KEBENARAN MELINDUNGI DESA *)
2. UUD 1945
3. Hak Azasi Manusia.
4. Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
5. Tri Hita Karana sesuai dengan Sadacara (kebiasaan) Agama Hindu.
Pasal 3.
Awig-awig Desa Pakraman Buleleng sebagai landasan yang bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran krama dalam melaksanakan ajaran agama Hindu, adat dan budaya Bali.
2. Memperkokoh dan melestarikan ajaran agama Hindu, adat dan budaya Bali dalam pelaksanaannya.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan ketertiban krama lahir batin.
4 BAB III
TATA TERTIB KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Bagian ke satu Keanggotaan
Pasal 4.
(1) Yang disebut KramaDesa Pakraman Buleleng ialah seorang laki-laki yang beragama Hindu, sudah kawin, menempati dan atau tidak menempati tanah ayahan Desa Pakraman Buleleng.
(2) Sebagai krama Desa Pakraman Buleleng dimulai sejak pengesahan upacara perkawinannya.
(3) Krama Desa Pakraman Buleleng terdiri dari :
a. Krama Wed Negak yaitu anggota krama yang disebut Tri Datu Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng *).
b. Krama Wed, yaitu anggota yang berasal dari BanjarPakraman yang tersebut dalam pasal 1 ayat (3) Awig-awig ini, yang beragama Hindu dan sudah kawin serta mempunyai ikatan lahir dan bathin terhadap Pura Kahyangan TigaDesa Pakraman Buleleng.
c. Krama Wed Penanjung Batu : yaitu anggota yang berasal dari luar Desa Pakraman Buleleng yang beragama Hindu, sudah kawin, bertempat tinggal tetap sekurang-kurangnya 6 bulan secara berturut-turut, minimal mempunyai Tri Lingga, dan atau sudah mempunyai Kartu Anggota Desa Pakraman Buleleng, serta mempunyai ikatan lahir bathin terhadap Pura Kahyangan TigaDesa Pakraman Buleleng.
d. Krama Tamyu yaitu anggota yang berasal dari luar DesaPakraman Buleleng yang beragama Hindu, sudah kawin, bertempat tinggal tetap dan atau sementara sekurang-kurangnya 6 bulan secara berturut-turut, tidak mempunyai kartu anggota Desa Pakraman Buleleng dan tidak mempunyai ikatan lahir bathin terhadap Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng.
*Tamyu : yaitu penduduk yang berasal dari luar Desa Pakraman Buleleng yang beragama Non Hindu, sudah kawin, bertempat tinggal di Desa Pakraman
Buleleng.
5 (4) Krama sebagai tersebut pada pasal 4 ayat (3) a, (3) b, (3) c, (3)d disebut Krama
Desa Pakraman Buleleng, dan pasal 4 ayat (3) e disebut Tamyu.
(5) Krama yang bukan termasuk dalam pasal 4 ayat (3) a, (3) b, (3) c, (3)d disebut Bukan Krama.
Pasal 5
Krama Wed Negak Desa Pakraman Buleleng mempunyai kewajiban : 1. Menyusun awig-awig bersama prajuru.
2. Mentaati dan melaksanakan ketentuan yang tersebut dalam awig-awig DesaPakraman Buleleng dan segala keputusan rapat Pengurus Desa Pakraman Buleleng.
3. Menjaga kebersihan, kesucian, keutuhan tempat-tempat suci atau Pura kahyangan tiga, kuburan serta milik desa lainnya.
4. Menjaga ketertiban, kekhidmatan dan keasrian pada waktu melaksanakan upacara yadnya yang berkaitan dengan sadacara.
5. Membangun, memperbaiki, serta memelihara tempat-tempat suci atau Pura Kahyangan Tiga, sesuai dengan asta kosala-kosali dan asta bumi, serta memelihara Kuburan dan milik desa lainnya.
