• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :

Tingkat Penguasaan=Jumlah Jawaban Yang Benar

Jumlah Soal × 100 %

Arti tingkat penguasaan : 90 - 100 % : baik sekali 80 - 89 % : baik

70 - 79 % : cukup

< 70 % : kurang

Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat memahami dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai dalam kaitannya dengan perencanaan teknis sungai. Proses berbagi dan diskusi dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai. Untuk memperdalam pemahaman terkait materi dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai, diperlukan pengamatan pada beberapa modul-modul

mata pelatihan terkait atau pada modul-modul yang pernah Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul-modul yang ada pada media internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh mengenai dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai dalam kaitannya dengan perencanaan teknis sungai

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Puslitbang Sumber Daya Air - Katalog Sungai di Indonesia - Desember 2015.

Istiarto, Dr, Ir, M. Eng, JTSL FT Universitas Gadjah Mada - Urgensi Rehabilitasi Groundsill (2008).

Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen. Sumber Daya Air, Direktorat Sungai dan Pantai, Satker Direktorat Sungai dan Pantai - Perencanaan Teknik Sungai - Juni 2011.

River Bureau, Ministry of Construction Japan - Manual for River Works in Japan (Planning) 1994.

Suyono Sosrodarsono, Dr. Ir - Masateru Tominaga - Perbaikan dan Pengaturan Sungai - Maret 1984.

Siswoko S, Ir. Dipl. HE - Upaya mengatasi Masalah Banjir Secara Menyeluruh - 2010.

Water Environtmental Resources Calgary, Alberta, Canada - Direktorat Sungai, Direktorat Jenderal Pengairan, Dep. Pekerjaan Umum - Kriteria dan Pedoman Pengendalian Banjir - 1993.

GLOSARIUM

Ambang dasar sungai, drempel (groundsill)

: Bangunan yang dibangun menyilang sungai untuk menjaga agar dasar sungai tidak turun terlalu berlebihan. fungsinyanya untuk membuat kemiringan dasar sungai menjadi kecil sehingga kecepatan air menjadi kecil dan kedalaman air menjadi besar serta mencegah gerusan dasar sungai dengan cara lebih melandaikan kemiringan dasarnya guna mengurangi gaya tarik alirannya.

Bangunan/prasarana sungai

: Suatu konstruksi bangunan/prasana yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian sungai.

Banjir : Aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran.

Bendung (weir) : Bangunan melintang alur sungai yang berfungsi meninggikan muka air.

Bendung gerak : Bendung yang bisa melayani operasi untuk meniadakan pembendungan air.

Bendung tetap : Bendung yang tidak dapat dioperasikn untuk meniadakan pembendungan air.

Bendungan (dam) : Bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.

Danau : Bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan.

Dataran banjir : Lahan yang membatasi suatu aliran, yang terbuat dari sedimen dari limpasan arus dan mengacu pada pengendapan saat aliran/arus berada dalam keadaan banjir.

Garis sempadan sungai : Garis batas kiri kanan saluran yang menetapkan daerah yang dibutuhkan untuk keperluan pengamanan saluran.

Gorong-gorong sipon (Syphon)

: Pipa pesat yang mengalirkan air melintasi sebelah bawah bangunan teknik sipil, antara lain jalan raya, jalan kereta api dan saluran atau sungai.

Krib/Groin sungai atau pengarah arus

: Bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah, guna mengatur arus sungai

Kolam Retensi : Cekungan (bagian rendah) alami sepanjang sisi alur sungai yang digunakan untuk menyimpan sebagian dari banjir, terutama selama debit puncak.

Palung Sungai (river channel)

: Cekungan yang terbentuk oleh aliran air secara alamiah, atau galian untuk mengalirkan sejumlah air tertentu.

Pengendalian Banjir : Upaya mengatasi masalah banjir menggunakan prasarana fisik atau struktur di sungai (on stream), untuk mengatasi masalah banjir secara represif yang didasarkan pada debit banjir rencana tertentu sesuai kelayakannya.

