BAB III. METODE PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Reduksi data (data reduction), dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola dari data; (2) Penyajian data (data display), menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sebagainya; dan (3) Penarikan kesimpulan (conclusions), dengan mendeskripsikan/ menggambarkan (drawing) atau meverifikasi (verifying) data yang akan diinterpretasi dalam narasi kualitatif untuk kemudian melakukan penarikan kesimpulan terhadap makna-makna yang muncul dari data tersebut.
28
Gambar 3.1:Model Analisis Data Interaktif dari Miles dan Huberman (1992)
G. Pengabsahan Data
Dalam pengabsahan data dari penelitian ini adalah Triangulasi. Menurut Sugiyono (2014) Triangulasi yaitu sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik dan sumber data yang ada. Triangulasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi Sumber dilaksanakan dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari berbagai sumber. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan dan menguji data yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumen yang ada. Kemudian peneliti akan membandingkan hasil observasi dengan wawancara membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Waktu
Teknik ini digunakan peneliti untuk menguji keabsahan suatu data/informasi dengan mempertimbangkan waktu pengumpulan data. Data yang didapatkan pada saat wawancara di pagi hari narasumber masih segar,
Data Reduction
Data Display
Conclusions:
Drawing/Verifying Data Collection
belum adanya masalah dan memberikan informasi yang akurat agar informasi yang diberikan semakin menyakinkan.
3. Triangulasi Teknik
Triangulasi Teknik dilaksanakan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk menemukan dari sumber yang sama. Informasi atau data yang ditemukan melalui wawancara diperiksa dengan observasi dan dokumen. Jika ketiga teknik pengujian kredibilitas data menghasilkan data yang berbeda, maka penelitian akan membahasa lebih lanjut dengan informan terkait atau pihak lain untuk menyakinkan data mana merupakan data yang benar ataupun bisa saja semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan judul Pengawasan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun PT. Makassar Tene Pada Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan. Pada hasil penelitian ini juga akan memaparkan tentang profil Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan dan profil PT. Makassar Tene.
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan
a. Sejarah Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan Awal terbentuknya Organisasi Lingkungan Hidup dibentuk dengan Nomenklatur Biro Lingkungan, kemudian pada Tahun 1998 terjadi perubahan Nomenklatur baru menjadi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Provinsi Sulawesi Selatan, kemudian dirubah kembali dengan nama Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2008 sampai tahun 2016. Selanjutnya pada tahun 2017 berubah menjadi Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Provinsi Sulawesi Selatan dibentuk dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 80 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Provinsi
Sulawesi Selatan, dimana Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup berdasarkan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
b. Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan
1) Visi
Sulawesi Selatan sebagai Pilar Nasional dalam Pengelolaan Lingkungan hidup.
2) Misi
a) Meningkatkan penanganan dalam lingkungan hidup dari pembangunan dan aktivitas sehari-hari masyarakat,
b) Meningkatkan perlindungan dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup,
c) Meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup,
d) Terwujudnya penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup, c. Uraian Tugas Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi
Selatan
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bagian pada susunan organisasi DPLH SulSel adalah sebagai berikut:
32
1) Kepala Dinas
a) Menyusun rencana kegiatan Dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Merencanakan dan merumuskan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah bahan berbahaya dan beracun, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta penaatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;
f) Mengoordinasikan dan menyelenggaraan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah bahan berbahaya dan beracun, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta penaatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup.
2) Sekretaris Dinas
a) Menyusun rencana kegiatan Sekretariat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Sekretariat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan dinas sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan;
e) Mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan tatalaksana.
3) Kepala Sub Bagian Program
a) Menyusun rencana kegiatan Subbagian Program sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Subbagian Program untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
4) Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian, dan Hukum
a) Menyusun rencana kegiatan Subbagian Umum, Kepegawaian, dan Hukum sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
34
dalam lingkungan Subbagian Umum, Kepegawaian, dan Hukum untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f) Melakukan pengklasifikasian surat menurut jenisnya;
g) Melakukan administrasi dan pendistribusian naskah dinas masuk dan keluar.
