• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Hipotesis I

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 34-42)

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data .1 Uji Normalitas Data

4.3.1 Uji Hipotesis I

Hasil data output one-sample statistic dari aplikasi IMB SPSS Statistic 21 untuk variabel model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak (variabel X) dapat kita perhatikan pada tabel 4.33 berikut ini.

Tabel 4.33 One Sample Test Statistics

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

pada Pembelajaran Aqidah Akhlak 44 29,50 5,346 ,806 Sumber Data: IMB SPSS Statistic 21

Hasil data output one-sample test dari aplikasi IMB SPSS Statistic 21 untuk variabel model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada peembelajaran Aqidah Akhlak (variabel X) dapat kita perhatikan pada tabel 4.34 berikut ini.

Tabel 4.34 One Sample Test

One-Sample Test

Test Value = 75 T Df

Sig.

(2- tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pembelajaran Aqidah Akhlak

-

56,454 43 ,000 -45,500 -47,13 -43,87 Sumber Data: IMB SPSS Statistic 21

karena nilai sig (2-tailed) = 0.000 <  = 0.05 maka H0 ditolak dan H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada peembelajaran Aqidah Akhlak paling tinggi 75%.

Penentuan kategori dan skor model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak dapat diperhatikan pada tabel tolak ukur kategori persentase pada tabel 4.35 berikut ini.

Tabel 4.35 Tolak Ukur Kategori Persentase

Persentase Kategori

80,00 – 100,00 60,00 – 79,99 40,00 – 59,99 00,00 – 39,99

Sangat Baik Baik Cukup Kurang1

Sumber: Jakni, Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan, 2016, hal.

107

Skor total variabel model pembelajaran yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 1298, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 10 X 4 = 40.

Angka 10 yaitu jumlah pertanyan pada angket kemudian angka 4 merupakan nilai tertinggi pada pilihan alternatif jawaban yang disediakan pada angket penelitian.

karena jumlah responden 44 orang, maka skor kriterium adalah 44 x 40 = 1760.

Sehingga penggunaan model pembelajaran adalah 1298 : 1760 = 0,737 atau 73,7%

dari kriteria yang ditetapkan jadi penggunaan model pembelajaran termasuk kategori baik.

1Jakni, Metodologi penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan (Bandung: CV Alfabeta, 2016), h. 107.

Hasil data output one-sample statistic dari aplikasi IMB SPSS Statistic 21 untuk variabel motivasi belajar pesrta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (variabel Y) dapat kita perhatikan pada tabel 4.36 berikut ini.

Tabel 4.36 One Sample Statistics

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X

Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare 44 57,18 6,143 ,926 Sumber Data: IMB SPSS Statistic 21

Hasil data output one-sample test dari aplikasi IMB SPSS Statistic 21 untuk variabel motivasi belajar pesrta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (variabel Y) dapat kita perhatikan pada tabel 4.37 berikut ini.

Tabel 4.37 One Sample Test

One-Sample Test

Test Value = 75 T Df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Motivasi Belajar

Peserta Didik Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare

-

19,241 43 ,000 -17,818 -19,69 -

15,95

Sumber Data: IMB SPSS Statistic 21

Nilai sig (2-tailed) = 0.000 ˂  = 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare paling tinngi 75%.

Penentuan kategori dan skor model pembelajaran motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare, dapat diperhatikan pada tabel tolak ukur kategori persentase pada tabel 4.38 berikut ini.

Tabel 4.38 Tolak Ukur Kategori Persentase

Persentase Kategori

80,00 – 100,00 60,00 – 79,99 40,00 – 59,99 0,00 – 39,99

Sangat Baik Baik Cukup Kurang2

Sumber: Jakni, Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang pendidikan, 2016, hal.

107

Skor total variabel motivasi belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 2516, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 18 X 4 = 72, karena jumlah responden 44 orang, maka skor kriterium adalah 44 x 72 = 3168. Sehingga penggunaan model pembelajaran adalah 2516 : 3168 = 0,794 atau 79,4% dari kriteria yang ditetapkan jadi motivasi belajar peserta didik termasuk kategori baik. Setelah uji hipotesis I maka berikutnya kita akan menguji hipotesis II 4.3.3 Uji Hipotesis III

Pengujian hipotesis ketiga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare Kota Parepare. Berikut tabel correlations dapat kita perhatikan pada tabel 4.39 berikut ini.

2Jakni, Metodologi penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan (Bandung: CV Alfabeta, 2016), h. 107.

