• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. LAPORAN

N/A
N/A
Samuel Ginting

Academic year: 2024

Membagikan "1. LAPORAN"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i PERANCANGAN GEDUNG KOLABORASI UMKM SQUARE UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

OLEH MILATUL AULIA

223406029

PENDIDIKAN PROFESI ARSITEK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2023

(2)

ii PERANCANGAN GEDUNG KOLABORASI UMKM SQUARE UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Profesi Arsitek Dalam Pendidikan Profesi Arsitek

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

MILATUL AULIA 223406029

PENDIDIKAN PROFESI ARSITEK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2023

(3)

iii PERNYATAAN

PERANCANGAN GEDUNG KOLABORASI UMKM SQUARE UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Laporan Perancangan Arsitektur ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keprofesian di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 09 Juni 2023

(Milatul Aulia)

(4)

iv Judul Proyek : Perancangan Gedung Kolaborasi Umkm Square

Universitas Sumatera Utara Dengan Menggunakan Pendekatan Arsitektur Biofilik

Nama Mahasiswa : Milatul Aulia Nomor Pokok : 223406029

Program Studi : Pendidikan Profesi Arsitek

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Koordinator

Ar. Agus Jhonson Hamonangan Sitorus, ST., MT., IAI.

Ar. Devin Defriza Harisdani, ST., MT., IAI.

NIP. 197508032017061001 NIP. 197508101998021001

Ketua program studi

Dr. Ar. Achmad Delianur Nasution, ST., MT., IAI., AA., IAP., GP.

NIP. 197308281999031002

Tanggal Lulus: 09 Juni 2023

(5)

v Telah diuji pada Tanggal:

09 Juni 2023

__________________________________________________________________

Panitia Penguji Sidang Proyek

Ketua Komisi Penguji : Ar. Agus Jhonson Hamonangan Sitorus, ST, MT, IAI.

Anggota Komisi Penguji : 1. Ar. Achmad Aryanto, ST, MT, IAI, AA.

2. Ar. Devin Defriza Harisdani, ST, MT.

3. Dicky Andrea Sembiring, ST, MT

(6)

vi KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas pemberian berkat dan anugerah-Nya. Sehingga penulis dapat merampungkan laporan perancangan ini sebagaimana merupakan prasyarat untuk memperoleh gelar keprofesian arsitek di Pendidikan Profesi Arsitek Universitas Sumatera Utara dengan judul “Perancangan Gedung Kolaborasi Umkm Square Universitas Sumatera Utara Dengan Menggunakan Pendekatan Arsitektur Biofilik”.

Pada saat proses pembuatan laporan perancangan ini, penulis mendapat dan diberi banyak sekali bantuan dari beberapa pihak yang sudah mendukung serta membimbing penulis. Dengan segala hormat dan kasih, penulis mengucapkan terima kasih dengan sepenuh hati kepada:

1. Bapak Ar. Agus Jhonshon Hamonangan Sitorus, ST, MT & bapak Jimmi Roy Tampubolon, ST, M.Eng selaku dosen pembimbing, serta bapak Ar.

Achmad Aryanto, ST, MT, IAI, AA, bapak Ar. Devin Defriza Harisdani, ST, MT, dan bapak Dicky Andrea Sembiring, ST, MT selaku dosen penguji atas kesediannya dalam meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama pengerjaan laporan perancangan.

2. Bapak Dr. Ar. Achmad Delianur Nasution, ST, MT, IAI, AA, IAP selaku Ketua Jurusan Pendidikan Profesi Arsitek Universitas Sumatera Utara atas bimbingannyya selama perkuliahan.

3. Bapak Ar. Devin Defriza Harisdani, ST, MT selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Profesi Arsitek Universitas Sumatera Utara atas bimbingannyya selama perkuliahan.

4. Bapak Dicky Andrea Sembiring selaku Dosen Koordinator Studio Proyek, serta seluruh staf pengajar Pendidikan Profesi Arsitek Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan kerja samanya selama masa perkuliahan.

5. dr. Sondha Sari, M. kes, selaku ibu dari penulis, yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan bantuan di segala aspek kepada penulis.

(7)

vii 6. Nadiyah Marhani Siregar, S. Ars, Sarah Yemima Claudia Sembiring S. Ars, dan Siti Shalsa Meutia, S. Ars yang memberikan semangat dan mendengar keluh kesah penulis.

7. Muhammad Rifqi Murtaza, S. Ars yang selalu menemani, memberikan semangat, solusi, serta bantuan kepada penulis selama proses penulisan laporan perancangan.

8. Rekan PPAr angkatan 2022 yang telah membentuk lingkungan perkuliahan yang aktif, menambah pengalaman dan cerita kepada penulis selama masa perkuliahan berlangsung.

9. Seluruh pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Di samping itu, penulis juga menyadari akan adanya segala kekurangan pada skripsi karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Medan, 09 Juni 2023

(8)

viii ABSTRAK

Produk UMKM kota Medan dan sekitarnya sedang mengalami perkembangan, berdasarkan informasi pemerintah kota Dinas Koperasi dan UMKM kota Medan, UMKM dapat menopang kestabilan ekonomi kota Medan di tahun 2022. Namun, pada saat yang sama, pelaku UMKM justru merusak citra dan tatanan kota dengan aktivitas jual beli di atas pedestrian kota, bahkan sampai ke badan jalan. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas UMKM belum terwadahi sepenuhnya. Bagaimana merancang ruang yang mengakomodasi aktivitas UMKM dan fungsi penunjang lainnya yang nyaman dan responsif bagi para pengguna. Tulisan ini menguraikan bagaimana perancangan gedung kolaboratif UMKM Square dengan pendekatan biofilik. Metode yang digunakan untuk perancangan ini adalah metode prosedural pemrograman; menentukan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, menyesuaikan desain rancangan dan menyajikan hasil rancangan. Setelah dianalisa, berdasarkan arah matahari dan posisi bangunan serta ruang terbuka hijau, bangunan ini memiliki massa yang terpisah sesuai fungsinya, sehingga terdapat ruang terbuka untuk kegiatan komunal di pusat tapak yang dapat memberikan konektivitas antar bangunan dengan ruang terbuka. Hasil akhir dari proses perancangan ini adalah 3 massa bangunan dengan luas 9.824 m2 dengan 3 lantai dengan orientasi ke Jl. Dr.

Mansyur, menggunakan pendekatan desain biofilik yang menganalogikan bentuk organik, adanya ruang terbuka sebagai ruang komunal, serta memberi akses pencapaian dan pandangan terhadap ruang terbuka hijau di tapak perancangan.

Kata Kunci: Gedung Kolaboratif UMKM Square, Arsitektur Biofilik, Ruang Luar, Organik.

(9)

ix ABSTRACT

Along with the development of the system at the University of North Sumatra, the campus now needs public facilities that can promote USU's local and regional products, as well as additional facilities such as meeting halls and co-working spaces. Based on the project planning, the UMKM Square collaborative building will be located on Jl. Dr. Mansyur (Ex. USU UKM Building). The design of the UMKM Square collaborative building uses a biophilic approach because the existing land is surrounded by a green area and later its outdoor space and connectivity will become the main features of the design. The method used for this design is the procedural programming method, the first step is to determine the problem & objectives, then collect the data needed for the design, analyze the data (design & discussion process), adjust the design to the theme and then present the final design results. After analysis, based on the direction of the sun and the position of the building as well as green open spaces, this building has separate masses according to its function, so that there is an open space for communal activities in the center of the site which can provide connectivity between buildings and open spaces. The end result of this design process is 3 building masses with an area of 9,824 m2 with 3 floors with a biophilic design that is analogous to an organic form, the presence of open space as a communal space, as well as providing security access and a view of the green open space on the design site.

