• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. KAK Ren Rehab Ciparage 2023 fix

N/A
N/A
Paimin

Academic year: 2024

Membagikan "1. KAK Ren Rehab Ciparage 2023 fix"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN/ REHABILITASI PP CIPARAGE

I. PENDAHULUAN

Pembangunan Kelautan dan Perikanan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional pada hakekatnya merupakan usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, yang berlandaskan kepada kemampuan sendiri, dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Sektor Kelautan dan Perikanan merupakan sector potensial yang apabila dikelola secara baik dan optimal akan mampu memberikan sumbangan dan daya ungkit dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa, seperti penganguran dan kemiskinan serta peningkatan pendapatan masyarakat. Eksploitasi sumberdaya ikan di laut melalui kegiatan penangkapan apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengancam kelestarian sumberdaya itu sendiri terutama dengan adanya : (1) penangkapan yang melebihi daya dukung sumberdaya ikan; (2) Penurunan kualitas habitat dan keanekaragaman hayati sumberdaya ikan; (3) Terjadinya tumpang tindih penggunaan perairan dengan kegiatan lainnya akibat belum tertatanya ruang untuk berbagai kegiatan, dan (4) terjadinya degredasi lingkungan baik secara alami maupun berbagai dampak dari aktivitas masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka pengembangan perikanan kedepan harus mampu mendayagunakan potensi yang ada dengan mengatasi berbagai permasalahannya, sehingga dapat mendorong kegiatan produksi berbasis ekonomi rakyat, berwawasan lingkungan serta mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat perikanan. Oleh karena itu perencanaan pengembangan perikanan tangkap harus diformulasikan berdasarkan data dan informasi yang menandai tentang potensi sumberdaya perikanan dan dukungan sarana

(2)

prasarana yang memadai.

Sebagai langkah nyata dalam pembangunan perikanan tangkap maka diperlukan penyediaan prasarana pelabuhan perikanan yang layak dan memenuhi standar pelayanan bagi nelayan dan stakeholder lainnya. Fungsi pelabuhan perikanan sesuai dengan Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, memiliki fungsi pemerintahan dan pengusahaan, dimana fungsi pemerintahan yaitu untuk melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan, serta keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan di pelabuhan perikanan.

Adapun Fungsi Pelabuhan Perikanan dalam pemerintahan antara lain : 1. Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;

2. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;

3. Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan;

4. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

5. Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan;

6. Pelaksanaan kesyahbandaran;

7. Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;

8. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan;

9. Tempat publikasi hasil penelitian kelautan dan perikanan;

10. Pemantauan wilayah pesisir;

11. Pengendalian lingkungan;

12. Kepabeanan; dan/atau 13. Keimigrasian.

Sedangkan fungsi pengusahaan yaitu untuk melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan dan atau pelayanan jasa kapal perikanan dan jasa terkait di pelabuhan perikanan antara lain :

1. Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;

2. Pelayanan bongkar muat ikan;

3. Pelayanan pengolahan hasil perikanan;

4. Pemasaran dan distribusi ikan;

(3)

5. Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan;

6. Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan;

7. Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan;

8. Wisata bahari; dan/atau

9. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk terjaminanya fungsi pelabuhan perikanan, maka Jawa Barat sesuai amanat Gubernur Jawa Barat, berkomitmen mewujudkan nelayan juara lahir dan batin, maka Jawa Barat menganggarkan perbaikan/rehabilitasi prasarana pelabuhan, kedepan diharapkan mampu menjalankan fungsi pemerintahan dan pengusahaan bagi kesejahteraan nelayan di Jawa Barat.

Rehabilitasi/pengembangan pelabuhan perikanan tidak saja diorientasikan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang optimal, tetapi juga bagaimana agar manfaat ekonomi tersebut benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahtraan serta bagaimana agar sumberdaya ikan dan lingkungannya dapat terjaga/terawasi oleh petugas pelabuhan demi kelestariannya sehingga tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

A. U m u m

1. Setiap pelaksanaan Pekerjaan konstruksi pembangunan asset milik negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus berdasarkan perencanaan bangunan yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan serta ada pengawasan secara efektif dilapangan, sehingga rencana teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan kontruksi dapat berlangsung operasional efektif.

