• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subjek Penelitian

Dalam dokumen profil kemampuan koneksi matematika siswa (Halaman 67-73)

METODE PENELITIAN

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan bagian terpenting dalam penelitian ini, di mana informasi berupa data-data yang akan diamati diperoleh. Dalam hal subjek penelitian, penelitian kualitatif memiliki perbedaan yang lumayan

signifikan dengan penelitian kuantitatif yakni penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi melainkan subjek. Hal tersebut dikarenakan penelitian kualitatif dimulai dari peristiwa yang terjadi dalam suatu individu atau kelompok kemudian hasil kajiannya tidak dapat diuniversalkan, dengan kata lain hanya berlaku pada keadaan yang sama.74 Sehingga dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian dinggap sebagai narasumber atau informan bukan sekedar narasumber.

Calon subjek penelitian diambil dari kelas X MIPA 8 yang berjumlah 35 siswa. Adapun alasan mengambil kelas tersebut adalah berdasarkan rekomendasi dari guru mata pelajaran matematika dengan pertimbangan bahwa kemampuan matematika yang dimiliki siswa tergolong tinggi. Dalam penelitian ini, 35 calon subjek tersebut akan diberi tes MFFT (Matching Familiar Figures Test) untuk mengklasifikasikan gaya kognitif siswa ke dalam 4 kategori yaitu reflektif, impulisf, fast-acurate dan slow-nonacurate.

Selanjutnya peneliti akan menjaring siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif dan impulsif untuk dijadikan calon subjek penelitian. Berikut disajikan ketentuan yang peneliti gunakan dalam memilih subjek penelitian:

1. Subjek reflektif diperoleh dari kelompok siswa reflektif yang memiliki catatan waktu paling lama dan paling banyak menjawab benar dalam mengerjakan tes gaya kognitif MFFT, sedangkan subjek impulsif diambil dari kelompok impulsif yang memiliki catatan waktu paling cepat dan

74 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), 298.

paling banyak menjawab salah dalam mengerjakan tes gaya kognitif MFFT.

2. Agar data yang diperoleh lebih akurat sekaligus memudahkan peneliti dalam mengambil subjek penelitian, maka peneliti mengambil 1 siswa reflektif dan 1 siswa impulsif dengan gender sama yang memiliki nilai matematika tinggi dan setara pada ujian formatif SPLTV berdasarkan arsip hasil ujian formatif SPLTV dari guru matematika.

Berdasarkan cara yang diguanakan peneliti untuk menjaring subjek di atas, maka penentuan subjek dalam penelitian ini menggunkan teknik purposive sampling. Di mana penentuan subjek dilandasi dengan tujuan atau pertimbangan tertentu.75 Tahap terakhir, memberikan tes koneksi matematika kepada subjek penelitian yang terdiri dari 1 butir soal berbentuk uraian untuk melihat kemampuan koneksi matematikanya, kemudian akan dianalisis lebih lanjut. Berikut disajiakan bagan penentuan subjek penelitian.

75 Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2014), 369.

Gambar 3.1

Bagan Penentuan Subjek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti dapat menggunakan beberapa pengaturan, cara, metode, beberapa sumber tergantung dengan objek yang sedang ditelitu.76 Dikarenakan jenis penelitain yang diguankan adalah deskriptif kualitatif maka peneliti mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan metode ilmiah yakni mencatat semua kejadian, karakteristik

76 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), 294-297.

atau variabel yang ada di lapangan.77 Berikut dijelaskan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.

1. Teknik Tes

Tes merupakan sekumpulan pertanyaan atau masalah yang diberikan kepada subjek penelitian yang berguna untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh siswa.78 Teknik tes yang dipakai peneliti dilakukan dengan cara memberikan instrumen tes kepada subjek untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa.79 Ada dua jenis tes yang dipakai peneliti dalam penelitian ini yaitu: pertama, Matching Familiar Figures Test (MFFT) untuk mengklasifikasikan siswa ke dalam gaya kognitif reflektif dan impulsif. Kedua, tes pemecahan masalah TPM 1 dan TPM 2 materi SPLTV sebanyak 1 butir berbentuk soal uraian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada objek/subjek penelitian secara lisan sehingga terjadi percakapan dialog (tanya-jawab).80 Orang yang diwawancai disebut dengan pewawancara sedangkan orang yang

77 Karunia Eka Lestari, M.Pd dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, M.Pd, Penelitian Pendidikan

Matematika, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), 231.

78 Dr. Sindu Siyoto, SKM., M.Kes. dan M. Ali Sodik, M.A, Dasar Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), 78.

79 Karunia Eka Lestari, M.Pd. dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, M.Pd., Penelitian Pendidikan

Matematika, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), 232.

80 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Reserch and Development), (Bandung: Alfabeta, 2019), 231.

diwawancari disebut dengan narasumber. Teknik pengumpulan data wawancara memilikidua fungsi utama dalam penelitian deskriptif kualitatif ini yaitu pertama, wawancara digunakan peneliti ketika melakukan studi awal untuk menemukan permasalahan. Kedua, wawancara digunakan peneliti untuk menggali informasi lebih mendalam menenai hal tertentu dari narasumber.81

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara semi terstruktur yaitu wawancara dilakukan sesuai dengan pedomana wawancara yang telah peneliti rancang sebelumnya, namun peneliti dapat berimprovisasi jika diperlukan. Wawancara pertama kali dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran matematika sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMA Negeri 1 Jember.

Berdasarkan wawancara tersebut peneliti memperoleh data atau informasi berupa kemampuan koneksi matematika siswa SMA Negeri 1 Jember masih tergolong rendah. Wawancara kedua dilakukan peneliti kepada 2 subjek penelitian yaitu 1 siswa reflektif dan 1 siswa impulsif yang dilaksanakan setalah siswa menyelasaikan tes pemecahan masalah (TPM) diberikan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data atau informasi dalam bentuk buku, catatan, arsip, dokumen dan gambar.82 Data dokumentasi yang dikumpulkan peneliti dapat mendukung data-data yang

81 Karunia Eka Lestari, M.Pd dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, M.Pd, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), 238.

82 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), 478.

lain. Dengan kata lain, dokumentasi merupakan data penting mengenai suatu kegiatan yang sudah dilalui dan diarsipkan sehingga dapat digunakan untuk kemudian hari. Dalam penelitian ini data dokumentasi yang dimaksud berupa lembar jawaban tes MFFT dan tes kemampuan koneksi matematika yang diperoleh dari subjek penelitian yang nantinya data dokumentasi tersebut akan dianalisis lebih lanjut oleh peneliti.

Dalam dokumen profil kemampuan koneksi matematika siswa (Halaman 67-73)