PRASARANA PELABUHAN
FASILITAS PELABUHAN DI DARATAN
NUR YUWONO
JURUSAN TEKNIK SIPIL,
PELABUHAN BAGIAN 7
FASILITAS PELABUHAN
PENJELASAN UMUM
Muatan kapal dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
Barang/muatan umum ( general cargo )
Contoh: mobil, mesin-mesin, material yang dimasukkan pembungkus yang tidak standar (koper, karung, peti).
Dalam proses bongkar muat, barang umum (potongan) memerlukan penanganan masing-masing (tersendiri) agar tidak terjadi kerusakan.
Barang/muatan curah ( bulk cargo )
Seluruh material lepas yang tidak terbungkus seperti: biji-bijian, gula, beras, batu bara, pasir besi, semen, gandum dan barang cair termasuk minyak dan air.
Bongkar muat barang curah dapat dilakukan lebih cepat dan sederhana misalnya menggunakan conveyor atau pompa, bucket.
Peti kemas ( container )
Petikemas adalah peti besar dengan ukuran standar (beberapa macam) untuk mengemas barang.
Mengingat ukuran petikemas adalah tertentu (standar) maka
penanganannya relatip sederhana dibandingkan barang potongan
( general cargo )
FASILITAS PELABUHAN
PENJELASAN UMUM
Dermaga beserta fasilitas terminalnya merupakan tempat perpindahan sistem transportasi, dari
angkutan darat ke angkutan laut atau sebaliknya.
Dengan adanya berbagai macam jenis barang yang diangkut maka fasilitas yang diperlukan di dermaga atau terminal adalah berbeda-beda, disesuaikan
dengan jenis barang yang ditangani.
Untuk menangani bongkar muat barang yang
diangkut lewat kapal diperlukan berbagai fasilitas
seperti: gudang, lapangan penumpukan, alat katrol
( crane ) darat, katrol kapal, katrol terapung, fork lift ,
pompa, dan belt conveyor, bucket .
CONTOH FASILITAS PELABUHAN
CONTAINER CRANE, GANTRY CRANE
LAPANGAN PENUMPUKAN
FORK LIFT / SIDE LOADER
CONTOH FASILITAS PELABUHAN
TERMINAL PENUMPANG ALAT TAMBAT KAPAL (BIT)
DERMAGA PENUMPANG
CONTOH FASILITAS PELABUHAN
JEMBATAN MENUJU KAPAL RO-RO
CONTOH FASILITAS PELABUHAN
DERMAGA TERAPUNG (PONTON)
SELASAR MENUJU DERMAGA
PEL ABUH AN PENYEBERANGAN KET AP ANG, JA W A TIM UR
TERMINAL BARANG UMUM GENERAL CARGO
Fasilitas yang harus ada pada terminal barang umum (general cargo terminal) diantaranya adalah: kantor, gudang, lapangan parkir, lapangan penumpukan, apron, jalan raya (access road) dan gudang pendingin
Apron adalah halaman di atas dermaga yang terbentang dari sisi muka derma-ga sampai gudang transit (gudang laut) atau lapangan penumpukan.
Apron dipergunakan untuk menempatkan barang yang akan dinaikan ke kapal atau barang yang baru diturunkan dari kapal.
Lebar apron sangat tergantung pada volume bongkar muat kapal dan fasilitas yang beroperasi di atas apron tersebut, misalnya: jalan kereta api atau truck, fork lift, mobile crane, gerobak yang ditarik traktor dan sebagainya
Gudang transit (gudang laut, gudang lini 1, gudang pabean) adalah gudang yang berada di tepi perairan pelabuhan dan dengan air laut gudang tersebut hanya dipisahkan oleh apron (dermaga).
Gudang ini menyimpan barang-barang yang baru saja turun dari kapal dan akan dinaikan ke kapal yang lain atau kendaraan darat untuk dikirim ke tujuan akhir.
