seleksi yang tidak diskriminatif untuk kelompok yang di lindungi.
Selanjutnya, pengadilan akan memutuskan pengusaha bertanggung jawab saat karyawan melakukan hal kriminal atau hal lain yang berlatar belakang kejahatan. Kesalahan mempekerjakan perlu di garis bawahi sebagai kebutuhan untuk memikirkan apa seharusnya persyaratan pekerjaan karena jenis persyaratan itulah yang menjadi fokus dari banyak tuntutan kesalahan memperkerjakan.
langsung, keputusan penerimaan, penempatan dan orientasi. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada bagan berikut ini:
Gambar 4.1 Tahapan Proses Seleksi
1. Seleksi surat lamaran
Seleksi ini adalah seleksi pertama yang harus dilakukan perusahaan unutk menyeleksi apakah calon karyawan sudah memenuhi syarat administratif yang ditetapkan. Dalam seleksi ini dapat di nilai apakah calon pelamar memenuhi kualifikasi seperti yang diinginkan oleh perusahaan. Biasanya yang dilihat dari surat lamaran adalah kelengkapan dokumen yang disyaratkan, apakah sudah memenuhi seperti apa yang diinginkan.
Proses seleksi surat lamaran ini juga untuk menentukan dan mengklarifikasikan keabsahan dan keaslian dokumen yang diajukan ke lembaga penerbit dokumen, terutama akte kelahiran, ijazah dan bukti diri.
Calon karyawan yang lolos seleksi tahap ini akan diikutkan ke tahap selanjutnya apabila:
a. Dokumen yang diajukan lengkap.
b. Dokumen yang diajukan memenuhi persyaratan yang ditetapkan perusahaan.
c. Dokumen yang diajukan asli dan sempurna.
2. Wawancara Awal
Dalam wawancara awal pelamar diminta untuk mengisi formulir atau blanko lamaran kerja yang telah disediakan. Isi formulir atau blanko lamaran kerja antara lain:
a. Data pribadi pelamar
b. Pendidikan dan keterampilan yang dimiliki c. Pengalaman kerja dan organisasi
d. Latar belakang keluarga e. Referensi
f. Tanda tangan
Tujuan dari wawancara awal adalah meneliti kebenaran data yang diberikan melalui pertanyaan, sekalipun keaslian dokumen sudah kita teliti pada saat pemeriksaan dokumen. Wawancara awal ini akan menentukan pelamar untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Secara umum wawancara terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang mana pewawancara memiliki panduan yang jelas mengenai tahapan-tahapan wawancara
dan hal-hal yang akan ditanyakan ketika wawancara. Kelemahannya yaitu pewawancara tidak dapat menggali informasi dari kandidat terlalu dalam karena ia harus mengikuti panduan yang telah dibuat.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang memungkinkan sang pewawancara menanyakan semua informasi yang dianggap perlu. Kelemahan wawancara tidak terstruktur terletak pada lamanya waktu yang dibutuhkan, karena setiap kandidat ditanyai pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dirasa perlu untuk diketahui dan digali. Selain itu, proses wawancara pun tidak mengikuti tahapan- tahapan sehingga hasil wawancara tidak sistematis dan perlu untuk dirapikan agar hasil wawancara bisa menjadi sumber informasi yang mudah di analisis.
Sementara itu, apabila dilihat dari jenis pertanyaan yang diajukan, maka wawancara bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Situational interview
Wawancara yang pertanyaannya berkaitan dengan pekerjaan yang akan diperolehnya bila diterima. Pertanyaanya bersifat masa depan dan berkaitan dengan bagaimana si kandidat akan berperilaku dan menyelesaikan masalah dalam satu kondisi kerja yang mungkin akan dihadapinya kelak.
b. Behavioral interview
Wawancara yang pertanyaannya berkaitan dengan respon dan sikapnya terhadap suatu situasi kerja yang telah dialaminya di masa lalu. Dari sini kita akan memperoleh gambaran bagaimana si kandidat menangani pekerjaannya yang dahulu dan bagaimana ia mengahdapi permasalahan yang telah timbul sehingga bisa terselesaikan.
c. Job-related interview
Adalah wawancara yang pertanyaannya berkenaan dengan pencapaian atau kinerja yang telah ditunjukkan oleh kandidat di masa lalu. Pewawancara menanyaan seberapa baikkah ia berkinerja dipekerjaanya yang lalu, prestasi apa yang telah di buatnya, pencapaian apa yang telah diperolehnya selama sekolah dan dalam pekerjaan sebelumnya.
