• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Dalam dokumen MODUL AJAR KEPERAWATAN DASAR 2 (Halaman 32-56)

Tingkat penugasan : 100%

Arti tingkatan penguasaan yang capai:

90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang

< 69% = kurang

Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka dinyatakan telah menguasai kegiatan belajar 1 modul dan dapat meneruskan ke kegiatan berikutnya. Tetapi kalau nilai Anda masih di bawah 80%, maka harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagianyang belum dikuasai.

27 H. Kunci Jawaban dari test Formatif

1. C 2. B 3. A 4. A 5. A

28

KEGIATAN BELAJAR 3 Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh

A. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 tentang Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh yaitu, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan Konsep Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh 2. Menjelaskan Pengaturan Suhu Tubuh

3. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh 4. Menjelaskan Proses Kehilangan Panas Tubuh

5. Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh B. Pokok Materi Kegiatan Belajar

Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 3 ini, maka mhasiswa diharapkan mempelajari tentang :

1. Menjelaskan Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh a. Definisi

b. Jenis suhu tubuh c. Regulasi suhu tubuh

d. Tempat pengukuran suhu tubuh 2. Menjelaskan Pengaturan Suhu Tubuh

a. Proses mekanismepengaturan suhu tubuh saat kondisi panas b. Proses mekanismepengaturan suhu tubuh saat kondisi dingin 3. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

a. Olahraga b. Usia

c. Kadar hormon d. Irama sirkadian e. Stress

f. Lingkungan

29

4. Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh a. Demam

b. Kelelahan akibat panas c. Hipertermia

d. Heatstroke e. Hipotermia C. Uraian Materi

1. Menjelaskan Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh a. Definisi

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.

b. Jenis suhu tubuh

Suhu tubuh terbagi menjadi 2 : 1) Suhu inti

Merupakan suhu jaringan tubuh bagian dalam.

2) Suhu permukaan

Suhu pada kulit, jaringan sub kutan, dapat meningkat maupun menurun sesuai dengan temperatur lingkungan.

c. Regulasi suhu tubuh

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologi dan perilaku.Agar suhu tubuh berada dalam batas normal, maka hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan.Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis dan kardiovaskular.

1) Kontrol neural dan vaskular

Pusat pengontrol suhu tubuh adalah hipotalamus yang berada antara hemisfer serebral.Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran panas, sedangkan hipotalamus posterior mengontrol produksi panas. Bila sel saraf pada hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set point, implus akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set point, maka mekanisme konversi panas akan bekerja.

30 2) Produksi panas

Panas diproduksi oleh tubuh melalui metabolisme, merupakan reaksi kimia pada semua sel tubuh.Makanan merupakan sumber bahan bakar utama bagi metabolisme.Termoregulasi membutuhkan fungsi normal pada produksi panas.Aktivitas yang memerlukan tambahan reaksi kimia meningkatkan laju metabolik. Bila metabolisme meningkat, panas tambahan akan diproduksi.

Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, getaran otot dan termogenesis tanpa menggigil.

a) Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat. Basal Metabolik Rate (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh. Hormon tiroid akan mempengaruhi BMR, dengan cara meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak tubuh. Hormon tiroid juga akan meningkatkan laju reaksi kimia pada hampir seluruh sel tubuh.

b) Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan membutuhkan tambahan energi.

c) Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh

3) Pengeluaran panas a) Konduksi

Pemindahan panas dari permukaan suatu objek ke objek lain dengan kontak langsung. Agar terjadi konduksi kedua objek harus berbeda suhu dan harus saling berkontak. Misalkan: kompres dingin

b) Konveksi

Perpindahan panas karena gerakan udara. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin.

Misalkan: panas hilang karena menggunakan kipas angin.

c) Radiasi

Pemindahan panas dari permukaan suatu objek ke objek lain tanpa keduanya bersentuhan. Misalkan: menutup tubuh dengan pakaian gelap.

Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar dan

31

meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa panas tubuh.

d) Evaporasi

Perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas. Misalkan:

penguapan. Bila suhu udara lebih tinggi dari suhu permukaan tubuh, maka radiasi, konduksi dan konveksi tidak dapat menghilangkan panas tubuh.

