• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF TEORITIS

1.2. Wanita Dewasa Awal

Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, sepertin juga adolesence- adolescere- yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan”. Akan tetapi kata adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau telah “menjadi dewasa”. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. (Hurlock, 2002).

Setiap budaya membuat pembedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ kelamin anak telah telah berkembang dan mampu bereproduksi. Belum lama ini dalam budaya Amerika seorang anak belum resmi ia dikatakan dewasa sebelum mencapai 21 tahun. Sekarang umur 18 tahun, umur di mana seseorang dianggap dewasa secara syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup atau panjangnya usia rata orang-orang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama dalam rentang hidup.

Selama masa dewasa yang panjang ini perubahan-perubahan fisik dan psikologis terjadi pada waktu-waktu yang dapat diramalkan seperti masa kanak- kanak dan masa remaja yang juga mencakup periode yang cukup lama saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan psikologis tertentu, masa dewasa biasanya dibagi berdasarkan perubahan tersebut, bersama dengan masalah-

masalah penyesuaian diri dan tekanan-tekanan berdaya serta harapan-harapan yang timbul akibat perubahan tersebut.

Menurut Wijngaarden, 1963; Andreisen, 1974 dalam Haditino (2006), dewasa juga dapat diartikan sebagai suatu fase perkembangan. Dipandang dari beberapa segi sebetulnya kurang tepat, dewasa dalam bahasa Belanda

“volwassen” “vol”= penuh dan “wassen”= tumbuh, sehingga “volwassen”

berarti “sudah tumbuh dengan penuh” atau “selesai tumbuh”. Di indonesia usia 21 tahun dianggap sebagai batas kedewasaan, batas tadi timbul secara historis dan tidak mutlak dan dapat juga pada umur 18 tahun-25 tahun. Usia ini adalah usia seseorang mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara dengan begitu ia dapat melakukan kewajiban-kewajiban tertentu misalnya hal memilih, kewajiban tanggung jawab secara hukum, kawin tanpa izin orangtuanya.

Menurut Haditono (2006), batas kedewasaan 21 tahun merupakan di mana pada usia tersebut seseorang sudah dianggap dewasa dan dianggap sudah mempunyai tanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatannya. Ia mendapatkan hak-hak tertentu sebagai orang dewasa, ia juga sudah bisa mendapat sanksi-sanksi pidana tertentu apabila ia melanggar peraturan hukum yang ada. Ditinjau dari segi ini maka arti kedewasaan di sinipun mengandung arti juridis dan sosiologis.

Kecuali pengertian kedewasaan kurang jelas dalam arti psikologis perkembangan, maka kedewasaan juga dianggap sebagai sudah mencapai perkembangan yang penuh, sudah selesai perkembangannya. Psikologi perkembangan versi dulu dipandang sebagai psikologi anak dan remaja; baru

kemudian dipandang sebagai ilmu yang melukiskan dan menerangkan gejala perubahan psikis sepanjang kehidupan (Buhler, 1962; Rumke, 1951 dalam Haditino, 2006).

Menurut Hurlock (dalam Santrock, 2002), masa dewasa awal terjadi pada usia 21 sampai 40 tahun. Tahun-tahun awal masa dewasa adalah ketika individu biasanya membangun suatu hubungan yang intim dengan individu yang lain.

Aspek yang penting dari hubungan ini adalah komitmen individu satu sama lain.

Pada saat yang sama, individu menunjukkan ketertarikan yang kuat pada kemandirian dan kebebasan.

Erickson (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2009) memandang perkembangan hubungan yang intim sebagai tugas penting masa dewasa awal.

Kebutuhan untuk membentuk hubungan yang kuat, stabil, dekat, dan penuh perhatian merupakan motivator penting dari tingkah laku manusia. Unsur penting dari keintiman adalah pengungkapan diri (self disclosure) yaitu membuka informasi penting tentang diri sendiri kepada orang lain. Keintiman dan tetap intim dapat tercipta melalui sikap saling terbuka, responsif terhadap kebutuhan orang lain serta adanya rasa menerima dan hormat yang timbal balik. Hubungan yang intim menuntut keterampilan tertentu, seperti kepekaan, empati dan kemampuan mengkomunikasikan emosi, menyelesaikan konflik, dan mempertahankan komitmen.