5) Kepala Sub Bagian Keuangan
a) Menyusun rencana kegiatan Subbagian Keuangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Mengumpulkan bahan, menyusun, dan mengelola administrasi keuangan Dinas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f) Mengumpulkan bahan, mengoordinasikan, dan menyusun rencana kebutuhan gaji pegawai.
6) Kepala Bidang Tata Lingkungan
a) Menyusun rencana kegiatan Bidang Tata Lingkungan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Tata Lingkungan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
7) Kepala Seksi Inventarisasi Rencana Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
a) Menyusun rencana kegiatan Seksi Inventarisasi Rencana Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
d) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
e) Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan teknis inventarisasi rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kajian lingkungan hidup strategis.
8) Kepala Seksi Kajian Dampak Lingkungan
a) Menyusun rencana kegiatan Seksi Kajian Dampak Lingkungan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
36
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Kajian Dampak Lingkungan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f) Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan teknis kajian dampak lingkungan.
9) Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup
a) Menyusun rencana kegiatan Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f) Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan teknis pemeliharaan lingkungan hidup.
10) Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
a) Menyusun rencana kegiatan Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f) Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang Pengelolaan Sampah Dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun meliputi pengelolaan.
11) Kepala Seksi Pengelolaan Sampah
a) Menyusun rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Sampah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Pengelolaan Sampah untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
c) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
38
menandatangani naskah dinas;
d) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
e) Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan teknis pengelolaan sampah.
2. PT. Makassar Tene
a) Sejarah PT. Makassar Tene
PT. Makassar Tene adalah pabrik gula rafinasi yang berdiri sebagai salah satu upaya untuk mengikuti pertumbuhan industri makanan dan minuman di Kawasan Timur Indonesia. Keberadaan dan kelangsungan produksi PT. Makassar Tene menjadi pemasok sekaligus menjadi stabilisator harga gula di Kawasan Timur Indonesia untuk industri makanan dan minuman. PT. Makassar Tene beralamat di Jl. Prof. Dr. Ir.
Sutami No.38, Kompleks Pergudangan dan Industri Parangloe Indah Makassar, Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Luas areal PT. Makassar Tene 93.140 m2 dan luas bangunan 59.650 m2, luas lahan terbuka dan penghijauan 33.490 m2. Jumlah bangunan yang terdapat pada PT. Makassar Tene yaitu sebanyak tujuh unit bangunan. Pabriknya didirikan pada 7 Desember 2003.
b) Visi dan Misi PT. Makassar Tene
Dalam mencapai tujuan perusahaan, tentunya setiap perusahaan memiliki visi dan misi, sama halnya dengan PT. Makassar Tene. Adapun visi dan misi tersebut, adalah :
1) Visi PT. Makassar Tene
Menjadi pabrik gula rafinasi terbaik di Asia Tenggara dalam memberikan nilai yang optimal kepada seluruh “Stekholder” dan masyarakat.
2) Misi PT. Makassar Tene
Memproduksi gula alami berkualitas tinggi yang aman dan higienis untuk konsumsi manusia, dan berkomitmen untuk terus mengembangkan keterampilan karyawan dan kepuasan pemangku kepentingan.
