• Tidak ada hasil yang ditemukan

29270 87869 1 PB

N/A
N/A
Adolof Uriway

Academic year: 2025

Membagikan "29270 87869 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

307

p-ISSN 2615-6768, e-ISSN 2615-5664

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA

Salwiah1), Salmia1), Afifah Nur Hidayah1), Muhtar Asshagab2)

1Jurusan PG-PAUD, Universitas Halu Oleo. Jln. H.E.A Mokodompit, Kendari 93232, Indonesia

2Jurusan Penjaskesrek, Universitas Halu Oleo. Jln. H.E.A Mokodompit, Kendari 93232, Indonesia Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas. Tahap-Tahap dalam penelitian ini mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) 0bservasi, (4) refleksi. Berdasarkan data yang diperoleh tentang peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui bermain melempar dan menangkap bola menunjukkan bahwa terdapat peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan pada observasi awal peningkatan motorik kasar anak didik memperoleh nilai ketuntasan secara klasikal sebesar 46,67% dimana ada 3 anak yang mendapat nilai Bintang (****) atau Berkembang Sangat Baik dan 4 anak yang mendapat nilai bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada siklus I terjadi peningkatan mencapai 53,33%, di mana ada 4 anak didik yang mendapat nilai bintang (****) atau Berkembang Sangat Baik (BSB) dan 4 orang anak didik yang mendapat nilai Bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada siklus II meningkat mencapai 86,67%, dimana ada 7 anak yang mendapat nilai bintang (****) atau Berkembang Sangat Baik (BSB) dan 6 anak mendapatkan nilai bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH).

Kata Kunci: Kemampuan Motorik, Bermain Lempar Tangkap Bola

IMPROVING CHILDREN'S GROSS MOTOR SKILLS THROUGH PLAYING THROW AND CATCH A BALL

Abstract

This study aims to improve children's gross motor skills through playing and catching ball. This type of research is classroom action research. The stages in this research follow classroom action research procedures, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, (4) reflection. Based on the data obtained, the increase in children's gross motor skills through playing throwing and catching the ball shows that there is an increase. This can be proven in the initial observation that the gross motoric improvement of students obtained classical completeness scores of 46.67%, where 3 children received Star (****) or Developed Very Well and 4 children received star scores (** *) or Developing As Expectations (BSH). In the first cycle there was an increase of up to 53.33%, where there were 4 students who got star scores (****) or very well developed (BSB) and 4 students who got star scores (***) or developing As expected (BSH). In the second cycle, it increased to 86.67%, where 7 children received star scores (****) or developed very well (BSB) and 6 children received star scores (***) or developed according to expectations (BSH).

Keywords: Motor Skills, Playing Throw and Catch Ball

PENDAHULUAN

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, pada usia ini dikatakan sebagai loncatan perkembangan.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat (Imron, 2017) bahwa anak prasekolah adalah sosok individu yang sedang melewati suatu proses perkembangan yang pesat dan fundamental yang menentukan kehidupan selanjutnya. Anak

(2)

308 usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dimana usia ini sering disebut dengan

“usia emas” (golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulangi lagi, yang sangat menentukan kualitas perkembangan manusia selanjutnya. Menurut (Mursid, 2015), usia dini atau sering disebut denga usia golden age merupakan kesempatan bagi anak untuk belajar dengan pesat melalui bimbingan dan rangsangan dari guru maupun orangtua.

Pada masa ini terjadilah proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek, salah satu diantaranya adalah aspek motorik kasar. Perkembangan motorik akan berkembang optimal jika anak melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang melibatkan seluruh bagian anggota tubuh (Sujiono, 2015). Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil dalam menggerakkan semua anggota tubuhnya (Farida, 2016). Menurut (Fitriani & Adawiyah, 2018) Perkembangan motorik adalah kemampuan gerakan jasmani yang terkoordinasi, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan berbagai stimulasi yang dapat diberikan oleh orang tua, guru, maupun lingkungan baik lingkungan di rumah maupun lingkungan sekolah dengan menyediakan lingkungan belajar yang mendukung untuk perkembangan motorik anak usia dini.

Perkembangan motorik terbagi menjadi dua bagian, yaitu motorik kasar dan gerakan motorik halus. Menurut Khadijah (2016) motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, seperti menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya.

Motorik kasar diartikan sebagai gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar dari anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Hidayanti, 2013). Menurut (Sutini, 2018) Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh anak itu sendiri, seperti menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Menurut Decaprio (2013) motorik kasar merupakan gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot besar ataupun sebagian besar otot yang ada dalam tubuh dalam melakukan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh kematangan diri. Motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak agar dapat berkembang maksimal yang dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, berlari, berjinjit, berjalan dan melempar serta

menangkap bola (Iswantiningtyas & Wijaya, 2015).