6. Menguasai, mengatur dan memanfaatkan kekayaan DesaPakraman Buleleng untuk kepentingan DesaPakraman Buleleng.
7. Mengawasi pemanfaatan kulkul desa di Pura Kahyangan Tiga.
8. Menghadiri undangan krama yang melaksanakan yadnya sebagai Tri Upasaksi.
9. Menghadiri sangkepan setiap hari Purnama bertempat di BaleAgung/Bale Panjang Pura Desa, Desa Pakraman Buleleng.
10. Menjalankan tugas nyambang pada waktu sipeng penyepian serta memberikan arahan-arahan kepada pecalang yang menjalankan tugas sebagai kepanjangan tangan Tridatu.
11. Membayar Pelebuh di Pura Desa, Desa Pakraman Buleleng setelah yang bersangkutan meninggal dunia.
12. Memilih Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 6.
Krama Wed Negak Desa Pakraman Buleleng mempunyai hak : 1. Menjadi Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
2. Memilih dan dipilih sebagai Kelian Adat dan atau Prajuru Adat Desa Pakraman Buleleng.
3. Mendapat pewintenan dengan bebangkit/pedamel.
6 4. Mendapat bagian pelaba Kelian Adat Desa Pakraman Bulelengsesuai Keputusan
rapat Tridatu.
5. Menepak kulkul di Pura Kahyangan Tiga.
6. Memberikan saran/pendapat dalam rapat Desa Pakraman.
7. Menggunakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Desa Pakraman Buleleng atas ijin Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 7.
Krama Wed Desa Pakraman Buleleng mempunyai kewajiban :
1. Mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan yang tersebut dalam Awig- awig Desa Pakraman Buleleng dan segala keputusan rapat Pengurus DesaPakraman Buleleng.
2. Menjaga kebersihan, kesucian, keutuhan tempat-tempat suci atau PuraKahyangan Tiga, kuburan serta milik desa lainnya.
3. Menjaga ketertiban, kekhidmatan dan keasrian pada waktu melaksanakan upacara yadnya yang berkaitan dengan sadacara.
4. Menjaga ketertiban wilayah desa/banjar pakraman masing-masing.
5. Membangun, memperbaiki, serta memelihara tempat-tempat suci atau Pura Kahyangan Tiga, sesuai dengan asta kosala-kosali dan asta bumi, serta memelihara Kuburan dan milik desa lainnya.
6. Melaksanakan upakara/upacara agama di Desa Pakraman Buleleng.
7. Memberikan sumbangan, baik berupa uang atau material yang besarnya ditetapkan sesuai dengan keputusan rapatPengurus Desa Pakraman Buleleng.
8. Melakukan kerja wajib atau ngayah dan kegiatan gotong royong yang diputuskan oleh Pengurus Desa Pakraman Buleleng.
9. Membayar biaya administrasi pengesahan perkawinan/perceraian yang besarnya ditentukan sesuai keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 8.
Krama Wed Desa Pakraman Buleleng mempunyai hak :
1. Mengeluarkan pendapat dan usul-usul dalam rapat-rapat Desa Pakraman Buleleng.
2. Memilih dan dipilih sebagai pengurus Desa Pakraman Buleleng.
3. Menyungsung Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng.
4. Mengubur atau membakar mayat di kuburan Desa Pakraman Buleleng.
7 5. Menggunakan tanah desa.
6. Menggunakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Desa Pakraman Buleleng.
7. Mendapat pengesahan perkawinan menurut agama Hindu dan mengetahui pernyataan perceraian para pihak, yang dilakukan oleh Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng setelah mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman.
8. Angka 4, 5 dan 6 dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan dan mendapat ijin Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 9.
Krama Wed Penanjung Batu Desa Pakraman Buleleng mempunyai kewajiban : 1. Mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan yang tersebut dalam Awig-
awig Desa Pakraman Buleleng dan segala hasil keputusan rapat Pengurus Desa Pakraman Buleleng.
