• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI EVALUASI KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN BUS DAMRI RUTE KOTA MATARAM - BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA

N/A
N/A
Moh Kaisar

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI EVALUASI KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN BUS DAMRI RUTE KOTA MATARAM - BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA "

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara umum pengguna menilai tingkat kinerja layanan bus Damri rute Kota Mataram – Bandara Internasional Lombok (pulang pergi) kurang baik atau kurang memuaskan. Gambar 1.1 di atas menunjukkan fluktuasi jumlah penumpang Bus Damri rute kota Mataram-BIL (penerbangan pulang pergi) dari tahun 2015 hingga tahun 2019. Selain itu, berkurangnya minat masyarakat terhadap angkutan umum berdampak pada menurunnya jumlah permintaan masyarakat untuk menggunakan angkutan umum. Pelayanan Bus Damri kota Mataram.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi pengguna jasa terhadap tingkat kinerja pelayanan angkutan umum Bus Damri Kota Mataram – CAR (pulang pergi). Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna jasa terhadap tingkat kinerja Angkutan Bus Damri Kota Mataram – BIL (Pulang Pergi). Lokasi penelitian ini berada pada jalur Bus Damri Kota Mataram – Bandara Internasional Lombok dan (pulang pergi) dimana jalur tersebut adalah jalur Bus Damri untuk antar jemput angkutan umum.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan
  • Ruang Lingkup
    • Ruang Lingkup Penelitian
    • Ruang Lingkup Materi
  • Sistematika Penulisan

Penelitian ini juga menggunakan berbagai jenis data/sumber data yang diperoleh dari literatur dan referensi seperti dokumen kebijakan terkait, serta informasi yang berasal dari lokasi penelitian. Beberapa survei lapangan dan wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting lokasi penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Terminologi Judul
  • Tinjauan Teori
    • Angkutan umum
    • Kualitas Kinerja Operasi
    • Standar Pelayanan Angkutan Umum
  • Tinjauan Kebijakan
  • Sintesa Pustaka
  • Penelitian Terdahulu

Pengertian angkutan penumpang umum meliputi angkutan perkotaan (bus, minibus, dan lain-lain), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani, 2002). Angkutan umum yang baik adalah angkutan yang memberikan pelayanan yang aman, cepat, murah dan efisien. Pelayanan angkutan umum bertujuan untuk memberikan pelayanan yang aman, cepat dan murah kepada masyarakat yang mobilitasnya semakin meningkat, terutama dalam menjalankan aktivitasnya (Warpani, 2002).

Pelayanan angkutan umum dapat dikatakan baik apabila sesuai dengan standar yang dikeluarkan pemerintah. Penyelenggaraan angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) saat ini belum memiliki SPM (Standar Pelayanan Minimal) untuk mengetahui apakah pelayanan angkutan umum tersebut berjalan dengan baik atau tidak, dapat dievaluasi dengan menggunakan indikator sarana angkutan umum yang baik. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRJ/2002 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Di Perkotaan Pada Jalur Tetap dan Jalur Reguler, dalam perencanaan jalan jaringan angkutan umum, maka faktor-faktor yang dijadikan bahan pertimbangan harus diperhatikan sebagai berikut: berikut:.

12 Trayek angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih efisien. Jalur angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan penduduk yang ada sehingga moda transportasi yang terjadi pada saat penumpang melakukan perjalanan dengan angkutan umum dapat diminimalisir. Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, yang umumnya merupakan wilayah dengan potensi permintaan yang tinggi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tahun 1992, angkutan umum bagi masyarakat yang menggunakan kendaraan umum terdiri atas: Dari sintesa literatur diatas maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Bus Damri (Jalur Bandara Internasional Lombok – Kota Mataram ) atau Mataram - BIL, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor. Peningkatan pelayanan dilakukan dengan cara memperbaiki pelayanan yang belum memenuhi standar pelayanan dan didukung dengan peran serta pemerintah sebagai pengambil kebijakan serta melakukan tindakan nyata terhadap pelanggaran standar pelayanan khususnya pelayanan transportasi perkotaan.

Analisis kinerja pelayanan angkutan perkotaan di Kota Bandung, jenis mobil penumpang umum (MPU) menurut persepsi pengguna (studi kasus: Trayek Panyilekan-. Sekemirung).