Motorik kasar melibatkan otot-otot besar dalam melakukan suatu aktivitas (Fitriani &

Adawiyah, 2018). Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), meliputi keterampilan otot- otot besar yang terdapat pada anggota tubuh anak, seperti lengan, kaki, dan batang tubuh yang digunakan untuk berjalan, melompat, dan melempar (Hasanah, 2016). Motorik kasar atau aktivitas fisik melibatkan koordinasi otot-otot besar meliputi lengan, otot tungkai, otot bahu, otot punggung, dan perut yang dipengaruhi kematangan fisik anak, yang digunakan untuk berlari, melompat, melempar, berguling, berjinjit, dan berputar (Firdaus, Yulianingsih, & Hayati, 2018).

Perkembangan motorik kasar pada anak bertujuan melatih gerak jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh agar dapat berkembang sesuai usia anak, seperti merangkak, berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan (Montolalu, 2014). Menurut (Ulfah et al., 2021) Motorik kasar sangat penting dilatih sejak dini agar dapat menyeimbangkan rangsangan perkembangan anak karena berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Perkembangan motorik ini juga memiliki efek yang sangat besar pada aspek perkembangan anak lainnya, seperti perilaku kognitif, sosial dan fisik (Aye, Oo, Khin, Kuramoto-Ahuja, & Maruyama, 2017). Menurut (Febrialismanto, 2017) motorik kasar sangat penting untuk dikembangkan sejak dini karena berpengaruh untuk menghadapi persoalan kehidupannya kelak, maka perlunya latihan motorik kasar agar anak memiliki bekal persiapan anak untuk menghadapi persoalan tersebut.

Keterampilan motorik kasar juga dapat membentuk rasa percaya diri, kemandirian, dan penerimaan anak dari teman sebayanya (Bakaniene, Urbonaviciene, Janaviciute, &

Prasauskiene, 2018).

Berdasarkan pengamatan saat proses pembelajaran motorik kasar beberapa siswa kurang mampu dalam melakukan praktik bermain dengan melempar menangkap bola. Meskipun ada beberapa anak sudah bisa melakukan gerakan lempar dan tangkap, anak masih terlihat sangat kaku pada saat melakukan dan masih membutuhkan bantuan dari guru. Sebagian anak memang sudah dapat melakukan praktik melempar dan menangkap namun terlihat bahwa anak masih terlihat canggung dan kaku seperti anak belum bisa menjaga keseimbangan pada dirinya setelah melakukan gerakan. Anak juga

(3)

309 masih melakukan gerakan dengan arahan-arahan yang diberikan oleh guru. Selain itu anak terlihat masih ragu-ragu dalam melakukan melempar maupun menangkap bola dan kurang memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka sendiri sehingga motivasi dari guru sangat berpengaruh pada diri anak.

Bertitik tolak pada paparan permasalahan tersebut maka diperlukan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan motoric kasar anak yaitu melalui bermain lempar tangkap bola. Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi anak-anak, bermain adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Menurut (Siregar et al., 2020) Bermain adalah hal yang sangat menyenangkan dan disukai oleh anak usia dini, bermain merupakan kebutuhan anak yang dapat memberikan dampak positif pada seluruh aspek perkembangan anak. Bermain dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk salah satunya adalah dengan bermain melempar dan menangkap bola (Hawana, 2019).

Kegiatan melempar dan menangkap merupakan kemampuan motorik kasar tubuh bagian atas yang dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk melempar, seperti mengayun keatas, mengayun kebawah, dan melempar kesamping, baik dengan dua tangan atau satu tangan. Melempar adalah aktifitas tangan untukmendorong suatu benda seperti bola ke arah tertentu, sedangkan menangkap adalah aktifitas tangan untuk menghentikan suatu benda atau bola yang mendekat pada dirinya (Djuanda &

Adipura, 2020). Lempar tangkap bola merupakan salah satu permainan yang menggunakan bola sebagai media dalam bermain, yang bertujuan untuk melatih perkembangan motoric anak (Siregar et al., 2020). Bermain lempar tangkap bola dapat melatih ketangkasan anak seperti saat melempar dan menangkap bola karena tangan yang dominan saat kegiatan bermain (Syamsidar, 2021).

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Satap Puulemo Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari di semester Genap tahun pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian tindakan ini adalah kelompok B TK Negeri Satap Puulemo Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 15 orang. Terdiri dari siswa putra 6 orang dan siswa putri 9 orang.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dihimpun melalui hasil observasi dan dokumentasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu, dan mengadakan pencatatan terhadap beberapa aspek yang diamati meliputi keaktifan, semangat anak dalam bergerak dan kelincahan serta kelenturan anak pada saat melakukan suatu kegiatan.

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui observasi. Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan mengambil gambar anak pada saat anak sedang dalam proses pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan motorik kasar anak melalui bermain melempar dan menagkap bola.

Dalam analisis data dan memberi penilaian pada setiap indikator kinerja, peneliti mengacu pada pedoman pemberian penilaian dalam bentuk simbol bintang seperti: * = Belum Berkembang (BB), ** = Mulai Berkembang (MB), *** = Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan **** = Berkembang Sangat Baik (BSB) (Depdiknas, 2004).

Tabel 1. Kategori Keberhasilan Klasikal Persentase Kategori Simbol

95% - 100% BSB ****

85% - 94% BSH ***

75% - 84% MB **

< 75% BB *

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator proses dan indikator hasil.

