SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 1
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Oleh:
I Nyoman Surya Kurniawan, ST.
SKA No. F 1993 14523 2022 009906 SI 01
DENPASAR 2024
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 2
SPESIFIKASI TEKNIS
(PERATURAN TEKNIS DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN)
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PONDOK WISATA LOKASI :
Jl. Goa Sakenan, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali
GAMBARAN UMUM
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama - sama dengan gambar - gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa (Penyedia Jasa). Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk PEMBANGUNAN PONDOK WISATA dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Pemilik.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 3 1.1. SYARAT TEKNIK KHUSUS
Pada uraian di bawah ini akan dijelaskan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan bangunan tersebut adalah sebagai sebagai berikut :
PASAL 1 URAIAN UMUM
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah ”PEMBANGUNAN PONDOK WISATA”, dimana lingkup pekerjaannya terdiri dari :
1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Tanah 3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton, Besi dan Bekesting 5. Pekerjaan Penutup Atap
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN Pekerjaan persiapan yang dimaksud disini meliputi antara lain :
1. Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran
Halaman atau lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari semak atau pohon-pohon yang berdiri diatas lokasi pembangunan. Pembongkaran terhadap jalur trotoar dilakukan pada lokasi pembangunan, sisa pembongkaran dibuang dari lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet. Segala biaya pembongkaran dan pembersihan lahan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Uitzet atau Pengukuran dan pemasangan Bouwplank:
a. Ukuran - ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar rencana.
b. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau ditanyakan pada Direksi atau Konsultan Perencana.
c. Sebagai ukuran pokok 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
d. Dengan ketentuan tersebut Penyedia Jasa, Perencana, Direksi dan Pengawas Lapangan akan menetapkan patok duga elevasi 0,00 tersebut di lapangan dan
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 4
dibuat dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
e. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan mempergunakan alat - alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada bangunan yang telah ada.
f. Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank. Kayu papan yang digunakan adalah kayu Meranti, atau minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan Candi Bentar dengan jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
g. Perlengkapan peralatan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum memulai proses pekerjaan.
h. Toleransi
Pada proses pengukuran di lapangan tidak boleh terjadi kesalahan yang melebihi toleransi yang diberikan :
• Kelurusan untuk setiap panjang 30 m toleransi : 10 mm.
• Kelurusan untuk panjang 30 m – 60 m toleransi : 15 mm.
• Kelurusan untuk panjang 60 m toleransi : 20 mm.
• Kemiringan melintang / memanjang toleransi : 0.1%.
• Ketebalan struktur toleransi : 5 mm.
• Elevasi toleransi : 5 mm.
• Selimut beton 0 – 50 mm toleransi : 5 mm.
• Selimut beton 50 mm toleransi : 10 mm.
3. Mobilisasi Peralatan dan Material
Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah dipersiapkan oleh Penyedia Jasa. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan layak pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan atau tidak bisa dipergunakan, Penyedia Jasa harus segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru yang layak pakai. Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan dan Direksi, agar tidak mengganggu pekerjaan dan lingkungan sekitar selama proses pekerjaan berlangsung.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 5 4. Penyediaan Pagar Pengaman, Air, dan Listrik Kerja
Pekerjaan ini tidak termasuk dalam pekerjaan persiapan akan tetapi penyedia jasa wajib menyiapkan dan menyediakannya adalah :
a. Pagar pengaman
Penyedia Jasa wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal lokasi pembangunan, dengan menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2 meter. Penempatan pagar pengaman supaya dikoordinasi-kan dengan pihak Pengawas Lapangan dan Direksi Teknis.
b. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa dengan membuat sumur pompa di tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya. Air harus bersih bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi dan Pengawas.
c. Penyedia Jasa harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh untuk kebutuhan Penyedia Jasa dengan kapasitas minimal 3,5 meter kubik, dibuat dari pasangan bata merah setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan penggunaannya atas persetujuan Direksi/Pengawas Lapagan
e. Lampu penerangan yang memadai harus disediakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari. Lampu dengan intensitas kecerahan yang stabil, yang tidak menimbulkan gangguan penglihatan.
f. Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan lumpur di tempat kerja
5. ACUAN NORMATIF
Penyedia Jasa harus memahami, mengikuti semua persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat - syarat termasuk standar material yang yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII ( Standar Industri Indonesia )). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi kualitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 6
➢ ISO : International Organization for Standardization,
➢ JIS : Japanese Industrial Standart,
➢ BS : British Standart,
➢ DIN : Deutsche Industrie Norm,
➢ AWWA : American Water Works Association,
➢ ASTM : American Society for Testing and Materials,
➢ ANSI : American National Standard Institute,
➢ AS : Australian Standard,
➢ AWS : American Welding Society,
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH 1. Pekerjaan Tanah
a. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Penyedia Jasa harus yakin bahwa semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar adalah benar.
b. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, Penyedia Jasa harus melaporkan secara tertulis kepada Pemilik untuk selanjutnya diselesaikan bersama.
2. Pekerjaan Galian Pondasi
Pekerjaan galian yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah ini adalah semua kebutuhan yang berhubungan dengan pekerjaan membuat lubang di tanah untuk pondasi dan dinding pasangan yang berada dalam tanah.
a. Posisi galian pondasi telapak ditentukan berdasarkan gambar rencana, dan posisinya dilapangan harus diketahui dan disepakati bersama Pengawas Lapangan.
Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah papan bouwplank dengan tanda dari as ke as selesai diperiksa oleh direksi / pengawas lapangan.
b. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta sumbu dinding dan kolom disetujui Pemilik
c. Proses penggalian pada situasi batu kapur atau sejenisnya digunakan dengan menggunakan alat drilling, dan setiap kedalaman 30 cm tanah galian dikeluarkan dari lubang galian.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 7
d. Ukuran permukaan lubang galian adalah 170 x 170 cm, dimana permukaan galian lebih lebar masing-masing 10 cm disetiap sisinya dibandingkan dengan ukuran dasar pondasi telapak. Bentuk permukaan galian ditandai dengan tali sepat.
e. Ukuran kedalaman galian harus disesuaikan dengan gambar rencana, yaitu sedalam 200 cm dari tanah asli/peil + 0.00. Saat galian telah mencapai kedalaman yang ditentukan, Penyedia Jasa wajib melaporkan situasi galian kepada Pengawas Lapangan. Apabila Pengawas Lapangan menilai pada kedalaman tersebut kondisi tanah belum cukup keras, maka situasi ini harus dilaporkan oleh Penyedia Jasa secara tertulis kepada Direksi dan Konsultan Perencana untuk dilakukan peninjauan kembali.
f. Bila lubang galian di dalamnya terdapat banyak tergenang karena hujan atau rembesan air tanah, maka sebelum pemasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air tersebut disedot/dikeringkan.
g. Bila pemborong melakukan penggalian yang melebihi dari ukuran yang tidak ditetapkan, pemborong harus menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dengan disirami air setiap ketinggian 15 cm.
h. Tanah hasil galian pondasi harus dipindahkan ke areal diluar bouwplank, sehingga tidak menggangu pekerjaan konstruksi. Lokasi timbunan tanah hasil galian tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.
i. Tanah hasil galian tersebut dapat digunakan kembali untuk pekerjaan urugan atau penimbunan tanah pekerjaan ini apabila mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.
j. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat perlindungan atau saluran sementara.
k. Penyedia Jasa harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal - hal lain yang dapat merusak hasil galian.
l. Setelah galian disetujui Pemilik, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
m. Penyedia Jasa harus dapat menjaga keutuhan bangunan / insfrastruktur yang sudah ada apabila didekat bangunan / infrastruktur tersebut diadakan penggalian.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 8 3. Pekerjaan Urugan Peninggian dan Urugan Kembali
a. Yang termasuk pekerjaan urugan adalah semua kebutuhan pekerjaan penimbunan/urugan, pemadatan dan perataan kembali baik dengan tanah maupun dengan pasir sampai mencapai permukaaan baru yang diinginkan
b. Bila akan ada urugan peninggian peil, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda- benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
c. Tanah urug harus bebas dari material lain yang tidak tergolong sebagai material urugan, dan juga tidak boleh mengandung kotoran / sampah. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil yang dibutuhkan.
d. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan.
e. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum lapisan 30 cm dan setiap lapis tersebut dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah urugan yang tidak akan menerima beban besar
f. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Pemilik..
g. Kepadatan yang disyaratkan untuk konstruksi tanah urug adalah :
• Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai 90% dari kepadatan (kering) maksimum.
• Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm, harus mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.
• Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
• Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 9 4. Hasil Akhir
Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dan Direksi.
PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI 1. Pekerjaan Pondasi Borepile & Pilecap
Tahapan pengerjaan atau pelaksanaan tiang bor haruslah mengikuti urutan berikut : a. Pengeboran
• Pengeboran harus dilakukan dengan alat pengebor yang disetujui dan dilengkapi dengan “buckets” dan “auger”. Perlengkapan ini harus mampu untuk mengebor dan menembus lensa lapisan kedap air, batuan besar (boulders), shales, stiff clays, gravel, dan pasir.
• Bila kondisi tanah yang dibor tidak stabil, sehingga cenderung longsor atau aliran air tanah masuk ke pile shaft, maka kontraktor harus memasang Casing Baja sementara dengan tebal minimum 6 mm dan dengan diameter tidak boleh kurang dari diameter tiang bor yang diperlukan untuk mengatasinya.
Sambungan casing haruslah kedap air. Pemilihan penggunaan casing penuh atau sebagian, sepenuhnya tanggung jawab kontraktor. Apabila untuk mencabut casing dipakai metoda alat penggetar (vibrator), maka harus dipasang tulangan tambahan.
• Dalam mengatasi kelongsoran, selain menggunakan casing sementara, sebagai pilihan dapat juga digunakan metoda dengan penggunaan bahan bentonite.
Level campuran bahan bentonite didalam lubang bor harus dijaga agar tetap berada diatas level air tanah. Hal tersebut harus dilakukan sampai pengeboran mencapai lapisan pendukung.
• Data pengeboran terdiri dari dalamnya pengeboran, klasifikasi jenis tanah yang berasal dari lubang bor dan setiap gangguan yang terjadi selama pelaksanaan pengeboran haruslah dibuat selengkap mungkin.
• Pelaksanaan pengeboran harus dilakukan sampai mencapai kedalaman seperti yang disyaratkan.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 10
• Segala macam endapan dan longsoran dari dasar lubang bor yang akan mempengaruhi hasil dari tiang bor harus dikeluarkan sampai bersih.
b. Penulangan beton yang akan dipakai haruslah sebagai berikut :
• Penyediaan anyaman tulangan sesuai dengan desain baik dalam hal diameter, jumlah maupun jarak tulangan. Tulangan yang telah disiapkan tersebut haruslah dalam kondisi baik, tanpa tanda-tanda karat pada waktu diperlukan.
• Anyaman tulangan harus ditunjang dengan kuat secara sentris diluar lubang bor supaya tidak terjadi gerakan/pergeseran pada waktu pengecoran.
• Tulangan tiang bor harus sesuai dengan gambar desain, jenis, ukuran dan panjang dari setiap bagian dari elemen tulangan
• Sebelum melaksanakan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti bilamana dianggap oleh Direksi akan melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas lapangan.
c. Pembetonan :
• Sebelum pengecoran pondasi bore pile, lubang harus dibersihkan dari sisa-sisa tanah dan air.
• Pengukuran, pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan SNI 2847:2019
• Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus sudah menyiapkan JMF (Job Mix Formula) dari beton ready-mix yang akan digunakanan.
• Sebelum besi tulangan di pasangan, harus ditambahkan pasir setebal 5 cm dan beton rabat 5 cm kemudian dilakukan pengukuran ulang kedalaman.
• Setiap 5 m3 volume beton pondasi borepile, diambil 3 (tiga) buah silinder untuk percobaan 7 hari, satu untuk 14 hari dan satu lagi untuk percobaan 28 hari.
Percobaan beton harus dilakukan dilaboratorium resmi yang diakui.
• Pengecoran setiap tiang bor harus sesegera mungkin pada hari yang sama.
• Selama pengecoran beton, perlu diperhatikan waktu tunggu antara mixer yang satu dengan berikutnya lebih kecil dari yang disyaratkan untuk waktu pengikatan awal dari beton.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 11
• Readymix dengan mutu f’c 21 MPa pada 28 hari dengan nilai slump harus 10 ± 2 cm.
• Selimut beton minimum harus 7,5 cm karena bersentuhan langsung dengan tanah.