Dalam keadaan ini cara penguapan yang bermanfaat, yaitu mengkonversi air dari cairan melalui gas

e) Diaforesis

Presipirasi visual dahi dan toraks atas.Kelenjar keringat berada di bawah dermis kulit.Kelenjar menyekresi keringat.Kelenjar dikontrol oleh sistem saraf simpatis.Bila suhu tubuh meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan keringat, yang menguap dari kulit untuk meningkatkan kehilangan panas.

d. Tempat pengukuran suhu tubuh

Inti Permukaan

Rektum

Membran timpani Esofagus

Arteri pulmoner Kandung kemih

Kulit Aksilla Oral

2. Menjelaskan Pengaturan Suhu Tubuh

Pusat pengaturan suhu terdapat di hipotalamus otak. Ketika suhu badan meningkat beliau atas normal, hipotalamus akan mengerimkan pesan ke kelenjar keringat untuk meningkatkan sekresi keringat.

Di ketika yang sama, hipotalamus mengirimkan pesan ke otot dinding pembuluh darah di kulit, yang mengakibatkan pembuluh darah melebar, kesudahannya semakin banyak darah yang beredar di kulit membawa panas ke permukaan tubuh. Kulit bertindak sebagai radiator panas, yang memungkinkan panas beradiasi dari permukaan badan ke lingkungan.

Ketika suhu badan menurun di bawah normal pembuluh darah di kulit menyempit sehingga lebih sedikit panas yang dibawa ke permukaan tubuh. Saraf memerintahkan otot bergerak dengan kata lain menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh. Proses mekanisme suhu tubuh ketika kondisi panas

32

Pada saat kondisi panas, tubuh akan membuang panas ke lingkungan. Ada empat cara membuang panas tubuh, yaitu konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi.

f. Proses mekanismepengaturan suhu tubuh saat kondisi panas

1. Kelenjar keringat mensekresikan keringat. Di tubuh mnusia, terdapat sekitar 2,5 juta kelenjar keringat. Keringat mengalir di saluran keringat, melalui pori- pori keringat menuju permukaan kulit. Keringat yang membawa panas akan menguap ke lingkungan. Ini merupakan proses membuang panas melalui proses evaporasi. Evaporasi dari permukaan kulit menurunkan suhu tubuh.

2. Rambut di kulit rebah untuk mencegah rambut memerangkap panas. Rambut yang rebah ini meniingkatkan aliran udara sehingga meningkatkan pembuangan panas, melalui konveksi.

3. Dinding pembuluh darah arteri relaksasi sehingga arteri melebar. Dengan demikian, aliran darah melalui arteri meningkat. Aliran darah arteri ke permukaan kulit akan meningkatkan pembuangan

g. Proses mekanisme pengaturan suhu tubuh saat kondisi dingin Pada kondisi dingin tubuh akan mengalami hal-hal berikut.

1. Keringat tidak dihasilkan.

2. Otot di bawah kulit berkontraksi sehingga kantong rambut tegak. Ini menyebabkan rambut berdiri untuk menangkap panas. Kontraksi otot menimbulkan bintil-bintil kecil di tubuh, kondisi ini biasa kita sebut dengan istilah merinding.

3. Arteri yang membawa darah ke bawah permukaan kulit berkontraksi. Dengan demikian darah tidak menuju ke dekat permukaan kulit. Ini mencegah darah membuang panas ke lingkungan sehingga suhu tubuh tidak turun.

4. Otot menerima pesan dari hipotalamus untuk emngigil. Menggigil akan meningkatkan produksi panas karena merupakan reakasi eksotermik di sel otot. Mengigil lebih efektif daripada berolahraga untuk menghasilkan panas karena organisme tetap diam. Dengan demikian, lebih sedikit panas yang hilang ke lingkungan melalui konveksi.

33

3. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh a. Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak.Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas.Olahraga yang berat dan lama, seperti lari jarak jauh dapat meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41°C.

b. Usia

Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat dan relatif konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.Suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila terlindung dari lingkungan yang ekstrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5°C – 39,5°C. Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak.

Regulasi suhu tidak stabil sampai anak-anak mencapai pubertas.Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia.Lansia memiliki rentang suhu tubuh yang lebih sempit daripada dewasa awal.Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ekstrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor (kontrol vasokontriksi dan vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan sub kutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan penurunan metabolisme.

c. Kadar hormon

Wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria.Variasi hormonal selam siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat di bawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung samapi terjadi ovulasi.Variasi suhu dapat digunakan untuk memperkirakan masa paling subur pada wanita.

Perubahan suhu juga terjadi pada wanita selama menopause, dimana akan terjadi periode panas tubuh dan berkeringat banyak. Hal tersebut dikarenakan kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi.

