191
BAB
14
VARIABEL DALAM KETENAGAAN & CARA PENGHITUNGAN JUMLAH TENAGA DALAM SUATU SHIFTRicha Noprianty
Capaian Pembelajaran:
1. Mampu memahami variable dalam ketenagaan
2. Mampu mengidentifikasi perencanaan kebutuhan tenaga perawat
3. Mampu menghitung tenaga perawat metode Douglas 4. Mampu menghitung tenaga perawat metode Gillies 5. Mampu menghitung tenaga perawat metode PPNI 6. Mampu menghitung tenaga perawat metode Depkes 7. Mampu menghitung tenaga perawat metode Ilyas
8. Mampu menghitung tenaga perawat metode WISN (WHO 2014) 9. Mampu menghitung tenaga perawat metode ABK (Menkes
2015)
Komponen yang sangat berperan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang menunjang yaitu adanya sumber daya manusia terutama tenaga keperawatan yang efektif dan efisien yang melakukan asuhan keperawatan terhadap klien selama 24 jam.
Keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dipengaruhi dari kompetensi perawat yang memadai. Oleh sebab itu perencanaan yang sistematis dan strategis harus dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan.
VARIABEL DALAM
Daftar Pustaka
Adi, N., Kusumah, R., & Noprianty, R. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Kompetensi Berdasarkan Jenjang Karir Profesional Perawat.
Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(2), 93²101.
Badan PPSDM Kesehatan. (2015). Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes).
Hidaya, N., Alfianur, & Handayani, F. (2021). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan. Adab.
Mustajab, R. (2023). Ada 1,26 Juta Tenaga Kesehatan di Indonesia pada Awal Tahun 2023. https://dataindonesia.id/tenaga- kerja/detail/ada-126-juta-tenaga-kesehatan-di-indonesia- pada-awal-tahun-2023
Noprianty, R. (2019). Jenjang Karir Perawat dan Kepuasan Pasien terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 5(2).
https://doi.org/10.17509/jpki.v5i2.17404
Noprianty, R. (2023). Buku Ajar Manajemen dan Kepemimpinan dikembangkan Berdasarkan Teori Keperawatan dan Dilengkapi Dengan Studi Kasus, Daftar Tilik Dan Soal-Soal (1st ed.).
Deepublish.
https://r2kn.litbang.kemkes.go.id/handle/123456789/7656 8
Noprianty, R., Dewi, W., Muhsinin, S., Soleha, S., Sugiharti, I., &
Andriyansyah, I. (2023). Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit Melalui Pelatihan Aplikasi Software Workload Indicators of Staffing Need. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 8(5).
Noprianty, R., Febianti, S. A., & Fikri, J. (2020). Analysis of Nurses Staff Needs Using Workload Indicate Staff Need in Pediatric Ward With Time Motion Study. Jurnal Medicoeticolegal Dan
Manajemen Rumah Sakit, 9(1), 13²22.
207 Noprianty, R., Wahdana, W., & Suryanah, A. (2022). Dampak Beban Kerja terhadap Produktifitas Kerja di Ruang Perioperasi.
Jurnal Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 5(2).
Nursalam. (2022). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional (6th ed.). Salemba Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2015. (2015).
Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan. In Ekp (Vol. 13, Issue 3).
WHO. (2010). 8VHU·V 0DQXDO :,61. World Health Organization.
WHO. (2014). Software Manual WISN. World Health Organization.
Latihan Soal
Kepala ruang Rawat Inap Bedah ingin menghitung jumlah kebutuhan perawat dengan menggunakan metode Douglas. Jumlah pasien di ruangan adalah 35. Kepala ruang mendapatkan data bahwa terdapat 5 pasien terpasang folley catheter, 5 pasien yang dirawat untuk prosedur diagnostik, 1 pasien gelisah (disorientasi), 1 pasien dengan 2 jam post laminektomi (operasi tulang belakang), 2 pasien dengan POD 2 (post op days) apendiktomi, 3 pasien terpasang NGT dan ventilator, 10 pasien yang terpasang IV line, 5 pasien dengan POD 2 hernia, serta 3 pasien dengan rencana pulang.