Dalam indikator proses, tindakan dikatakan berhasil apabila kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan indikator yang ditetapkan minimal telah mencapai persentase 85%. Kemampuan anak melakukan kegiatan mencetak bayangan dapat dikatakan berhasil jika anak telah mencapai BSH dan BSB.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan I (Pertama) dilaksanakan pada hari Senin, 15 Februari 2021 pada pukul 07.30 - 08.45 WITA. pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan Rekseasi/Taman bermain, yang diawali dengan kegiatan berbaris didepan kelas yang dipinpin oleh guru. Pada saat berbaris anak diatur dengan rapi. Setelah guru selesai

(4)

310 memberikan arahan kepada anak dipersilahkan masuk kedalam ruangan dengan tertib. Sebelum memulai pelajaran guru mengabsen anak-anak kemudian guru meminta anak untuk membaca doa sebelum belajar dan dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah.

Setelah itu dipersilahkan ke halaman sekolah untuk melaksanakan kegiatan bermain melempar bola. Sebelum kegiatan dilakukan guru terlebih dahulu memberikan pemanasan. Anak membentuk lingkaran sesui arahan dari guru.

Pemanasan ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan kedepan kemudian menekukkan lutut dan mengayunkan lengan.

Setelah melakukan pemanasan guru memberikan penjelasan dan pemahaman pada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain melempar bola. Guru memberikan contoh bagaimana cara menyeimbangkan diri saat melempar bola dan melempar bola kedalam keranjang. Setelah meemberikan contoh guru mengatur posisi anak dengan baik agar dapat mengikuti kegiatan melempar bola. Setelah posisi anak diatur sesuai dengan yang diharapkan, kemudian guru mempersilahkan anak untuk memulai kegiatan melempar bola.

Setelah kegiatan dilakukan anak kemudian dipersilahkan masuk keruangan untuk melaksanakan kegiatan inti. Setelah itu anak dipersilahkan untuk mencuci tangan dan mengambil tasnya masing-masing untuk makan bersama. Sebelum makan dan sesudah makan anak-anak membaca doa makan dan sesudah makan. Setelah makan anak dipersilahkan untuk bermain bebas dan tetap dalam pengawasan guru.

Setelah bermain anak-anak masuk ruangan, guru mengimformasikan kepada anak tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan besok, dan sebelum pulang anak-anak membaca syair sebelum pulang dan menyayikan lagu “ Lonceng Berbunyi”. Setelah itu anak-anak di arahkan untuk berdoa sebelum pulang.

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ke II (kedua) dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Februari 2021 pada pukul 07.30 - 08.45 WITA. pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan perencanaan pada RPPH dengan Tema/Subtema: Rekseasi/Taman bermain, yang diawali dengan kegiatan berbaris didepan kelas yang dipinpin oleh guru. Pada saat berbaris anak diatur dengan rapi. Setelah guru selesai memberikan arahan kepada anak dipersilahkan masuk kedalam ruangan dengan tertib. Sebelum memulai pelajaran guru mengabsen anak-anak kemudian guru meminta anak untuk membaca doa sebelum belajar, dilanjutkan dengan

menyayikan lagu “Balonku” dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan.

Setelah itu dipersilahkan ke halaman sekolah untuk melaksanakan kegiatan bermain menangkap bola. Sebelum kegiatan dilakukan guru terlebih dahulu memberikan pemanasan.

Anak membentuk lingkaran sesui arahan dari guru. Pemanasan ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan kedepan kemudian menekukkan lutut dan mengayunkan lengan.

Setelah melakukan pemanasan guru memberikan penjelasan dan pemahaman pada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain menangkap bola. Guru memberikan contoh bagaimana cara menyeimbangkan diri saat menangkap bola dan menagkap bola dengan kedua tanganya. Setelah meemberikan contoh guru mengatur posisi anak dengan baik agar dapat mengikuti kegiatan melempar bola. Setelah posisi anak diatur sesuai dengan yang diharapkan, kemudian guru mempersilahkan anak untuk memulai kegiatan menangkap bola.

Setelah kegiatan dilakukan anak kemudian dipersilahkan masuk keruangan untuk melaksanakan kegiatan inti. Setelah itu anak dipersilahkan untuk mencuci tangan dan mengambil tasnya masing-masing untuk makan bersama. Sebelum makan dan sesudah makan anak-anak membaca doa makan dan sesudah makan. Setelah makan anak dipersilahkan untuk bermain bebas dan tetap dalam pengawasan guru.

Setelah bermain anak-anak masuk ruangan, guru mengimformasikan kepada anak tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan besok, dan sebelum pulang anak-anak membaca syair sebelum pulang dan menyayikan lagu “ Topi Saya Bundar”. Setelah itu anak-anak di arahkan untuk berdoa sebelum pulang.

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ke III (ketiga) dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Februari 2021 pada pukul 07.30 - 08.45 WITA. Pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan perencanaan pada RPPH dengan Tema/Subtema: Rekseasi/Taman bermain, yang diawali dengan kegiatan berbaris didepan kelas yang dipinpin oleh guru. Pada saat berbaris anak diatur dengan rapi. Setelah guru selesai memberikan arahan kepada anak dipersilahkan masuk kedalam ruangan dengan tertib. Sebelum memulai pelajaran guru mengabsen anak-anak kemudian guru meminta anak untuk membaca doa sebelum belajar, dilanjutkan dengan menyayikan lagu “Pelangi-pelangi” dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan.