Menurut Kartono (2006), ciri kedewasaan lainnya ialah teratur (geordend);

dalam artian diatur menurut suatu mekanisme regulasi-diri, agar semua fungsi

kejiwaan berlangsung secara cermat dan mengarah pada satu tujuan pasti.

Menurut prfesor Langeveld (dalam Kartono 2006), kedewasaan dapat diartikan sebagai: zelfverantwoordelijke zelfbepaling, yaitu penetuan-diri berdasar pertanggung jawaban sendiri; atas landasan garis hidup yang jelas, rencana hidup, tujuan yang gamblang dan disiplin diri untuk mengejar nilai-nilai tertentu dan untuk mencapai sukses dalam hidupnya.

Pada usia kedewasaan tersebut unsur-unsur kemauan dan hati nurani (conscience) memegang peranan amat besar. Kemauan berfungsi sebagai unifikator bagi wanita dewasa karena kemauan mengarahkan semua dorongan, impuls, sentimen, kebiasaan, kecenderungan dan usaha manusia pada satu susunan hierarki nilai dan tujuan tertentu. Kemauan untuk menciptakan satu orde dan kesatuan; mengatur semua aktivitas wanita dewasa menuju satu tujuan, menurut satu pola ideal atau mengikuti Leitmotiven tertentu.

Dapat dinyatakan bahwa gambaran pribadi seorang wanita dewasa itu secara karakterologis dan normatis ialah pribadi yang sudah punya bentuk dan relatif stabil sifatnya. Dengan adanya kestabilan ini dimungkinkan usaha untuk memilih relasi sosial, bidang studi dan profesi pekerjaan yang sifatnya juga stabil.

Umpama saja dalam bentuk perkawinan, membentuk keluarga, seleksi satu spesialis studi, pemilihan satu pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuannya, pemilih satu ideologi politik dan lain-lain.

Selanjutnya dapat disebutkan pula bahwa kedewasaan merupakan produk dari usaha edukasi (yang diberikan dengan sengaja dari luar) dan produk dari

usaha pembentukan diri sendiri atau Selbstbildung. Kedua kegiatan ini membawa pribadi wanita muda kepada satu pertanggungjawaban penuh, demi relasi-diri dan pembentukan pribadinya. Sekaligus juga mengarahkan wanita muda pada tujuan hidupnya dan pada kewajiban sosial yaitu untuk berpartisipasi aktif di dalam masyarakat.

Menurut Hurlock (2002) pembagian masa dewasa ada tiga, yaitu:

1. Masa dewasa dini (awal)

Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun.

Saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

2. Masa dewasa madya (tengah)

Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak, pada setiap orang.

3. Masa dewasa lanjut (usia lanjut)

Masa dewasa lanjut senescence atau usia lanjut dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Pada waktu ini, baik kemampuan fisik dan psikologis yang cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan berdandan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih muda.

Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti peran suami atau istri, orang tua dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas barunya.

Tugas-tugas perkembangan awal masa dewasa menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980), yaitu:

1. Mulai bekerja 2. Memilih pasangan

3. Belajar hidup dengan tunangan 4. Mulai membina keluarga 5. Mengasuh anak

6. Mengelola rumah tangga

7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara 8. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa terbagi dalam tiga masa perkembangan yaitu usia dewasa awal 18 sampai 40 tahun, dewasa madya 40 sampai 60 tahun dan yang terakhir dewasa lanjut 60 sampai pada kematian. Pada wanita dewasa awal, mereka sudah mengetahui tujuan hidupnya, memahami dirinya dan mereka yang sudah memiliki tanggungjawab penuh terhadap diri sendiri dan pembentukkan diri sendiri.

Dokumen terkait