34 d. Irama sirkadian

Suhu tubuh berubah secara normal 0,5°C-1°C selama periode 24 jam. Suhu merupakan irama paling stabil pada manusia.Suhu tubuh paling rendah antara 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari, suhu tubuh akan mengalami kenaikan sampai sekitar pukul 18:00 dan kemidian turun sampai dini hari. Irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia.

e. Stress

Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan.Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas.Klien yang cemas saat masuk Rumah sakit, dapat mengalami peningkatan suhu tubuh.

f. Lingkungan

Lingkungan memperngaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji pada ruangan yang hangat, maka klien tidak mampu untuk meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik. N Jika klien berada di lingkungan luar tanpa baju yang hanagt, suhu tubuh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang kondusif.Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka kurang efisien.

4. Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh a. Demam

Demam atau hipereksia terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh abnormal.Demam tidak berbahaya jika berada pada suhu di bawah 39°C. Demam sebenarnya merupakan akibat dari perubahan set point hipotalamus.

Pirogen seperti bakteri dan virus menyebabkan peningkatan suhu tubuh.Saat bakteri dan virus tersebut masuk ke dalam tubuh, pirogen bekerja sebagai antigen, mempengaruhi sistem imun. Sel darah putih dan substansi sejenis hormon di produksi lebih banyak lagi untuk meningkatkan pertahanan tubuh melawan infeksi dan mencetuskan hipotalamus untuk mencapai set point. Selama periode tersebut, respon individu berupa menggigil, gemetar dan merasa kedinginan, meskipun suhu tubuh meningkat.

35

Fase menggigil akan berakhir ketika set point baru, suhu yang lebih tinggi tercapai. Selama fase berikutnya, masa stabil, menggigil hilang dan pasien merasa hangat dan kering. Jika set point baru telah “melampaui batas” atau pirogen telah dihilangkan, terjadi fase ketiga episode febris. Set point hipotalamus turun, menimbulkan respon pengeluaran panas. Kulit menjadi hangat dan kemerahan karena vasodilatasi.Diaforesis membantu evaporasi pengeluaran panas.Ketika demam “berhenti” klien menjadi afebris.

Pola demam :

Terus menerus Tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1°C - 2°C Intermitten Demam memuncak secara berseling dengan suhu normal.

Suhu kembali normal paling sedikit sekali dalam 24 jam Relaps

Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal.

Episode demam dan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam

b. Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas.Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.

c. Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.Hipertermi malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastesi tertentu.

d. Heatstroke

Pajajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.Kondisi tersebut disebut dengan heatsroke.Pada penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu > 40,5

°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh.

36

Otak merupakan organ yang mungkin lebih dulu terkena karena sensitivitasnya terhadap ketidakseimbangan elektrolit.Kondisi yang berlanjut mengakibatkan klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif dan akhirnya menimbulkan kerusakan neurologis yang permanen.

e. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, sehingga mengakibatkan hipotermia.Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam.Ketika suhu tubuh turun menjadi 35° C, klien mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi dan tidak mampu untuk menilai. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4° C, frekuensi jantung, pernafasan, tekanan darah turun dan kulit menjadi sianotik. Jika hipotermia terus berlangsung, klien akan mengalami disritmia jantung, kehilangan kesadaran dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri. Hipotermia dapat diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti, sebagai berikut:

Ringan 33°C - 36°C

Sedang 30°C - 33°C

Berat 27°C - 30°C

Sangat berat < 30 °C D. Latihan

Setelah mencoba menjawab latihan 3. diatas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban berikut ini:

Latihan 3.

Setelah mempelajari materi diatas, sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi suhu tubuh!

Jawaban latihan 3.

1) Olahraga 2) Usia

3) Kadar hormone 4) Irama Sirkardian 5) Stress

6) Lingkungan

37 E. Rangkuman

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Pusat pengaturan suhu terdapat di hipotalamus otak. Ketika suhu badan meningkat beliau atas normal, hipotalamus akan mengerimkan pesan ke kelenjar keringat untuk meningkatkan sekresi keringat.

Di ketika yang sama, hipotalamus mengirimkan pesan ke otot dinding pembuluh darah di kulit, yang mengakibatkan pembuluh darah melebar, kesudahannya semakin banyak darah yang beredar di kulit membawa panas ke permukaan tubuh. Kulit bertindak sebagai radiator panas, yang memungkinkan panas beradiasi dari permukaan badan ke lingkungan.

F. Test Formatif

Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban paling benar!