3. Tes Tertulis Umum
Tes ini diberikan untuk menambah sekaligus membuktikan bahwa apa yang diucapkan dalam wawancara awal terjawab. Tes ini bertujuan untuk melihat kemampuan pelamar dalam berbagai hal. Dalam praktiknya terdapat dua macam tes tertulis yang umum digunakan, yaitu:
a. Pengetahuan umum
b. Pengetahuan tentang pekerjaan
Tes-tes tersebut digunakan untuk menilai calon pelamar tentang berbagai hal seperti: kejujuran, kecerdasan, pengetahuan, dan keterampilan karyawan. Artinya dengan mengikuti tes tersebut kita mendapatkan gambaran tentang hal-hal yang kita inginkan dari si pelamar.
4. Psikotes
Adapun hasil yang diharapkan dari tes psikotes antara lain sebagai berikut:
a. Kejujuran b. Kecerdasan c. Kepribadian d. Bakat dan minat e. Motivasi f. Kerjasama g. Disiplin h. Loyalitas i. Kepemimpinan j. Prestasi
5. Wawancara Kedua
Dalam wawancara ini dapat dilakukan untuk melihat kesungguhan pelamar untuk bekerja diperusahaan dengan kondisi kerja yang ada.
Dengan wawancara juga dapat diketahui kecocokan bagian atau jenis pekerjaan yang akan diemban, penempatan sampai dengan jumlah kompensasi atau jabatan yang diterimanya.
Pertanyaan yang diajukan dapat dilakukan dengan pertanyaan pemecahan masalah atau wawancara stres. Dalam wawancara ini si pewawancara harus mampu mengorek seluruh informasi dan menekan pelamar untuk melihat kesungguhannya untuk bekerja. Dari pertanyaan ini juga untuk melihat disiplin dan kesabaran calon pelamar.
6. Tes Kesehatan
Tes kesehatan merupakan tes terakhir untuk menilai fisik dan mental calon pelamar apakah sehat atau tidak, sekaligus untuk melihat fisiknya sempurna atau tidak. Seorang calon karyawan harus memiliki ketahanan fisik dan mental yang lebih dalam melaksanakan pekerjaannya.
Ketahanan dimaksud adalah kemampuan fisik dengan berbagai kondisi baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Sedangkan ketahanan mental adalah kejiwaan pelamar dalam menghadapi berbagai tekanan. Calon karyawan yang mengidap suatu penyakit yang sulit disembuhkan atau tidak cocok untuk kondisi kerja tertentu sebaiknya ditolak. Namun jika masih memungkinkan untuk diobati dengan waktu yang tidak terlalu lama mungkin dapat dipertimbangkan untuk diterima.
7. Wawancara Atasan Langsung
Untuk pekerjaan tertentu calon pelamar langsung dihadapkan kepada calon atasannya. Dalam hal ini agar calon atasan akan menilai langsung calon anak buahnya apakah cocok atau tidak untuk bekerjasama dengannya. Wawancara ini penting karena calon pelamar inilah yang nantinya akan menjadi bawahannya, sehingga perlu keselarasan dan keserasian antar keduanya.
Wawancara atasan langsung sering dilakukan untuk pekerjaan- pekerjaan tertentu seperti sekertaris atau pengawal atau pekerjaan yang memiliki kekhususan tertentu. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Karena yang memerlukan karyawan tersebut adalah mereka yang akan menjadi calon anak buahnya, dengan harapan dapat bekerja sama dan saling lebih mengenal kepribadian masing-masing.
8. Keputusan Penerimaan
Setelah melalui serangkaian tes maka pelamar akan diputuskan diterima atau ditolak. Jadi langkah ini merupakan keputusan calon pelamar diterima/ditolak setelah mengikuti seluruh proses seleksi yang ada.
Setelah diterima maka karyawan sbelum dipekerjakan harus melakukan orientasi di lingkungan perusahaan. Tujuannya agar mengenal perusahaan lebih dekat sebelum bekerja. Orientasi juga digunakan untuk membiasakan karyawan dengan lingkungan yang baru, sehingga tidak
kaku atau ragu-ragu. Calon karyawan juga harus mempelajari aturan- aturan yang berlaku di perusahaan dan juga harus mempelajari prosedur kerja yang sudah ditetapkan.
9. Penempatan
Setelah diterima menjadi karyawan dengan proses yang benar, maka selanjutnya si karyawan akan langsung ditempatkan, terutama bagi mereka yang dibutuhkan segera. Namun bagi mereka yang perlu mendapatkan pengetahuan, maka akan memasuki pelatihan untuk beberapa waktu.
10. Orientasi.
Banyak kegunaan dengan melakukan orientasi kepada karyawan sekalipun waktunya relatif singkat. Pada saat orientasi karyawan diharapkan mampu mengenal:
a. Riwayat perusahaan
b. Struktur organisasi perusahaan c. Produk yang dihasilkan d. Pelanggan
e. Jabatan atau pekerjaannya f. Atasan langsung
g. Teman sekerja
h. Peralatan kerja yang dimilikinya i. Cara mengerjakannya
j. Peraturan perusahaan
C. TES KERJA (EMPLOYMENT TEST)