• Pipa tremie yang dipakai harus mempunyai diameter minimum 4” dan corong penerima harus mempunyai kapasitas sedikitnya sama dengan pipa yang bersangkutan.
• Pipa tremie harus dipasang pada posisi sedemikian agar dasar dari pipa sedikitnya 1.50 m dibawah permukaan beton pada setiap tahap dari pembetonan.
• Selama pembetonan, sebelum setiap bagian dari pipa tremie dicabut dan dilepas, kepala tiang harus diukur levelnya.
• Pipa harus mencapai dasar dari tiang bor. Sambungan tiang harus memakai
“quick-acting coupling” agar setiap bagian dapat dilepas seperti disyaratkan tanpa keterlambatan. Sambungan harus dibuat kedap air.
• Ujung atas pipa harus dihubungkan dengan corong dengan ukuran yang memadai untuk panjang pipa yang dipakai dan untuk jumlah beton yang akan dituang. Pengaturan untuk menaikkan atau menurunkan corong dan pipa harus diawasi.
• “Sliding Plug” sumbat yang dapat meluncur (seperti jaring kawat/ kawat ayam yang dibungkus lembaran plastik harus ditempatkan lebih dulu yang akan terdorong turun kedasar pipa oleh berat campuran beton yang dituang pertama untuk mencegah tercampurnya adukan beton dengan air didalam pipa.
• Perlengkapan sounding harus diadakan untuk memeriksa level dari permukaan beton dan memastikan bahwa pipa tertanam padakedalaman yang memadai untuk mempertahankan kekedapan udara dan menjaga aliran beton. (untuk CSL tes)
• Corong harus dibebani dengan teratur dan menerus tanpa penundaan untuk mempertahankan pengaliran (campuran beton) dan mencegah pipa dari penyumbatan. Dengan pemeriksaan yang teliti beton harus mengalir bila pipa berangsur-angsur dinaikkan. Apabila diperlukan menghentak pipa untuk menghentikan beton, maka perhatian yang cukup perlu diberikan untuk mencegah kecelakaan akibat tercabutnya dasar pipa dengan resiko terganggunya kekedapan beton.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 12
• Pada kejadian terganggunya kekedapan beton, harus diambil (dicatat) data dari kedalaman yang terganggu tersebut dan pipa harus diisi kembali dengan memakai “sliding plug” (sumbat yang dapat meluncur) dan diperhatikan untuk menghindari menghamburnya air dari pipa. Pipa tremie harus tetap terpasang sampai ujung atas pengecoran berada 1m diatas level “cut off” sehingga beton akan berada 75 mm dari level yang disyaratkan setelah lapisan permukaan yang jelek dipotong dan dibuang.
• Volume sebenarnya dari beton yang dipakai harus didata dan diperiksa/dicocokan dengan perhitungan volume yang disyaratkan untuk mendeteksi kemungkinan pengecilan atau pembesaran penampang tiang bor.
• Segera setelah pengecoran beton selesai, level atas dari tiang percobaan harus
• didata dan dihubungkan kesuatu “bench mark”
d. Toleransi Pelaksanaan :
• Kecuali jika ada pengeboran yang miring, lubang harus dibor vertikal dan bila terjadi kemiringan maka toleransi kemiringan yang diijinkan adalah 1:75.
• Posisi titik bor tidak boleh bergeser/menyimpang lebih dari 7,5 cm dari lokasi yang ditentukan pada semua arah pada cut off level.
• Deviasi dari level permukaan fondasi dari transfered bench mark terdekat adalah 20 cm.
• Bila ternyata toleransi tersebut tidak dipenuhi maka wajib dilakukan pekerjaan perbaikan/penambahan.