2. Pelaksanaan pengawasan ini harus dilakukan oleh penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi yang kompeten, dan dilakukan secara penuh dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.

3. Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi harus melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi ini secara baik, dari segi biaya, mutu, dan waktu kegiatan pelaksanaan pengawasan sehingga bangunan

(4)

sesuai dengan dokumen perencanaan yang telah dibuat.

4. Kinerja penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas pengawasan dilapangan, serta yang secara menyeluruh dapat melakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.

B. Maksud, Tujuan, dan Sasaran

Tujuan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan/ Rehabilitasi PP Ciparageini adalah tersusunnya dokumen perencanaan yang terdiri atas :

1. Dokumen perencanaan Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Air (Tawar) Bersih;

2. Dengan dokumen perencanaan yang baik, maka pekerjaan pengawasan akan secara efektif dilapangan. Sehingga rencana teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan kontruksi dapat berlangsung operasional efektif.

3. Sehingga perencanaan tersusun secara baik, dari segi biaya, mutu, dan waktu kegiatan pelaksanaan konstruksi sehingga bangunan sesuai dengan dokumen perencanaan yang telah dibuat, sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konsultansi, gambar desain teknis bangunan, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity dan spesifikasi teknis pekerjaan.

Sasaran yang ingin dicapai terkait dengan Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur dan Sipil ini adalah tersusunnya dokumen perencanaan pekerjaan konstruksi prasarana bangunan teknis lingkup UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem lokasi Satpel PP Ciparage.

C. Latar Belakang

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian dari lingkup Sub Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan.

2. Pemegang Mata Anggaran adalah Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

3. Untuk penyelenggaraan kegiatan dimaksud, Gubernur telah

(5)

membentuk Biro Pengadaan Barang dan Jasa Provinsi Jawa Barat serta Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk melaksanakan pengadaan Pekerjaan Jasa Konsultansi ini.

4. Dan kemudian juga PA telah menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sub Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan.

4. Selain itu, KPA menunjuk Tim Pendukung untuk membantu PPK dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

5. Dasar Pelaksanaan Pekerjaan :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi;

b. Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 Tentang Perikanan;

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam;

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi;

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan;

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi;

h. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

j. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 0Per.08/Men/2012 , tentang Kepelabuhanan Perikanan;

k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang Standar dan

(6)

Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;

l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016, tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018, tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023;

n. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pedoman Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan;

o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembukuan, Inventarisasi, dan Pelaporan Barang Milik Daerah;

p. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2022 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023;

q. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2016 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat;

r. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 118 Tahun 2022 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023;

s. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 910/Kep.356-BPKAD/2022 tentang Standar Biaya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023;

t. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 900/Kep.1-BPKAD/2023 tanggal 3 Januari 2023 tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan Pembantu, Bendahara Pengeluaran Pembantu Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023;

u. Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Nomor : 92/KU.12.01.03/Sekre tanggal 2 Januari 2023 tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa APBD pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023;

v. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : 93/KU.12.01.03/Sekre tanggal 2 Januari 2023 Tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis

(7)

Kegiatan (PPTK) pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023; dan

w. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023 pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Nomor 3.25.03.1.06.02 Kegiatan Penetapan Lokasi Pembangunan serta Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Provinsi, Sub Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan;

D. Lingkup dan Lokasi Kegiatan

1. Lingkup Kegiatan adalah Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan/

Rehabilitasi PP Ciparage. Konsultansi pengawasan ini masuk ke dalam subklasifikasi bidang usaha : Jasa Perencanaan Pekerjaan Konstruksi Sipil.

2. Lokasi pekerjaan adalah di tanah merupakan tanah milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten/Kota setempat.

3. Lokasi serah terima pekerjaan jasa konsultansi adalah di Kantor Satpel PP Ciparage Desa Ciparagejaya Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang

E. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG

Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan/ Rehabilitasi PP Ciparage APBD Tahun Anggaran 2023 ini diselenggarakan oleh :

SUB Kegiatan : Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan APBD Tahun Anggaran 2023

PA : Ir. Hermansyah, M.S.i.

KPA/PPK : Sudarto, S.Pi, M.Si.

PPTK : Nailil Hana, S.Pi., M.P.

Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa : Nailil Hana, S.Pi., M.P..

