RAPAT TIM KOORDINASI
PERCEPATAN DAN PENANGANAN DAMPAK PEMBANGUNAN
BENDUNGAN CIBEET DAN CIJUREY DAERAH KABUPATEN BOGOR
Bandung, 9 Februari 2023
PEMBANGUNAN BENDUNGAN CIBEET & CIJUREY RTRWP JABAR 2022 – 2042
Pasal 22
Jaringan pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi Sungai Cimande (Daerah Kabupaten Bogor, Kota Bogor), Sungai Cibeet (Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang), Sungai Ciliwung (Daerah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok), Sungai Cipunagara (Daerah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi) Sungai Cisadane (Daerah Kabupaten Bogor, Kota Bogor) dan Sungai Citarik (Daerah Kabupaten Bogor), dan sungai-sungai lainnya di Daerah Provinsi.
(2)
Bangunan Pengendalian Banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. Bangunan pengendalian banjir, terdiri dari: 1. Bendung Katulampa (Daerah Kota Bogor); 2. Bendungan Sukamahi (Daerah Kabupaten Bogor); 3. Floodway Cisangkuy (Daerah Kabupaten Bandung); 4. Intake Nanjung (Daerah Kabupaten Bandung); 5. Pintu Air Empang (Daerah Kota Bogor; 6. Bendungan Ciawi (Daerah Kabupaten Bogor); 7. Waduk Cibeet (Daerah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang); 8. Waduk Cijurey (Kabupaten Bogor); 9. Embung Pengendali Banjir (Daerah Kabupaten Ciamis); 10.Bendungan di hulu Cileungsi; 11.Normalisasi Kali Bekasi; dan 12.Pembuatan bendungan, tanggul, perbaikan tebing sungai, revetment, ground sill, check dam, krib, pengarah arus, jeti, break water, tanggul pantai, bendung gerak, rumah pompa, kolam detensi, kolam retensi, polder, long storage, dry dam, retarding basin, floodway, terowongan dan bangunan pengendali banjir lainnya di seluruh wilayah sungai di Daerah Provinsi.
(3)
PEMBANGUNAN BENDUNGAN CIBEET RTRWP JABAR 2022 – 2042
INDIKASI PROGRAM
PEMBANGUNAN BENDUNGAN CIBEET & CIJUREY RTRWP JABAR 2022 – 2042
POLA RUANG RTRWP Jawa Barat 2022-2042
Keterangan:
Waduk
Kawasan Pertanian
Kawasan Permukiman
Hutan Produksi
INDIKASI ARAHAN ZONASI KAWASAN PERMUKIMAN RTRWP JABAR 2022 – 2042
KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN 1. permukiman
2. perumahan
3. perdagangan jasa 4. perkantoran
5. pemerintahan
6. fasilitas sosial dan umum 7. industri eksisting
8. pertanian 9. perkebunan
10. sarana transportasi 11. RTH
12. kegiatan pengembangan jaringan sarana prasarana kota dengan kriteria teknis yang berlaku sesuai dengan skala pelayanannya; dan 13. kegiatan lainnya penunjang
permukiman
KEGIATAN DIPERBOLEHKAN BERSYARAT Kegiatan lain non permukiman dengan luas kurang dari 150 Ha (seratus lima puluh hektar) yang diatur dalam RTRW Kabupaten/Kota dengan tidak mengganggu keberlangsungan kegiatan permukiman di sekitarnya serta pengembangan sistem jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEGIATAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
kegiatan yang mengakibatkan terganggunya kenyamanan, keamanan dan ketertiban kegiatan permukiman.
INDIKASI ARAHAN ZONASI KAWASAN PERTANIAN RTRWP JABAR 2022 – 2042
KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN kegiatan pertanian
KEGIATAN DIPERBOLEHKAN BERSYARAT KEGIATAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
kegiatan yang mengganggu fungsi kawasan pertanian dan mengancam keberlanjutan lahan pertanian irigasi teknis
1. kegiatan pendukung pertanian 2. kegiatan penelitian pertanian
3. kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian 4. kegiatan ekowisata dengan tetap
mempertahankan fungsi utama kawasan sebagai kawasan pertanian dan kegiatan penunjang pariwisata
5. pengembangan sistem jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
6. alih fungsi lahan sawah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7. kegiatan eksisting berdasarkan RTR wilayah kabupaten/kota
8. kegiatan permukiman perdesaan; atau 9. kegiatan lainnya yang tidak mengubah
fungsi lahan pertanian tanaman pangan beririgasi teknis dan tidak mengganggu fungsi kawasan.