Keywords: UMKM Square Collaborative Building, Biophilic Architecture, Outdoor Space, Organic.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 14

1.1 Latar Belakang... 14

1.2 Dasar Hukum ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Ruang Lingkup ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Sasaran... Error! Bookmark not defined. 1.7 Lokasi Kegiatan ... Error! Bookmark not defined. 1.8 Sumber Pendanaan ... Error! Bookmark not defined. 1.9 Nama Pengguna Jasa dan Pemberi Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. 1.10 Sistematika Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1.11 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN ... 14

2.1 Tinjauan Fungsi ... 14

2.1.1 Terminologi Judul ... 14

2.1.2. Studi Kasus Proyek Sejenis ... 16

2.2 Tinjauan Tema ... 18

(11)

xi

2.2.1 Pengertian Tema... 18

2.2.2 Interpretasi Tema... 19

2.2.3 Studi Kasus Dengan Tema Sejenis... 21

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN ... 24

3.1 Metode Penyelesaian Masalah Perancangan ... 24

3.2 Tahapan Perancangan ... 25

BAB IV KAWASAN PERANCANGAN ... 30

4.1 Judul Proyek ... 30

4.2 Luasan... 30

4.3 Fungsi Sekitar ... 31

4.4 Analisis Tapak Perancangan ... 32

4.4.1 Analisis Pencapaian... 32

4.4.2 Analisis Sirkulasi ... 33

4.4.3 Analisis Orientasi Bangunan ... 34

4.4.4 Analisis Vegetasi ... 35

4.4.5 Analisis Iklimatik ... 2

4.5 Analisis Pengguna & Program Ruang ... 4

4.5.1 Analisis Kegiatan Pengguna ... 4

4.5.2 Analisis Program Ruang ... 5

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 50

5.1 Kajian Terhadap Rencana Kota (KRK) ... 50

5.2 Konsep Rancangan Ruang Luar ... 50

5.2.1 Konsep Penzoningan Tapak ... 50

5.2.2 Konsep Sirkulasi Tapak... 51

5.3 Konsep Rancangan Ruang Dalam ... 52

(12)

xii

5.3.1 Konsep Penzoningan Ruang Dalam... 52

5.4 Konsep Perwajahan ... 54

5.5 Konsep Struktur ... 55

5.6 Konsep Utilitas ... 56

5.6.1 Konsep Sistem Air Bersih ... 56

5.6.2 Konsep Sistem Air Bekas & Kotor ... 57

5.6.3 Konsep Elektrikal... 58

5.6.4 Konsep Pengelolaan Sampah ... 59

BAB VI KESIMPULAN ... 60

LAMPIRAN………..61

DAFTAR PUSTAKA... 64

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Tapak Perancangan

Error! Bookmark not defined...

Gambar 2.1 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta... 17

Gambar 2.2 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta... 18

Gambar 2.3 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta... 18

Gambar 2.4 Fotografi Solar Tree Marketplace ... 21

Gambar 2.5 Fotografi Solar Tree Marketplace ... 22

Gambar 3.1 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah ... 24

Gambar 3.2 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah ... 25

Gambar 3.3 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah ... 26

Gambar 3.4 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah ... 27

Gambar 3.5 Diagram Metoda Pengumpulan Data ... 29

Gambar 4.1 Peta Satelit Tapak Perancangan ... 31

Gambar 4.2 Fungsi Sekitar Tapak ... 31

Gambar 4. 4 Analisis Orientasi Bangunan. ... 34

Gambar 4. 5 Analisis Vegetasi.. ... 35

Gambar 4. 6 Analisis Vegetasi.. ... 3

Gambar 4. 7 Data Arah Angin.. ... 4

Gambar 5.1 Skematik Penzoningan Tapak... 51

Gambar 5.2 Skematik Sirkulasi Tapak ... 51

Gambar 5.3 Skematik Penzoningan Ruang Dalam ... 52

Gambar 5.4 Skematik Penzoningan Lantai Dua ... 53

Gambar 5.5 Skematik Penzoningan Lantai Tiga ... 53

Gambar 5.6 Perwajahan Tampak Depan ... 55

Gambar 5.7 Perwajahan Tampak Kanan ... 55

Gambar 5.8 Perwajahan Tampak Kiri ... 55

Gambar 5.9 Perwajahan Tampak Kiri. ... 55

Gambar 5.10 Detail Struktur. ... 56

Gambar 5.11 Diagram Sistem Distribusi Air Bersih ... 56

Gambar 5.12 Rencana Dasar Sistem Distribusi Air Bersih ... 57

(14)

xiv

Gambar 5.13 Diagram Sistem Air Bekas & Kotor ... 57

Gambar 5.14 Rencana Dasar Air Bekas & Kotor ... 58

Gambar 5.15 Diagram Elektrikal ... 59

Gambar 5.16 Rencana Dasar Elektrikal ... 59

Gambar 5.17 Diagram Pengelolaan Sampah ... 59

(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Jarak Tempuh Dari Lokasi Terdekat ... 32

Tabel 4. 2 Potensi, masalah, dan respon atas aspek pencapaian... 33

Tabel 4.3 Potensi, masalah, dan respon atas aspek sirkulasi ... 33

Tabel 4.4 Potensi, masalah, dan respon atas aspek orientasi ... 35

Tabel 4. 5 Potensi, masalah, dan respon atas aspek vegetasi... 2

Tabel 4. 6 Potensi, masalah, dan respon atas aspek matahari ... 3

Tabel 4.7 Potensi, masalah, dan respon atas aspek angin... 4

Tabel 4.8 Program Ruang ... 5

Tabel 5.1 Tabel Kajian Rencana Kota ... 50

(16)

14 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr.

Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini. Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro dan sekretaris Mr.

Djaidin Purba. Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956),dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia , Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.

Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I.

kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh. Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran

(17)

15 Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu- Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2006), Fakultas Psikologi (2007), Fakultas Keperawatan (2009), Fakultas Kehutanan (2014).

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Perubahan status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006). Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999) yang semula adalah Politeknik USU. Universitas Sumatera Utara (USU) akan mengamodir seluruh kegiatan UMKM sehingga diperlukan suatu Detail Engginering Design (DED) yang nantinya sebagai dasar rujukan Pembangunan Gedung UMKM Square Universitas Sumatera Utara yang nantinya akan dimanfaatkan mulai dari pedagang kaki lima sehingga tercipta lingkungan yang tertata.

1.2 Dasar Hukum

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2014 tentang Status Universitas Sumatera Utara

(18)

16 4. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 22 Tahun 2018 Tentang Pembangunan Gedung Negara.

6. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.

7. Peraturan Majelis Wali Amanat USU No. 4 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Pendanaan Universitas Sumatera Utara yang tidak berasal dari pemerintah.

8. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 32/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Masukan tahun 2019

9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 69/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Keluaran tahun 2019

10. Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konstruksi; Standar teknis/pedoman teknis yang dipersyaratkan untuk pembangunan gedung negara.

1.3 Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi terkait pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan gedung kolaborasi UMKM Square universitas sumatera utara antara lain:

1. Bagaimana merancangan Gedung Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara dengan pendekatan biofilik yang melengkapi kebutuhan dan aktivitas pengguna sekaligus memanfaatkan potensi lahan perancangan.

2. Bagaimana merancang massa dan ruang yang padu agar dapat mengkoneksikan beberapa fungsi berbeda, sehingga bangunan ini akan membentuk kawasan dan berfungsi dengan optimal.

(19)

17 1.4 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari perencanaan gedung kolaborasi UMKM square adalah untuk mewadahi aktivitas jual beli UMKM di kota Medan yang memenuhi standar, serta menjadi fasilitas rekreasi dan perbelanjaan baru. Kegiatan ini juga merupakan pengarahan dalam penugasan dan pedoman kerja bagi konsultan perencana yang berisi tentang masukan, kriteria, dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan serta diinterpretasikan.

Adapun tujuan dari perencanaan gedung kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara, antara lain:

1. Merancang gedung kolaborasi UMKM square yang memiliki nilai arsitektural (fungsional, struktural, dan estetis) sebagai fasilitas perbelanjaan, komunal, dan rekreasi serta mengintegrasikannya dengan ruang terbuka.

2. Mengembangkan kawasan yang memiliki keterkaitan terhadap ruang terbuka dan menjadikan ruang terbuka sebagai area komunal atau plaza yang serbaguna (multipurpose).