II. KEGIATAN JASA KONSULTANSI A. Lingkup Tugas

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Jasa

(8)

Konsultansi adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri KP RI Nomor Per.08/Men/2012 Tentang Kepelabuhan Perikanan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Selain itu juga mengacu kepada Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya.

B. Tahapan Kegiatan

1. Melakukan serah terima lapangan dan survey pendahuluan lokasi pelaksanaan pekerjaan

2. Memeriksa dan mempelajari dokumen masterplan atau dokumen lain yang ada.

3. Memakai bahan, peralatan dan menggunakan metode pelaksanaan, serta melaksanakan pekerjaan dengan berprinsip pada ketepatan waktu, dan efisiensi biaya Pekerjaan Jasa Konsultansi.

4. Melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi dengan kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume/realisasi fisik yang baik dan tepat.

5. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

6. Melaksanaan soundir, mensurvey harga-harga bahan bangunan/upah/biaya pendukung lainnya, membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB), mendesain gambar-gambar, membuat KAK teknis bangunan, membuat spesifikasi teknis bangunan, meliputi pekerjaan sebagai berikut :

- Pekerjaan Pemeliharaan Bronjong Satpel PP Dadap Indramayu; dan - Pekerjaan Pemeliharaan Bengkel Satpel PP Eretan Indramayu

7. Menkonsultasikan kepada tenaga/bantuan/pengelola teknis dari Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat;

8. Mempresentasikan kepada bowheer terkait hasil dokumen perencanaan;

9. Melakukan revisi dokumen perencanaan bila diperlukan;

10. Melaksanakan serah terima pekerjaan; dan 11. Mengajukan permohonan pencairan pekerjaan.

(9)

12. Bersama Konsultan Perencana, pekerjaan konstruksi, PPK, dan tim teknis PPK apabila ada perubahan dalam kontrak.

III. TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA KONSULTANSI

A. Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi bertanggung jawab secara profesional atas jasa pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kode tata

‘laku’ profesi yang berlaku.

B. Secara umum tanggung jawab penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi adalah minimal sebagai berikut :

1. Bangunan konstruksi memiliki jaminan ketahanan minimal 15 tahun;

2. Perencanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku, dijadikan dasar pembuatan dokumen Kontrak/Surat Perintah Kerja.

3. Kinerja penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi telah memenuhi standar hasil pekerjaan yang berlaku.

3. Hasil evaluasi pekerjaan dan dampak yang ditimbulkan.

C. Penanggung jawab profesional penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi saja sebagai suatu perusahaan tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional yang terlibat.

IV. BIAY A

A. Biaya Kegiatan

1. Besarnya biaya Pek erjaan Pek erjaan Jasa Konsultans i pembang unan k apal ini mengik uti pedoman Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 910/Kep.356-BPKAD/2022 tentang Standar Biaya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023 yaitu : a. Biaya pekerjaan akan tercantum dalam Surat Perintah Kerja

(SPK) beserta lampirannya setelah penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi dipilih/ditetapkan oleh Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa lalu ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat dengan menandatangani kontrak tersebut.

b. Tidak diperbolehkan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan dalam addendum kontrak, mengingat jenis kontrak adalah lum

(10)

sump.

c. Besarnya biaya pekerjaan merupakan biaya tetap dan pasti (Lump Sump).

2. Biaya Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual, meliputi biaya personil dan biaya non personil serta pajak sesuai aturan yang berlaku.

3. Pembayaran biaya pekerjaan adalah berdasarkan prestasi kemajuan Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi.

B. Sumber Dana

Sumber dana dari keseluruhan Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023 pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Nomor 3.25.03.1.06.02 Sub Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan Tanggal 16 Desember 2022, dengan Pagu Anggaran dan perkiraan biaya pekerjaan/Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp19.800.000,- (Sembilan Belas Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah). Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan Perincian HPS sebagaimana terlampir.

V. KELU AR AN

Keluaran yang dihasilkan oleh Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak)/Surat Perintah Kerja (SPK), yang minimal hasil review maupun perencanaan baru yang meliputi :

 Spesifikasi teknis pekerjaan

 Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan

 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

 Analisis satuan pekerjaan/bahan/upah

Bill of Quantity/BOQ

 Gambar Terbangun (As Built Drawings); dan

 Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pekerjaan.