2. Menjaga kebersihan, kesucian, keutuhan tempat-tempat suci atau Pura Kahyangan Tiga, kuburan serta milik desa lainnya.
3. Menjaga ketertiban, kekhidmatan dan keasrian pada waktu melaksanakan upacara yadnya yang berkaitan dengan sadacara.
4. Menjaga ketertiban wilayah desa/banjar pakraman masing-masing.
5. Membangun, memperbaiki, serta memelihara tempat-tempat suci atau Pura Kahyangan Tiga, sesuai dengan asta kosala-kosali dan asta bumi, serta memelihara Kuburan dan milik desa lainnya
6. Melaksanakan upakara/upacara agama di Desa Pakraman Buleleng.
7. Memberikan sumbangan baik berupa uang atau material yang besarnya ditetapkan sesuai dengan keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
8. Melakukan kerja wajib atau ngayah dan kegiatan gotong royong sesuai keputusan rapat Pengurus Desa Pakraman Buleleng.
9. Membayar biaya administrasi pengesahan perkwainan/perceraian yang
besarnya ditentukan sesuai keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 10.
Krama Wed Penanjung Batu Desa Pakraman Buleleng mempunyai hak : 1. Mengeluarkan pendapat dan usul-usul dalam rapat-rapat Desa Pakraman.
2. Memilih dan dipilih sebagai pengurus Desa Pakraman Buleleng.
3. Menyungsung Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng.
4. Mengubur atau membakar mayat di kuburan Desa Pakraman Buleleng.
8 5. Menggunakan tanah desa Pakraman Buleleng.
6. Menggunakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Desa Pakraman Buleleng.
7. Mendapat pengesahan perkawinan menurut agama Hindu dan mengetahui pernyataan perceraian para pihak, yang dilakukan oleh Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng setelah mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman
8. Angka 4., 5., dan 6, dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan dan mendapat ijin Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 11.
Krama Tamyu Desa Pakraman Buleleng mempunyai kewajiban :
1. Mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan yang tersebut dalam Awig- awig Desa Pakraman Buleleng dan segala keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng yang terkait dengan pawongan dan palemahan di wilayah Desa Pakraman Buleleng.
2. Menjaga kebersihan, kesucian, keutuhan dan pelestarian bangunan-bangunan sarana dan prasarana lainnya yang terkait dengan pawongan dan palemahan di wilayah Desa Pakraman Buleleng.
3. Menjaga ketertiban, kekhidmatan dan keasrian pada waktu melaksanakan upacara yadnya yang berkaitan dengan sadacara.
4. Menjaga ketertiban wilayah desa/banjar pakraman masing-masing.
5. Memberikan sumbangan, baik berupa uang atau material yang besarnya sesuai keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
6. Membayar uang penanjung batu (pangkal) yang besarnya sesui keputusan rapat pengurus DesaPakraman Buleleng.
7. Membayar biaya administrasi perkawinan/perceraian yang besarnya sesuai keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
8. Boleh turut serta dalam upacara pitrayadnya pada salah satu krama banjar pakraman Desa Pakraman Buleleng setelah melapor dan mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan dan selanjutnya mendapat ijin dari Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng serta memberi sumbangansesuai keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
9. Melapor dan mendapat ijin dari Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng apabila menggunakan kuburan dan fisilitas-fasilitas lainnya milik Desa Pakraman Buleleng, setelah mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan.
6
9 10. Khusus bagi yang bukan krama Adat Desa Pakraman Buleleng diperbolehkan melaksanakan dan mengikuti upacara yadnya di Desa Pakraman Buleleng setelah melapor dan mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan serta mendapat ijin dari Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng, selanjutnya memberikan sumbangan sesuai dengan Keputusan Rapat Prajuru Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 12.
Krama Tamyu Desa Pakraman Buleleng mempunyai hak :
1. Mengubur atau membakar mayat di kuburan Desa Pakraman Buleleng.
2. Menggunakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Desa Pakraman Buleleng.
3. Angka1 dan 2 dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan dan mendapat ijin Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 13.