(5)

311 Setelah itu dipersilahkan ke halaman sekolah untuk melaksanakan kegiatan bermain melempar dan menangkap bola. Sebelum kegiatan dilakukan guru terlebih dahulu memberikan pemanasan. Anak membentuk lingkaran sesui arahan dari guru. Pemanasan ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan kedepan kemudian menekukkan lutut dan mengayunkan lengan. Setelah melakukan pemanasan guru memberikan penjelasan dan pemahaman pada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain melempar dan menangkap bola. Guru memberikan contoh bagaimana cara menyeimbangkan diri saat melempar dan menangkap bola serta melempar dan menagkap bola dengan kedua tanganya.

Setelah meemberikan contoh guru mengatur posisi anak dengan baik agar dapat mengikuti kegiatan melempar dan menangkap bola. Setelah posisi anak diatur sesuai dengan yang diharapkan, kemudian guru mempersilahkan anak memulai kegiatan melempar dan menangkap bola.

Setelah kegiatan dilakukan anak kemudian dipersilahkan masuk keruangan untuk melaksanakan kegiatan inti. Setelah itu anak dipersilahkan untuk mencuci tangan dan mengambil tasnya masing-masing untuk makan bersama. Sebelum makan dan sesudah makan anak-anak membaca doa makan dan sesudah makan. Setelah makan anak dipersilahkan untuk bermain bebas dan tetap dalam pengawasan guru.

Setelah bermain anak-anak masuk ruangan, guru mengimformasikan kepada anak tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan besok, dan sebelum pulang anak-anak membaca syair sebelum pulang dan menyayikan lagu “Potong Bebek Angsa”. Setelah itu anak-anak di arahkan untuk berdoa sebelum pulang.

Hasil analisis observasi terhadap aktivitas mengajar guru terdiri 13 aspek yang diamati yang harus dicapai oleh guru. Pada siklus I, skor hasil pelaksanaan proses pembelajaran yang dicapai oleh guru yaitu 69,23% atau 9 aspek dari 13 aspek yang diamati yaitu: (a) guru menyiapkan media pembelajaran yang berhubungan dengan permainan bola. (b) guru meminta anak untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan permainan bola. (c) guru menyampaikan langkah-langkah melakukan permainan bola dengan cara melempar. (d) guru mempraktekkan cara melempar bola. (e) guru mempersilahkan anak untuk mempraktekkan cara melempar bola.

(f) guru memberikan kebebasan kepada anak untuk melempar bola dengan bebas. (g) guru meminta kepada anak untuk melempar bola kedalam keranjang. (h) guru menyampaikan

langkah-langkah melakukan permainan bola dengan cara mengkap bola. (i) guru meminta anak untuk menangkap bola secara berpasangan.

Sedangkan aspek yang tidak terlaksana berdasarkan lembar observasi yaitu 30,77% atau 4 aspek meliputi: (a) guru meminta anak untuk melempar bola kearah tertentu. (b) guru mempraktekkan cara menangkap bola dengan meminta salah satu anak untuk membantu. (c) guru memberikan kebebasan kepada anak menagkap bola secara berpasangan dengan bebas.

(d) guru meminta anak untuk mengkap bola dengan menggunakan dua tangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut.

Gambar 1 Histogram Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

Dalam proses pembelajaran siklus I aktivitas belajar anak yang diamati menggunakan lembar observasi aktivitas belajar anak terdiri dari 11 aspek. Analisis aktivitas hasil belajar anak pada siklus I, skor yang diperoleh anak adalah 63,63% dan yang tidak tercapai adalah 36,37%

yang meliputi: (a) anak melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan permainan bola. (b) anak mendengarkan guru menyampaikan langkah-langkah melakukan permainan bola dengan cara melempar. (c) anak mampu melempar bola kearah tertentu. (d) anak mendengarkan guru menyampaikan langkah- langkah melakukan permainan bola dengan cara menangkap. (e) Anak mampu menagkap bola menggunakan dua tangan. (f) anak mampu melempar bola tepat sasaran. (g) anak mampu melempar bola dengan bebas. (h) anak mampu melempar bola kedalam keranjang. (i) Anak mampu menangkap bola dengan benar. (j) Anak mampu menangkap bola secara bergaantian.(k) Anak mampu menagkap bola secara berpasangan.

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut:

69.23

30.76

0%

20%

40%

60%

80%

Siklus I

Tercapai Tidak Tercapai

(6)

312 Gambar 2 Histogram Aktivitas Belajar Anak

Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar anak pada siklus I, terlihat bahwa dalam meningkatkan kemampuan motoric kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola belum mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 85%.

