TENAGA FASILITATOR LAPANGAN SEBAGAI TENAGA PEMBERDAYA MASYARAKAT
Disampaikan pada :
Bimbingan Teknis TFL Sanimas Reguler – Tahun 2017
Tujuan Pokok Bahasan :
• Peserta memahami peranan dasar TFL sebagai pendamping
• Peserta memahami prinsip-prinsip pendampingan dalam memberdayakan masyarakat
• Peserta mengetahui metode pendampingan
• Peserta memahami kompetensi sebagai TFL
• Peserta memahami etika profesi sebagai pendamping masyarakat;
• Peserta mengetahui indikator keberhasilan pendampingan;
• Peserta memahami Tupoksi pada setiap tahapan program
• Peserta mengetahui alur pelaporan.
1. Peranan Dasar Tenaga Fasilitator Lapangan
• Penasehat Kelompok dampingan;
• Sebagai fasilitator dalam penguatan masyarakat (KSM – KPP – Kader Masyarakat dsb);
• Sebagai penghubung KSM/KPP
dalam menjalin kemitraan untuk
pengembangan kelompok;
2. Prinsip-prinsip Pendampingan
• Prinsip Spasial Lokal
• Prinsip Berkelompok
• Prinsip Berkelanjutan
• Prinsip Kemandirian
• Prinsip Kesatuan Keluarga
• Prinsip Belajar
Menemukan Sendiri
3. Metode Pendampingan
Tingkat perkembangan masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam 4 tahapan:
1) Tahap belum mau dan belum mampu melakukan
2) Tahap tidak mau melakukan tetapi mampu melakukan
3) Tahap mau melakukan tetapi tidak mampu melakukan
4) Tahap mau dan mampu melakukan.
Gaya/ Metode Pendampingan sesuai tahapan perkembangan masyarakat :
• Gaya Mengarahkan :
Ini tepat digunakan pada tahap perkembangan masyarakat yang belum mau dan belum mampu melakukan. Peran TFL cukup dominan.
TFL perlu menjelaskan kepada dampingan tentang :
Apa yang harus dilakukan ?
Bagaimana cara melakukannya ?
Siapa saja yang harus melakukannya ?
Dimana harus melakukannya ?
Kapan harus selesai ?
TFL harus terus memantau perkembangannya tapi harus dilakukan secara persuasif.
• Gaya Partisipatif :
Gaya ini dilakukan pada tahapan masyarakat sudah mampu tetapi belum ada motivasi untuk melakukan. TFL melakukannya dengan mengajak diskusi mengenai mengapa program ini perlu dilakukan.
• Gaya Konsultatif :
Gaya ini dilakukan pada tahap masyarakat sudah ada motivasi tetapi belum memiliki kemampuan. TFL lebih bersifat membantu problem solving.
• Gaya Delegatif :
Gaya ini dilakukan pada tahap masyarakat sudah mampu dan mau melakukan. Peran TFL lebih untuk menguatkan potensi tersebut dalam hal ini memungkinkan sebagai motivator – dinamisator kelompok.
4. Kompetensi Pendamping / TFL
a) Kemampuan Beradaptasi
b) Kemampuan memahami dinamika dan realitas sosial yang dihadapi masyarakat
c) Memiliki komitmen pada masyarakat marginal d) Kemampuan melakukan assesment secara
partisipatif
e) Menguasai metodologi (Andragogy) f) Trampil mendesain kegiatan fasilitasi
g) Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat
h) Komunikatif
i) Menjalin hubungan baik dengan berbagai jenis stakeholder
j) Memiliki kemampuan dalam membuka akses
k) Menciptakan keterbukaan/ transparansi dan menguasai media publik
l) Menguasai teknik pemberian feedback m) Kemampuan untuk melakukan kaderisasi n) Kemampuan menumbuhkan toleransi
o) Kemampuan dalam mengelola konflik/ ketegangan
5. Etika Profesi Pendamping
a) Tidak memaksakan kehendaknya
b) Tidak mengambil keputusan yang seharusnya dimiliki masyarakat
c) Tidak Manipulatif
d) Konsisten dalam memberikan masukan dan informasi
e) Membantu masyarakat berpikir secara logis/ melihat asumsi
f) Membantu masyarakat melihat dari
perspektif lain/ menambah alternatif
g) Memberi umpan balik walaupun kurang disenangi
h) Tidak membohongi masyarakat
i) Tidak menjelekkan program lain/
konsultan lain atau atasan di depan masyarakat
j) Menghormati Tomat dan Toga
k) Menghormati pengalaman dan kemampuan orang lain
l) Netral, tidak berpihak (kecuali yang
konsisten dengan tujuan)
6. Indikator Keberhasilan Pendampingan
a) Meningkatnya keterlibatan masyarakat. Hal ini terkait tumbuhnya kepercayaan (trust) pada masyarakat tentang pelaksnaaan program;
b) Meningkatnya kemandirian dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh masyarakat;
c) Mendorong terbangunnya jaringan kerja KSM/KPP dengan pihak lain;
d) Meningkatnya tingkat keterlibatan kelompok sasaran (KSM/KPP);
e) Adanya kebermanfaatan program yang
dirasakan masyarakat;
f) Menurunnya tingkat ketergantungan masyarakat kepada TFL;
g) Terciptanya kondisi berani berbeda pendapat
h) Adanya pengambilan keputusan secara demokratis;
i) Adanya sharing pengalaman antar kelompok dampingan;
j) Terakomodirnya ide-ide kelompok dampingan;
k) Terjadinya kemitraan antar kelompok
dampingan.
7. Pelaporan TFL
• Pendampingan dilakukan secara Tim, baik aspek teknis maupun non teknis;
• Laporan yang dibuat oleh TFL :
• Kegiatan TFL Pemberdayaan yang dilaporkan adalah : a) kegiatan pemicuan,
b) kegiatan sosialisasi,
c) fasilitasi rembug-rembug warga,
d) kegiatan koordinasi dengan stakeholder di tingkat desa/ kelurahan, e) pendampingan penyusunan RKM,
f) pendampingan dalam penyusunan RPD dan LPD,
g) pendampingan dalam penyusunan LPj setiap tahapan, h) Proses verifikasi RKM,
i) Pendampingan dalam proses pengadaan barang dan jasa, j) pelaksanaan kegiatan setiap tahapan, laporan update data;
k) Pendampingan kepada calon pemanfaat l) Update data MIS
• Kegiatan TFL Teknik
yang dilaporkan adalah : a) kegiatan pemicuan, kegiatan sosialisasi,b) kegiatan pendampingan teknis dalam penyusunan RKM, c) pendampingan teknis dalam penyusunan DED dan RAB, d) pendampingan dalam proses pengadaan barang dan jasa, e) kegiatan verifikasi dokumen RKM,
f) pendampingan penyusunan RPD dan LPD,
g) pendampingan penyusunan LPj setiap tahapan, h) pendampingan rembug-rembug warga,
i) kegiatan penguatan aspek teknis pada saat pelaksanaan konstruksi, j) pendampingan aspek O&P,
k) koordinasi dengan stakeholder di setiap tingkatan pada setiap tahapan pelaksanaan program,
l) identifikasi permasalahan di setiap tahapan m) update data MIS
n) pendampingan penyusunan adendum (jika diperlukan).