1.5 Ruang Lingkup

Konsultan telah mengerti lingkup tugas yang disampaikan oleh pemberi tugas seperti yang tercantum di dalam KAK, sehingga akan menghasilkan produk perencanaan pembangunan gedung kolaborasi UMKM square universitas sumatera utara yang mempunyai:

1. Struktur bangunan yang kokoh dan aman terhadap pengguna didalamnya 2. Berarsitektur baik, indah dan nyaman dengan memperhatikan fungsinya

sebagai bangunan tempat belajar yang memberikan pelayanan terhadap masyarakat pengguna

3. Bangunan bernilai ekonomis dan mudah dalam perawatannya

4. Bangunan dengan memperhatikan faktor kesehatan lingkungan dan berinfrastruktur sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

(20)

18 1.6 Sasaran

Sasaran perencanaan Gedung Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara, antara lain:

1. Mendirikan Gedung Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara di Jl. Dr. Mansyur, Padang Bulan, kota Medan.

2. Menghadirkan desain perencanaan pembangunan Gedung Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara sebagai wadah bagi pedagang UMKM di kota medan, serta menjadi fasilitas rekreatif baru di kota Medan.

3. Menyediakan jasa konsultan perencanaan memberikan kontribusi dan layanan jasa terhadap perencanaan konstruksi Detail Engineering Design (DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta memberikan saran teknis kepada penyedia jasa dalam pelaksanaan perencanaan konstruksi.

1.7 Lokasi Kegiatan

Pada saat dimulainya layanan konsultasi Detail Engginering Design (DED) Gedung Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara, konsultan akan mendapatkan data yang dimiliki Universitas Sumatera Utara dan harus menjadi perhatian dan pertimbangan dalam menangani pekerjaan secara keseluruhan.

Dengan demikian, konsultan perencana bisa merujuk pada data yang ada dan dapat mengembangkan gagasan. Konsultan juga harus cross-check kesesuaian dan validitas informasi yang tersedia dengan manajemen Universitas, dan lnstansi terkait. Semua kesalahan karena kesalahan informasi yang tidak akurat, yang menyebabkan desain tidak sesuai, menjadi tanggung jawab konsultan. Lokasi kegiatan pekerjaan Perencanaan berada di Jalan Dr. T. Mansur No. 9, Kampus Padang Bulan, Medan, 20155, Sumatera Utara.

(21)

19 Gambar 1.1 Peta Tapak Perancangan

Sumber: Google Maps

Peraturan Bangunan Gedung Umum:

Nama Zona : Sarana Pelayanan Umum

Kegiatan diizinkan : (https://gistaru.atrbpn.go.id/rdtrinteraktif/) Kegiatan terbatas : (https://gistaru.atrbpn.go.id/rdtrinteraktif/) Kegiatan bersyarat : (https://gistaru.atrbpn.go.id/rdtrinteraktif/)

KDB : 60%

KLB : 6

KDH : 20%

Ketinggian bangunan : 51 meter

1.8 Sumber Pendanaan

Untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini diperlukan biaya dengan nilai HPS Rp. 80.000.000.000,- (Delapan Puluh Miliar Rupiah), dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yaitu:

1. Biaya perencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b merupakan biaya paling banyak yang digunakan untuk membiayai perencanaan Bangunan Gedung Negara.

(22)

20 2. Biaya perencanaan teknis dihitung secara orang per bulan dan biaya

langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan biaya langsung personel (billing rate).

3. Biaya perencanaan teknis ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan yang meliputi:

a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;

b. materi dan penggandaan laporan;

c. pembelian dan sewa peralatan;

d. sewa kendaraan;

e. biaya rapat;

f. perjalanan lokal maupun luar kota;

g. biaya komunikasi;

h. asuransi atau pertanggungan (professional indemnity insurance); dan • pajak dan iuran daerah lainnya.

4. Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau kemajuan perencanaan setiap tahapan yang meliputi:

a. tahap konsepsi perancangan dan pra rancangan sebesar 30% (tiga puluh per seratus);

b. tahap pengembangan rancangan sebesar 25% (dua puluh lima per seratus);

c. tahap rancangan detail meliputi penyusunan rancangan gambar detail dan penyusunan Rencana Kerja dan Syarat (RKS), serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar 25% (dua puluh lima per seratus);

d. tahap Pelelangan penyedia jasa pelaksana konstruksi sebesar 5% (lima per seratus)

e. tahap pengawas berkala sebesar 15% (lima belas per seratus)

5. Tata cara pembayaran biaya perencanaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.9 Nama Pengguna Jasa dan Pemilik Pekerjaan

(23)

21 Nama Pekerjaan : Jasa Perencanaan Pembangunan Gedung

Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera

Utara

Sumber Dana : Dana NON PNBP Universitas Sumatera Utara Tahun Anggaran 2022

Lokasi Proyek : Jalan Dr. T. Mansur No. 9, Padang Bulan, Medan, 20155, Sumatera Utara

Nama Pemberi Tugas : Universitas Sumatera Utara

Alamat Pemberi Tugas : Jalan Perpustakaan Gedung J7 Lantai 2

Tahun Anggaran : 2022

Pagu Anggaran : Rp. 80.000.000.000 (delapan puluh milyar rupiah)

1.10 Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang, dasar hukum, tujuan, sasaran, ruang lingkup, lokasi, dan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tinjauan fungsi, meliputi terminologi judul,

keriteria pemilihan lokasi tapak perancangan, program kegiatan, kriteria perancangan, pendekatan struktur dan utilitas dan tinjauan tema yang meliputi pengertian tema, interpretasi tema, kerterkaitan tema dengan judul dan studi banding dengan tema sejenis.

BAB III METODOLOGI

Membahas metodologi yang meliputi jenis penelitian, metode pemilihan lokasi, metode analisis data dan metode

pengumpulan data.

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

Membahas analisis fungsional (program ruang, organisasi ruang & persyaratan teknis ruang), analisis kondisi lingkungan (detail lokasi, potensi lahan, orientasi, karakter lingkungan, sarana & prasarana).

(24)

22

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Membahas konsep perancangan proyek yang mana menjadi proses awal dari pengerjaan gambar kerja (pra-rancangan).

BAB VI KESIMPULAN

Berisikan simpulan dari permasalahan, perencanaan &

perancangan proyek.

1.11 Kerangka Berpikir

(25)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN 2.1 Tinjauan Fungsi

2.1.1 Terminologi Judul a. Pusat Perbelanjaan

Menurut Fisher et. al (1991), pusat perbelanjaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko-toko perbelanjaan baik toko eceran maupun grosir yang dilengkapi dengan tempat parkir. Menurut Maithland (1987), berdasarkan bentuk mall terdiri dari tiga jenis dengan keuntungan dan kekurangannya masing-masing, yaitu:

1. Open mall (mall terbuka), adalah mall tanpa pelingkup atau penutup, kelebihannya adalah terlihat luas dan perencanaan teknis yang mudah yang mengakibatkan biaya lebih murah. Kekurangannya adalah kendala pada perubahan iklim berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna bangunan.

2. Enclosed mall (mall tertutup), berbeda dengan mall terbuka, enclosed mall memiliki penutup atap. Keuntungannya adalah kenyamanan yang terjamin dari perubahan iklim. Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang mahal dan ruang tertutup mengakibatkan suasana sempit.

3. Integrated mall, adalah perpaduan antara mall terbuka dan mall tertutup.

b. UMKM

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang menjelaskan bahwa tingkatan usaha dikelompokkan berdasarkan penghasilan pertahunnya. Usaha mikro memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).

Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta

(26)

15 rupiah). Usaha Menengah memiliki hasil penjualan antara Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Kriteria pengelompokkan juga dilihat dari kekayaan bersih usaha yaitu usaha mikro dengan kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), usaha kecil dengan kekayaan bersih Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), dan usaha menengah dengan kekayaan bersih Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah). Kekayaan bersih tidak termasuk biaya tanah dan bangunan tempat usaha berlangsung.

c. Gedung kolaboratif

Gedung kolaboratif adalah suatu jenis bangunan atau ruang yang dirancang untuk mendorong dan memfasilitasi kolaborasi antara individu, tim, atau organisasi yang berbeda. Tujuan utama dari gedung kolaboratif adalah menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran ide, inovasi, dan kolaborasi lintas disiplin ilmu.

Gedung kolaboratif biasanya memiliki beberapa fitur yang memfasilitasi interaksi dan kerja sama antara penghuninya.

1. Ruang terbuka yang dirancang untuk memfasilitasi pertemuan informal, diskusi, atau kolaborasi spontan antara individu atau kelompok, area kerja bersama untuk individu atau tim dapat bekerja bersama dalam satu ruangan yang sama. Ini memungkinkan kolaborasi langsung, pertukaran ide, dan saling memberikan umpan balik.