40
STRUKTUR ORGANISASI DPLH SULAWESI SELATAN
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan Sumber: DPLH Sulawesi Selatan
Kepala Dinas
Sekretaris Fungsional
Bidang Tata Lingkungan Kasi Pemeliharaan Lingkungn Kasi Inventarisasi RPPLH dan
KLHS
Kasi Kajian Dampak Lingkungan
Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3
Kasi Pengelolaan Sampah Kasi Pengelolana LB3 Kasi Pengembangan Fasilitas Teknis
Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH Kasi Pemantauan Lingkungan Kasi Pencemaran Lingkungan Kasi Kerusakan Lingkungan
Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas
Kasi Penegakan Hukum Lingkungan Kasi Peningkatan Kapasitas
Lingkungan
Kasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa LH
KA. UPT Lab LH KA. UPT Pengelolaan LB3 Kasi Tata Usaha
Kasi Pengendalian Mutu Kasi Pengujian
Kasubag Tata Usaha Kasi Penjaminan LB3 Kasi Pengelolaan LB3
KA. UPT Kebun Raya Pucak Kasubag Tata Usaha Kasi Registrasi, Pembibitan dan
Pemeliharaan
Kasi Penelitian, Kerjasama dan Publikasi
STRUKTUR ORGANISASI PT. MAKASSAR TENE
Gambar 4.2 : Struktur Organisasi PT. Makassar Tene Sumber: Data dari PT. Makassar Tene
Chief Operating Officer (Sugar Refinary)
Head Of Operation
Head Of Plant
Deputy Head Of Plant
Head Of Process
Head Of Quality Assurance &
Control
Head Of Power Plant
FST Specialist Head Of
HSE Head Of
Warehouse Head Of
Engineering
Head Of General Affairs
42
B. Hasil Penelitian
Pengawasan limbah bahan berbahaya dan beracun PT. Makassar Tene, terdapat Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan yang berperan dalam pelaksanaan pengawasan. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan sebagai salah satu instrumen dalam kebijakan pengelolaan lingkungan hidup serta memiliki wewenang dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun aktivitas industri. Adapun teknik-teknik pengawasan yang dikemukan oleh Makmur (2013) yaitu pemantauan, pemeriksaan dan penilaian.
1. Pemantauan
Pemantauan yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan dalam hal pengelolaan limbah B3 PT. Makassar Tene adalah pengamatan yang dilakukan terhadap pengelolaan limbah B3 baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengindetifikasi permasalahan yang ada mengenai limbah B3 PT. Makassar Tene. Pemantauan ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
a. Pemantauan Langsung
Pemantauan langsung adalah meninjau langsung tempat pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah B3 PT. Makassar Tene untuk mengindetifikasi permasalahan yang ada mengenai limbah B3 PT. Makassar Tene dan mengetahui secara langsung fakta atau kenyataan yang terjadi di lokasi.
Berikut wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Kasi Pengelolaan Limbah B3 DPLH SulSel:
“Untuk kegiatan pemantauan langsung, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan sudah tidak melakukan pemantauan secara langsung ke PT. Makassar Tene, karena Izin Lingkungan PT. Makassar Tene diterbitkan oleh DPLH Kota Makassar sehingga menjadi kewenangan pemerintah Kota Makassar namun PT. Makassar Tene merupakan Perusahaan peserta PROPER dimana tim evaluator PROPER adalah DPLH SulSel” (Hasil wawancara peneliti dengan SF pada tanggal 07 April 2022)
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dijelaskan bahwa Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan sudah tidak melakukan pemantauan secara langsung dalam pengawasan Limbah B3 PT. Makassar Tene, karena Izin Lingkungan PT. Makassar Tene diterbitkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar sehingga menjadi kewenangan pemerintah Kota Makassar. Namun PT. Makassar Tene merupakan Perusahaan peserta Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER), dimana tim evaluator PROPER adalah Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan. Berikut ini adalah tim evaluator (tim penilai) PROPER terhadap pengelolaan limbah B3 PT.
Makassar Tene yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
44
Tabel 4.1 : Tim Penilai Proper
No Nama Jabatan Instansi
1. Dr. A. Tenriola Rivai, ST,M.Si Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran &
Kerusakan Lingkungan
DPLH SulSel
2. Rajiah, STP Kepala Seksi
Pencemaran Lingkungan
DPLH SulSel 3. Dr. Surono Parabang, ST. M.Si Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan Madya
DPLH SulSel 4. Muliawati Perkesi, SE Fungsional Pengawas
Lingkungan Hidup Madya
DPLH SulSel 5. Herman Rachman, S. Hut Fungsional Pengawas
Lingkungan Hidup Muda
DPLH SulSel Sumber: Data dari DPLH Sulawesi Selatan
Adapun data perusahan yang masuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) oleh Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 : Data Perusahan PROPER DPLH SulSel
No. Nama Perusahaan
2019/2020 2020/2021
1 PT. Semen Tonasa PT. Semen Tonasa
2 PT. Semen Bosowa Maros PT. Semen Bosowa Maros 3 PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel
dan Sultra Sektor Tello
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel dan Sultra Sektor Tello
4 PT. Energy Sengkang PT. Energy Sengkang 5 PT. Pertamina (Persero) DPPU
Sultan Hasanuddin
PT. Pertamina (Persero) DPPU Sultan Hasanuddin
6 PT. Pertamina (Persero) S&D Reg IV - Terminal BBM Palopo
PT. Pertamina (Persero) S&D Reg IV - Terminal BBM Pare-pare 7 PT. Pertamina (Persero) S&D Reg
IV - Terminal BBM Pare-pare
PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar
8 PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar
Energy Equity Epic (Sengkang) Pty.