Tamyu di Desa Pakraman Buleleng mempunyai kewajiban :
1. Membayar kontribusi atas usaha yang dimilikinya, yang besarnya sesuai keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
2. Mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan yang tersebut dalam Awig- awig Desa Pakraman Buleleng dan segala keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng yang terkait dengan pawongan dan palemahan di wilayah Desa Pakraman Buleleng.
3. Menjaga kebersihan, kesucian, keutuhan dan pelestarian bangunan-bangunan sarana dan prasarana lainnya yang terkait dengan pawongan dan palemahan di wilayah Desa Pakraman Buleleng.
4. Turut menjaga ketertiban, kekhidmatan dan keasrian pada waktu ada pelaksanaan upacara yadnya yang berkaitan dengan sadacara.
5. Menjaga ketertiban wilayah desa/banjar pakraman masing-masing.
6. Memberikan sumbangan baik berupa uang atau material yang besarnya sesuai keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
7. Melapor dan mendapat rekomendasi dariKelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan, apabila akan menggunakan kuburan dan fasilitas lainnya milik Desa Pakraman Buleleng serta mendapat ijin dari Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
10 8. Melapor tentang keberadaannya/kedatanggannya kepada Kelian Adat Banjar Pakraman setempat selambat-lambatnya 1 x 24 jam, demikian juga pada saat akan perginya.
Pasal 14.
Tamyu Desa Pakraman Buleleng mempunyai hak :
Bertempat tinggal sementara atau tetap, membuka usaha di Desa Pakraman Buleleng setelah melapor serta mendapat rekomendasi dari Kelian Adat Banjar Pakraman bersangkutan dan mendapat ijin Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal : 15.
Semua tugas-tugas dan kewajiban yang sersebut dalam pasal 9, 11, dan 13 awig- awig ini dilaksanakan oleh Kelian Adat Banjar Pakraman dengan berkoordinasi kepada Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 16.
(1) Dibebaskan dari kewajiban sebagai Krama Desa Pakraman Buleleng, disebut
“Krama Nyada”, yaitu Krama Desa Pakraman Buleleng yang berumur 60 tahun ke atas dan atau Krama Desa Pakraman Buleleng yang mempunyai anak laki-laki sudah kawin. *)
(2) Krama nyada masih mempunyai hak memilih dan dipilih.
(3) Berhenti sebagai Krama Desa Pakraman Buleleng karena : a. Meninggal dunia.
b. Permintaan sendiri.
c. Beralih agama.
d. Usul Kelian Adat Banjar Pakraman berdasarkankeputusan rapat Pengurus Banjar Pakraman yang bersangkutan.*)
Bagian ke Dua Kepengurusan
Pasal 17.
(1) Syarat menjadi Pengurus Desa Pakraman Buleleng adalah sudah menjadi krama Desa Pakraman Buleleng.
(2) Kepengurusan di tingkat Desa Pakraman Buleleng Bleleng dipimpin oleh “Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng”.
(3) Kepengurusan di tingkat Desa Pakraman Buleleng terdiri dari :
a. Pengurus Harian terdiri dari : Kelian, Petajuh, Penyarikan, dan Petengen.
11 b. Pengurus terdiri dari Pengurus Harian, Kelian Banjar Adat, Kasinoman/Pembantu umum, Pesayan/Seksi, Pemaridabdab, Panureksa, Nayaka/Team Ahli, Kertha Desa, dan Koordinator Pecalang.
c. Pengurus Paripurna/Pleno terdiri dari: Pengurus Harian, Pengurus, Krama Tridatu, Jro Mangku Pura Kahyangan Tiga, Kelian Pengemong Pura Kahyangan Tiga, Kelian Subak,Ketua LPD, Ketua dan Kordinator Pecalang, Sekretarisdan Kelian Adat Banjar Pakraman.
(4) Dalam tugasnya sehari-hari Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng dibantu oleh Pengurus Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 18.
(1) Kepengurusan di tingkat Banjar Pakraman dipimpin oleh Kelian Adat Banjar Pakraman.