Tabel 1. Nilai Klasikal pada Siklus I Kategori Jumlah Persen Berkembang Sangat

Baik

4 26,67%

Berkembang Sesuai Harapan

4 26,67%

Mulai Berkembang 7 46,66%

Belum Berkembang - -

Jumlah 15 100%

(Sumber: diolah dari data penelitian, 2021) Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 1. terlihat bahwa secara klasikal kegiatan meningkatkan kemampuan motoric kasar anak melalui metode bermain lempar tangkap bola sebagian besar anak sudah dapat melaksanakan kegiatan dengan baik yaitu 53,34% anak memperoleh nilai BSB dan BSH namun belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 85% anak memperoleh nilai BSB dan BSH. Oleh karena itu, guru dan peneliti mendiskusikan kekurangan-kekurangan apa saja yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus II.

Dari hasil observasi, beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pelaksanaan pada siklus II adalah sebagai berikut :

1. Faktor Guru: (a) Guru masih kurang mampu mengelola/mengatur posisi anak sebelum melakukan kegiatan bermain sehingga sebagian anak masih berkeliaran di halaman sekolah. (b) Guru tidak mengorganisir waktu bermain sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam skenario kegiatan. (c) Guru masih canggung dalam pelaksanaan kegiatan.

2. Faktor anak: (a) Saat proses kegiatan akan dimulai, masih tampak anak didik kurang

kesiapannya, hal ini terlihat anak yang sibuk dengan kegiatan yang lain. (b) Anak masih belum mengerti dengan kegiatan yang dilakukan, tetapi guru senantiasa memberikan motivasi sehingga anak dapat belajar dari pengalamannya sendiri serta memperbaiki kekurangan yang mereka buat sedangkan bagi anak yang mampu melaksanakan kegiatan dengan baik oleh guru mendapat reward atau penghargaan atas hasil yang mereka lakukan.

Setelah mengetahui kekurangan yang terjadi pada siklus I baik itu yang dilakukan oleh guru maupun anak didik, maka pada pembelajaran siklus II guru akan mencoba meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya yakni dengan cara: (a) Mengelola pembelajaran dengan baik. (b) Mengorganisir waktu belajar dan bermain sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada rancangan pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 22 Februari 2021 pukul 7.30 sampai 08 45 WITA.

Pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan perencanaan pembelajaran pada RPPH dengan Tema/Subtema: Rekreasi/Taman Bermain yang diawali dengan kegiatan berbaris di depan kelas yang dipimpin oleh guru. Pada saat berbaris anak diatur dengan rapi, dan guru memberikan arahan kemudian dipersilahkan masuk ke dalam ruangan dengan tertib. sebelum memulai pelajaran guru mengabsen anak-anak kemdian mempersilahkan anak-anak untuk membaca doa sebelum belajar kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu anak.

Setelah itu, anak dipersilahkan ke halaman sekolah untuk melaksanakan kegiatan bermain melempar bola. Sebelum kegiatan dilaksanakan guru terlebih dahulu memberikan pemanasan.

Anak membentuk lingkaran sesuai arahan dari guru pemanasan ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan ke depan kemudian, menekukkan lutut dan Mengayunkan lengan.

Setelah melakukan pemanasan guru memberikan penjelasan dan pemahaman pada anak mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bermain melempar bola guru memberikan contoh Bagaimana cara melempar bola dengan bebas melempar bola ke arah pasir dan melempar bola ke dalam keranjang. Setelah memberikan contoh guru mengatur posisi anak dengan baik agar dapat mengikuti kegiatan melempar bola. Setelah posisi anak diatur sesuai dengan yang diharapkan guru kemudian mempersilahkan anak untuk memulai kegiatan melempar bola. Setelah kegiatan dilakukan anak kemudian dipersilahkan masuk 69.23

30.77

0%

20%

40%

60%

80%

Siklus I

Tercapai Tidak Tercapai

(7)

313 keruangan untuk melaksanakan kegiatan inti setelah itu anak dipersilahkan untuk mencuci tangan dan mengambil tasnya masing-masing untuk makan bersama. Sebelum makan anak-anak membaca doa. sesudah makan anak tak lupa membaca doa sesudah makan setelah makan anak dipersilahkan untuk bermain bebas anak-anak bermain di bawah pengawasan guru setelah bermain anak-anak masuk ke ruangan.

informasikan kepada anak tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan besok sebelum pulang anak-anak membaca syair sebelum pulang dan menyanyikan beberapa lagu anak setelah itu anak diarahkan untuk berdoa sebelum pulang.

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ke II (kedua) dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Februari 2021 pada pukul 07.30 - 08.45 WITA. pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan perencanaan pada RPPH dengan Tema/Subtema: Rekseasi/Taman bermain, yang diawali dengan kegiatan berbaris didepan kelas yang dipinpin oleh guru. Pada saat berbaris anak diatur dengan rapi. Setelah guru selesai memberikan arahan kepada anak dipersilahkan masuk kedalam ruangan dengan tertib. Sebelum memulai pelajaran guru mengabsen anak-anak kemudian guru meminta anak untuk membaca doa sebelum belajar, dilanjutkan dengan menyayikan lagu dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan.

Setelah itu dipersilahkan ke halaman sekolah untuk melaksanakan kegiatan bermain menangkap bola. Sebelum kegiatan dilakukan guru terlebih dahulu memberikan pemanasan.