2. Fasilitas pertemuan: Gedung kolaboratif sering dilengkapi dengan berbagai jenis fasilitas pertemuan, seperti ruang rapat, ruang presentasi, atau aula, yang dapat digunakan untuk pertemuan tim, presentasi, atau acara kolaboratif lainnya.

3. Ruang kreatif untuk merangsang kreativitas, seperti studio seni, laboratorium penelitian, atau ruang eksperimen, yang dapat digunakan untuk mengembangkan ide-ide baru dan inovasi.

(27)

16 4. Café, area bersantai, dan fasilitas rekreasi sering tersedia di gedung kolaboratif. Tempat-tempat ini memberikan tempat bagi individu atau tim untuk bersantai, beristirahat, atau berinteraksi secara informal.

Dengan menyediakan lingkungan yang mendukung kolaborasi dan interaksi antara individu dan organisasi yang berbeda, gedung kolaboratif bertujuan untuk mempercepat inovasi, memfasilitasi pertukaran pengetahuan, dan membangun jaringan profesional yang kuat.

d. Biofilik

Biofilik (atau biophilia) mengacu pada konsep dalam desain dan arsitektur yang menekankan pentingnya koneksi manusia dengan alam dan dunia alami. Istilah "biofilik" berasal dari kata "bios" yang berarti "hidup" dalam bahasa Yunani, dan "philia" yang berarti "cinta" atau "kecenderungan".

Konsep biofilik didasarkan pada pemahaman bahwa manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk merasa nyaman dan terhubung dengan lingkungan alam. Koneksi dengan alam diyakini memiliki banyak manfaat bagi kesejahteraan manusia, termasuk mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan suasana hati, dan mempromosikan pemulihan fisik dan mental.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Gedung Kolaboratif UMKM Square merupakan sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko-toko perbelanjaan baik toko eceran maupun grosir, dilengkapi dengan tempat parkir, yang penjualnya dikelompokkan ke usaha mikro, gedung ini dilengkapi juga oleh fasilitas ruang terbuka, ruang pertemuan, ruang kreatif, café, dan fasilitas rekreasi lainnya. Gedung kolaboratif ini menggunakan desain biofilik yang mengkoneksikan manusia dengan alam dan dunia alami.

2.1.2. Studi Kasus Proyek Sejenis

a. M-Bloc Space, Jakarta Selatan, Indonesia.

Di kawasan Blok M kini hadir ruang publik kreatif bernama ‘M Bloc Space’. Berdiri pada lahan seluas 6500 m2 di bekas Perumahan Peruri,

(28)

17 ruang kreatif baru ini lahir memanfaatkan sosok rumah dinas yang sempat terabaikan selama puluhan tahun. Sekilas seperti bangunan bergaya vintage dengan arsitektur tropis 1950-an. Kini kawasan ini berubah total menjadi sebuah creative hub baru mewadahi kebutuhan kaum muda urban yang kreatif.

Gambar 2.1 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta Sumber: CNN Indonesia

Di kawasan Blok M kini hadir ruang publik kreatif bernama ‘M Bloc Space’. Berdiri pada lahan seluas 6500 m2 di bekas Perumahan Peruri, ruang kreatif baru ini lahir memanfaatkan sosok rumah dinas yang sempat terabaikan selama puluhan tahun. Sekilas seperti bangunan bergaya vintage dengan arsitektur tropis 1950-an. Kini kawasan ini berubah total menjadi sebuah creative hub baru mewadahi kebutuhan kaum muda urban yang kreatif. Seorang arsitek lulusan ITB yang mendalami desain ruang publik, Jacob Gatot S, diminta pimpinan Peruri untuk mengubah fungsi bekas perumahan dinas ini menjadi sesuatu yang baru dan memberikan benefit.

Dengan mengajak enam orang temannya dari berbagai latar belakang, mereka mengubah ruang publik baru yang mengusung konsep “ruang kreatif art” yang arahnya ke musik untuk menghasilkan benefit baru, yang

(29)

18 mengedepankan pada brand-brand lokal, mulai dari makanan, maupun produk-produk lainnya.

Gambar 2.2 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta Sumber: CNN Indonesia

Untuk pedestrian Utara letaknya berada di sebelah kiri pintu masuk M Bloc.

Bagian inimemiliki sederet tenant yang menyediakan hidangan dengan menu yang cukup beragam. Sementara itu, pedestrian Selatan letaknya berada di sebelah kanan pintu masuk M Bloc. Pedestrian ini menyediakan tenant makanan, photobox, gerai sandang dan juga toko musik.

Gambar 2.3 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta Sumber: CNN Indonesia

2.2 Tinjauan Tema 2.2.1 Pengertian Tema

Tema yang akan digunakan pada perancangan ini adalah arsitektur biofilik.

Berikut pengertiannya: Biophilia memiliki arti “cinta alam”. Arsitektur biofilik merupakan cara arsitek menggabungkan alam ke dalam ruang bangunan yang nantinya memiliki manfaat kesehatan dan kesejahteraan bagi penggunanya. Dengan

(30)

19 menggunakan desain biofilik, arsitek dapat menciptakan ruang yang menunjukkan daya tarik bawaan kita sebagai manusia terhadap lingkungan alam. Sekarang ini, desain biofilik sedang digunakan sebagai strategi pelengkap untuk mengatasi stres di tempat kerja, meningkatkan kinerja siswa, membantu pemulihan pasien, menjadi tempat komunal bagi masyarakat dan tantangan lainnya yang memiliki visi yang sama yaitu untuk kesehatan dan kesejahteraan pengguna.

2.2.2 Interpretasi Tema

Menurut Browning, Ryan & Clancy, (2014) desain biofilik dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu:

1. Nature in the Space (Kehadiran Alam Pada Ruang) 2. Natural Analogues (Peniruan Terhadap Alam), dan

3. Nature of the Space (Mengkonfigurasikan Alam Pada Ruang)

Hal ini dilakukan agar terciptanya kerangka kerja untuk lebih memahami desain biofilik, dengan menggabungkan beragam strategi ke dalam lingkungan binaan.

1. Kehadiran alam pada ruang

Pada prinsip biofilik ini membahas lebih mengenai peletakan dan keberadaan elemen alam pada bangunan dan ruang. Elemen alam yang dimaksuud adalah segala sesuatu yang biasanya terdapat di alam, seperti angin, air, tumbuhan, aroma alam, suara alam. Hal ini dapat direalisasikan dengan menggunakan indoor plants, kolam ikan, air mancur, dinding hijau, taman, dan lainnya. Sensasi alam yang dapat dinikmati oleh pengguna ruang yang paling kuat berasal dari adanya hubungan langsung seperti interaksi dan gerakan antara pengguna bangunan dengan unsur alam ini.

Kehadiran alam pada ruang 7 prinsip desain biofilik:

1. Pemandangan ke unsur-unsur alam, ekosistem dan natural processes.

2. Menggunakan stimulasi pendengaran, penciuman, sentuhan, dan perasa yang menciptakan suasana alam, ekosistem dan natural processes.

3. Hubungan stokastik dan ketidak kekalan dengan alam yang dapat dianalisis secara statistik tetapi tidak dapat diprediksi secara tepat.

(31)

20 4. Perubahan suhu udara, kelembaban, aliran udara dan suku permukaan yang

meniru lingkungan yang alami.

5. Suasana yang dapat meningkatkan pengalaman suatu tempat melalui melihat, mendengar dan menyentuh air.

6. Memanfaatkan berbagai intensitas cahaya dan bayangan yang berubah sesuai dengan waktu untuk menciptakan suasana yang terjadi di alam.

7. Kesadaran akan proses alami alam, terutama perubahan musiman dan temporal yang menjadi ciri ekosistem yang sehat.

2. Peniruan terhadap alam

Pada prinsip biofilik ini membahas lebih mengenai bagaimana bentuk dan pola bangunan atau ruangan dapat meniru dari bentuk bentuk alam. Prinsip ini bersifat meniru dengan benda mati, tidak seperti prinsip sebelumnya. Prinsip ini dapat diwujudkan dengan material, warna, ritme dan pola yang ditemukan pada alam, selanjutnya akan direalisasikan menjadi fasad, massa bangunan, furnitur, dekorasi hingga karya seni. Contohnya adalah peniruan bentuk cangkang keong, bentuk dan motif daun, ataupun lahan berkontur, semuanya akan diproses dan diubah secara ekstensif. Penggunaan material alam seperti kayu dan meja granit juga termasuk ke dalam prinsip ini.