• Tahapan pekerjaan tiang. Apabila lima atau lebih tiang bor harus dilaksanakan dalam satu kelompok, tiang yang ditengah harus dilaksanakan lebih dulu, diikuti tiang berikutnya dari tengah ke arah luar, urutan pengerjaan tiang haruslah sesuai. Pengerjaan tiang didekat tiang yang baru dikerjakan tidak boleh dilakukan sebelum lewat 7 (tujuh) hari atau pada jarak minimum 6 m.
e. Spesifikasi harus ditolak
• Tiang-tiang dapat ditolak karena alasan-alasan seperti: mengecilkan diameter tiang bor, perlengkapan rusak, pengiriman beton tidak tepat waktu sehingga menggangu karena pengecoran melampaui waktu pengikatan, kegagalan pada percobaan pembebanan, mutu beton tidak sesuai dan lain sebagainya.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 13
• Alasan-alasan untuk mencurigai tiang-tiang antara lain: membiarkan lubang bor semalaman, kedalaman lubang bor lebih besar daripada waktu dibersihkan, waktu tunggu antara tiap tahapannya terlalu lama
• Seluruh defect yang disebabkan akibat kelalaian kerja dari Kontraktor menjadi tanggung jawab penyedia.
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan pasangan pondasi dimulai, dasar galian pondasi harus ditimbun dengan pasir yang dipadatkan. Pekerjaan urugan pasir yang disyaratkan antara lain :
a. Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan. Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian (organisme) yang dapat tumbuh.
b. Urugan pasir yang dipadatkan digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan lantai dengan ketebalan minimal 5 cm atau yang disyaratkan dalam gambar rencana.
c. Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman secukupnya.
d. Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan dipadatkan.
e. Urugan pasir lapis demi lapis setiap 20 cm disirami dengan air sampai padat dan rata apabila pekerjaan urugan lebih dari 1 m
PASAL 5
PEKERJAAN BETON, BESI, DAN BEKESTING
Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc) dan agregat (pasir dan kerikil atau batu pecah). Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan umur beton tersebut.
1. Penyimpanan
a. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai megeras, bagian tersebut masih harus dapat
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 14
ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
b. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan- bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain).
c. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
2. Bahan Beton a. Air
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran organik atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.
b. Semen
Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir-butir pasir pasir dan kerikil menjadi satu kelompok. Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18.
c. Pasir
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur semen yang telah menjadi keras.
• Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
• Tidak mengandung bahan–bahan organik.
• Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa kerja (SNI 2847:2019).
d. Kerikil dan Batu Pecah (Agregat)
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 15
• Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori dengan besar butir lebih dari 5 mm.
• Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
• Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
• Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat - zat yang reaktif alkali.
• Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
3. Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk Gresik dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dan Direksi dan memenuhi syarat SNI 2847:2019.
b. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.
c. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
d. Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari 30 cm dari lantai.
e. Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
f. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen ditempat penyimpanan.
g. Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V).
4. Pasir dan Kerikil Beton
a. Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis, tanah atau lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai dengan SNI 2847:2019.
b. Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya dan terlindung dari pengotoran.
5. Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).
a. Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 16
b. Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah setara
”Sika” atau bahan lain yang setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus mendapat persetujuan Pemilik terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut tidak boleh mengandung bahan - bahan yang merugikan sifat beton bertulang.
6. Besi – Beton
a. Mutu besi beton yang digunakan adalah :
b. Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJTP 28 (fy = 280 Mpa / 2800 kg/cm2), sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform / ulir) minimal BJTD 42 (fy = 420 Mpa / 4200 kg / cm2), untuk tulangan baja jaring (wire mesh ) BJTD 50 (fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø” ( menunjukkan baja tulangan polos ), Simbol “D”
(menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh).
c. Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari produsen atau pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI.Merk besi yang digunakan setara KS,CS dan WS.
d. Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua besi tersebut.
e. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang pengangkeran pada bagian - bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut aturan beton terbaru.
f. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
g. Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.
h. Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Pemilik Teknis.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 17
i. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
j. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan SNI 2847:2019 dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana.
k. Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Pemilik.
l. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai dengan aturan yang berlaku.
m. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
n. Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi beton pada tempatnya. Setiap pertemuan dan atau persilangan besi harus diikat kuat dan rapi dengan kawat beton.
o. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang berstandar SNI dan mendapat persetujuan Pemilik.
p. Jaminan Mutu
• Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Seksi Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah kualitas “Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton dan Dinding beton dengan finishing expose.
• Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi yang dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Pemilik Pekerjaan.
7. Cetakan Beton atau Bekisting a. Bahan.
• Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 18
• Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dan Direksi.
• Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik.
Bambu tidak dibenarkan dipakai untuk steger.
b. Konstruksi
• Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat.
• Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.
• Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
• Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi cetakan atau bekisting serta mendapat persetujuan Pemilik.
c. Pelapis Cetakan
• Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui Pemilik.
• Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai pelapis cetakan.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 19 8. Adukan Beton
a. Rencana Adukan
• Nama “jenis adukan” di bawah diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi (pasir dan kerikil) terhadap 50 kg semen.
• Gradasi butiran bahan pengisi harus sesuai dengan syarat – syarat gradasi dalam tabel dibawah ini :
• Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
• Jenis adukan Beton : Catatan :
Pc = portland cement m3 Ps = pasir (bahan pengisi halus) m3 Krl= kerikil (bahan pengisi kasar) m3 b. Kekuatan beton
• Kuat tekan beton yang direncanakan adalah minimal f’c= 21 Mpa atau setara K250
c. Pengadukan beton
Pencampuran bahan - bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan - bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton. Sebelum diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan, pencampuran bahan - bahan dapat dilakukan di laboratorium, untuk Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos
Standar (mm)
Inch (in)
Agregat Halus
Pilihan Agregat Kasar
50 2 - 100 - - -
37 1 ½ - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 #16 45-80 - - - -
0.3 #50 10-30 - - - -
0.15 #100 2-10 - - - -
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 20
mendapatkan formula rancangan sesuai rencana (membuat Job Mix Formula).
Secara umum pengadukan beton dengan mesin (batching plant) harus disesuaikan dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Ketentuan waktu pengadukan minimal untuk campuran beton yang volumenya lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adalah 1.5 menit atau menurut petunjuk Pemilik. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan dengan jarak pengangkutan.
d. Beton Dekking
• Beton dekking atau ganjal 1 pc : 2 ps harus dibuat terlebih dahulu, sebelum pekerjaan beton konstruksi dimulai. Dicetak setebal 2 cm berukuran 4 x 4 cm atau sesuai dengan yang diisyaratkan, lengkap dengan kawat pengikatnya.
• Sesudah mengeras dan kering udara, beton dekking ini direndam dengan air.
• Untuk beton balok dan kolom, dipasang 10 (sepuluh) buah untuk setiap 1 m2 dengan ketebalan 3 cm. Dan untuk beton plat dipasang beton dekking dengan ketebalan 2 cm sebanyak 5 buah untuk setiap 1 m2.
• Selain beton dekking untuk balok yang mempunyai dua baris atau lebih tulangan, harus diberikan ganjalan dengan besi beton dengan diameter yang sama dengan tulangan rangkap. Ganjalan ini dipasang pada bagian samping dan bawah balok sebanyak 3 buah untuk setiap 1 m2.
e. Adukan Beton “Ready Mix”
• Bila dipakai adukan beton “ready mix” maka nama dan alamat supplier- nya harus mendapat persetujuan Pemilik.
• Kontraktor bertanggung jawab penuh, bahwa adukan yang disuplai tersebut memenuhi syarat spesifikasi dengan membawa hasil test laboratorium sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS dan menjamin kontinuitas kedatangan setiap delivery.
• Direksi mempunyai wewenang untuk setiap saat meminta kepada kontraktor untuk mengadakan percobaan mutu beton tersebut. Apabila mutunya diragukan direksi berhak menghentikan dan menolak beton ready mix tersebut dan semua kerugian yang ditimbulkan oleh hal ini menjadi tanggungan kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 21 f. Adukan beton “Site Mixing” (setempat)
• Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan kapasitas yang mendapat persetujuan Pemilik.
• Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
• Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang diijinkan.
g. Syarat Kualitas dan Mutu Beton
• Penyedia Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mixes dilaboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas
• Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah untuk pile cap dan tie beam fc’ = 21 Mpa, balok dan kolom, ground watertank fc’ = 21 Mpa (tegangan tekan hancur karakteristik untuk cilinder beton ukuran 15 x 30 cm pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam standar SNI 2847:2019. Mutu beton fc’ = 15 MPa digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.
• Test selama pekerjaan : Buat 3 silinder 15 cm x 30 cm dari setiap 75 m3 atau sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang di cor. Buat dan simpan silinder-silinder menurut ASTM C 31. Test satu silinder pada hari ke 7 dan satu kubus pada hari ke 28 menurut ASTM C 39. Simpan satu silinder sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test silinder pada hari ke 28 berhasil, test silinder cadangan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua silinder pada hari 28. Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan penguji.
• Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba berturut - turut terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 22
• Tidak boleh satupun nilai rata - rata dari empat buah percobaan kubus coba berturut - turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr).
Sebaiknya antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut - turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.
• Penyedia Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mixes dilaboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
• Test selama pekerjaan : Buat 3 silinder 15 cm x 30 cm dari setiap 75 m3 atau sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang di cor. Buat dan simpan silinder-silinder menurut ASTM C 31. Test satu silinder pada hari ke 7 dan satu kubus pada hari ke 28 menurut ASTM C 39. Simpan satu silinder sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test silinder pada hari ke 28 berhasil, test silinder cadangan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua silinder pada hari 28. Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan penguji.
• Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan pertsetujuan Konsultan Pengawas.
• Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 13 cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh : beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu rata atau palat baja.
Cetakan di isi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 60 cm
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 23
dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusakan harus masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya.
Setelah atasnya diratakan, maka dibiarkan 1/2 menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
• Jumlah semen minimum 325 kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, pada daerah kamar-mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut dinaikan menjadi 360 kg/m3 beton. Untuk beton atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh lebih rendah daripada mutu beton karakteristik yang disyaratkan.
• Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65 % kekuatan yang diminta pada 28 hari, tanpa additives.
Jika hasil kuat tekan bendabenda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam SB. SNI- 1991 dengan tidak menambah beban biaya bagi Pemberi Tugas.
9. Prosedur Pengecoran Beton
a. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil) adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
b. Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump 10±2 cm atau sesuai dg JMF Beton yang disetujui Pemilik, untuk mendapat beton dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses pengecoran, pengecoran dilakukan sampai dengan level atau kedalaman yang ditentukan.
c. Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, maka dalam pencampuran harus selalu konstan sesuai dengan Job Mix Formula (JMF).
d. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul - betul bersih dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada cetakan tersebut.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 24
e. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Pemilik. Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Pemilik, maka kerugian akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
f. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
g. Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Pemilik.
h. Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang mendapat persetujuan Pemilik. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
i. Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.
j. Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya.
Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
k. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya pemisahan atau pengurangan bagian - bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom - kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela - jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
l. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.
m. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
10. Toleransi-toleransi
a. Toleransi pada beton cetakan kasar.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing - masing bagian konstruksi adalah - 0,3 dan + 0,5 cm.
b. Toleransi pada beton cetakan halus.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 25
Toleransi terhadap posisi untuk masing - masing bagian konstruksi adalah 0,6 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,2 dan +0,4 cm.
c. Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
d. Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
11. Penggunaan Beton
Pekerjaan beton digunakan untuk :
a. Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain - lain sesuai dengan gambar kerja.
b. Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion joint” (pertemuan kolom atau balok atau lantai) ada dibawah pengawasan Pemilik.
12. Perawatan Beton
a. Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan cepat.
b. Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
13. Perbaikan Permukaan Beton
a. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara grouting setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan Pemilik atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi atau Pengawas.
b. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor.
c. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan atau diinginkan.
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 26 PASAL 6
PEKERJAAN ATAP 1. Pekerjaan Struktur Baja Rangka Atap
Lingkup pekerjaan baja rangka atap yaitu pada atap bangunan Pondok Wisata.
I. Bahan
a. Struktur Baja Rangka Atap
i. Material baja yang digunakan adalah baja ringan UK-75.
ii. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh menurut profil yang diminta baik bentuk, ukuran dan beratnya. Bagian bagian dan lembaran lembarannya tidak bengkok atau cacat.
iii. Pelaksanaan pekerjaannya harus sesuai dengan standard pabrik pembuatnya.
iv. Penggantian dimensi profil harus selalu tetap mempertahankan nilai keamanan konstruksi atau menambah lebih besar.
v. Setiap perubahan teknis tersebut dinilai sah bila telah disetujui oleh pihak Konsultan Pengawas
II. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan.