Anak membentuk lingkaran sesui arahan dari guru. Pemanasan ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan kedepan kemudian menekukkan lutut dan mengayunkan lengan.

Setelah melakukan pemanasan guru memberikan penjelasan dan pemahaman pada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain menangkap bola. Guru memberikan contoh bagaimana cara menyeimbangkan diri saat menangkap bola dan menagkap bola dengan kedua tanganya. Setelah meemberikan contoh guru mengatur posisi anak dengan baik agar dapat mengikuti kegiatan melempar bola. Setelah posisi anak diatur sesuai dengan yang diharapkan, kemudian guru mempersilahkan anak untuk memulai kegiatan menangkap bola.

Setelah kegiatan dilakukan anak kemudian dipersilahkan masuk keruangan untuk melaksanakan kegiatan inti. Setelah itu anak dipersilahkan untuk mencuci tangan dan mengambil tasnya masing-masing untuk makan bersama. Sebelum makan dan sesudah makan

anak-anak membaca doa makan dan sesudah makan. Setelah makan anak dipersilahkan untuk bermain bebas dan tetap dalam pengawasan guru.

Setelah bermain anak-anak masuk ruangan, guru mengimformasikan kepada anak tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan besok, dan sebelum pulang anak-anak membaca syair sebelum pulang dan menyayikan lagu anak, setelah itu anak-anak di arahkan untuk berdoa sebelum pulang.

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ke III (ketiga) dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Februari 2021 pada pukul 07.30 - 08.45 WITA. Pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan perencanaan pada RPPH dengan Tema/Subtema: Rekseasi/Taman bermain, yang diawali dengan kegiatan berbaris didepan kelas yang dipinpin oleh guru. Pada saat berbaris anak diatur dengan rapi. Setelah guru selesai memberikan arahan kepada anak dipersilahkan masuk kedalam ruangan dengan tertib. Sebelum memulai pelajaran guru mengabsen anak-anak kemudian guru meminta anak untuk membaca doa sebelum belajar, dilanjutkan dengan menyayikan lagu dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan.

Setelah itu dipersilahkan ke halaman sekolah untuk melaksanakan kegiatan bermain melempar dan menangkap bola. Sebelum kegiatan dilakukan guru terlebih dahulu memberikan pemanasan. Anak membentuk lingkaran sesui arahan dari guru. Pemanasan ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan kedepan kemudian menekukkan lutut dan mengayunkan lengan. Setelah melakukan pemanasan guru memberikan penjelasan dan pemahaman pada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain melempar dan menangkap bola. Guru memberikan contoh bagaimana cara menyeimbangkan diri saat melempar dan menangkap bola serta melempar dan menagkap bola dengan kedua tanganya.

Setelah meemberikan contoh guru mengatur posisi anak dengan baik agar dapat mengikuti kegiatan melempar dan menangkap bola. Setelah posisi anak diatur sesuai dengan yang diharapkan, kemudian guru mempersilahkan anak untuk memulai kegiatan melempar dan menangkap bola.

Setelah kegiatan dilakukan anak kemudian dipersilahkan masuk keruangan untuk melaksanakan kegiatan inti. Setelah itu anak dipersilahkan untuk mencuci tangan dan mengambil tasnya masing-masing untuk makan bersama. Sebelum makan dan sesudah makan anak-anak membaca doa makan dan sesudah

(8)

314 makan. Setelah makan anak dipersilahkan untuk bermain bebas dan tetap dalam pengawasan guru.

Setelah bermain anak-anak masuk ruangan, guru mengimformasikan kepada anak tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan besok, dan sebelum pulang anak-anak membaca syair sebelum pulang dan menyayikan lagu anak, setelah itu anak-anak di arahkan untuk berdoa sebelum pulang.

Hasil analisis mengajar guru sesuai dengan lembar observasi sebanyak 13 aspek yang diamati yang harus dicapai oleh guru. Pada siklus II skor hasil pelaksanaan proses pembelajaran yang dicapai oleh guru yaitu 92,30% atau 12 aspek dari 13 aspek yang diamati yaitu: (a) guru menyiapkan media pembelajaran yang berhubungan dengan permainan bola. (b) guru meminta anak untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan permainan bola. (c) guru menyampaikan langkah-langkah melakukan permainan bola dengan cara melempar. (d) guru mempraktekkan cara melempar bola. (e) guru mempersilahkan anak untuk mempraktekkan cara melempar bola. (f) guru memberikan kebebasan kepada anak untuk melempar bola dengan bebas.

(g) guru meminta anak untuk melempar bola kearah tertentu. (h) guru menyampaikan langkah-langkah melakukan permainan bola dengan cara mengkap bola. (i) guru mempraktekkan cara menangkap bola dengan meminta salah satu anak untuk membantu. (j) guru memberikan kebebasan kepada anak menagkap bola secara berpasangan dengan bebas.(k) guru meminta anak untuk menangkap bola secara berpasangan.(l) guru meminta anak untuk mengkap bola dengan menggunakan dua tangan. Sedangkan aspek yang tidak terlaksana berdasarkan lembar observasi yaitu 7,69% atau 1 aspek meliputi: (a) guru meminta kepada anak untuk melempar bola kedalam keranjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut.

