• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.8 Metode Analisis Data

3.8.3 Teknik Pengujian Hipotesis

3.8.3.2 Uji F

Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Formula hipotesis yang digunakan pada uji F adalah sebagai berikut:

- Ho : bi = 0

Artinya variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

- Ha : bi ≠ 0

Artinya variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian hipotesis untuk uji F menurut Anderson, Sweeney, dan Williams (2011) adalah sebagai berikut:

- Ho ditolak jika : p-value ≤ α

Arti dari penjelasan kriteria tersebut adalah bahwa variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan derajat keyakinan sebesar 5%.

3.8.4 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R²) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Maka digunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik karena Adjusted R² dapat beurabh (naik atau turun) apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor, serta agen tunggal pemegang merek sepeda motor Honda di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra Internasional.

Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor, terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000, PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra Internasional Tbk dan sisanya 50% milik Honda Motor Co. Japan.

Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi di Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ketiga yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawanan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ketiga ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4,2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat.

Guna menunjang kebutuhan, serta kepuasan pelanggan sepeda motor Honda, saat ini PT Astra Honda Motor didukung oleh 1.600 showroom dealer penjualan, yang diberi kode H1, 3.800 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) dengan kode H2, serta 6.500 gerai suku cadang atau H, yang siap melayani jutaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia.

Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 15.000 orang ditambah 130 vendor dan supplier, serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. Produk-produk yang dihasilkan (2012) adalah sepeda motor tipe Cub.Bebek, yaitu Honda Absolute Revo, Honda Revo Techno, Honda Blade, dan Honda Supra X. Tipe sport, yaitu Honda CBR 150, Honda CBR 250, Honda CS1, Honda Mega Pro, dan Honda Tiger. serta tipe Skutik, yaitu Honda Beat, Honda PCX 150, Honda Scoopy, Honda Spacy, Honda Vario, dan Honda Vario Techno.

Pada tahun 2012, jumlah produksi total PT Astra Honda Motor mencapai 4.092.693 unit sepeda motor.

Kantor Pusat Plant 1 (Sunter)

Alamat : Jl. Laksda Yos Sudarso – Sunter I Jakarta 14350 Telepon : +6221 6518080, 30418080 (Hunting)

Fax : +6221 6521889, 6518814 (Sumber: http://www.astra-honda.com)

PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda dua yang menyenangkan, aman, dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

4.2 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengguna sepeda motor, serta bertempat tinggal di Jakarta Selatan. Pendekatan yang diambil adalah convenience sampling, artinya penulis bebas memilih siapa saja yang penulis temui untuk menjadi sampel dalam penelitian ini jika sesuai menurut kriteria penulis.

Berdasarkan data dari 100 responden, melalui daftar pertanyaan didapat profil responden tentang jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, dan pendapatan perbulan. Penggolongan ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum objek penelitian tersebut satu per-satu dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran umum mengenai konsumen sepeda motor Honda berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Dalam %

Laki-laki 73 73%

Perempuan 27 27%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki sebanyak 73%, sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 27%.

4.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur

Gambaran umum mengenai konsumen sepeda motor Honda berdasarkan Umur pada saat pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Reponden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Dalam %

17 - 22 18 18%

23 – 27 41 41%

28 – 32 16 16%

≥ 33 25 25%

Umur Jumlah Dalam %

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa proporsi paling besar adalah dari responden berusia 23 – 27 tahun, yaitu sebanyak 41%. Kemudian responden berusia 33 tahun keatas yang berjumlah 25%, responden yang berusia 17 – 22 tahun berjumlah 18%, dan responden berusia 28 – 32 tahun yang berjumlah 16%.

4.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan pengelompokkan jenis pekerjaan, responden dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Dalam %

Pelajar/mahasiswa 38 38%

Pegawai Negeri 8 8%

Pegawai Swasta 28 28%

Wirausaha 19 19%

Lainnya 7 7%

Pekerjaan Jumlah Dalam %

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden terbanyak berasal dari Pelajar atau Mahasiswa, yaitu sebanyak 38%. Kemudian secara berurutan adalah Pegawai Swasta dengan 28%, Wirausaha sebanyak 19%, Pegawai negeri sebanyak 8%, dan lainnya sebanyak 7%.

4.2.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Pendapatan perbulan erat kaitannya dengan pola konsumsi seseorang akan suatu barang atau jasa. Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan tingkat pendapatan perbulan:

Tabel 4.4

Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Pendapatan Perbulan Jumlah Dalam %

≤ Rp. 500.000 0 0%

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 23 23%

Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 51 51%

> Rp. 5.000.000 26 26%

Pendapatan Perbulan Jumlah Dalam %

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Pada tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pendapatan perbulan antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 5.000.000, yaitu sebanyak 51%. Selanjutnya responden yang memiliki pendapatan perbulan diatas Rp. 5.000.000 sejumlah 26%, pendapatan perbulan antara Rp. 500.000 hingga Rp. 1.000.000 sebanyak 23%, serta tidak ada yang memiliki pendapatan perbulan dibawah Rp. 500.000.