Pembelajaran Aqidah Akhlak (Variabel X) dan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (Variabel Y)

Correlations

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

pada Pembelajaran Aqidah Akhlak

Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada

Pembelajaran Aqidah Akhlak

Pearson

Correlation 1 ,350*

Sig. (2-

tailed) ,020

N 44 44

Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare

Pearson

Correlation ,350* 1

Sig. (2-

tailed) ,020

N 44 44

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber Data: IMB SPSS Statistic 21

Pada hasil output nilai di atas diperoleh nilai thitung = 0.350  ttabel 0.251, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan signifikan dan positif antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak dengan motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare.

Pada hasil output IMB SPSS Statistic 21 di atas, diperoleh nilai signifikansi

= 0.020 ˂ 0.05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak dengan motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah

Negeri 1 Parepare.Berikut tabel cofficients dapat kita perhatikan pada tabel 4.40 berikut ini.

Tabel 4.40 Coefficients

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Constant) 45,324 4,978 9,105 ,000

Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak

,402 ,166 ,350 2,420 ,020

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare

Sumber: Data Output IMB SPSS Statistic 21

Nilai output di atas dimasukkan ke dalam persamaan regresi Y = 45.324 + 0.402 X. Nilai Konstanta (a) adalah 45.324, artinya jika model pembelajaran kooperatif jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak adalah 0 maka motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare nilainya 45.324. Kemudian nilai koefisien regresi variabel motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (b) adalah 0.402, hal ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak sebesar 1% sehingga motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare juga akan meningkat 0.402% Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier sederhana pada tabel di atas, diperoleh nilai korfisien regresi (b) sebesar 45.324.

Persamaan linier regresi sederhana Y = 45.324 + 0.402 X menunjukkan angka koefisien regresi, nilai sebesar 0.402 angka ini mengandung arti bahwa nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dapat ini bermakna bahwa penggunaan

(variabel X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (variabel Y).

Kemudian kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi IMB SPSS Statistic 21. Pada tabel Coefficients (α) diperoleh sig = 0.020. karena nilai (0.020) ˂ α (0.05) maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengguaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak (X) terhadap motvasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (Y). Kemudian berikut output IMB SPSS Statistic 21 uji signifikansi menggunakan tabel anova dapat kita lihat pada tabel 4.41 berikut.

Tabel 4.41 Output SPSS Uji Signifikansi ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 198,565 1 198,565 5,857 ,020b

Residual 1423,981 42 33,904

Total 1622,545 43

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare

b. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Sumber: Data Output IMB SPSS Statistic 21

Kriteria pengujian yang daiambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi IMB SPSS Statistic 21. Apabila probabilitas sig regresion ˂ 0.05, maka regresi signifikan. Sebaliknya apabila probabilitas (sig) > 0.05, maka regresi tidak signifikan. Pada hasil output di atas, diperoleh nilai signifikansi = 0.020 ˂ 0.05, maka H0 ditolak, artinya regresi X dan Y adalah signifikan atau model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqiddah Akhlak (X) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (Y). Hal ini dibuktikan setelah menganalisis dengan program aplikasi IMB SPSS Statistic 21. Kemudian berikut adalah hasil output IMB SPSS Statistic 21 dengan model summary, hasil analisis datanya dapat diperhatikan pada 4.42 berikut ini.

Tabel 4.42 Model Summary

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,350a ,122 ,101 5,823

a. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak

Sumber Data: IMB SPSS Statistic 21

Uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh berdasarkan tabel summary, diperoleh R = 0.350 maka koefesien korelasi signifikan.

Kd = r2 x 100%

Kd = 0.122 x 100% = 12.1%

Nilai koefisien korelasi sebesar 10.1% maka dapat disimpulkan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidqh Akhlak (X) terhadap motivasi belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare (Y) sebesar 12.1%, sedangkan 87.9% motivasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Berikut dapat diperhatikan tabel pedoman untuk memberi interpretasi pada tabel 4.43 berikut ini.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat3 Sumber: Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan, 2019, hal. 292

Berdasarkan tabel pedoman untuk memberi intrepetasi terhadap koefisien korelasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak memiliki pengaruh sangat rendah terhadap motivasi belajar peerta didik kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Parepare sebesar 12.1%, sedangkan 87.9% motivasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Guru Aqidah Akhlak pada pebelajaran di kelas telah menggunakan beberapa model pembelajaran kelompok.

Maka kemungkinan yang menyebabkan kurangnya dari pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Aqidah Akhlak adalah karena penggunaan berbagai model pembelajaran kelompok yang lainnya. Model pembelajaran yang bagus maka akan meningkatkan juga motivasi belajar.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 34-42)

Dokumen terkait