graw-Hill, Inc., USA

Davidson, L. Robert, 1980, “Handbook of Water Soluble Gums and Resins”, Mc

Graw Hill Book Company, New York

Degremont, 1979, “Water Treatment Handbook”, 5th Edition, Jhon Willey, London

Dewi, 2012. Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga ( Mangifera indica L. Var Arumnis) Sebagai Bahan Pembuatan Lotion. Skripsi. Fakultas Sains

dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Dwiputra, D. 2015. Minyak Jagung Alternatif Pengganti Minyak yang Sehat.

Semarang: Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro.

Foust, A.S, 1979, “Principle of Unit Opertions”, 3rd Edition, Jhon Willey &

Sons, Inc, London

Geankoplis,C.J, 1997, “Transport Process and Unit Opertion”, Prentice-Hall, Inc, New York.

Kern, D.Q, 1965, “Process Heat Transfer”, Mc Graw-Hill Book Company, New

York.

Kawamura, 1991, “An Integrated Calculation of Waste Water Engineering”, New York : Jhon Willey & Sons Inc.

143 Ketaren, S, 1986, ”Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan”, Cetakan

I, UI-Press, Jakarta

Kirk, R.E, Othmer, D.F, 1949, “Encyclopedia of Chemical Engineering Technology”, Vol. 18, The Intescience Publisher Division of Jhon Willey

& Sons Inc, New York

Levenspiel, Octave, 1999, “Chemical Reaction Engineering”, Jhon Willey &

Sons Inc, New York

Lorch, Walter, 1981, “Handbook of Water Purification, Britain”, Mc Graw-Hill Book Company, Inc

Manulang, M. (Alih Bahasa, 1982, Dasar – dasar Marketing Modern, Edisi 1, Yogyakarta : Penerbit Liberty

Metcalf and Eddy Inc, 1991, “Waste water Engineering Treatment Disposat and

Reuse”, Mc Graw-Hill Book company, New York

Nalco, 1988, “The Nalco Water Handbook”, New York : Mc Graw-Hill Book Company

Nurhafni, 2008. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Iodin Dalam Minyak Hasil Ekstraksi Biji Jagung dengan Pelarut N-

Heksana.Medan : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuhan Alam.

Universitas Sumatra Utara Medan

Perry, R.H, Green, D, 1999, “Chemical Engineering Handbook”, Mc Graw- Hill

Company, New York

Reklaitis, G.V., 1983, “Introduction to Material and Energy Balance”, Mc Graw-

Hill Book Company, New York

Rusjdi, Muhammad, 2004, “PPN dan PPnBM : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Barang Mewah”, PT. Indeks Gramedia, Jakarta

Rusjdi, Muhammad, 2004, “PPh Pajak Penghasilan”, PT. Indeks Gramedia, Jakarta

Sasuta Andre, 2018. Pengaruh Komposisi Biodiesel Minyak Jarak Dan

Dokumen terkait