Tabel 2. 1  Indikator Standar Pelayanan Angkutan Umum
Tabel 2. 1 Indikator Standar Pelayanan Angkutan Umum

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Pendekatan Penelitian

Jenis Penelitian

Proses dan makna (perspektif disiplin) lebih diberi bobot dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian sesuai dengan kondisi faktual di lapangan. Jadi, metode penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan alat ukur analisis data statistik deskriptif, yang akan dipadukan dengan analisis kualitatif untuk mengetahui kinerja pelayanan dan persepsi pengguna jasa dan pengelola bus Damri, serta digunakan untuk merekomendasikan cara meningkatkan kinerja. Pelayanan angkutan bus Damri rute Kota Mataram – CAR (pulang pergi) dan analisis kualitatif digunakan untuk mempertajam temuan deskripsi identifikasi penelitian.

Alur Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pihak pertama, biasanya melalui wawancara, dokumentasi jejak dan sebagainya (Suharsimi, 2013). Pengumpulan data dengan cara ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu melalui observasi penelitian langsung dan wawancara mengenai kinerja pelayanan angkutan bus Damri terhadap persepsi pengguna jasa di Kota Mataram. Penyebaran kuisioner dilakukan melalui kuisioner yang diisi sendiri yaitu peneliti langsung memasuki tempat, menghadap subjek dan bertanya kepada subjek yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu penumpang bus Damri rute kota Mataram – BIL (pulang pergi ), untuk memeriksa dan mengisi kuesioner di hadapan peneliti atau asisten pengumpulan data (Silalahi & U, 2010).

Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner dilakukan untuk menjaring persepsi pengguna jasa angkutan umum mengenai kepuasan dan tingkat kinerja layanan bus Damri – BIL (pulang pergi) Kota Mataram. Wawancara ini merupakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang berlangsung secara terencana dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sehingga memungkinkan responden menjawab pertanyaan peneliti. 25 dilakukan bersama pengelola Angkutan Umum Bus Damri Mataram untuk memperoleh informasi tambahan guna mendukung terselesaikannya diskusi.

Dilakukan secara informal untuk memperoleh data atau informasi mengenai permasalahan dan upaya peningkatan kinerja pelayanan bus Damri. Hal-hal yang perlu didokumentasikan dalam penelitian ini adalah kegiatan survey pada angkutan bus Damri serta wawancara kepada pengguna jasa dan pengelola Perum Damri. Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang diperoleh dari literatur, buku dan dokumen (Sugiono, 2013).

Pada tahap ini diperoleh data dari instansi terkait, oleh Dinas Perhubungan Kota Mataram dan kantor pengelola Perum Bus Damri Kota Mataram, serta data dari literatur penelitian dan kebijakan terkait. Data yang diperlukan berupa data jumlah penumpang bus Damri Kota Mataram selama 5 (lima) tahun terakhir.

Populasi dan Sampel

  • Populasi
  • Sampel

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah pengguna jasa bus Damri rute Kota Mataram – BIL. Dengan populasi pada penelitian ini, data penumpang bus Damri setiap tahunnya sebanyak 165.381 orang pada tahun 2019 (Perum Damri Kota Mataram). Agar sampel merupakan bagian dari populasi yang ada, maka pengambilan sampel harus menggunakan metode tertentu berdasarkan pertimbangan yang ada.

Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling, yaitu sampel yang terdiri dari sejumlah unsur yang dipilih secara acak secara sederhana. 27 Siapa pun yang ditemui peneliti dapat dijadikan sampel apabila diyakini orang yang ditemuinya cocok sebagai sumber data atau memenuhi kriteria pengambilan sampel (Sugiyono, 2002). Hal ini disebabkan karena setiap populasi sebagai subjek penelitian kurang lebih mempunyai karakteristik yang ingin diukurnya.

Dari hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel sebanyak 100 sampel yang akan disebar dan diperoleh dalam bentuk kuesioner kepada penumpang bus Damri rute Kota Mataram – Bandara Internasional Lombok (perjalanan pulang pergi).

Tabel 3. 1 Jumlah Penumpang Per-tahun Bus Damri  No  Rute Kota Mataram - Bandara Internasional Lombok
Tabel 3. 1 Jumlah Penumpang Per-tahun Bus Damri No Rute Kota Mataram - Bandara Internasional Lombok

Metode Analisis Data

Sebelum diolah atau dianalisis lebih lanjut, angket sebagai instrumen dalam penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya. Apabila suatu instrumen dikatakan valid, berarti alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data itu valid, artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam uji validitas ini digunakan nilai koefisien Pearson, keputusan diambil berdasarkan perbandingan antara nilai koefisien Pearson yang dihitung (r-hitung) dengan nilai koefisien Pearson pada tabel (r – tabel).