(2) Kepengurusan di tingkat Banjar Pakraman disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing-masing banjar pakraman berdasarkan hasil keputusan rapat pengurus banjar pakraman.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari Kelian Adat Banjar Pakraman dibantu oleh Pengurus Banjar Pakraman.
Pasal 19.
(1) Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng dipilih oleh dan dari Krama Wed Negak dan dikukuhkan dalam suatu upacara khusus*).
(2) Pengurus Harian dan Pengurus Desa Pakraman Buleleng disusun oleh Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng yang kemudian disahkah dalam rapat pengurus lama Desa Pakraman Buleleng.
(3) Kelian Adat Banjar Pakraman diutamakan dari Krama Wed yang dipilih oleh Krama Wed dan Krama Wed Penanjung Batu.
(4) Tatacara pemilihannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing-masing banjar pakraman Buleleng.
Pasal 20.
(1) Masa jabatan Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali, kecuali apabila yang bersangkutan meninggal dunia, atau menderita penyakit yang tidak mungkin sembuh.
(2) Masa jabatan Pengurus Desa Pakraman Buleleng lamanya 5 tahun dan dapat dipilih kembali kecuali apabila yang bersangkutan meninggal dunia, atau menderita penyakit yang tidak mungkin sembuh.
12 (3) Apabila Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng meninggal dunia, atau menderita penyakit yang tidak mungkin sembuh maka segera dipilih Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng yang baru.
Pasal 21.
Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1. Melaksanakan Awig-awig Desa Pakraman Buleleng.
2. Mengatur penyelenggaraan pembangunan baik di bidang pisik maupun mental sepirirual.*)
3. Mengusahakan perdamaian dan penyelesaian terhadap sengketa-sengketa yang terjadi di Wilayah Desa Pakraman Buleleng.
4. Mengembangkan, melestarikan kebudayaan daerah dalam rangka ajeg Bali dan memperkaya kebudayaan nasional.
5. Membina dan mengkoordinasikan masyarakat hukum adat, guna meningkatkan kesadaran sosial dan semangat kegotong royongan.
6. Mengambil keputusan pada Rapat Desa Pakraman Buleleng.
7. Mewakili Desa Pakraman Buleleng pada pertemuan dengan pihak ke tiga.
8. Menyampaikan pertanggungjawaban pada rapat paripurna/pleno.
9. Mengadakan hubungan kerjasama, koordinasi, konsultasi dengan Pemerintah dan swasta.
10. Bagi yang pernah menjabat Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng diwajibkan ngaturang ajang dan membayar Pelebuh di Pura Desa - Desa Pakraman Buleleng setelah yang bersangkutan meninggal dunia*).
Pasal 22.
Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng mempunyai hak sebagai berikut :
1. Mengangkat Pengurus Baru Desa Pakraman Buleleng dan atau memberhentikan pengurus lama Desa Pakraman Buleleng.
2. Menandatangani surat ke luar dan memberikan disposisi surat masuk untuk diteruskan kepada yang bersangkutan*).
3. Menugaskan salah seorang krama Tri Datu untuk mewakili undangan yang bersifat niskala sedangkan untuk yang bersifat skala dapat menunjuk salah seorang dari pengurus harian.
4. Memperoleh pelaba desa dan penghasilan lainnya yang sah.
5. Membuat kebijakan administrasi, personalia, selama tidak bertentangan dangan awig-awig Desa Pakraman Buleleng.
6. Bebas dari segala ayahan desa, peturunan atau kekenan dan Pesayan Tridatu.
13 7. Mendapat pawintenan minimal Saraswati dari Desa Pakraman Buleleng
8. Mendapat bantuan biaya upacara mekingsan di genijika meninggal dunia,apabila keluarga menghendaki upacara yang lebih besar maka biayanya menjadi tanggungan keluarga yang bersangkutan.
Pasal 23.