Gambar 3. Histogram Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

Analisis hasil observasi anak sesuai dengan lembar observasi pada siklus II sebanyak 11 aspek yang diamati dan diharapkan tercapai. Pada siklus II, skor yang dicapai anak adalah 90,90%

dan tidak tercapai 9,1% diantaranya: yang meliputi: (a) anak melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan permainan bola. (b) anak mendengarkan guru menyampaikan langkah- langkah melakukan permainan bola dengan cara melempar. (c) anak mampu melempar bola kearah tertentu. (d) anak mendengarkan guru menyampaikan langkah-langkah melakukan permainan bola dengan cara menangkap. (e) Anak mampu menagkap bola menggunakan dua tangan.

(f) anak mampu melempar bola tepat sasaran. (g) anak mampu melempar bola dengan bebas. (h) anak mampu melempar bola kedalam keranjang.

(i) Anak mampu menangkap bola dengan benar.

(j) Anak mampu menangkap bola secara bergaantian.(k) Anak mampu menagkap bola secara berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut:

Gambar 2 Histogram Aktivitas Belajar Anak Siklus I

Tabel 2. Nilai Klasikal pada Siklus II Kategori Jumlah Persen Berkembang Sangat Baik 7 46,67%

Berkembang Sesuai Harapan

6 40%

Mulai Berkembang 2 13,33%

Belum Berkembang - -

Jumlah 15 100%

Berdasarkan data hasil perolehan nilai anak didik yang ditampilkan pada Tabel 2, maka dapat disimpulkan bahwa secara klasikal perolehan nilai anak didik dalam kegiatan meningkatkan kemampuan motoric kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola pada Kelompok B mengalami peningkatan, karena tingkat keberhasilan anak didik yaitu sebesar 86,67%

memperoleh nilai BSH dan BSB, dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak didik dipandang telah 92.30

7.69

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Siklus II

Tercapai Tidak Tercapai

90.90

9.1

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Siklus II

Tercapai Tidak Tercapai

(9)

315 mampu menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan indikator penilaian dalam penelitian ini khususnya dalam pelaksanaan tindakan siklus II.

Selain itu dengan perolehan nilai sebesar 86,67% tersebut telah dicapai oleh orang anak didik, sehingga secara umum program kegiatan atau rangkaian pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motoric kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola pada Kelompok B dipandang telah terselesaikan dan mencapai indikator kinerja yaitu 85%.

Jika dilihat dari pemahaman anak didik mulai dari pelaksanaan siklus I sebesar 53,33%

dan pada tindakan siklus II mencapai persentase sebesar 86,67%, menunjukkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya, karena indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai yaitu minimal 85%

maka peneliti dan guru sepakat bahwa penelitian ini dapat dihentikan sampai pada siklus II.

.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil observasi dan hasil penilaian aktivitas anak yang yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada siklus I peningkatan motorik kasar anak mencapai 53,33%, di mana ada 4 anak didik yang mendapat nilai bintang (****) atau Berkembang Sangat Baik (BSB) dan 4 orang anak didik yang mendapat nilai Bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH).

Hasil observasi aktivitas mengajar guru diperoleh persentase pertemuan I yaitu 53,84% atau 7 aspek yang dicapai dari 13 aspek yang diamati, pertemuan II yaitu 61,53% atau 8 aspek yang dicapai dari 13 aspek yang diamati, dan pertemuan III yaitu 69,23% atau 9 aspek yang dicapai dari 13 aspek yang diamati. Hasil observasi aktivitas belajar anak diperoleh persentase pertemuan I yaitu 45,45% atau 5 aspek yang dicapai dari 11 aspek yang diamati, pertemuan II yaitu 54,54% atau 6 aspek yang dicapai dari 11 aspek yang diamati, dan pertemuan III yaitu 63,63% atau 7 aspek yang dicapai dari 11 aspek yang diamati.

2. Pada siklus II peningkatan motorik kasar anak mencapai 86,67%, dimana ada 7 anak yang mendapat nilai bintang (****) atau Berkembang Sangat Baik (BSB) dan 6 anak mendapatkan nilai bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus II mengalami peningkatan pertemuan I yaitu 76,92% atau 10 aspek yang dicapai dari 13

aspek yang diamati, pertemuan II yaitu 84,61% atau 11 aspek yang dicapai dari 13 aspek yang diamati, pertemuan III yaitu 92,30% atau 12 aspek yang dicapai dari 13 aspek yang diamati. Hasil observasi aktivitas belajar anak pada siklus II juga mengalami peningkatan pertemuan I yaitu 72,72% atau 7 aspek yang dicapai dari 11 aspek yang diamati, pertemuan II yaitu 81,81% atau 9 aspek yang dicapai dari 11 aspek yang diamati dan pertemuan III yaitu 90,90% atau 10 aspek yang dicapai dari 11 aspek yang diamati.