Peniruan terhadap alam mencakup 3 prinsip desain biofilik:

1. Referensi secara simbolik untuk susunan berkontur, berpola, bertekstur atau numerik yang ada dan bertahan pada alam.

2. Menggunakan bahan dan elemen dari alam yang melalui proses yang singkat, namun tetap mencerminkan ekologi atau geologi lokal dan menciptakan sense of place yang berbeda.

3. Dipenuhi informasi sensorik yang mengikuti hierarki spasial yang serupa dengan yang ditemui di alam.

3. Mengkonfigurasikan Alam Pada Ruang

Pada prinsip biofilik ini membahas lebih mengenai bagaimana mengkonfigurasikan

(32)

21 ruang atau bangunan layaknya alam. Misalnya menciptakan perasaan dan keinginan pengguna untuk merasa penasaran, tertarik, dan bahkan takut, layaknya sedang mengunjungi atau mendatangi alam terbuka.

Mengkonfigurasikan alam pada ruang mencakup 4 prinsip desain biofilik:

1. Adanya pandangan tanpa hambatan dari kejauhan untuk pengawasan dan perencanaa.

2. Terkesan memiliki banyak informasi, dicapai memlalui pandangan yang sebagian dikaburkan atau perangkat snesorik lainnya yang menarik individu untuk melakukan perjalanan lebih ke dalam.

3. Ancaman yang dapat diindentifikasi ditambah dengan perlindungan yang andal.

2.2.3 Studi Kasus Dengan Tema Sejenis a. Solar Tree Marketplace, Shanghai

Gambar 2. 4Fotografi Solar Tree Marketplace Sumber: ArchDaily

Bangunan ini terletak di distrik Minhang, bangunan ini merupakan proyek dari Shanghai Tian di daerah perumahan Caobao. Proyek pasar tradisional ini diciptakan untuk mengubah salah satu kota yang tercemar di dunia menjadi lingkungan yang

(33)

22 lebih sehat, lebih layak huni. Hutan di daerah perkotaan mengacu pada kota cina untuk menjadi kota bebas karbon pada tahun 2060. Untuk proyek ini, firma dari Koichi Takada Australia mengambil inspirasi dari lanskap Shanghai yang kaya dengan hutan dan menciptakan sebuah “pohon” yang muncul dari permukaan dan membentuk sebuah kanopi. Melalui rancangan ini yang bersifat terbuka dan biofilik, Solar Tree Marketplace menjadikannya perluasan bagi ruang publik dan membuat kembali pasar tradisional cina sebagai community space.

Gambar 2.5 Fotografi Solar Tree Marketplace Sumber: ArchDaily

Dengan di bangunnnya pasar modular kedalam bangunan kontemporer akan tetap membawa rasa keaslian pada bangunan. Bangunan ini akan mencerminkan tradisi cina yaitu membuat tamu merasa seperti di rumah, pasar ini akan memberikan rasa kuat kepada masyarakat. Berasal dari struktur biofiliknya, Solar Tree memiliki konsep pembangunan yang ramah lingkungan dan sustainable. Cabang-cabang kayu dan dedaunan dari 32 pohon buatan manusia di susun di dekat jalan setapak untuk menyediakan tempat bernaung dan membiarkan cahaya alami dan udara

(34)

23 menyelimuti ruangan. Terdapat panel surya pada kanopi transparan yang menghasilkan daya ke bangunan itu sendiri.

(35)

24 BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Metode Penyelesaian Masalah Perancangan

Metoda penyelesaian masalah perancangan yang digunakan pada proyek

“Perancangan Gedung Kolaborasi Umkm Square Universitas Sumatera Utara Dengan Menggunakan Pendekatan Arsitektur Biofilik” ini menggunakan metode prosedural pemrograman oleh William Pena, proses berpikir penyelesaian masalah tergambar seperti diagram di bawah ini:

Gambar 3.1 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah Sumber: Olah Data Pribadi

(36)

25 Dapat dilihat dari diagram di atas bahwa dalam perancangan galeri seni kontemporer digital & pusat kreatif terbagi menjadi 5 langkah. Langkah pertama adalah menemukan masalah inti seperti kebutuhan dan keinginan pada proyek dan juga luasan tapak perancangan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data, data primer seperti mensurvey langsung lokasi tapak perancangan, dan data sekunder seperti studi literatur pada jurnal, artikel, dan buku-buku arsitektur, selanjutnya data tersebut akan dianalisis dengan kesesuaiannya terhadap bangunan dari segi fungsi, struktur, sirkulasi, dan lainnya. Setelah tahap analisis selesai, selanjutnya akan masuk ke dalam tahap menyusun konsep, pada tahap ini bahan dari proses analisis mulai dikaitkan dengan tema dan pendekatan yang digunakan yaitu biofilik. Selanjutnya proses akhir yaitu penyajian data desain perancangan dalam lampiran yang dibutuhkan pada gambar kerja dan skripsi.

3.2 Tahapan Perancangan

Gambar 3.2 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah Sumber: Olah Data Pribadi

(37)

26 Pada tahap awal penyelesaian masalah adalah mengemukakan masalah-masalah awal pada perancangan gedung kolaborasi umkm square universitas sumatera utara dengan menggunakan pendekatan arsitektur biofilik seperti kebutuhan akan ara retail, co-working, bioskop, convention hall, fasilitas pendukung, fasilitas servis, dan ruang terbuka masih secara garis besar. Masalah selanjutnya adalah keinginan, keinginan pada proyek ini sesuai dengan yang tertulis pada diagram, dan masalah awal selanjutnya adalah luasan tapak yang berjumlah 15.221 m2.

Gambar 3.3 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah Sumber: Olah Data Pribadi

Pada tahap pengumpulan data, data yang dikumpulkan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu data sekunder yang terbagi menjadi studi literatur fungsi, tema, struktur,

(38)

27 utilitas, sirkulasi dan data besaran ruang yang bersumber dari SNI, UU, Permen, jurnal, buku, dan artikel arsitektur bereputasi. Data primer yang dimaksud adalah data yang diambil langsung seperti dokumentasi tapak perancangan yang selanjutnya dibutuhkan dalam tahap analisis tapak dan kawasan.

Gambar 3.4 Diagram Metoda Penyelesaian Masalah Sumber: Olah Data Pribadi

Pada tahap ini, data yang dianalisis bersumber dari tahap sebelumnya yaitu pengumpulan data. Analisis data yang dilakukan pertama kali adalah analisis tapak, selanjutnya akan menghasilkan konsep masterplan yang berkaitan dengan analisis bangunan terhadap masterplan. Analisis pada tahap selanjutnya lebih berkaitan kepada fungsi bangunan seperti:

(39)

28 1. Analisis sistem kegiatan dan program ruang yang menganalisa pengguna bangunan mencakup pengunjung, pengelola, dan servis. Dari hasil analisa tersebut kemudian menjadi program ruang yang direncanakan berdasarkan standar besar ruang, dimensi, kriteria, dan persyaratan ruang.

2. Analisis tata ruang dalam mencakup mulai dari zoning dan sirkulasi dalam bangunan, baik horizontal maupun vertikal, kualitas ruang mencakup dimensi, proporsi, dan skala.

3. Analisis massa dan fasad, massa dan fasad dirancang sesuai dengan hasil anallisa dengan pendekatan tema yang digunakan, yaitu arsitektur biofilik.

4. Analisis ruang digunakan agar mengetahui standarisasi umum ruang yang digunakan sebagai wadah aktivitas para pengguna bangunan dan disesuaikan dengan standar besaran ruang yang ditetapkan oleh berbagai sumber literatur yang ada.

5. Analisis struktur menilik secara khusus tentang alternatif berbagai struktur yang dapat diterapkan dengan fungsi, bentuk, dan tema yang berhubungan.

6. Analisis utilitas membahas mengenai sistem utilitas yang dapat diterapkan dalam perancangan, mengingat setiap fungsi bangunan memiliki sistem utilitas yang berbeda.