4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan mencari korelasi dari setiap indikator terhadap skor totalnya dengan menggunakan rumus teknik korelasi pearson product moment. Dasar keputusan uji validitas adalah sebagai berikut:

Jika r hitung ≥ r tabel (α = 0,05), maka data dinyatakan valid

Jika r hitung < r tabel (α = 0,05), maka data dinyatakan tidak valid

Dengan jumlah responden sebanyak 100 (N = 100), maka dapat diketahui r tabel dari tabel berikut:

Tabel 4.5

NILAI-NILAI R PRODUCT MOMENT

N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317

29 0,367 0,470 70 0,235 0,306

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296

7 0,754 0,874

8 0,707 0,834 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270

34 0,339 0,436 95 0,202 0,263

N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif

5% 1% 5% 1% 5% 1%

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430

100 0,195 0,256

12 0,576 0,708

13 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194

39 0,316 0,408 200 0,138 0,181

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 300 0,113 0,148

17 0,482 0,605

18 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,115

20 0,444 0,561 43 0,301 0,389

44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097

22 0,423 0,537

23 0,413 0,526 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 24 0,404 0,515 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

25 0,396 0,505 48 0,284 0,368

49 0,281 0,364 1000 0,063 0,081

50 0,279 0,361

Sumber: Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan, Nachrowi Djalal, 2006.

Dari tabel diatas, r hitung dengan signifikansi 0.05 diketahui 0,195. Hasil uji validitas pada indikator-indikator penelitian ini terdapat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Konsumen

Variabel Indikator r Hitung r Tabel Kesimpulan Motivasi

Konsumen

Feeling Kepercayaan Sikap Positif Fakta Produk Logika Nilai Produk

Pengalaman Sebelumnya

0,472 0,195 Valid

0,637 0,195 Valid

0,731 0,195 Valid

0,658 0,195 Valid

0,678 0,195 Valid

0,652 0,195 Valid

0,568 0,195 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kualitas

Variabel Indikator r Hitung r Tabel Kesimpulan Persepsi

Kualitas

Performa Operasi Fitur

Orientasi Kualitas Konsistensi Kinerja Umur Ekonomis

Kemampuan Sepeda Motor Penampilan

0,435 0,195 Valid

0,518 0,195 Valid

0,694 0,195 Valid

0,568 0,195 Valid

0,576 0,195 Valid

0,516 0,195 Valid

0,496 0,195 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian

Variabel Indikator r Hitung r Tabel Kesimpulan

Keputusan Pembelian

Kebutuhan Manfaat

Sikap Terhadap Produk Nilai Pribadi

Pengalaman Masa Lalu Gaya Hidup

0,441 0,195 Valid

0,566 0,195 Valid

0,616 0,195 Valid

0,590 0,195 Valid

0,632 0,195 Valid

0,657 0,195 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan pengujian pada tabel uji validitas diatas, diketahui bahwa nilai r hitung dari semua indikator variabel lebih besar dari jumlah r tabel-nya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa indikator dalam penelitian ini adalah valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi atau kesahihan jawaban seseorang dari waktu ke waktu terhadap sebuah pertanyaan sehingga suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau tidak. Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan alpha cronbach untuk mengetahui konsistensi internal antara variabel dalam instrumen, apakah instrumen- instrumen yang digunakan dalam penelitian ini layak dan berkaitan atau tidak, dengan nilai koefisiensi berkisar 0,60 sampai 0,70 atau lebih (Sekaran, 2006). Jika alpha cronbach mendekati 1, maka hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan reliable atau jawaban responden akan cenderung sama walaupum diberikan kepada responden tersebut dalam bentuk pertanyaan berbeda. Adapun hasil uji reliabel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Kesimpulan

Motivasi Konsumen (X1) 0,748 Reliabel

Persepsi Kualitas (X2) 0,607 Reliabel

Keputusan Pembelian (Y) 0,618 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan pengujian pada tabel uji reliabilitas, diketahui bahwa semua variabel mempunyai alpha cronbach lebih besar dari 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel dalam penelitian ini adalah reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Uji normalitas hasil data dalam penelitian ini menggunakan metode dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Grafik normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1

Grafik Normal Probabilty Plot

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa sebaran data yang terjadi tersebar disekeliling garis lurus atau tidak terpencar jauh dari garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa persyaratan uji normalitas data bisa dipenuhi.