1. Manakah yang termasuk ke dalam tingkat ketergantungan minimal care?
A. 5 pasien terpasang folley catheter
B. 5 pasien yang dirawat untuk prosedur diagnostik C. 5 pasien dengan POD 2 hernia
D. 1 pasien gelisah (disorientasi)
E. 2 jam post laminektomi (operasi tulang belakang)
2. Manakah yang termasuk ke dalam tingkat ketergantungan partial care?
A. 5 pasien terpasang folley catheter
B. 5 pasien yang dirawat untuk prosedur diagnostik C. 1 pasien gelisah (disorientasi)
D. 2 jam post laminektomi (operasi tulang belakang) E. 3 pasien dengan rencana pulang.
3. Manakah yang termasuk ke dalam tingkat ketergantungan total care?
A. 5 pasien terpasang folley catheter
B. 5 pasien yang dirawat untuk prosedur diagnostik C. 1 pasien gelisah (disorientasi)
D. 5 pasien dengan POD 2 hernia E. 3 pasien dengan rencana pulang
4. Berapakah jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan tersebut ? (pembulatan > 5 ke atas, < 5 ke bawah)
209 B. 19 orang
C. 18 orang D. 17 orang E. 16 orang
Minimal Partial Total
Pag i
Sian g
Mala m
Pag i
Sian g
Mala m
Pag i
Sian g
Mala m 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20 5. Di sebuah ruang rawat diketahui pada sif pagi ini terdapat 8
pasien selfcare, 3 pasien pasrtial care, dan 1 pasien total care.
Adapun kapasitas tempat tidur sebanyak 15 TT dengan BOR 80%. Berapakah jumlah jam perawatan langsung yang dibutuhkan jika dihitung menggunakan rumus Gillies?
A. 19 jam B. 20 jam C. 21 jam D. 22 jam E. 23 jam
Kunci Jawaban
1. B 2. A 3. C 4. D 5. E
Profil Penulis
Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH.
Ketertarikan penulis terhadap keperawatan membuat penulis memilih untuk masuk ke Universitas Jenderal Soedirman dengan memilih Jurusan Keperawatan dan lulus tahun 2011.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Gadjah Mada dan lulus akhir 2012 dengan mengambil Jurusan Manajemen Rumah Sakit. Lalu melanjutkan Profesi Ners di STIKes Dharma Husada Bandung dan lulus tahun 2015.
Penulis sudah mengabdikan diri sebagai dosen sejak tahun 2013 hingga sekarang. Penulis pernah bekerja sebagai Dosen Prodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners dan mulai tahun 2020 bergabung sebagai Dosen Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi Universitas Bhakti Kencana sampai dengan sekarang. Selain itu, penulis juga aktif sebagai tim reviewer jurnal penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat serta editor buku. Dalam mewujudkan karir sebagai dosen profesional, penulis aktif sebagai peneliti dan melakukan pengabdian kepada Masyarakat baik scara mandiri maupun hibah. Selain peneliti, penulis juga pernah menulis beberapa buku ajar, buku saku dan buku monograf dalam lingkup Keperawatan. Email Penulis:
[email protected] / [email protected]
211
BAB
15
ALOKASI & PENJADWALAN TENAGA KEPERAWATAN DALAM SUATU SHIFTArdia Putra
Capaian Pembelajaran:
1. Mampu memahami ketenagaan keperawatan di ruang rawat inap
2. Mampu menentukan Full Time Equivalents 3. Mampu menentukan penggabungan staf
4. Mampu memahami penjadwalan yang kreatif dan fleksibel 5. Mampu memahami alokasi dan penjadwalan.
6. Mampu memahami modifikasi kerja mingguan
Ketenagaan berperan penting dalam menentukan uraian tugas perawat untuk meningkatkan pelayanan asuhan pasien (Herlina et al., 2023). Peran manajer perawat dalam fungsi ini meliputi: perencanaan, rekrutmen karyawan, pengaturan jadwal kerja, pengurangan beban kerja, peningkatan alokasi dan manajemen sumber daya manusia (SDM). Tujuan akhir dari manajemen staf keperawatan adalah untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas (Jayanti et al., 2021).
A. Ketenagaan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Dalam fungsi ketenagaan, tanggung jawab manajer keperawatan secara utuh adalah untuk mengatur sistem kepegawaian (Gillies, 1995). Aktivitas manajer dalam fungsi ketenagaan diantaranya perekrutan staf, leader,