Konsep pemahaman gambar-gambar atap/Gambar Pelaksanaan sebelum masuk pelaksanaan:
1) Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi 2) Detail-detail gambar (yang terkait dengan tabel baja):
a. Sambungan b. Pengelasan c. Baut-baut
d. Angkur-angkur / pengangkuran
e. Profil : yang tersedia di pasaran sesuai dengan perhitungan
3) Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti misalnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi ukuran yang biasa dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
a. Fabrikasi
• Setelah gambar kerja telah dicek dan re-cek serta disetujui oleh Pimpinan Teknik untuk dilaksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
• Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
b. Peng-angkuran Lingkup :
• Melingkupi pemasangan angkur untuk pelebaran pondasi, angkur pedestal kolom baja, angkur kolom baja ke dalam kolom beton, angkur pedestal rangka atap dan angkur lainnya yang diperlukan dalam proyek ini sesuai dengan gambar perencanaan atau atas permintaan pengawas
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 27
• Fungsi : Pemegang Struktur atas (Kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang sebenarnya / tepat.
Bahan
• Material baja yang digunakan untuk penyambungan beton bertulang adalah baja tulangan sesuai dengan spesifikasi pada gambar.
• Material Angkur pedestal kolom, kolom baja dan pedestal atap menggunakan baja kelas SS-41dengan tegangan tarik antara 410 MPa-520 MPa.
• Pemasangan angkur ke dalam beton yang sudah keras, diperlukan material perekat Hilti HIT-RE 500.
Pemasangan Angkur
Pemasangan angkur pada beton yang belum dicor, menggunakan ketentuan di bawah ini:
o Angkur besi beton dimana : a = l >= 5 cm
o Penempatan dan pemasangan angkur As-as kolom, cara menentukan adalah:
▪ Buat Bouwplank setempat.
▪ Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
▪ Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan
▪ bawah mal.
▪ Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
▪ Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
▪ Begesting kolom dipasang.
▪ Kolom dicor
▪ Mal angkur dilepas
o Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan tebal plat atau angkur dicek vertikalnya satu persatu.
o Berdasarkan tumpuannya:
▪ Tumpuan pada kolom pedestal
Fungsi : Jepit - sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur.
▪ Tumpuan pada kolom atas.
Fungsi : Jepit - Jepit Sendi – Sendi Sendi – Rol
o Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi masalah pada saat erection oleh divisi baja.
o Pemasangan angkur dengan Perekat Hilti, harus mengacu pada standard dari produk Hilti terutama mengenai kedalaman angkur dan jumlah chemical yang diperlukan
2. Pekerjaan Penutup Atap
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 28
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Material penutup atap yang digunakan harus bebas dari asbestos dan memiliki nilai albedo minimal 0,3
I. Bahan
a. Atap bangunan utama : Genteng kodok b. Bubungan, Genteng kodok
c. Ikut celedu dan murda dari bahan paras.
d. Bahan Atap dan Bubungan Cadangan :
- Sebagai cadangan pengganti bahan atap yang ruasak selama umur efektif bangunan. Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pemesanan bahan atapmelebihi kebutuhan terpasang sejumah 0,5 % dan bubungan atap sejumlah 0,5 %.
- Bahan cadangan ini diserahkan kepada pemilik dalam kondisi baik dan dipacking dengan tong kayu paling lambat pada saat serah terima kedua pekerjaan.
II. Metode Pelaksanaan Pekerjaan 1) Umum.
a. Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti kuda – kuda, reng, harus sudah terpasang dengan baik .
b. Penutup atap Genteng sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
c. Jarak antar penutup Genteng harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat genteng metal yang digunakan.
2) Pemasangan.
a. Pemasangan penutup Genteng dan kelengkapannya harus dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
b. Penutup atap berikut talang – talang (bila ditunjukkan dalam Gambar Kerja) harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3. Pekerjaan Lisplank
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Pekerjaan lisplank kayu termasuk peralatan bantunya sesuai detail yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
I. Bahan :
a. Bahan lisplank kayu semen menggunakan produk listplank kayu 30x200x3000 mm double atau sesuai detail yang disebutkan dalam gambar.
b. Bahan listplank kalsiplank sesuai detail yang disebutkan dalam gambar.
II. Metode Pelaksanaan Pekerjaan :
SPESIFIKASI TEKNIS – Pondok Wisata Goa Sakenan, Jimbaran,, Kuta Selatan, Badung, Bali 29
a. Sebelum melaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar- gambar yang ada dan kondisi di lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan/penyimpanan bahan di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
Dibuat oleh,
I Nyoman Surya Kurniawan, ST.
SKA No. F 1993 14523 2022 009906 SI 01