Gudang lini 1 berada dalam pengawasan bea dan cukai, barang-barang yang ditumpuk di dalamnya harus seijin bea dan cukai.
Dengan adanya gudang-gudang ini barang-barang dapat terlindung dari hujan dan panas terik matahari. Gudang transit hanya menyimpan barang sementara waktu sambil menunggu
pengangkutan lebih lanjut ke tujuan akhir.
Lama penyimpanan barang di gudang transit terbatas sesuai dengan kondisi pergudangan setempat, pada umumnya maksimum sekitar 15 hari untuk barang-barang yang akan didistribusikan ke
peredaran bebas setempat, dan maksimum 30 hari untuk barang-barang yang akan diteruskan ke pelabuhan lain
Apabila pada batas waktu tersebut barang belum dapat dikirimkan, barang harus dipindahkan ke gudang penyimpanan (ware house, gudang lini 2), yang letaknya berada di bagian belakang.
TERMINAL BARANG UMUM
FASILITAS APRON
TERMINAL BARANG UMUM GENERAL CARGO
Gudang penyimpanan adalah gudang untuk menyimpan barang dalam waktu yang dapat lebih lama dari gudang transit. Biasanya lokasi gudang penyimpanan ini agak ke bagian belakang pelabuhan.
Gudang penyimpanan juga disebut gudang lini 2, gudang ini biasanya digunakan untuk menumpuk barang-barang yang telah selesai dokumen bea dan cukai, dan penguasaan gudang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola gudang
Lapangan penumpukan adalah gudang yang berupa lapangan untuk keperluan menyimpan barang yang tidak rusak akibat kena hujan dan matahari, misalnya:
mobil, material batu dan pasir, besi beton dan sebagainya.
Gudang pendingin ( cold storage ) adalah gudang untuk menyimpan barang- barang yang tidak tahan terhadap temperatur lokal, atau mudah busuk pada keadaan temperatur luar, misalnya: ikan laut, daging, buah-buahan, sayur- sayuran.
Fasilitas bongkar muat:
Derek kapal: untuk mengangkat barang yang tidak terlalu berat.
Shore crane (kran darat): kran besar yang ditaruh di atas dermaga dengan lengan cukup panjang, biasanya dapat bergerak di sepanjang dermaga.
Kran terapung (floating crane): kran yang beroperasi di perairan dengan menggunakan ponton (ada yang bermesin)
Alat pengangkat dan atau pengangkut yang beroperasi di dermaga sepeti fork lift, mobile crane, dan sebagainya
CONTOH PELABUHAN BARANG
GENERAL CARGO
PELABUHAN
PONTIANAK
CONTOH PELABUHAN BARANG
GENERAL CARGO
TERMINAL BARANG CURAH
BULK CARGO TERMINAL
Muatan curah dapat dibedakan menjadi dua macam
Muatan lepas yang berupa butiran
Hasil tambang: batu bara, bijih besi, bouxit
Hasil industri : gula, tepung, semen
Hasil pertanian: beras, jagung, kedelai
Muatan lepas yang berupa cairan
Hasil industri : minyak bumi, minyak kelapa sawit
Hasil tambang: minyak mentah, air
Alat bongkar muat
Jenis butiran : belt conveyor, bucket elevator
Jenis cairan, tepung halus: pompa dengan sistem pipa
Tempat penyimpanan
Jenis butiran : lapangan penumpukan (batu bara) gudang (beras, jagung dsb)
Tepung halus : silo (semen dan tepung)
Jenis cairan : tangki
TERMINAL BARANG CURAH
BULK CARGO TERMINAL
Kapal Minyak
Bongkar muat barang curah jenis butiran
Bongkar muat barang curah jenis cairan
Tangki Rumah
pompa
FSRU SEMARANG
CONTOH TERMINAL
BARANG CURAH
CONTOH TERMINAL
MINYAK DI SINGAPURA
CONT OH PE LABUHAN MINY AK
SU NG AI GER ONG, SUMA TERA SEL AT AN
PELABUHAN MINYAK SIBOLGA, SUMU T
PEL ABUH AN MINY AK, KET AP ANG BAN YUW ANGI, JA W A TIMUR
PELABUHAN GAS ALAM
TERMINAL PETIKEMAS
CONTAINER TERMINAL
Indonesia mempunyai terminal petikemas yang besar diantaranya adalah: Tanjung Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Belawan dan Ujung Pandang (Makasar).
