• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Perbedaan Individu

Dalam dokumen Perkembangan peserta didik dalam pembelajaran (Halaman 137-141)

BAB X INDIVIDU DAN METODE-METODE

C. Sumber Perbedaan Individu

Dua komponen berikut mempengaruhi sumber perbedaan individu:

1. Faktor bawaan atau keturunan

Dari kedua orang tuanya, setiap individu menerima 23 pasang kromosom. Laki-laki memiliki 23 pasang kromosom, beberapa di antaranya disebut sebagai kromosom X, Y, X, dan Y.

Jenis kelamin seseorang didasarkan pada kominasi XX atau XY, sehingga kumpulan kromosom ini berasal dari individu yang berbeda dari jenis kelamin yang sama yang sangat mirip secara luaran tetapi sangat berbeda secara internal. Pada saat seorang

individu mencapai kematangan seksual, berbagai jenis pembelahan sel terjadi, yang menghasilkan sel reproduksi tertentu.

Pada dasarnya, gen yang diterima individu dari kedua orang tuanya saat pembuahan ditemukan dalam kelompok dan satu kombinasi gen yang disebut kromosom serupa sangat mirip satu sama lain secara fisik dan karakteristik. Pada proses pembuahan, setiap individu berada di dalam sebuah sel tunggal yang membelah diri menjadi dua sel anak yang kemudian membelah diri lagi untuk menghasilkan akhimya. organisme yang matang. Saat membelah diri, setiap sel memiliki dua set kromosom identik yang menghasilkan keturunan yang identik. Sel mana yang akan berkembang menjadi sel kulit dan mana yang akan berkembang menjadi sel tulang tergantung pada kondisi sel. Perbedaan individu berasal dari berbagai kombinasi gen yang mungkin; ini adalah sistem yang kompleks, bahkan karakteristik yang tampaknya sederhana; dan kecenderungan adalah hasil dari kombinasi gen yang berbeda (Gunardi, 2022).

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat mencakup segala sesuatu yang di luar diri seseorang. Ini dapat mencakup status sosial ekonomi orang tua, pola gizi, stimulasi dan rangsangan, pola asuh orang tua, budaya, dan banyak lagi. Beberapa komponen faktor lingkungan akan dijelaskan di sini:

a. Status ekonomi orang tua

Status sosial ekonomi orang tua mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orang tua. Tingkat

pendidikan orang tua dapat berbeda dari orang tua ke orang tua lainnya. Meskipun tidak mutlak, tingkat pendidikan ini dapat memengaruhi sikap orang tua terhadap pendidikan anak dan tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak, serta pekerjaan dan penghasilan orang tua yang berbeda. Perbedaan ini akan berdampak pada cara orang tua berpikir tentang pendidikan anak, cara anak berpikir tentang pendidikan, fasilitas yang diberikan pada anak, dan mungkin jumlah waktu yang diberikan anak untuk mendidik anak-anaknya. Dengan cara yang sama, perbedaan dalam status ekonomi keluarga dapat berdampak pada pola makan keluarga yang berbeda. Keluarga yang memiliki status ekonomi yang baik dapat memberikan nutrisi yang cukup kepada anak- anaknya. Gizi adalah salah satu komponen yang memengaruhi kecerdasan dan pertumbuhan fisik anak. Menurut penelitian yang dilakukan pada anak adopsi di Perancis, ada hubungan antara status sosial ekonomi dan kecerdasan.

b. Pola asuh orang tua

Pola asuh orang tua adalah cara orang tua berperilaku dengan anak-anak mereka. Pola asuh yang digunakan dalam satu keluarga tidak selalu sama. Dalam kaitannya dengan pola asuh ini, ada tiga jenis pola asuh orang tua: otoriter, permisif, dan autoritatif.

Pola asuh otoriter menekankan pada pengawasan orang tua untuk memastikan anak mendapatkan kepatuhan atau ketaatan. Orang tua tegas, sering menghukum, dan sering mengontrol keinginan anak. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi tidak aktif, ragu, dan gugup. Karena anak-anak sering mendapat hukuman, mereka

menjadi tidak berdisiplin dan nakal. Dalam pola asuh autoritatif, orang tua dan anak memiliki hak dan kewajiban yang sama, dan anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilakunya sendiri. Di sisi lain, pola asuh permisif membiarkan anak memiliki kebebasan sebanyak mungkin untuk mengatur dirinya sendiri, dan anak tidak diwajibkan untuk bertanggung jawab.

c. Budaya

Budaya dapat didefinisikan sebagai pikiran, akal budi, hasil, atau adat istiadat. Ada tiga cara untuk melihat budaya dan kebudayaan sebagai kumpulan aktivitas dan tindakan manusia yang berpola. Kebudayaan pertama adalah wujud idealnya. Ini terdiri dari gagasan, ide-ide, nilai-nilai, peraturan, dan sebagainya.

Wujud kedua, yang juga disebut sebagai sistem sosial, adalah budaya sebagai tindakan dan aktivitas manusia dan masyarakat yang berpola. Sistem sosial ini berhubungan selama periode waktu tertentu dan membentuk pola tertentu. Kebudayaan digambarkan sebagai objek yang dibuat oleh manusia dalam bentuk ketiga.

Benda-benda yang dapat diraba, dilihat, atau difoto adalah bagian dari kebudayaan ini. Perilaku manusia dipengaruhi oleh ketiga jenis budaya dan kebudayaan tersebut. Salah satu contohnya adalah bagaimana norma dan nilai memengaruhi tindakan masyarakat. Adanya nilai-nilai dalam masyarakat menunjukkan apa yang baik dan penting bagi anggotanya.

d. Urutan Kelahiran

Menurut beberapa penelitian, urutan kelahiran dapat menentukan sifat kepribadian seseorang, meskipun ini masih menjadi perdebatan. Dibandingkan dengan adik-adiknya, anak sulung biasanya lebih teliti, bersemangat, dan agresif. Anak pertama cenderung mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi dan berprestasi dengan baik. Sebagian besar astronot adalah anak laki-laki pertama atau anak sulung dalam keluarga mereka. Anak pertama biasanya adalah presiden dan pemenang nobel Amerika Serikat. Anak tengah, di sisi lain, lebih mudah bergaul dan sangat setia kepada kawan mereka. Mereka cenderung belajar, menjalin hubungan, dan mencari dukungan dari teman-teman seusianya karena kurang diperhatikan di dalam keluarga. Akibatnya, mereka cenderung mahir bersosialisasi. Anak tengah sering menjadi pencinta damai dan mediator. Anak bungsu biasanya paling kreatif dan menarik. Karena mereka sering dianggap sebagai anak bawang, si bungsu cenderung ingin dilayani dengan cara yang sama. Anak semata wayang atau tunggal sering merasa terbebani dengan harapan tinggi dari orang tua mereka dan memiliki sifat yang hampir identik dengan anak pertama. melawan mereka sendiri (Magdalena, 2021).

D. Metode Penyelidikan dalam Psikologi Perkembangannya

Dalam dokumen Perkembangan peserta didik dalam pembelajaran (Halaman 137-141)