(40)

29 Gambar 3.5 Diagram Metoda Pengumpulan Data

Sumber: Olah Data Pribadi

Pada tahap penyusunan konsep, data yang dianalisis pada proses sebelumnya akan dikaitkan dengan tema atau pendekatan yang digunakan, yaitu biofilik. Poin konsep yang disusun juga masih sama dengan poin-poin yang dianalisis, seperti tata ruang dalam, tata ruang luar, perwajahan, utilitas, dan lainnya. Setelah melalui proses metodologi, data yang didapat dan diobservasi sudah cukup lengkap. Dengan demikian, penelitian ini akan menghasilkan data yang valid dan pembahasan penelitian ini juga dapat tersusun secara sistematis.

Selanjutnya data tersebut akan menjadi hasil perancangan yang disajikan pada setiap keluaran, seperti gambar kerja, skripsi, dan lainnya.

(41)

30 BAB IV

KAWASAN PERANCANGAN

4.1 Judul Proyek

Judul proyek : Gedung Kolaborasi UMKM Square USU Tema proyek : Arsitektur Biofilik

Lokasi proyek : Jl. Dr. Mansyur, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

Proyek ini berkolaborasi dengan Universitas Sumatera Utara untuk memfasilitasi pelaku UMKM USU baik mahasiswa, Tenaga pendidik USU dan juga UMKM Umum dengan memenuhi kebutuhan akan gedung yang menampung UMKM.

Lokasi proyek ini dapat di jangkau oleh pengunjung dari USU mau pun umum.

Menciptakan ruang dengan suasana yang menarik mendukung civitas sekitar agar berkunjung seperti terdapat fungsi rekreasi, taman dll Perancangan gedung ini berdekatan dengan Kampus USU yang dimana berlokasi di Padang Bulan dan terletak di tengah kota medan. Selain dapat menampung seluruh kegiatan kuliah dan praktikum mahasiswa. Selain itu terdapat berbagai sarana seperti Asrama, arena olahraga, wisma, bank dan kantor pos

4.2 Luasan

Tapak berada di Jl Dr. Mansyur, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Tapak memiliki luas 15.829 m2. Lebar Jalan Utama pada tapak, yaitu Jl. Dr. Mansyur memiliki ukuran keseluruhan sebesar 26 m sehingga GSB samping 2 m, belakang 1.5 m, dan depan 12 m.

Luas Tapak : 15.221 m2

Ciri Tapak : Datar tidak berkontur

KDB : 60%

KLB : 6

KDH : 20%

GSB : 12 m

(42)

31 Ketinggian Bangunan : 51 m

Fungsi Kawasan : Sarana Pelayanan Umum

Gambar 4.1 Peta Satelit Tapak Perancangan Sumber: Google Earth.

Terdapat perumahan warga, asrama mahasiswa, jalan utama Dr. Mansyur, Inkubator bisnis CIKAL USU dan swalayan di dekat tapak. Lokasi yang strategis karena berada di jalan raya utama dan dekat dengan universitas.

4.3 Fungsi Sekitar

Adapun fungsi-fungsi di sekitar tapak perancangan adalah berikut:

Gambar 4.2 Fungsi Sekitar Tapak Sumber: Olah Data Pribadi

(43)

32 b. Utara : Pemukikman penduduk dan area komplek dosen USU c. Timur : Rumah Sakit USU

d. Tenggara : Biro Rektor USU

e. Selatan : Cikal USU, Stadion Mini USU f. Barat Daya : Bank BNI USU

g. Barat : Asrama Putra USU h. Barat Laut : Pemukiman penduduk

4.4 Analisis Tapak Perancangan 4.4.1 Analisis Pencapaian

a. Kondisi Eksisting

Pencapaian menuju lokasi tapak perancangan dapat diakses oleh

kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, angkutan umum, dan dengan berjalan kaki. Berikut merupakan sajian data jarak tempuh untuk menuju lokasi tapak perancangan.

Lokasi Jarak Tempuh

Universitas Sumatera Utara 190 m

Pusat Kota Medan 6.1 km

Kota Binjai 22 km

Lubuk Pakam 37.3 km

Sibolangit 41.3 km

Tabel 4.1 Data Jarak Tempuh Dari Lokasi Terdekat.

Sumber: Olah Data Pribadi.

b. Potensi, masalah, dan respon

Potensi Masalah Respon

Lokasi tapak berada pada lokasi strategis dan terletak di jalan utama dan tergolong

Pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari, volume kendaraan yang melintas tergolong padat

Memberikan akses

pencapaian khusus bagi pengguna yang pejalan kaki (pedestrian) agar dapat mengakses bangunan dengan

(44)

33 sebagai jalan arteri

sekunder.

sehingga

kemungkinan terjadi hal seperti sulitnya menuju akses lokasi dapat terjadi.

mudah, sirkulasi di dalam site juga direspon agar dapat memecah kepadatan volume jumlah kendaraan.

Tabel 4. 2 Potensi, masalah, dan respon atas aspek pencapaian.

Sumber: Olah Data Pribadi.

4.4.2 Analisis Sirkulasi a. Kondisi Eksisting

Akses masuk menuju tapak perancangan hanya dapat dilalui Jl. Dr.

Mansyur, Jl. Dr. Mansyur tergolong jalan aktif dan memiliki 2 arah, dan dilengkapi dengan marka jalan dan fasilitas pedestrian. Terdapat area entrance dengan kondisi yang layak dan berdimensi kurang lebih 10 meter.

b. Potensi, masalah, dan respon

Potensi Masalah Solusi

Fasilitas

sirkulasi yaitu Jl. Dr. Mansyur merupakan jalan aktif dan memiliki fasilitas jalan yang lengkap dan memadai.

Pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari terjadi kepadatan arus lalu lintas.

Agar tidak terjadinya kemacetan pada kawasan UMKM, perlu desain khusus untuk peletakan area entrance dan exit pada desain kawasan, seperti adanya ruang lebih untuk memotong volume kendaraan yang masuk sehingga tidak sempat terjadi kemacetan.

Tabel 4.3 Potensi, masalah, dan respon atas aspek sirkulasi.

Sumber: Olah Data Pribadi.

(45)

34 4.4.3 Analisis Orientasi Bangunan

a. Kondisi Eksisting

Pemandangan dari dalam tapak ke luar site dikelilingi oleh fasilitas perumahan dan fasilitas pendukung kampus USU, untuk aspek ini tergolong positif dan baik karena lingkungan sekeliling tapak dirawat dengan baik.

Gambar 4.3 Analisis Orientasi Bangunan Sumber: Olah Data Pribadi.

Timur : Perumahan dosen Barat : Asrama putra Utara : Perumahan dosen Selatan : Jl. Dr. Mansyur

b. Potensi, masalah, dan respon

Potensi Masalah Solusi

Orientasi bangunan eksisting dominan menghadap ke arah selatan sekaligus jalan utama yaitu Jl. Dr.

Mansyur

Kondisi eksisting tapak tidak memiliki banyak akses view ke area sekitarnya, kecuali ke arah jalan utama (Jl. Dr.

Mansyur). View C & D menjadi view blocker karena area cluster

Nantinya bangunan akan menghadap ke jalan

utama karena

meningkatkan daya jual dan tarik.

(46)

35 perumahan dosen dan

tapak saling

membelakangi.

Tabel 4.4 Potensi, masalah, dan respon atas aspek orientasi.

Sumber: Olah Data Pribadi.

4.4.4 Analisis Vegetasi a. Kondisi Eksisting

Pada kondisi eksisting terdapat vegetasi pada titik tertentu, seperti di luar tapak tepatnya pada area pedestrian yang ditanami pohon, dan juga di dalam site yang terdapat pepohonan. Hal ini merupakan aspek positif karena secara langsung pohon dapat memfiltrasi kebisingan, udara, dan panas matahari ke dalam site.

Gambar 4.4 Analisis Vegetasi Sumber: Olah Data Pribadi.

b. Potensi, masalah, dan respon

Potensi Masalah Solusi

Vegetasi dapat menjadi fitur utama pada desain bangunan.

Menambah perasaan

Area vegetasi yang tidak tertata menyulitkan

perencanaan sirkulasi

Menata ulang kembali sesuai dengan desain perancangan yang disetujui.

