• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Supervisi Kelompok

60

maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama.

b. Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.

c. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara perorangan maupun secara kelompok.

61 6. Darmawisata

7. Kuliah/studi 8. Diskusi panel

9. Perpustakaan jabatan 10. Organisasi profesional 11. Buletin supervisi 12. Pertemuan guru

13. Lokakarya atau konferensi kelompok

Teknik supervisi kelompok ini tidak akan dibahas satu persatuNamun satu hal yang perlu ditekankan di sini bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik supervisi kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan dan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui oleh kepala sekolah adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan untuk membina seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru.

Menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap

62

teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.

Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.

63 BAB IV

KOMPETENSI GURU

Guru adalah pilar pendidikan. Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan di suatu negara sangat dipengaruhi oleh peran strategis para guru. Itulah yang menjadi alasan kompetensi guru harus terus ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Guru memiliki beban tugas yang sangat berat, tidak hanya bertanggung jawab kepada para anak didiknya, tapi juga pada negara.

Guru bahkan memiliki peran sentral dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru atau pendidik dalam Pasal 1 Ayat 6 Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Selanjutnya pada Pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa: ”Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

64

melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Merujuk pada Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan guru yang berkualitas adalah guru yang profesional. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi untuk meningkatkan kompetensi.

Berdasarkan UU No 20 tahun 2002 tentang Sistem pendidikan Nasional, Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Sementara dalam Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

65

kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.

kompetensi Profesional dalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kemampuan ini diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini diperlukan oleh guru agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk

66

keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.

Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi.

Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam

67

pengamatan dan pengenalan. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal merupakan kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik.

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Di dalam permendiknas tersebut dirinci kompetensi inti guru dan kompetensi guru dalam mata pelajaran.

Berikut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

68

Tabel. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA, dan SMK/MAK

No .

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN Kompetensi Pedagodik

1. Menguasai

karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

1.1 Memahami Karakteristik

peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial- emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial- budaya.

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata

pelajaran yang diampu.

1.3 Mengidentifikasi

69 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.

1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip- prinsip

pembelajaran yang mendidik.

2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,

70 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

strategi, metode, dan teknik

pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

3.1 3.2

Memahami prinsip- prinsip

pengembangan kurikulum.

Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.

3.3 Menentukan

pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.

71 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 3.4 Memilih materi

pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran

secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.

3.6 Mengembangkan indikator dan

instrumen penilaian.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

4.1 Memahami prinsip- prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

72 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 4.2

4.3

Mengembangkan komponen-

komponen rancangan pembelajaran.

Menyusun rancangan

pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang

73 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

dipersyaratkan.

4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan

dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.

4.6 Mengambil keputusan

transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang

74 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

berkembang.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

6.1

6.2

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk

75 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

kreativitasnya.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

7.1 Memahami berbagai strategi

berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a)

76 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru

terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

8. Menyelenggarakan penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1 Memahami prinsip- prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

77 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

8.2 Menentukan aspek- aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses

78 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

dan hasil belajar.

8.5 Mengadministrasika n penilaian proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan

mengunakan

berbagai instrumen.

8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.

8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan

79 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN kepentingan

pembelajaran.

evaluasi untuk menentukan

ketuntasan belajar 9.2 Menggunakan

informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan

pengayaan.

9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk

80 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

meningkatkan kualitas

pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran.

10.1

10.2

Melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Memanfaatkan hasil refleksi untuk

perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

10.3 Melakukan

penelitian tindakan kelas untuk

meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam

81 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi Kepribadian 11. Bertindak sesuai

dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

11.1 Menghargai peserta didik tanpa

membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat- istiadat, daerah asal, dan gender.

11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan

nasional Indonesia yang beragam.

82 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 12. Menampilkan diri

sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

12.1 12.2 12.3

Berperilaku jujur, tegas, dan

manusiawi.

Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

13. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

13.1 13.2

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

83 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 14. Menunjukkan etos

kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

14.1 14.2 14.3

Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

Bekerja mandiri secara profesional.

15. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

15.1 15.2

Memahami kode etik profesi guru.

Menerapkan kode etik profesi guru.

Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru Kompetensi Sosial

16. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak

diskriminatif karena

16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat

84 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

16.2

dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial- ekonomi.

17. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan

85 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan

masyarakat.

17.2

komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.

Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program

pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan

masyarakat dalam program

pembelajaran dan

86 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

18.

Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

18.1

18.2

Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.

Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.

87 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 19. Berkomunikasi

dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran.

19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.

Kompetensi Profesional

88 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 20. Menguasai materi,

struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

21.1 Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu

21.2 Memahami

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

21. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

21.1 21.2

Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang

89 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

diampu.

22. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

22.2 Mengolah materi pelajaran yang

diampu secara kreatif sesuai dengan

tingkat

perkembangan peserta didik.

23. Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

23.1

23.2

Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka

90 No

.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

peningkatan keprofesionalan.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

24. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

24.1

24.2

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Dalam

berkomunikasi.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

91

Kompetensi yang melekat dalam diri guru akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mengelolah kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

92 BAB V

PERANAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Dalam Undang-Undang pendidikan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsasan.

Dalam upaya mencapai tersebut baik pemerintah maupun masyarakat berusaha menyelenggarakan pendidikan, salah satu diantaranya adalah lembaga pendidikan formal. Namun diakui bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan bukanlah hal yang mudah, karena pendidikan merupakan suatu system yang melibatkan banyak komponen yang saling terkait satu sama lainnya.

Salah satu pensyaratan yang sangat mendasar dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

93

adalah guru yang berkualitas memliki kemampuan profesional. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Berbagai upaya yang telah dan sementara dilakukan melalui penataran-penataran, pelatihan/lokakarya, simulasi/diseminasi, dan pertemuan- pertemuan pembinaan antar guru yang diatur menurut gugus-gugus serta secara langsung pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah.

Namun kenyataannya membuktikan bahwa masih banyak terjadi kelemahan dalam pelaksanaannya, sebab selama ini proses pembelajaran di kelas masih terjadi kesenjangan, guru hanya cenderung menyampaikan informasi materi bidang studi, sedangkan kemampuan kependidikan masih sangat diabaikan.

Sehubungan hal tersebut di atas, kepala sekolah selaku supervisor dituntut untuk memberikan pengawasan dan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebagaimana tugas kepala sekolah selaku supervisor ialah memberikan bimbingan, bantuan,

94

pengawasan dan penilaian pada masalah–masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan adanya guru yang profesional dan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah sejauh mana peranan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya selaku supervisor pendidikan.

Dokumen terkait