Ltd 9 Energy Equity Epic (Sengkang) Pty.
Ltd
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Cabang Makassar
10 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Cabang Makassar PT. Makassar Tene
11
PT. Makassar Tene
PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Luwu Unit I
12 PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Luwu Unit I
PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Bone 13 PT. Perkebunan Nusantara XIV
(Persero) Pabrik Gula Bone
PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) PG Camming
14 PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) PG Camming
PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Unit Pabrik Gula Takalar 15 PT. Perkebunan Nusantara XIV
(Persero) Unit Pabrik Gula Takalar PT. KIMA
16 PT. KIMA PT. Vale Indonesia Tbk.
17 PT. Vale Indonesia Tbk. PT. Maruki Internasional Indonesia 18 PT. Maruki Internasional Indonesia PT. London Sumatera
19 PT. London Sumatera PT. Phillips Seafoods Indonesia 20 PT. Phillips Seafoods Indonesia PT. Eastern Pearl Flour Mills 21 PT. Eastern Pearl Flour Mills PT. Charoen Pokphand Indonesia
PT. Charoen Pokphand Indonesia PT. Tawon Jaya
22 PT. Tawon Jaya PT. Comextra Majora
23 PT. Comextra Majora PT. Giwang Citra Laut
24 PT. Giwang Citra Laut PT. Triteguhmanunggal Sejati 25 PT. Triteguhmanunggal Sejati PT. CS2 Pola Sehat
26 PT. CS2 Pola Sehat PT. Toarco Jaya
27 PT. Toarco Jaya PT. Tirta Fresindo Jaya 28 PT. Tirta Fresindo Jaya PT. Sermani Steel
29 PT. Sermani Steel PT. Indomarmer Kuari Utama 30 PT. Indomarmer Kuari Utama PT. Mars Syimbioscience Indonesia 31 PT. Mars Syimbioscience Indonesia PT. Bogatama Marinusa
32 PT. Bogatama Marinusa PT. Ciomas Adisatwa 33 PT. Ciomas Adisatwa PT. Cargill Indonesia 34 PT. Barry Callebout Comextra
Indonesia
PT. Japfa Comfeed Tbk Unit Makassar
35 PT. Cargill Indonesia PT. Kemilau Bintang Timur 36 PT. Japfa Comfeed Tbk Unit
Makassar PT. Pasifik Gabusindo Abadi
37 PT. Kemilau Bintang Timur PT. Irmasullindo
38 PT. Boddia Jaya PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 39 PT. Pasifik Gabusindo Abadi PT. Megah Putra Sejahtera
46
40 PT. Irmasullindo PT. Mitra Kartika Sejati 41 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Bumi Maju Sawit 42
PT. Megah Putra Sejahtera
PT. PLN (Persero) sektor Pembangkitan Punagaya PLTU Takalar
43 PT. Mitra Kartika Sejati PT. Malindo Feedmill Tbk 44 PT. Bumi Maju Sawit PT. Makassar Metro Network 45 PT. PLN (Persero) sektor
Pembangkitan Punagaya PLTU Takalar
PT. Indonesia Power (PLTU Barru) Sumber: Data dari DPLH Sulawesi Selatan
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 45 perusahaan perusahan yang masuk ke dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER), dengan kriteria perusahaan masuk PROPER berdasarkan Permen LHK No. 1 Tahun 2021 yaitu:
1) Hasil produknya untuk tujuan ekspor;
2) Terdapat dalam pasar bursa;
3) Menjadi perhatian masyarakat, baik dalam lingkup regional maupun nasional; dan
4) Skala kegiatan signifikan untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
Selanjutnya wawancara bersama Pengawas Lingkungan Hidup 1 DPLH SulSel, yang mengatakan bahwa:
“Sejak 3 tahun terakhir tidak dilakukan inspeksi ke lapangan atau pemantauan langsung, salah satu penyebab karena Covid 19. Tapi kami tetap mengawasi melalui Aplikasi yang kita punya terkait dengan pengawasan limbah B3 PT. Makassar Tene.” (Hasil wawancara peneliti dengan HP pada tanggal 12 April 2022)
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dijelaskan bahwa Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan sudah tidak melakukan
inspeksi kelapangan atau pemantauan langsung ke PT. Makassar Tene selama 3 tahun terakhir, dikarenakan adanya pandemi Covid 19. Tapi Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan tetap melakukan pengawasan melalui Aplikasi terkait dengan pengawasan limbah B3 PT.