(11)

VI. KRITERIA

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi pada Kerangka Acuan Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

A. Persyaratan Umum Pekerjaan

Setiap bagian dari Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi harus dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.

Konsultansi pengawasan ini masuk ke dalam subklasifikasi bidang usaha : Jasa Konsultansi Perencanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil.

B. Persyaratan Obyektif

Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi teknis konstruksi yang obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.

C. Persyaratan Fungsional

Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi yang secara fungsional dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.

D. Persyaratan Prosedural

Penyelesaian administrasi sehubungan dengan pekerjaan dilapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

E. Persyaratan Administrasi dan Teknis

1. Daftar perusahaan inti minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan :

a. Ahli Arsitektur/Sipil Pipanisasi 1 (satu) orang dengan kriteria persyaratan memiliki ijasah S1 Sipil dengan pengalaman min. 5 (lima) tahun dalam pembangunan kantor pemerintahan dengan posisi yang sama yang dibuktikan dengan referensi dari pemilik pekerjaan sebelumnya.

c. Juru Gambar sebanyak 1 (satu) orang dengan kriteria persyaratan memiliki ijasah minimal STM/SMK Bangunan.

(12)

Untuk Tenaga Ahli harus melampirkan CV, copy ijasah, Surat Pernyataan Tugas, Sertifikat Keahlian, KTP, NPWP, dan Laporan Pajak Tenaga Ahli

F. Persyaratan Teknis Lainnya

Selain kriteria umum diatas, untuk Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi berlaku pula ketentuanketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain :

1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian (Kontrak)/Surat Perintah Kerja (SPK) beserta kelengkapannya, dan ketentuanketentuan sebagai dasar perjanjiannya.

2. Yang termuat dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :

VII. PROSES PEKERJAAN JASA KONSULTANSI A. Umum

Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi dalam menjalankan tugasnya diawasi oleh Pengelola Kegiatan/Teknis, Konsultan Perencana, dan Pengawas Fungsional/tim teknis/pendukung lainnya agar fungsi dan tanggung jawab Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi dapat terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh Pemberi Tugas.

B. Waktu Yang Diperlukan

Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi dalam menjalankan tugasnya diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan selama 14 (empat belas) hari kalender.

C. Uraian Tugas Operasional Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi

Konsultan Perencana harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi pelaksanaan yang dihadapi dilapangan yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan

a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi.

b. Menyusun Time Schedule / Bar Chart diperiksa PPTK dan diteruskan

(13)

kepada Pengelola Kegiatan untuk mendapat persetujuan.

2. Pekerjaan Teknis di Lapangan

a. Melaksanakan Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultansi secara umum, koordinasi dan inspeksi kegiatan kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya.

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lainnya.

c. Dalam pelaksanaan pekerjaan, apabila perlu, Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi dapat mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan k ontrak, untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.

e. Memberi petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada Pemborong, dengan pemberitahuan tertulis kapada Pemberi Tugas.

f. Me minta b antua n da n petu nju k k epada Pej abat Pe mbua t Komitmen (PPK), maup un p e ngaw as fungs ion al l ain n ya, dala m ber bag ai h al dia ntara nya p ermasa lah an d en ga n perenc an aan p e mel ihar aa n .

3. Konsultasi

a. Melakukan konsultasi kepada Pemberi Tugas, Pengawas Fungsional di lapangan untuk membahas segala masalah dan persoalan yang mungkin akan timbul nanti saat masa pembangunan.

b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya dua kali dalam sebulan, dengan Pemberi Tugas dan Pengawas dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam

(14)

pelaksanaan, kemudian membuat risalah dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.

c. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.

5. Dokumen

a. Bersama PPTK menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran pekerjaan.

b. Menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan dilapangan serta penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.

c. Formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir - formulir lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan.

VIII. TENAGA AHLI/TERAMPIL

Tenaga ahli /asisten tenaga ahli dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Ahli Konstruksi Arsitektur/Sipil 1 (satu) orang dengan kriteria persyaratan memiliki ijasah S1 Teknik Sipil/Arsitek dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam pembangunan breakwater dan dermaga pelabuhan laut, dengan posisi yang sama yang dibuktikan dengan referensi dari pemilik pekerjaan sebelumnya.

