BAB III METODE PENELITIAN
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Suatu tahapan strategis dari penelitian dengan tujuan mengambil data disebut teknik pengumpulan data. Teknik yang diterapkan adalah tes dan dokumentasi.
a. Tes
Tes merupakan seperangkat simulasi yang diberikan pada seseorang yang bermaksud mendapat jawaban yang akan dijadikan dasar penetapan skor. Tes yang digunakan dalam peneltian ini adalah pretest dan posttest yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Instrumen Pembelajaran
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung: Alfabeta, 2018), 83.
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP yang sudah peneliti buat adalah instrumen yang menjadi pedoman pelaksanaan proses pembelajaran. Terdapat dua macam RPP dalam penelitian ini, antara lain RPP untuk kelas kontrol dan RPP untuk kelas eksperimen (dapat dilihat pada lampiran 4)
2) Lembar Kerja Peserta Didik Dan Kelompok
LKPD/ LKPK dibuat sebagai lembar kegiatan peserta didik untuk mengambil nilai sesuai dengan materi yang diajarkan.
Terdapat dua macam LKPD/ LKPK dalam penelitian ini, anatara lain untuk kelompok kelas eksperimen dan kontrol.
3) Lembar Mind Mapping
Lembar mind mapping dibuat sebagai lembar kegiatan untuk melihat pada pemahaman konsep siswa.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data suatu alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan suatu data, agar kegiatan tersebut sistematis dan mudah. Sebelum instrumen ini digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen untuk mengukur validitas dan reabilitas tes sebelum digunakan pada sampel yang akan diteliti. Jenis instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini diantaranya:
1) Tes
Tes yakni separangkat simulasi yang diberikan pada seseorang yang bermaksud mendapat jawaban yang akan dijadi- kan dasar penetapan skor. Tes digunakan untuk mengetahui hasil dari pengaruh yang diberikan dalam pembelajaran pada aspek pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kritis siswa. Me- lalui, tes bisa diketahui bahwa prestasi belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep dan berfikir kritis yang akan di- capai siswa. Tes akan diberikan dalam bentuk 20 soal pilihan ganda untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep dan 10 soal essay untuk mengukur kemampuan berfikir kritis. Hasil tes siswa akan diberi skor sesuai dengan kriteria penilaian. Pada penelitian ini uji tes sebagai pengumpulan data yang utama. Nilai kemampuan dari siswa yang telah diperoleh dari penskoran terhadap jawaban peserta didik pada tiap- tiap butir soal.
Penskoran tersebut dapat dilihat dan hitung pada rubrik penskoran dengan menggunakan rumus masing-masing.
Berikut merupakan cara perhitungan dan persentase penilaian untuk kemampuan berfikir kritis.52
52 Susilowati, Sajidan, Murni Ramli. Analisis Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Magetan.Seminar Nasional Pendidikan Sains “Strategi Pengembangan Pembelajaran Dan Penelitian Sains Untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 Creativity And Innovation, Critical Thinking And Problem Solving, Communication, Collaboration/4c”
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2017.
Nilai persentase kemampuan berfikir kritis kemudian dikat- egorikan sesuai tabel berikut:
Tabel 3.3
Persentase Kemampuan Berfikir Kritis
Sumber : Yowantiyas S.Y, 2019.53
Sedangkan cara perhitungan dan persentase penilaian untuk kemampuan pemahaman konsep sebagai berikut:
∑
∑ ∑
Nilai persentase pemahaman konsep kemudian dikategorikan sesuai tabel berikut:
Tabel 3.4
Persentase Kemampuan Pemahaman Konsep
Kategori Interval Skor Kemampuan
Pemahaman Konsep (%)
Sangat Rendah 0 - 20
Rendah 20 - 40
Sedang 40 - 60
Tinggi 60 – 80
Sangat Tinggi 80 – 100
Sumber: Yowantiyas S.Y, 2019.54
53 Yowantiyas S.Y. Pengaruh model Brain based learning terhadap kemampuan berfikir kritis dan pemahaman konsep pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 15 Bandar lampung. Skripsi (Lampung: universitas islam negeri raden intan lampung, fakultas tarbiyah dan keguruan, 2019.