Pengurus Desa Pakraman Buleleng mempunyai kewajiban membantu Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng dalam melaksanakan tugas-tugas :
1. Melaksanakan Awig-awig Desa Pakraman Buleleng.
2. Mengatur penyelenggaraan pembangunan baik di bidang pisik maupun mental sepiritual.
3. Mengusahakan perdamaian dan penyelesaian terhadap sengketa-sengketa yang terjadi di Wilayah Desa Pakraman Buleleng.
4. Mengembangkan, melestarikan kebudayaan daerah dalam rangka ajeg Bali dan memperkaya kebudayaan nasional.
5. Membina dan mengkoordinasikan masyarakat hukum adat mulai dari keluarga berdasarkan adat istiadat yang berlaku pada setiap Banjar Pakraman, guna meningkatkan kesadaran sosial dan semangat kegotong-royongan.
6. Mengadakan hubungan kerjasama, koordinasi dan konsultaasi dengan Pemerinah dan swasta.
7. Memberikan masukan baik berupa saran maupun pendapat baik diminta maupun tidak kepada Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 24.
Pengurus Desa Pakraman Buleleng mempunyai hak sebagai berikut : 1. Mendapat bantuan dari :
a. Pengemong Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng.
b. Pesaren dan Pemaksan Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng.
c. Krama Banjar Pakraman, Desa Pakraman Bueleng
d. Sekaa Deha Teruna Pura KahyanganTiga Desa Pakraman Buleleng.
e. Krama Subak Pura KahyanganTiga Desa Pakraman Buleleng, dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Awig-awig Desa Pakraman Buleleng.
2 Mewakili Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng, sebagai upasaksi dalam upacara yadnya dan undangan dari pihak ke tiga.
3. Bebas dari ayahan desa dan kekenan.
4. Memperoleh pembagian pelaba desa dan penghasilan lainnya yang sah.
14 Pasal 25.
Kelian Adat Banjar Pakraman mempunyai kewajiban sebagai perpanjangan tangan dari Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng dalam melaksanakan Awig-awig Desa Pakraman Buleleng.
(1) Kelian Adat Banjar Pakraman mempunyai hak :
a. Membuat surat keterangan atau rekomendasi baik kepada krama maupun pihak ketiga.
b. Membuat kebijakan di tingkat banjar pakraman sepanjang tidak bertentangan dengan Awig-awig Desa Pakraman Buleleng.
c. Sebagai upasaksi dalam upacara yadnya.
d. Memberikan masukan berupa saran maupun pendapat baik diminta maupun tidak diminta kepada Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 26.
(1) Kertha desa adalah perangkat Desa Pakraman yang berwenang memutuskan sengketa adat yang disebut wicara dan pelanggaran terhadap awig-awigDesa Pakraman Buleleng.
(2) Keanggotannya berjumlah ganjil (maksimal 5 orang) terdiri dari : Kelian Adat Desa Pakraman, unsur-unsur Pengurus Desa Pakraman, Kelian Adat Banjar Pakraman yang diangkat dan diberhentikan oleh Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng berdasarkan keputusan rapat pengurus Desa Pakraman Buleleng.
(3) Cara penyelesaian sengketa (wicara) sebagai berikut :
a. Di tingkat Banjar Pakraman melalui kekeluargaan antar pihak atau dapat melalui perantara (mediasi) untuk tercapainya perdamaian.
b. Di tingkat Desa Pakraman melalui kertha desa untuk tercapainya perdamaian.
c. Apabila sengketa tersebut berhasil diselesaikan maka dibuatkan surat pernyataan kesepakatan bersama.
(4) Apabila sengketa tersebut di tingkat banjar pakraman tidak berhasil diselesaikan maka dapat diajukan ke Kertha Desa dan selanjutnya dapat diajukan secara berjenjang sampai ke tingkat Sabha Kertha Majelis Utama Desa Pakraman Propinsi Bali, atau yang bersangkutan bisa menempuh jalur hukum.
Pasal 27.