Apabila nilai r-score positif dan r-score > nilai r-tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tersebut valid. Apabila nilai r-score negatif dan r-score < nilai r-tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tersebut tidak valid. Jika pengujian dilakukan secara manual maka rumus pengujian validitas instrumen angket menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

Setelah data ditabulasi dan uji validitas serta uji reliabilitas, langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata, skor total, Tingkat Kinerja Responden (TCR), dari data yang ditabulasi. Setelah menghitung total skor, selanjutnya menghitung rata-rata skor dari data tersebut (Arikunto & Suharsimi, 2002). Tingkat kinerja responden (TCR) merupakan suatu metode penilaian dengan cara memberi peringkat pada orang-orang yang dinilai berdasarkan peringkatnya terhadap berbagai atribut atau pernyataan yang dinilai.

Untuk mengetahui masing-masing kategori respon dari variabel deskriptif, dimana TCR merupakan tingkat pencapaian jawaban responden yang menunjukkan kriteria nilai tingkat pencapaian responden (TCR) (Riduwan, 2012). TCR = Tingkat Prestasi Responden RS = Rata-rata skor jawaban responden S = Skala Likert Nilai Skor (hasil tanggapan).

Tabel 3. 3 Tabel Rentang Skala TCR  No  Angka  Keterangan Kinerja
Tabel 3. 3 Tabel Rentang Skala TCR No Angka Keterangan Kinerja

Variabel

Kesetaraan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan perlakuan khusus berupa aksesibilitas, prioritas layanan dan fasilitas layanan bagi pengguna layanan penyandang disabilitas, lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil. Keteraturan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk memberikan kepastian waktu keberangkatan dan kedatangan bus serta tersedianya fasilitas informasi perjalanan bagi pengguna jasa. Aspek keteraturan meliputi informasi pelayanan meliputi jadwal keberangkatan, jadwal kedatangan, waktu tunggu, sistem pembayaran, kecepatan perjalanan, ketepatan dan kepastian jadwal kedatangan dan keberangkatan bus (reliability) serta jarak antar kendaraan (headway). f) Keterjangkauan.

Keterjangkauan merupakan standar minimum yang harus dipenuhi untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa dalam mengakses angkutan massal dan tarif berbasis jalan raya. Peraturan Menteri Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum di Jalur. Peralatan kebersihan Peralatan tambahan berupa tempat sampah atau kantong kertas atau plastik, serta berupa peralatan pengatur suhu pada kendaraan yang menggunakan AC (air conditioning).

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Menggunakan Kendaraan Bermotor Umum Pada Trayek. Sementara informasi darurat berupa stiker dengan nomor telepon dan/atau SMS pengaduan ditempel di tempat-tempat yang strategis dan mudah terlihat di dalam kendaraan. Peraturan Menteri Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Pada Trayek – Ruang Kursi.

Peraturan Menteri Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Umum Bermotor Pada Lintasan Panjang Panjang lintasan tersedia. Waktu tempuh Waktu tempuh kendaraan adalah waktu yang diperlukan pengguna jasa untuk menunggu kedatangan dan keberangkatan angkutan serta lamanya waktu perjalanan.

Desain Survey

Kerangka Berpikir

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi Penelitian

  • Karakteristik Angkutan Bus Damri Kota Mataram
  • Karakteristik Angkutan Bus Damri Rute Kota Mataram – Bandara

Hasil Dan Pembahasan

  • Profil Pengguna Bus Damri Rute Kota Mataram – BIL (pulang -
  • Tabulasi Data Quisioner
  • Uji Validitas dan Uji Realibilitas
  • Tingkat Kinerja Per Variabel
  • Evaluasi Kinerja Pelayanan angkutan bus damri Rute Kota Mataram

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 2. 1  Indikator Standar Pelayanan Angkutan Umum
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
Tabel 3. 1 Jumlah Penumpang Per-tahun Bus Damri  No  Rute Kota Mataram - Bandara Internasional Lombok
Tabel 3. 2 Skor Skala Likert
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada dasarnya setiap sengketa kepemilikan hak atas tanah, hal yang dijadikan bukti kepemilikan hak atas tanah tersebut berupa sertifikat hak atas tanah. Alat bukti menurut

Kondisi Fasilitas Penumpang Di Stasiun Manggarai Mengacu dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta Api