Perkuatan tebing/lereng (revetment)

: Suatu jenis konstruksi dari bahan batu/pasangan batu, beton atau material lain yang ditempatkan pada permukaan suatu tebing/lereng guna melindungi suatu tebing alur sungai atau permukaan lereng tanggul yang secara

keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang dilindunginya.

Situ atau embung : Suatu wadah genangan air diatas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologi yang merupakan salah satu bentuk konservasi sumber daya air (kawasan lindung).

Sudetan (short-cut) : Alur baru yang dibuat di luar alur sungai lama untuk keperluan-keperluan pengelak aliran, penurunan muka air banjir, dan pembangunan bendung/ bendungan.

Tanggul : Bangunan pengendali sungai yang dibangun dengan persyaratan teknis tertentu untuk melindungi daerah sekitar sungai terhadap limpasan air sungai.

Waduk : Wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai.

KUNCI JAWABAN

Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.

Adapun kunci jawaban dari soal latihan pada setiap materi pokok, sebagai berikut:

Latihan Materi Pokok 1

1. Prosedur perencanaan alur, diantaranya

 Menentukan debit banjir rencana untuk alur,

 Menentukan bagian-bagian sungai yang perlu perbaikan,

 Menentukan alinemen perencanaan,

 Menentukan bentuk potongan memanjang alur sungai,

 Menentukan bentuk potongan melintang alur sungai,

 Mengkaji pengaruh dari rencana perbaikan.

2. Sudetan adalah alur sungai yang diperpendek yang dibuat dengan penggalian alur sungai baru untuk meluruskan trase alur sungai yang berbelok-belok (meandering) sedangkan saluran banjir adalah saluran yang dibuat di suatu tempat di sungai dengan menggali alur baru (sungai buatan) untuk membuang kelebihan debit langsung ke laut, atau sungai lain atau sungai utama aslinya, dengan tujuan untuk menghindari pelebaran drastis alur sungai yang ada tersebut, sebagai upaya memperkecil daerah luapan banjir.

3. Ketinggian muka air banjir rencana ditentukan berdasarkan :

 Besarnya debit banjir rencana,

 Tampang melintang, dan tampang memanjang dari alur sungai,

 Harus serendah mungkin diatas lahan sepanjang sungai,

 Jika memungkinkan elevasi muka air banjir rencana yang diambil tidak lebih dari elevasi muka air maksimum banjir yang pernah terjadi.

Latihan Materi Pokok 2

1. Tanggul yang lengkap adalah tanggul dengan ketinggian dan bentuk tampang yang dibutuhkan untuk melindungi terhadap tinggi banjir rencana dan dilengkapi dengan konstruksi perkuatan lereng (revetment) dan perlindungan kaki tanggul yang dibangun sesuai kebutuhan.

2. Cara peningkatan tanggul antara lain dengan memperbesar tanggul disebelah depan, memperbesar tanggul disebelah belakang, memperbesar tanggul pada kedua lerengnya serta peninggian tanggul.

3. Tipe ambang dikenal dalam 2 tipe, yaitu :

 Ambang datar (bed gindle work), bangunan ini hampir tidak mempunyai terjunan, dengan elevasi mercu hampir sama dengan permukaan dasar sungai

 Ambang pelimpah (head work), mempunyai terjunan  elevasi muka air sebelah hulu > sebelah hilir. Berfungsi untuk menjaga agar permukaan dasar sungai tidak turun lagi.

Latihan Materi Pokok 3

1. Hal-hal yang dujadikan pertimbangan untuk menetapkan metode penanganan muara sungai, adalah sebagai berikut :

 Seimbang secara fungsional dan ekonomi dalam seluruh perencanaan saluran,

 Tidak menghalangi pelayaran,

 Mudah dalam pemeliharaan di masa mendatang,

 Tidak menimbulkan kerusakan sekunder dengan memberikan keseim- bangan alami dari muara sungai dan pantai,

 Tidak mengganggu pemanfaatan sungai, dan lain-lain.

2. Bangunan yang diperlukan untuk perbaikan sungai disekitar muara sungai diantaranya :

 Tanggul pengarah (guide levee)

 Gorong-gorong (culvert)

 Pintu air (gate)

 Pekerjaan galian (buatan), dll

Dokumen terkait