(47)

2 kepada pengguna

karena vegetasi memberi dampak positif sebagai fitrasi udara, panas matahari, dan memberi kesan alam.

dan pencapaian untuk perancangan ini.

Tabel 4. 5 Potensi, masalah, dan respon atas aspek vegetasi.

Sumber: Olah Data Pribadi.

4.4.5 Analisis Iklimatik

4.4.5.1 Analisis Arah Matahari a. Kondisi Eksisting

Durasi hari di Kota Medan tidak banyak berbeda sepanjang tahun, tetap dalam 19 menit dari 12 jam sepanjang hari. Pada tahun 2023, hari terpendek adalah 22 Desember, dengan 11 jam, 55 menit siang hari; hari terpanjang adalah 21 Juni, dengan 12 jam, 20 menit siang hari. Tapak perancangan terkena paparan matahari langsung di sisi timur pada sore hari dan barat pada pagi hari, bangunan di sekitar site relatif bangunan bertingkat tingkat rendah sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam site dengan baik.

(48)

3 Gambar 4.5 Analisis Vegetasi

Sumber: Olah Data Pribadi.

b. Potensi, masalah, dan respon

Potensi Masalah Respon

Unsur positif dari matahari adalah pencahayaan alami pada siang hari dapat menghemat pemakaian energi listrik.

Cahaya

matahari mengandung

panas yang

mengandung sinar UV, akan menimbulkan efek dan perasaan tidak nyaman bagi pengguna gedung.

Adanya respon tapak seperti penataan masa

bangunan yang

merespon arah

matahari, penggunaan shading pada area

bukaan, dan

menerapkan metode passive design.

Tabel 4. 6 Potensi, masalah, dan respon atas aspek matahari.

Sumber: Olah Data Pribadi.

4.4.5.2 Analisis Arah Angin

a. Kondisi Eksisting

Arah angin per jam rata-rata yang dominan di Kota Medan bervariasi sepanjang tahun Angin paling sering bertiup dari selatan selama 2,8 bulan,

(49)

4 dari 27 Mei hingga 22 Agustus, dengan persentase tertinggi 36% pada tanggal 1 Juli. Angin paling sering bertiup dari utara selama 9,2 bulan, dari 22 Agustus hingga 27 Mei, dengan persentase tertinggi 54% pada tanggal 1 Januari.

Gambar 4. 67 Data Arah Angin Sumber: ClimateData.Org.

b. Potensi, Masalah, dan Solusi

Potensi Masalah Solusi

Angin dapat membawa dampak positif seperti

adanya sistem

pengudaraan alami yang akan menghemat energi dan biaya bangunan.

Angin akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan penataan desain bangunan yang baik dan merespon angin dengan semestinya.

Menggunakan passive design sebagai solusi terhadap pemanfaatan angin agar dapat digunakan sebagai sistem penghawaan alami.

Tabel 4.7 Potensi, masalah, dan respon atas aspek angin. Sumber: Olah Data Pribadi.

4.5 Analisis Pengguna & Program Ruang 4.5.1 Analisis Kegiatan Pengguna

Pengguna bangunan dikategorikan ke dalam 3 bagian, yaitu pengelola bangunan, penyewa, dan pengunjung.

a. Pengelola UMKM Square

(50)

5 Pengelola bangunan memiliki hak untuk mengelola dan melakukan cek pemeliharaan berkala kepada bangunan, dan pengelolaan ini biasanya terbagi kedalam beberapa bagian struktur manajemennya.

b. Penyewa UMKM Square

Orang yang menyewa retail ataupun yang menyewa fasilitas yang tersedia di dalam gedung dan dapat memoprasionalkan bisnis masing-masing seperti membuka bisnis di tempat yang sudah tersedia.

c. Pengunjung UMKM Square

Pengunjung dapat menikmati fasilitas yang ada di bangunan seperti, taman, area makan, Hall of event dan bazaar, mengadakan rapat dengan rekan bisnis.

Pengunjung dapat melihat-lihat atau membeli barang yang didagangkan oleh pelaku UMKM.

4.5.2 Analisis Program Ruang

Tabel 4.8 Program Ruang

No Fungsi Utama

Kebutuhan Ruang

Jumlah Ruang

Kapasitas Standar Ruang

(m²)

Sumber Luasan Ruang

(m²)

1 PUSAT UMKM

Retail

UMKM USU -60 Retail -30 Food stall

1 90 6 m² SNI 540 m2

Retail Umum -80 Retail -50 Food stall

1 130 6 m² SNI 780 m2

Lobby 1 70 2 m2

/orang

Planning Office Spaces

140 m2

(51)

6 Area makan

Food Court

1 405 0,72 m2 /

orang

SNI 291 m2

Tempat Cuci Tangan

2 5 orang 0,75 m2 / orang

SNI 7, 5 m2

Toilet 2 Toilet Pria

2 Toilet Wanita

-4 Toilet Pria 4 Urinoir

-6 Toilet Wanita

1,5 m2 /orang 0,8 m2

1,5 m2 /orang

NAD 12 m2

6,4 m2

18 m2

R. Menyusui 2 - 12 m2 Permenk

es

24 m2

Pos

Keamanan

2 2 orang 9 m2 SB 18 m2

R. CCTV 1 3 orang 1 m2 /

orang

TSS 3m2

Area Bongkar

Muat /

Loading Dock

1 4

Kendaraan

14,8x2,5 m / Kendara

an

NAD 148 m2

Musholla 1 Ruang

Wudhu -Pria 5 orang -Wanita 5 orang

Ruang Sholat 20 orang

0,9 m2 /

0,85 m2 / orang

NAD 4,5 m2

4,5m2

17 m2

(52)

7

Sirkulasi Sirkulasi 20 % 2.013 X

20%

Total 2.617 m2

2 CO WORKING SPACE

Lobby 1 30 2 m2/

orang

Planning Office

Space

60 m2

Ruang Kerja Tipe 1 ( Open Plan)

1 80 2,4 m2 /

orang

SB

NAD

192 m2

Pantry 1 1 5 2,5 m2 /

orang

Planning Office

Space

7,5 m2

Ruang Kerja Tipe 2 (Meja Private / cubicle)

1 20 4 m2 /

orang

Planning Office

80 m2

Pantry 2 1 3 2,5 m2 /

orang

Planning Office

Space

7,5 m2

R. Meeting 1 40 2,4 m2 /

orang

NAD 96 m2

Print And Copy Area

1 - 6 m2 /

unit

Planning Office Spaces

6 m2

Pantry 1 10 2,5 m2 /

orang

Planning Office

Space

25 m2

Toilet 1 3 Toilet

Pria

1,5 m2 NAD 4,5 m2

2,4 m2

(53)

8 3 Urinoir

5 Toilet Wanita

0,8 m2 / orang 1,5 m2

7,5 m2

Sirkulasi 20 % 488,4 x

20%

Total 586 m2

3 BIOSKOP

Lobby 1 46 1,5 m2 NAD 72 m2

Ticketing Area

1 3 6 m2 6 m2

Snack Area 1 2 16m2 16 m2

Ruang Penonton

3 128 1,5 m2 /

orang Kursi 0,25 m2

NAD 576 m2

32 m2

Ruang Proyektor

3 2 26,1 m2 NAD 78,3 m2

Toilet 8 Toilet

pria orang urinoir 8

10 Toilet Wanita

1,5 m2

0,8 m2 / orang 1,5 m2

12 m2

6,4 m2

15 m2

Penyimpanan / Gudang

1 - 11,2 m2 NAD 11,2 m2

Cleaning Service

1 4 11,52 m2 11,52 m2

Sirkulasi 20% 836,42

x20%

(54)

9

Total 1004 m2

3 CONVENTION

Lobby 1 1000 0,5 m2 /

orang

NAD 500 m2

R. Aula / Pertemuan

1 1000 0,95 m2/

orang

NAD 950 m2

Panggung 1 10 orang 13 m2 SB 130 m2

R. Operator 1 3 10 m2 /

orang

30 m2

R. Persiapan / Rias Tipe 1

1 10 4 m2 /

orang

NAD 40 m2

R. Persiapan 2

2 5 4 m2 /

orang

NAD 40 m2

R. VIP / R.

Tunggu

2 10 0,95 m2 /

orang

NAD 19 m2

Gudang 2 - 50 m2 NAD 100 m2

Toilet 3 4 Toilet

Pria

3 Urinoir

5 Toilet Wanita

1,5 m2 /unit/ora ng 0,8 m2

1,5 m2 /unit/ora

ng

NAD 18 m2

7,2 m2

22,5 m2

Sirkulasi 30% 1856,7 x

30%

Total 2415 m2

4 KANTOR PENGELOLA

PUSAT UMKM SQUARE USU

(55)

