• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

No Tingkat Kesukaran Kriteria

6 0, 21 Sukar

7 0, 43 Sedang

8 0, 28 Sukar

9 0, 44 Sedang

10 0, 74 Mudah

11 0, 28 Sukar

12 0, 29 Sukar

13 0, 39 Sedang

14 0, 72 Mudah

15 0, 48 Sedang

16 0, 51 Sedang

17 0, 45 Sedang

18 0, 79 Mudah

19 0, 28 Sukar

20 0, 39 Sedang

21 0, 75 Mudah

22 0, 38 Sedang

23 0, 27 Sukar

24 0, 41 Sedang

25 0, 40 Sedang

26 0, 26 Sukar

27 0, 40 Sedang

Berdasarkan tabel III.21 diperoleh perhitungan indeks kesukaran dari Instrumen yang dihitung menggunakan bantuan IBM Statistic SPSS versi 25 for windows uji coba dapat diketahui bahwa soal dalam kategori sukar ada 7 soal (25,93%) soal kategori sedang sebanyak 13 soal (48,15%) dan soal dengan kategori mudah sebanyak 7 soal (25,93%).137

G. Teknik Analisis Data

memenuhi kedua persyaratan itu, data penelitian dianalisis dengan teknik analisis varians dua jalur (ANOVA 2x2) untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keputusan pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji dari masing-masing jenis pengujian.

a. Uji Normalitas Data

Untuk menguji apakah sampel penelitian berdistribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik kolmogrov smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu: H0 : data tidak terdistribusi secara normal. Ha : data berdistribusi secara normal. Dasar dari pengambilan keputusan di atas kemudian dihitung menggunakan program SPSS versi 25 dengan metode kolmogrov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai asymp.sig (2-tiled ) , nilai α yang digunakan adalah 0.05 dengan pedoman pengambilan keputusan adalah:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas< 0,05 maka H0 diterima dengan artian bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas> 0,05 maka Ha diterima dengan artian bahwa data terdistribusi normal.138

b. Uji Homogenitas

Dalam analisis statistik, uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah beberapa variasi data dari populasi memiliki varian yang sama atau tidak. Uji ini umumnya berfungsi sebagai syarat (walaupun bukan merupakan syarat mutlak) dalam analisis komparatif seperti uji independen sampel t-test dan ujia anova. Asumsi yang mendasari dalam analisis of varians (anova) yaitu bahwa varians dari beberapa populasi adalah sama atau homogen.

Pengujian homogenitas varians dilakukan terhadap empat kelompok data. Keempat kelompok data tersebut harus memenuhi asumsi bahwa variansinya homogen agar dapat dilakukan pengujian terhadap nilai rata-rata antara kelompok perlakuan. Hasil pengujian menggunakan

138Putu Ade Andre Payadna, Gusti Agung Nugraha Trisna Jayantika, Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Stattistik Dengan Spss (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 113

spss 25 dengan uji Bartlett pada α= 0.05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi atau Sig. lebih kecil dari 0.05, maka dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok populasi data tidak sama (tidak homogen)

2) Jika nilai signifikansi atau Sig. lebih besar dari 0,05, maka dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama (homogen).139

2. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2, maka digunakanlah analisis varians dua arah (Two Way ANAVA), yaitu cara yang digunakan untuk menguji perbedaan variansi dua variabel atau lebih. Unsur utama dalam analisis variansi adalah variansi antar kelompok dan variansi di dalam kelompok. Variansi antar kelompok dapat dikatakan sebagai pembilang dan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut.

Menurut Supardi dalam ANAVA dua jalur, ada 3 jenis hipotesis penelitian yang perlu di uji yaitu:140

a. Hipotesis main effect

Hipotesis main effect yaitu: hipotesis tentang pengaruh variabel treatment (X1) terhadap variabel terikat (Y)

b. Hipotesis interaction effect

Hipotesis interaction effect hanya ada satu buah, yaitu hipotesis dari pengaruh interaksi variabel treatment (X1) dengan variabel atribut (X2) terhadap variabel terikat (Y).

c. Hipotesis simple effect

Hipotesis simple effect tergantung banyaknya kelompok data atau teori dari variable atribut, karena hipotesis ini merupakan hipotesis yang membandingkan antar 2 kelompok data. Untuk desain eksperimen 2x2, banyaknya hipotsis simple effect maksimal 4 buah. Analisis simple effect

139Putu Ade Andre Payadna, Gusti Agung Nugraha Trisna Jayantika, Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Stattistik Dengan Spss (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 114

140Sudibyo Supardi Surahman, Metodologi Penelitian (Jakarta: CV. Trans Info Media, 2014), hlm. 349

merupakan uji lanjut dari hipotesis pengaruh interaksi (interaction effect).

Oleh karenanya, jika dalam pengujian hipotesis pengaruh interaksi tidak teruji secara signifikan, maka analisis simple effect disarankan tidak perlu dilakukan/dilanjutkan.

Tahapan-tahapan yang di ambil dalam pengujian menggunakan ANOVA adalah:

a. Hipotesis main effect Hipotesis pertama

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar dengan model problem based learning dengan model direct instruction

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar dengan model problem based learning dengan model direct instruction

Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.>0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh antara model problem based learning dan model direct instruction terhadap hasil belajar IPS. Kemudian jika Sig.<0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti terdapat perbedaan pengaruh antara model problem based learning dan model direct instruction terhadap hasil belajar IPS.

b. Hipotesis simple effect Hipotesis kedua dan ketiga

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan model problem based learning dan direct instruction pada siswa berkemampuan berpikir kreatif tinggi

H0 : Terdapat perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan model problem based learning dan direct instruction pada siswa berkemampuan berpikir kreatif tinggi

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan model problem based learning dan direct instruction pada siswa berkemampuan berpikir kreatif tinggi

H0 : Terdapat perbedaan hasil belajar IPS dengan menggunakan model problem based learning dan direct instruction pada siswa berkemampuan berpikir kreatif tinggi

Uji lanjut dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata skor variable terikat antara dua kelompok data/sampel dan merupakan pengujian hipotesis simple effect. Uji lanjut simple effect dapat dilakukan dengan menggunakan uji Tuckey. dalam eksperimen dengan desain factorial 2x2, dalam penelitian ini akan di uji 2 hipotesis yaitu antara A1B1 dan A2B1, hipotesis A1B2 dan A2B2. c. Hipotesis interaction effect

Hipotesis keempat

Ha : Terdapat pengaruh interaksi antara model problem based learning dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar IPS

H0 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara model problem based learning dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar IPS

Jika nilai Sig. interaksi Model Pembelajaran*berpikir kreatif >

0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti Tidak terdapat interaksi model pembelajaran dan berpikir kreatif terhadap hasil belajar IPS. Kemudian jika Sig.<0,05 maka H0ditolak dan Ha diterima berarti terdapat interaksi model pembelajaran dan berpikir kreatif terhadap hasil belajar IPS siswa.

Dokumen terkait