Saran

Setelah melaksanakan tindakan penelitian maka peneliti menyarankan hal-hal diantaranya dalam pelaksanaan pembelajaran maka hendaknya mempertimbangkan materi, media, dan strategi yang tepat untuk anak didik dan guru dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan potensi anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

Bakaniene, I., Urbonaviciene, G., Janaviciute, K.,

& Prasauskiene, A. (2018). Effects of the Inerventions method on gross motor function in children with spastic cerebral palsy. Neurologia I Neurochirurgia Polska, 52(5), 581–586. https://doi.org/10.1016/

j.pjnns.2018.07.003.

Decaprio, Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah.

Yogyakarta: DIVA Press.

Djuanda, I., & Adipura, P. (2020). Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Bermain Lempar Tangkap Bola (Penelitian Pada Pendidikan Anak Usia Dini Nurul Fadilah Depok). Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 19(2), 265–274.

Aye, T., Oo, K. S., Khin, M. T., Kuramoto-Ahuja, T., & Maruyama, H. (2017). Gross motor skill development of 5-year-old Kindergarten children in Myanmar.

Journal of Physical Therapy Science, 29(10), 1772–1778. https://doi.org/10.1589 /jpts.29.1772

Farida, A. (2016). Urgensi Perkembangan Motorik Kasar pada Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Raudhah, 4(2), 10–38.

(10)

316 Febrialismanto. (2017). Gambaran Motorik Kasar

Anak Usia 4-5 Tahun di Taman Kanak- Kanak Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Pesona Dasar, 5(2), 1–15.

Fitriani, R., & Adawiyah, R. (2018).

Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 2(01), 25. https://

doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.742.

Firdaus, A., Yulianingsih, Y., & Hayati, T.

(2018). Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Senam Ritmik. (JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 1(1), 25–39. https://doi.org/10.15575/japra.

v1i1.3543.

Hasanah, U. (2016). Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 5(1), 717–733.

https://doi.org/10.21831/jpa.v5i1.12368.

Hawana. (2019). Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Penerapan Bermain Lempar Tangkap Bola Tenis Di Kelompok B2 TK Dewi Ratih Subang.

Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, 9(1), 148–162. http://jurnal.global healthsciencegroup.com/index.php/JPPP/ar ticle/download/83/65%0Ahttp://www.emb ase.com/search/results?subaction=viewreco rd&from=export&id=L603546864%5Cnhtt p://dx.doi.org/10.1155/2015/420723%0Aht tp://link.springer.com/10.1007/978-3-319- 76.

Hidayanti, M. (2013). Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Bakiak. Pendiidkan Anak Usia Dini, 7(1), 195–200.

Imron, R. (2017). hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah di kabupaten lampung selatan. Jurnal Keperawatan, XIII(2), 184-154.

Iswantiningtyas, V., & Wijaya, I. P. (2015).

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor. Jurnal PINUS, 1(3), 249–251.

Khadijah.2016. Pendidikan Prasekolah. Medan:

Perdana Publishing.

Montolalu, B. E. . (2014). Materi pokok bermain dan permainan anak. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka.

Mursid. (2015). Belajar dan Pembelajaran PAUD. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sujiono, D. (2016). Metode Pengembangan Fisik.

Banten: Universitas Terbuka.

Siregar, J. B., R, D., & Lubis, M. S. (2020).

Pengaruh Bermain Lempar Tangkap Bola Terhadap Keterampilan Motorik Kasar.

6(1), 1–9.

Sutini, A. (2018). Meningkatkan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Cakrawala Dini:

Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 67–77. https://doi.org/10.17509/cd.

v4i2.10386.

Syamsidar. (2021). Meningkatkan Kemampuan Kasar Anak Malalui Bermain Lempar Tangkap Bola Besar Kelompok B. ECEIJ Early Childhood Education Indonesian Journal, 2(1), 56–61.

Ulfah, A. A., Dimyati, D., & Putra, A. J. A.

(2021). Analisis Penerapan Senam Irama dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1844–1852. https://doi.org/10.31004/

obsesi.v5i2.993.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu memberikan contoh cara melempar dan menangkap bola sambil berlari menyamping..  Siswa secara berpasangan mempraktikkan gerak

 Dengan mencermati gambar Gebokan Batu dan isi teks serta penjelasan guru, siswa dapat memahami gerakan melempar dan menangkap bola..  Dengan

 Dengan mencermati gambar permainan Kendhi Gerl dan isi teks serta penjelasan guru, siswa dapat memahami gerakan melempar dan menangkap bola..  Dengan mencermati

 Dengan bermain kasti, siswa mampu mengaplikasikan keterampilan memukul, melempar, dan menangkap bola, serta keterampilan berlari dengan benar..

Jika siswa sudah bisa melakukan gerakan melempar, memukul, dan menangkap bola dengan baik, maka guru dapat memberikan penugasan dalam bentuk gerakan kombinasi.. Jika

• Siswa memerhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu kegiatan melempar dan menangkap bola dengan menggunakan bola yang terbuat dari

 mengamati gambar dan teks di buku siswa tentang benda hidup yang dapat berpindah sendiri  bermain melempar dan. menangkap

 Siswa memerhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu kegiatan melempar dan menangkap bola dengan menggunakan bola yang terbuat dari plastik ataupun