4.4.2 Uji Multikoleniaritas

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai Tolerance dan VIF (Value Inflation factor). Jika nilai toleransi = 1, maka tidak ada toleransi antar variabel independen atau jika VIF ≥ 10 dikatakan terjadi kolinearitas yang tinggi (masalah multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya). Adapun nilai tolerance dan VIF dapat dilihat pada tabel 4.10 beikut ini:

Tabel 4.10

Nilai Tolerance Dan VIF

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki VIF lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Motivasi Konsumen .621 1.611

Persepsi Kualitas .621 1.611

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Menurut Ghozali (2006), pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian untuk dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas menghasilkan grafik pola penyebaran titik seperti tampak pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari grafik pada gambar 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Analisis regresi berganda digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y). Dalam penelitian ini, variabel independen adalah motivasi konsumen (X1), dan persepsi kualitas (X2), sedangkan variabel dependennya adalah keputusan pembelian (Y). Hasil dari uji regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9.042 2.109 4.287 .000

Motivasi Konsumen .306 .083 .370 3.664 .000

Persepsi Kualitas .250 .078 .322 3.193 .002

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari hasil tersebut, persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y = 9,042 + 0,306X1 + 0,250X2

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian X1 = Motivasi Konsumen 9,042 = Konstanta X2 = Persepsi Kualitas

Persamaan regresi berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai variabel independen Motivasi Konsumen adalah variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y).

4.6 Teknik Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial atau individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil dari Uji t dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Hasil Uji t

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

t tabel pada penelitian ini dapat dilihat dengan derajat bebas = n – k. sehingga derajat bebasnya adalah 97 (100 – 3) dan α = 0,05, maka hasil yang didapat ialah 1,985.

HIPOTESIS 1

Berdasarkan Tabel 4.12, nilai t hitung variabel Motivasi Konsumen adalah 3,664 dengan tingkat signifikansi 0,000, maka:

Ho1: Variabel Motivasi Konsumen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

Ha1: Variabel Motivasi Konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

Karena 3,664 > 1,985 dan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak.

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9.042 2.109 4.287 .000

Motivasi Konsumen .306 .083 .370 3.664 .000

Persepsi Kualitas .250 .078 .322 3.193 .002

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil tersebut, maka variabel Motivasi Konsumen secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

HIPOTESIS 2

Berdasarkan Tabel 4.12, nilai t hitung variabel Persepsi Kualitas adalah 3,193 dengan tingkat signifikansi 0,002, maka:

Ho2 : Variabel Persepsi Kualitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

Ha2 : Variabel Persepsi Kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

Karena 3,193 > 1,985 dan 0,002 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak.

Berdasarkan hasil tersebut, maka variabel Persepsi Kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

4.6.2 Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Kriteria pengujian hipotesis untuk uji F menurut Anderson, Sweeney, dan Williams (2011) adalah sebagai berikut:

Ho ditolak jika : p-value ≤ α

Hasil dari Uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 292.899 2 146.449 30.625 .000b

Residual 463.851 97 4.782

Total 756.750 99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Predictors: (Constant), Persepsi Kualitas, Motivasi Konsumen

Sumber: Data primer yang diolah, 2012 HIPOTESIS 3

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, diketahui nilai sig. adalah 0,000, maka:

Ho3 : Variabel Motivasi Konsumen dan Persepsi Kualitas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

Ha3 : Variabel Motivasi Konsumen dan Persepsi Kualitas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

Karena 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak.

Berdasarkan hasil tersebut, maka variabel Motivasi Konsumen dan Persepsi Kualitas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

4.7 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).

Hasil dari koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .622a .387 .374 2.187

a. Predictors: (Constant), Persepsi Kualitas, Motivasi Konsumen

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel diatas, besarnya Adjusted R Square adalah 0,374. Hal ini berarti bahwa 37,4% variasi keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen diatas. Sedangkan sisanya 62,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

4.8 Implikasi Manajerial

Dari hasil analisis data yang dilakukan, maka didapat kesimpulan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini mampu menerangkan 37,4% variasi keputusan pembelian, sedangkan sisanya 62,6% dapat dijelaskan oleh aspek-aspek lain diluar model.

Dari kedua variabel independen yang diuji secara individual, dapat diketahui bahwa motivasi konsumen merupakan yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda (koefisien 0,306). Semua variabel dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di Jakarta Selatan.