PENANGANAN DAMPAK PENGADAAN TANAH Perpres No.52 Tahun 2022 ….. [1]
Tim Terpadu Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Tim Terpadu adalah tim yang dibentuk oleh Gubernur atau Bupati/Wali Kota untuk melaksanakan Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan atas Tanah Yang Diidentifikasi Sebagai Tanah Musnah.
Lingkup: PSN dan Non PSN (hasil putusan rapat korrdinasi oleh Kemenko Ekon)
1. Persiapan;
2. validasi Pihak yang Berhak Menerima Bantuan Dana Kerohiman;
3. penghitungan besaran bantuan Dana Kerohiman;
4. pemberian bantuan Dana Kerohiman; dan 5. pendokumentasian dan pengadministrasian.
Pasal 5 (Tahap Pelaksanaan)
1. maksud dan tujuan rencana pembangunan;
2. prioritas pembangunan nasional atau daerah;
3. luas tanah yang dibutuhkan;
4. perkiraan jangka waktu pelaksanaan pemberian bantuan Dana Kerohiman;
5. perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
6. perkiraan nilai uang kerohiman; dan 7. Rencana penganggaran
Pasal 6 (Muatan Dok.Rencana Penanganan Dampak)
Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Atas Tanah Yang Diidentifikasi Sebagai Tanah Musnah Dalam Rangka
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
PENANGANAN DAMPAK PENGADAAN TANAH Perpres No.52 Tahun 2022 ….. [2]
Pasal 7 ayat 2 : Tim Terpadu
1. Sekretaris daerah provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua;
2. Pejabat yang membidangi urusan pengadaan tanah di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional di provinsi sebagai anggota;
3. Pejabat perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan pertanahan sebagai anggota;
4. Pejabat yang membidangi urusan pengadaan tanah pada Kantor Pertanahan setempat sebagai anggota;
5. Pejabat pada badan yang membidangi urusan pendapatan dan aset daerah provinsi sebagai anggota;
6. Pejabat yang membidangi urusan internal audit di lingkungan pemerintah provinsi sebagai anggota;
7. Camat dan Lurah/ Kepala Desa setempat sebagai anggota; dan
8. Pihak terkait lainnya, apabila diperlukan sebagai anggota.
Pasal 7 ayat (8) : rencana kerja Tim Terpadu
1. agenda dan jadwal pelaksanaan Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan;
2. rencana pendanaan dan pembiayaan operasional pelaksanaan Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan;
3. rencana kebutuhan bahan dan peralatan;
4. identifikasi permasalahan dan kendala teknis;
5. alternatif strategi dan solusi terhadap hambatan dan kendala;
6. perkiraan anggaran bantuan Dana Kerohiman;
7. rekomendasi daftar Pihak yang Berhak Menerima Bantuan Dana Kerohiman;
8. rekomendasi mekanisme dan tata cara pemberian bantuan Dana Kerohiman; dan
9. bentuk dan mekanisme monitoring dan evaluasi
Dibantu oleh sekretariat, paling banyak 4 orang
PENILAIAN DAMPAK KEGIATAAN PEMANFAATAN RUANG Permen ATR/BPN No.21 Tahun 2021
Pasal 22
Penilaian dampak dilaksanakan sebagai bagian dari penilaian kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR
2) Penilaian dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan: a. laporan atau pengaduan Masyarakat; b. temuan oleh petugas yang membidangi Penataan Ruang; c. hasil pertimbangan Forum Penataan Ruang; atau d. publikasi hasil penelitian ahli/pakar.
3) Penilaian dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap KKKPR dan PKKPR.
4) Penilaian dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam periode pasca pembangunan.
5) Penilaian dampak yang ditimbulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas penilaian dampak terhadap: a. kerawanan sosial; b. gangguan keamanan; c. kerusakan lingkungan hidup; dan/atau d. gangguan terhadap fungsi objek vital nasional.
1) Penilaian dampak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilakukan dengan penyusunan kajian dampak, risiko, dan nilai tambah dari pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Ruang.
2) Penyusunan kajian dampak, risiko, dan nilai tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh ahli/pakar.
3) Penyusunan kajian dampak, risiko, dan nilai tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. besarnya jumlah manusia dan luas wilayah penyebaran dampak; b. intensitas dan lamanya dampak berlangsung; c. sifat kumulatif dampak; d. rekomendasi pengurangan dampak; e. jangka waktu pelaksanaan rekomendasi; f. ada atau tidaknya nilai tambah akibat kegiatan Pemanfaatan Ruang; dan g. peniadaan eksternalitas negatif akibat kegiatan Pemanfaatan Ruang.
Pasal 23