(1) Tugas Kertha Desa :
15 a. Mempelajari dengan seksama laporan tertulis maupun lisan yang
disampaikan para pihak yang bersengketa (berwicara).
b. Menggali informasi, keterangan dan fakta tambahan terkait dengan perkara yang ditangani.
c. Menganalisis fakta obyektif yang ditemukan berdasarkan Hukum Adat Bali yang dapat dijadikan dasar penyelesaian sengketa.
d. Merumuskan dan memutuskan penyelesaian sengketa yang ditangani.
(2) Wewenang Kertha Desa :
a. Minta penjelasan serta informasi, keterangan dan fakta tambahan dari para pihak yang bersengketa (berwicara).
b. Menggali, menemukan dan mengumpulkan sendiri fakta-fakta tambahan dan bila perlu memanggil para pihak yang bersengketa (berwicara).
c. Meminta keterangan akhli dalam bidang tertentu yang terkait dengan substansi sengketa yang diselesaikan.
d. Merumuskan penyelesaian sengketa yang ditangani.
e. Mengumumkan penyelesaian sengketa yang ditangani.
Pasal 28.
(1) Pecalang ialah Perangkat pengamanan tradisional yang berlandaskan sosio kultur dan religious yaitu seseorang krama desa yang terpilih dan diberi tugas oleh Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng untuk menjaga ketertiban, keamanan dan rasa aman,serta kesucian di tri mandala Desa Pakraman Buleleng. *)
(2) Pecalang setidak-tidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Menjadi krama Desa Pakraman Buleleng
b. Beriman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
c. Memiliki kecerdasan dan wawasan yang luas.
d. Tanggap, tangguh, trengginas/cekatan, dan berkarakter.
e. Berani membela kebenaran dan kesucian tri mandala Desa Pakraman Buleleng.
f. Menjadi pola panutan berkaitan dengan trikaya parisuda.
Pasal 29.
Pecalang mempunyai kewajiban 1. Mengamankan Tri mandala desa.
2. Memberi petunjuk yang benar kepada krama desa.
3. Mengamankan jalannya upacara yadnya.
16 4. Mentaati petunjuk, arahan, bimbingan dari Kelian Adat Banjar Pakraman dan
atau Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng .
5. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada Kelian Adat Banjar Pakraman dan atau Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 30.
Pecalang mempunyai hak :
1. Bebas dari ayahan desa dan kekenan.
2. Menggunakan busana dan atribut yang ditentukan pada saat bertugas.
3. Menangkap orang yang melakukan kejahatan, atau tindak pidana dalam keadaan tertangkap tangan dan dalam waktu 1 x 24 jam menyerahkan kepada aparat yang berwenang.
Pasal 31.
(1) Kelian Adat DesaPakraman Buleleng berwenang membentuk pecalangyang pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masingbanjar pakraman berdasarkan hasil rapat banjar pakraman.
Pembentukan pecalang merupakan perpanjangan tangan dari Krama Tri Datu khusus dalam pengamanan wilayah dan pelaksanaan upacara agama.
(2) Kepengurusan dan penugasan pecalang diatur berdasarkan keputusan rapat pengurus Banjar Pakraman.
(3) Penugasan pecalang di luar wilayah Banjar Pakraman harus sepengetahuan Kelian Adat Banjar Pakraman dan mendapat persetujuan Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 32.
Selain Pengurus pecalang di masing-masing Banjar Pakraman dibentuk pula koordinator pecalang oleh Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng mewilayahi Pengemong Pura Segara, Pura Desa dan Pura Dalem - Desa Pakraman Buleleng, yang bertugas untuk mengkoordinasikan,memelihara keamanan dan ketertiban di masing-masing Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng.
Pasal 33.
Kelian Adat Desa Pakraman Buleleng dapat memberhentikan pecalang dengan tidak hormat atas usul Kelian Adat Banjar Pakraman, apabila pecalang melakukan perbuatan melanggar hukum atau perbuatan tercela dan tidak melaksanakan kewajiban seperti pasal 29 awig-awig ini setelah yang bersangkutan dibina.