Dengan mengetahui bahwa motivasi konsumen merupakan yang paling dominan dalam menentukan keputusan pembelian, hal ini dapat dimanfaatkan oleh PT. AHM sebagai langkah meningkatkan penjualan produk-produknya dimasa depan. Ini berarti bahwa jika motivasi konsumen meningkat, maka akan meningkatkan kesediaan konsumen untuk melakukan pembelian produk sepeda motor Honda. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi konsumen adalah perasaan, kepercayaan, sikap, fakta produk, logika, nilai yang diberikan produk, serta loyalitas pelanggan.

Tabel 4.15

Rata-rata Nilai Variabel Motivasi Konsumen

Variabel Indikator Mean

Motivasi Konsumen

Feeling Kepercayaan Sikap Positif Fakta Produk Logika Nilai Produk

Pengalaman Sebelumnya

4,41 4,16 4,15 4,2 4,2 4,12 4,32

Total Mean 4,2224,2

Dari hasil rata-rata nilai (mean) oleh masing-masing indikator atau dimensi yang digunakan untuk mengukur satu variabel yang didapat melalui kuesioner, diketahui bahwa untuk variabel Motivasi Konsumen (X1), nilai total rata-ratanya adalah 4.22. Maka, untuk dimensi yang bernilai diatas total rata-rata akan menjadi syarat perhatian untuk lebih ditingkatkan karena berarti dimensi-dimensi tersebut berpengaruh besar pada variabel Motivasi Konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Dapat kita lihat berdasarkan tabel diatas, dimensi-dimensi tersebut adalah Perasaan (feeling) dan Pengalaman Sebelumnya. Iklan atau Advertising mengenai sejarah sepeda motor Honda di Indonesia atau iklan yang menceritakan rasa cinta, senang, atau sayang seseorang terhadap sepeda motor Honda-nya disertai alasan mengapa mereka memiliki perasaan demikian terhadap sepeda motornya akan dapat meningkatkan perasaan konsumen. Perasaan muncul akibat adanya interaksi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan perasaan konsumen terhadap Honda, maka Honda harus meningkatkan interaksinya, contohnya seperti dengan membuka stand yang atraktif dan didukung oleh tenaga penjualan yang komunikatif pada event-event yang ada, memberikan program

customer care, atau yang lainnya. Pengalaman sebelumnya juga memberikan dampak yang besar pada motivasi konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembeliannya. Pengalaman sebelumnya dapat berupa banyak hal seperti orang tua atau keluarga konsumen yang sebelumnya memiliki sepeda motor Honda, hingga akhirnya konsumen juga membeli sepeda motor Honda dari pengalamannya menggunakan sepeda motor milik saudara, orang tua, atau temannya, atau konsumen memang sebelumnya memiliki sepeda motor Honda, kemudian karena pengalamannya yang positif terhadap sepeda motor Honda, ia melakukan pembelian ulang. Meningkatkan kualitas produk dan layanan Honda dapat meningkatkan pengalaman kepada konsumen Honda.

Tabel 4.16

Rata-rata Nilai Variabe Persepsi Kualitas

Variabel Indikator Mean

Persepsi Kualitas

Performa Fitur

Orientasi Kualitas Konsistensi Kinerja Umur Ekonomis

Kemampuan Sepeda Motor Penampilan

4,3 4,23 4,12 4,24 4,3 4,22 4,11

Total Mean 4,214,2

Untuk hasil total rata-rata pada variabel Persepsi Kualitas, Performa dan Umur Ekonomis menjadi syarat perhatian karena nilai rata-rata yang didapat diatas nilai rata-rata totalnya (4,3 dan 4,3 > 4,21). Hal ini berarti performa dan umur ekonomis berpengaruh besar pada persepsi kualitas konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembeliannya. Performa dan umur

ekonomis dapat ditingkatkan dengan menggunakan material terbaik untuk bahan produksi sepeda motor Honda, serta selalu berusaha meningkatkan kualitas produk dari waktu ke waktu. Hal ini tentu harus disertai dengan publikasi agar konsumen mengetahui (sadar) akan apa yang ditawarkan Honda kepada konsumennya. Memperpanjang masa garansi menjadi 4 tahun (diatas kompetitor terbesar Honda, yaitu Yamaha dengan garansi 3 tahun) akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk Honda dibanding pesaingnya.

Konsumen cenderung akan berpikir umur ekonomis produk Honda adalah tinggi, jika Honda sendiri percaya untuk memberikan masa garansi selama 4 tahun.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh motivasi konsumen dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di Jakarta Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel Motivasi Konsumen secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

2. Variabel Persepsi Kualitas secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

3. Secara keseluruhan atau simultan, variabel Motivasi Konsumen dan Persepsi Kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan.

4. Variabel Motivasi Konsumen memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada konsumen di Jakarta Selatan, yaitu dengan koefisien sebesar 0,306.

Dokumen terkait