46.
54 Yowantiyas S.Y. Pengaruh model Brain based learning terhadap kemampuan berfikir kritis dan pemahaman konsep pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 15 Bandar lampung, 47.
Kategori Interval Nilai Kemampuan Berfikir Kritis (%)
Sangat Tinggi 81,25 - 100
Tinggi 71,50 - 81,25
Cukup Tinggi 62,50 - 71,50
Kurang Tinggi 43,75 - 62,50
Tidak Tinggi 0 - 43,75
Tes dalam instrumen penelitian ini akan diuji di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, maka instrmen pengumpulan data harus baik. Sehingga perlu di evaluasi alat ukur yaitu dengan:
a) Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak di ukur.
Instrumen pada penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda dan essay. Validitas dihitung dengan koefisien menggunakan product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
n : Banyaknya subjek yang dikenai tes
∑X2 : Jumlah dari X yang dikuadratkan
∑Y2 : Jumlah dari Y yang dikuadratkan
Adapun kriteria validitas sebagaimana dikemukakan oleh arikunto sebagai berikut:55
55 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 101.
Tabel 3.5 Kriteria Validitas
Hasil rxy Tingkat Validitas 0,801 – 1,00 Sangat Tinggi
0,601 – 0,800 Tinggi
0,401 – 0,600 cukup
0,201 – 0,400 Rendah
0,00 – 0,200 Sangat Rendah Berdasarkan kriteria tersebut item- item soal tes yang dapat digunakan adalah koefisien korelasinya minimal cukup.
Tingkat validitas butir soal dapat dihitung menggunakan SPSS Statistics versi 28 for windows menggunakan corrected item total correlation. Pengambilan keputusan untuk menyatakan valid atau tidak valid didasarkan pada r tabel dengan taraf signifikan 5%. Apabila rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%, maka item soal tersebut dikatakan valid.
Namun jika rhitung < rtabel, maka item pernyataan itu tidak valid.
b) Uji Realibilitas
Reabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan kekonsistenan suatu soal tes. Reabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Untuk mengujinya peneliti menggunakan rumus Alpha:
∑ Keterangan:
: Koefisien reliabilitas tes
n : Banyaknya butir item yang di keluarkan dalam tes
1 : Bilangan konstan
∑ : Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item : Varian total
Tabel 3.6
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Nilai Keterangan
Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto, 2013.56
c) Uji Kesukaran
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besar indeksnya kesukaran 0,00 sampai 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar. Sebaliknya, indeks 1,0 menunjukkan soal terlalu mudah.
56 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
(1) Soal dengan P = kurang dari 0,30 adalah soal yang terlalu sukar
(2) Soal dengan P = 0,30 s/d 0,70 adalah sedang
(3) Soal dengan P = lebih dari 0,70 adalah soal lebih dari mudah
Adapun rumus untuk mencari P (proporsi) adalah:
(4) P = indeks kesukaran
(5) B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar (6) JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.57
d) Uji Daya Beda
Uji daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pintar (berkemampuan rendah). Indeks deskriminasi (D) adalah angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda.
Indeks tersebut berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada indeks deskriminasi terdapat tanda negative (-) yang digunakan jika soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee.
Rumus uji daya pembeda sebagai berikut:
57 Dahruji, Statistik. Pamekasan: Duta Media Publishing, 2017.
Keterangan:
D = indeks deskriminasi (daya beda) JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
D = 0,00 --- 0,20 → buruk (poor)
D = 0,21 --- 0,40 → cukup (satisfactory) D = 0,41 --- 0,70 → baik (good)
D = 0,71 --- 1,00 → baik sekali (excellent)
D = negatif, semuanya → tidak baik, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaikya tidak digunakan.58
58 Mujianti Solichin, Analisis Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validasi Butir Tes, Interprestasi Hasil Tes Dan Validitas Ramalan Dalam Evaluasi Pendidikan. Dirasat: Jurnal Manajemen &
Pendidikan Islam 2, No. 20 2017: 192-213.