2. Juru Gambar sebanyak 1 (satu) orang dengan kriteria persyaratan memiliki ijasah minimal STM/SMK Bangunan.

Memiliki pengalaman pada pekerjaan perencanaan pembangunan konstruksi pelabuhan, dengan total bobot penilaian sebesar 100%, terdiri dari :

a. Pengalaman pada pekerjaan sejenis dengan bobot 20%;

b. Pendekatan dan Metodologi dengan bobot 30%;

c. Tenaga Ahli dengan bobot 50%;

(15)

d. Domisili Perusahaan Induk (tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI Jakarta) dengan bobot 5%;

e. Jumlah a), b), c), dan d)sama dengan 100%.

IX. PERALATAN

Penyedia harus mempunyai peralatan sebagai berikut : a. Peralatan/Fasilitas Kantor

- Komputer, minimal 1 unit - Printer, minimal 1 unit - Kamera, minimal 1 unit

- Alat kontrol/ukur kayu (Moisture Content Meter),minimal 1 unit - suba, minimal 1 unit

b. Peralatan/Fasilitas Mobilisasi - Mobil operasional, minimal 1 Unit - Motor operasional, minimal 1 unit

X. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan/ Rehabilitasi PP Ciparageyang akan dilaksanakan dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :

I BIAYA PERSONIL

A. Tenaga Ahli

1. Ahli Arsitektur/Sipil (1 orang x 0,67 bulan) 0,47 OB

II BIAYA NON PERSONIL

A. Biaya Tenaga Pendukung

1 Juru Gambar ( 1 orang x 0,67 bulan) 0,47 OB 2 Administrasi ( 1 orang x 0,67 bulan) 0,47 OB

B. Biaya Kantor

1 ATK Habis Pakai dan Komputer Supplies (1 set) 1,00 Set

2 Biaya Komunikasi 1,00 Ls

C. Biaya Perjalanan

1 Biaya Survey 3 Kali

D. Biaya Operasional Kantor

1 Dokumen Perencanaan (Gambar, Spesifikasi Teknis, 4 Buku

Bill of Quantity, dan RAB)

XI. METODA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan metode Pengadaan Langsung melalui LPSE berdasarkan SIKAP (Sistem Informasi Kinerja Penyedia)

(16)

XII. JADWAL PEMILIHAN PENYEDIA JASA

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan perubahannya

XII. SPESIFIKASI TEKNIS, BILL OF QUANTITY (BOQ) , DAFTAR SATUAN HARGA.

Spesifikasi Teknis, BOQ, Daftar Harga Satuan, dan gambar pekerjaan sebagaimana terlampir.

XIII. PENUTUP

A Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya Penyedia Pekerjaan Jasa Konsultansi agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Pemberi Tugas

. Ditetapkan : di Indramayu

Tanggal : 5 Juni 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Sub Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana

Pelabuhan Perikanan Tahun Anggaran 2023,

SUDARTO, S.Pi., M.Si.

Pembina

NIP. 19710513 200501 1 006

(17)

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PEKERJAAN PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

Pekerjaan :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN/ REHABILITASI PP CIPARAGE

Lokasi :

KANTOR UPTD PELABUHAN PERIKANAN MUARA CIASEM

HPS :

Rp19.800.000,- (Sembilan Belas Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah)

INDRAMAYU TAHUN 2023

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Di lingkungan Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2012, berdasarkan DPA-SKPD

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Di lingkungan Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2012, berdasarkan DPA-SKPD

KESATU, dibebankan pad a Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Setda

Sumber Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah / APBD Tahun Anggaran 2014, sebagai berikut

Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK Rancangan DPA-SKPD DPA-SKPD Verifikasi Laporan Realisasi Semester Pertama R P-APBD Pelaksanaan APBD Pendapatan Belanja Pembiayaan

Sumber dana untuk pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Dokumen Sistem Mutu dibebankan pada APBD Kabupaten Purworejo Tahun Anggaran 2023, pada Program Pengendalian Pencemaran

Sumber dana untuk pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Dokumen IKPLHD dibebankan pada APBD Kabupaten Purworejo Tahun Anggaran 2023, pada Program Pengendalian Pencemaran dan

Sumber dana untuk pekerjaan Belanja Modal Alat Laboratorium Penunjang dibebankan pada APBD Kabupaten Purworejo Tahun Anggaran 2023, pada Program Pengendalian Pencemaran dan /atau