10 R. Kepala

Pengelola UMKM Square USU

1 1 13,4 m2 NAD 13,4 m2

R. Wakil Kepala

Pengelola UMKM Square USU

1 1 9,3 m2 NAD 9,3 m2

R. Sekretaris Kepala

Pengelola UMKM Square USU

1 1 6,7 m2 NAD 6,7 m2

R. Meeting 1 5 14 m2 Perpres

No 73 Tahun 2011

14 m2

R. Ketua Pengelola Pusat UMKM

1 1 9,30 m2 NAD 9,30 m2

R. Staff (Open Plan) -Administrasi dan

Keuangan -Pelayanan dan

pengembanga n Komunitas

1 4 4,46 m2/

orang

NAD 17,84 m2

(56)

11 R. Staff

Keamanan

1 5 3 m2 Perpres

No 73 Tahun 2011

15 m2

R. Staff Pemeliharaan dan

Kebersihan

1 5 3 m2 Perpres

No 73 Tahun 2011

15 m2

Gudang 1 - 3,5 m2 NAD 3,5 m2

Pantry 1 5 2,5 m2/

orang

Plannnin g Office

Spaces

12,5 m2

Toilet 2 2 Toilet

Pria + 2 urinoir

3 Toilet Wanita

1,5 m2 /unit/ora ng 0,8 m2

1,5 m2 /unit/ora ng

NAD 5 m2

1,6 m2

4,5 m2

Sirkulasi 20 % 127,64

X20%

TOTAL 153 m2

PENGELOLA CO WORKING SPACE R. Manager

Co Working

1 1 9,30 m2 NAD 9,30 m2

R. Staff Divisi (Open Plan)

-Komunikasi

1 4 4,46 m2/

orang

NAD 17, 84 m2

(57)

12 -Event

R. Staff Divisi

Operasional

1 2 3 m2 Perpres

No 73 Tahun 2011

6 m2

Gudang 1 - 3,5 m2 NAD 3,5 m2

Pantry 1 3 2,5 m2/

orang

Plannnin g Office

Spaces

7,5 m2

Toilet 2 1 Toilet

Pria + 1 urinoir

2 Toilet Wanita

1,5 m2 /unit/ora ng 0,8 m2

1,5 m2 /unit/ora ng

NAD 2,5 m2

0,8 m2 3 m2

Sirkulasi 20% 50,44 x

20%

TOTAL 60 m2

PENGELOLA BIOSKOP R. General

Manager Bioskop

1 1 9,30 m2 NAD 9,30 m2

R. Staff Divisi (Open Plan)

-Divisi Keuangan

1 4 4,46 m2/

orang

NAD 17, 84 m2

(58)

13 -Divisi

Operasional R. Locker / R.

Ganti

2 4 1, 56 m2

/ orang

AD ( Architect

Data)

12,48 m2

Gudang 1 - 3,5 m2 NAD 3,5 m2

Pantry 1 4 2,5 m2/

orang

Plannnin g Office

Spaces

10 m2

Toilet 2 1 Toilet

Pria + 1 urinoir

2 Toilet Wanita

1,5 m2 /unit/ora ng 0,8 m2

1,5 m2 /unit/ora

ng

NAD 2,5 m2

0,8 m2

3 m2

Sirkulasi 20% 59,24 x

20%

TOTAL 71 m2

PENGELOLA CONVENTION CENTER R. General

Manager

1 1 9,30 m2 NAD 9,30 m2

R. Sekretaris 1 1 6,7 m2 NAD 6,7 m2

R. Staff Divisi (Open Plan)

-Divisi Pemasaran

1 6 4,46 m2/

orang

NAD 26,76 m2

(59)

14 -Divisi

Administrasi -Divisi Keuangan R. Staff Divisi

Teknikal

1 2 3 m2 Perpres

No 73 Tahun 2011

6 m2

R. Staff Keamanan

1 3 3 m2 Perpres

No 73 Tahun 2011

9 m2

R. Locker / Ganfti

2 4 1, 56 m2

/ orang

AD ( Architect

Data)

12,48 m2

Gudang 1 - 3,5 m2 NAD 3,5 m2

Pantry 1 5 2,5 m2/

orang

Plannnin g Office

Spaces

12,5 m2

Toilet 2 2 Toilet

Pria + 2 urinoir

3 Toilet Wanita

1,5 m2 /unit/ora ng 0,8 m2

1,5 m2

/unit/ora ng

NAD 5 m2

1,6 m2

4,5 m2

Sirkulasi 20% 97,34 x

20%

(60)

15

TOTAL 117 m2

Total 401 m2

5 RUANG TERBUKA PUBLIK

Amphitheater

Total 190

6 UTILITAS

R. Genset 50 SB 50

R.Panel 6 NAD 6

R. Sound 20 SB 20

R. Pompa 6 NAD 6

R. Filtrasi Air 50 SB 50

R. Panel Surya

30 SB 30

R. AHU 2 - 10 NAD 20

Loading Area 1 8 1,6/ org NAD 12,8

R. Bahan Bakar

50 SB 50

Sirkulasi 20% 48,96

Total 293,76

Total Luas Bangunan 8.244

No Fungsi Utama

Kebutuhan Ruang

Jumlah Ruang

Kapasitas Standar Ruang

(m²)

Sumber Luasan Ruang

(m²)

1 PARKIR

Parkir Mobil 70 6 SNI

Parkir Motor 100 6 SNI

Parkir Loading

3 SB

Parkir Sepeda - NAD

(61)

16

Total 1535

(62)

50 BAB V

KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kajian Terhadap Rencana Kota (KRK)

Tabel 5.1 Tabel Kajian Rencana Kota Sumber: Olah Data Pribadi.

Perancangan telah sesuai dan tidak melanggar kebijakan atau ketentuan yang sudah diatur. Sehingga dapat dibangun tanpa terjadi nya permasalahan pada rencana tata kota khususnya kota medan. Pengajuan Kajian Terhadap Rencana Kota (KRK) dapat dilakukan sebelum mendesain atau merancang agar tidak mengulangi desain jika terjadi pelanggaran atau tidak sesuai.

Gambar

Gambar 2.1 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta  Sumber: CNN Indonesia
Gambar 2.2 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta  Sumber: CNN Indonesia
Gambar 2.3 Fotografi Suasana M-Bloc Jakarta  Sumber: CNN Indonesia
Gambar 2. 4 Fotografi Solar Tree Marketplace  Sumber: ArchDaily
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Alur Penelitian ... Langkah Penelitian ... Identifikasi Masalah ... Pengumpulan Data ... Data Pengiriman Titipan ... Menentukan Kebutuhan

BAB III PERANKINGAN THORANI DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENUGASAN FUZZY MENGGUNAKAN METODE THORANI

Pada penyelesaian proyek akhir ini terdapat beberapa batasan masalah yang dikaitkan dengan perancangan dan implementasi aplikasi pemesanan makanan dan minuman berbasis

Penerapan Mind Mapping untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. Kemampuan

Fokus utama penyelesaian masalah dalam perancangan Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit Solobalapan adalah sirkulasi, baik itu sirkulasi pengguna jasa angkutan

Dengan penelitian ini upaya mencari solusi dari masalah percepatan penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung ASEAN Secretariat (ASEC)

BAB III – PROYEK YANG DIIKUTI PRAKTIKAN 3.1 Proyek X, di Kota … oleh Praktikan 1 bila dikerjakan sendiri 3.1.1 Latar Belakang Proyek Jelaskan alasan proyek ini diadakan, para pelaku,

BAB III ANALISA TAPAK DAN PROGRAM PERANCANGAN Menjelaskan tentang tinjauan kawasan perencanaan proyek diantaranya adalah deskripsi proyek, tinjauan lokasi, dan kondisi lingkungan