Makassar Tene.
Selanjutnya wawancara bersama Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda DPLH SulSel, yang mengatakan bahwa:
“Secara prinsip DPLH SulSel melakukan pengawasan terhadap Limbah B3 dengan melihat beberapa kriteria dimulai dari Izin Tempat Penyimpanan (TPS) Limbah B3 yang dimiliki, ketentuan teknis TPS Limbah B3, pencatatan pengelolaan limbah B3 dan neraca Limbah B3, kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan limbah B3, penanganan lahan/tanah terkontaminasi Limbah B3 jika ada, pelaporan pengelolaan Limbah B3 kepada instansi terkait, masa simpan Limbah B3 pada TPS LB3, dll namun 3 tahun terakhir DPLH Prov. SulSel tidak melakukan pemantauan secara langsung ke PT. Makassar Tene.” (Hasil wawancara peneliti dengan MH pada tanggal 12 April 2022)
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dijelaskan bahwa Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan melakukan pengawasan terhadap Limbah B3 dengan melihat beberapa kriteria dimulai dari Izin Tempat Penyimpanan (TPS) Limbah B3 yang dimiliki, ketentuan teknis TPS Limbah B3, pencatatan dan neraca Limbah B3, kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan limbah B3, penanganan lahan/tanah terkontaminasi Limbah B3 jika ada, pelaporan pengelolaan Limbah B3 kepada instansi terkait, masa simpan Limbah B3 pada TPS LB3.
Selanjutnya wawancara bersama Staff Pengelolaan Limbah B3 PT.
Makassar Tene:
48
“Kalau kegiatan pemantauan secara langsung Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan, untuk saat ini tidak ada karena mengingat kita masih dalam situasi Pandemi Covid 19, tapi tahun-tahun sebelumnya ada tapi saya tidak tahu seperti apa karena saya juga baru di pengelolaan Limbah B3 baru satu tahun lebih, tapi mengingat kalau pemantauannya biasa ada tim dari Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup datang melakukan pemantauan” (Hasil wawancara peneliti dengan TS pada tanggal 13 April 2022)
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dijelaskan bahwa Staff Pengelolaan Limbah B3 PT. Makassar Tene, kegiatan pemantauan secara langsung Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan untuk saat ini tidak ada karena mengingat masih dalam situasi Pandemi Covid 19, tapi pada tahun-tahun sebelumnya ada pemantauan secara langsung, dimana ada tim dari Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup datang melakukan pemantauan.
Selanjutnya wawancara bersama masyarakat yang berada di sekitar PT.
Makassar Tene yang mengatakan bahwa:
“Kalau saya tidak pernah lihat ada pegawai DPLH SulSel ke PT.
Makassar Tene, karena memang di sini lokasi PT. Makassar Tene jauh dari pemukiman masyarakat jadi tidak bisa kita lihat kalau ada pemantauan langsung dari DPLH SulSel” (Hasil wawancara peneliti dengan ML pada tanggal 12 April 2022)
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dijelaskan bahwa masyarakat tidak bisa melihat jika dilakukan pemantauan secara langsung Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan ke PT. Makassar Tene, karena lokasi rumah masyarakat dengan PT. Makassar Tene yang jauh.
Beberapa uraian wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam 3 tahun terkahir Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan sudah