Soal:

1. Ny. S dirawat di Rumah sakit dengan diagnosa hemoroid. Lokasi pengukuran suhu tubuh yang tidak boleh dilakukan pada klien adalah....

a. Oral b. Rektal c. Aksila d. Temporal e. Kulit

2. An. A dibawa oleh keluarga ke Rumah sakit dengan keluhan badan panas dan tidak turun. Pola panas pada anak S adalah...

a. Terus menerus b. Relaps

c. Intermitten d. Stabil e. Konstan

3. Mekanisme pengeluaran panas, menyebabkan pembuluh darah terjadi...

a. Vasokontriksi b. Vasodilatasi c. Heatstroke

38 d. Termoregulasi

e. Regulasi

4. Tempat pengukuran suhu yang menunjukkan nilai paling representatif adalah...

a. Rektum

b. Membran timpani c. Arteri pulmoner d. Aksila

e. Oral

5. Bila tubuh terpapar pada suhu di bawah normal maka akan terjadi....

a. Hipotermia b. Frosbite c. Heatstroke d. Hipertermia e. Hiperpireksia

Petunjuk kunci jawaban:Untuk mengetahui ketepatan jawaban Anda, jika Anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban yang ada pada lampiran modul ini!

G. Umpan balik dan tindak lanjut Rumus :

Tingkat penugasan : 100%

Arti tingkatan penguasaan yang capai:

90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang

< 69% = kurang

Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka dinyatakan telah menguasai kegiatan belajar 3 modul dan dapat meneruskan ke kegiatan berikutnya. Tetapi kalau nilai Anda masih di bawah 80%, maka harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum dikuasai.

39 H. Kunci Jawaban dari test Formatif

1. B 2. A 3. B 4. C 5. B

40

KEGIATAN BELAJAR 4 Konsep Kebutuhan Seksual

A. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4 tentang Konsep Kebutuhan Seksual yaitu, Anda diharapkan mampu :

1. Menjelaskan Konsep Seksual

2. Menjelaskan Aspek Tinjauan Seksual

3. Menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Seksual 4. Menjelaskan Perkembangan Seksual

5. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan Perilaku Seksual 6. Menjelaskan Penyimpangan Seksualitas

B. Pokok Materi Kegiatan Belajar 1. Menjelaskan Konsep Seksual

2. Menjelaskan Aspek Tinjauan Seksual a. Aspek Biologis

b. Aspek Psikologis c. Aspek Sosial Budaya

3. Menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Seksual 4. Menjelaskan Perkembangan Seksual

a. Pranatal/bayi (Tahap Oral dan Anal)

b. Masa Kanak-Kanak (Tahap Phalik dan Laten) c. Masa Pubertas

d. Masa Dewasa Muda dan Pertengahan Umur e. Dewasa tua

5. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan Perilaku Seksual a. Faktor Internal

b. Faktor Eksternal

6. Menjelaskan Penyimpangan Seksualitas

41 C. Uraian Materi

1. Menjelaskan Konsep Seksual

Seks adalah alat kelamin, mengacu pada sifat-sifat biologis yang secara kasat mata berbentuk fisik yang mendefinisikan manusia sebagai perempuan atau laki- laki.Istilah seks seringkali diartikan sebagai kegiatan seksual tetapi dalam konteks perbincangan tentang seksualitas seks diartikan sebagai jenis kelamin. Penggolongan jenis kelamin:

a) Laki-laki.

b) Perempuan

c) Interseks (seseorang memiliki karakteristik jenis kelamin laki-laki dan perempuan).

Sedangkan pengertian seksualitas tidak bisa begitu saja diwakili oleh sebuah kalimat yang bisa langsung menjelaskan tentang makna dari seksualitas tersebut. Berikut ini bisa membantu kita memaknai seksualitas: Salah satu aspek dalam kehidupan manusia sepanjang hidupnya yangberkaitan dengan alat kelaminnya. Seksualitas dialami dan diungkapkan dalam pikiran, khayalan, gairah, kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, perbuatan, peran dan hubungan.Seksualitas lebih dari sekedar perbuatan seksual atau siapa melakukanapa dengan siapa.Seksualitas merupakan salah satu bagian dari kehidupan seseorang, bukan keseluruhannya.Sedangkan kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut.

2. Menjelaskan Aspek Tinjauan Seksual a. Aspek Biologis

Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari sitem reproduksi (seksual), kemampuan organ seks dan adanya hormonal dari sistem syaraf yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.

b. Aspek Psikologis

Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.

42 c. Aspek Sosial Budaya

Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perlakuanya di masyarakat.

3. Menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Seksual a. Pertimbangan Perkembangan

b. Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial, emosional dan biologik kehidupan yang selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu c. Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase konsepsi

d. Kebiasaan Hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan

e. Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk dapat mencapai kepuasan seksual

f. Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan kegiatan atau fungsi kehidupan sehari-hari yang tentunya juga mempengaruhi ekspresi seksualitasnya, termasuk penyakit

g. Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang positif mengkontribusi pada kehidupan seksual yang membahagiakan.

h. Peran dan Hubungan

i. Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya sangat mempengaruhi kualitas hubungan seksualnya

j. Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi rasa nyaman seseorang terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya dengan seseorang yang dicintai dan dipercayainya

k. Pengalaman dalam berhubungan seksual seringkali ditentukan oleg dengan siapa individu tersebut berhubungan seksual.

l. Konsep Diri

4. Menjelaskan Perkembangan Seksual a. Pranatal/bayi (Tahap Oral dan Anal)

Komponen fisik/biologis : sudah berkembang, Mampu merespon rangsang, misal : ereksi, pelumas vagina (saat mandi merasakan adanya perasaan senang) Terfokus pada pembelajaran normal dan membentuk rasa diri

Komponen psikososial :

43

1) Bayi : fokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan, nutrisi 2) Berkembang rasa percaya

3) Respon terhadap interaksi figur orang tua 4) Mulai belajar jenis kelamin

Saat bayi berada pada umur ini dibagi menjadi 2 tahap : 1) Tahap oral

a) Umur 0-1 tahun

b) Kepuasan dicapai dgn menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara c) Misal : menetek, menghisap jari

d) Masalah : menyapih dan makan 2) Tahap anal

a) Terjadi umur 1-3 thn

b) Kepuasan terjadi saat pengeluaran feses

c) Kadang-kadang mencoba memasukan kembali atau menahan feses, sering menjadikan feses sebagai mainan.

d) Dapat dilatih kebersihan

b. Masa Kanak-Kanak (Tahap Phalik dan Laten)

Dibagi dalam masa todler, prasekolah dan sekolah.Biologis meliputi struktur anatomi dan fisiologi terus berkembang.Psikososialdimulai saat mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua

1) Tahap phalik

Tahap ini terjadi pada usia 3-5 thn. Kepuasan anak terletak pada rangsang otoerotis : meraba, nikmat pada beberapa daerah. Anak mulai untuk mengidentifikasi jenis kelamin, mampu berperan sesuai jenis kelamin serta menyukai lain jenis (laki-laki dekat dgn ibu, perempuan dekat dgn ayah) Pada anak laki-laki dekat dengan ibu, bangga terhadap penisnya Pada anak perempuan dekat dengan ayah karena ayah suka mengagumi kecantikannya dan senang bermain dengannya.

2) Tahap laten

44

Terjadi pada umur 5-12 thn, anak suka berinteraksi dgn kelompok/sebaya.dorongan libido mereda, anak mulai banyak bertanya masalah seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca atau berfantasi dan mulai memasuki masa pubertas.

c. Masa Pubertas

Secara biologi terjadi kematangan fisik (pubertas) dan kematangan psikososial (remaja).

1) Perubahan fisik

Laki-laki : TB, BB, perkembangan otot, bulu, ukuran penis Perempuan : TB, BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi

2) Psikososial : perubahan body image, perhatian besar pada perubahan fungsi tubuh, belajar perilaku pada kondisi sosial baru, konflik emosi (mudah tersinggung, malu, ingin dimengerti)

d. Masa Dewasa Muda dan Pertengahan Umur 1) Biologis :

umur 18-30 thn kematangan anatomi dan fisiologi, BB, TB dan kondisi tubuh.

Perkembangan ciri seks sekunder mencapai puncak Pertengahan umur : terjadi perubahan hormone. Wanita: penurunan estrogen, pengecilan payudara, cairan vagina berkurang. Pria : menurunnya reaksi ereksi, penurunan ukuran penis, penurunan produksi semen

2) Psikososial :

Intim dengan lawan jenis, menikah, melahirkan, punya anak menyebabkan terjadinya perubahan peran Interaksi seksual : kominikasi terbuka tentang seks dengan partner, pengetahuan yg baik tentang diri dan kemampuannya serta tentang partnernya

e. Dewasa tua 1) Biologis :

Perempuan : atropi vagina, jaringan payudara, cairan vagina menurun, intensitas orgasme menurun

Dalam dokumen MODUL AJAR KEPERAWATAN DASAR 2 (Halaman 32-56)

Dokumen terkait