Pengiriman dengan menggunakan petikemas memungkinkan
pengiriman dengan “sistem dari pintu ke pintu” ( door to door ); yang artinya: sipengirim dapat mengirim barang dari kantor perusahaan langsung ke pemesan atau penerima (dari gudang exportir ke gudang importir).
Dengan sistem petikemas, waktu penanganan proses pengiriman barang menjadi sangat efisien (relatip singkat), karena ukuran petikemas sudah standar, alat bongkar muat sudah baku, dan alat transpor darat sudah disesuaikan (dengan head truck ).
Bongkar muat petikemas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
Sistem LO-LO ( Lift on- Lift off System )
Sistem RO-RO ( Roll on-Roll off System )
TERMINAL PETIKEMAS
CONTAINER TERMINAL
Bongkar muat dengan sistem LO-LO: adalah sistem bongkar muat yang dilakukan dengan menggunakan crane , baik yang terdapat di kapal maupun di dermaga. Proses bongkar muat dilakukan dengan cara: petikemas diangkat dari kapal dan dibawa ke dermaga untuk diturunkan, atau sebaliknya. Pada umumnya bongkar muat dilakukan dengan menggunakan container crane yang ada di dermaga, karena container crane
yang di dermaga lebih stabil dan jangkauannya lebih luas. Sistem bongkar muat ini biasa pula disebut bongkar muat sistem vertikal
LOLO SYSTEM
LO-LO SYSTEM
BONGKAR MUAT VERTIKAL PEL ABUH AN BEL AW AN
LO-LO SYSTEM
BONGKAR MUAT VERTIKAL
PEL ABUH AN TOKY O
LO-LO SYSTEM
BONGKAR MUAT VERTIKAL TERMIN AL PETIKEMAS SURABA YA PEL ABUH AN T ANJUN G PERAK,
LO-LO SYSTEM
BONGKAR MUAT VERTIKAL
PEL ABUH AN PONTIANAK
LO-LO SYSTEM
BONGKAR MUAT VERTIKAL
PELABUHAN PONTIANAK
CONTAINER CRANE
PELABUHAN TANJUNG PRIOK
TERMINAL PETIKEMAS
CONTAINER TERMINAL
Bongkar muat dengan sistem RO-RO: adalah sistem bongkar muat yang dilakukan dengan menggunakan fork lift ataupun dng kendaraan dari kapal ke dermaga atau sebaliknya. Bongkar muat ini biasa pula disebut bongkar muat dengan cara horisotal.
Kapal model RO-RO biasanya mempunyai geladak bertingkat.
Keuntungan menggunakan kapal RO-RO adalah mampu memuat berbagai jenis barang tambahan selain petikemas.
RO-RO SYSTEM KAPAL
PETIKEMAS
RO-RO SYSTEM
BONGKAR MUAT HORISONTAL
RO-RO SYSTEM
BONGKAR MUAT HORISONTAL
FASILITAS DERMAGA
PETIKEMAS (CONTAINER)
Dermaga (Internasional)
Panjang dermaga: 250 sd 350 m (80 sd 120 m, domestik)
Kedalaman kolam labuh: 12 sd 15 m ( 5 sd 7 m , domestik)
Apron dan Crane
Lebar apron 20 sd 50 m
Crane dengan kapasitas 30 sd 50 ton
Lapangan penumpukan
Lapangan penumpukan harus cukup luas dan dengan daya dukung yang cukup tinggi sehingga tidak mudah rusak.
Di lapangan penumpukan beroperasi alat-alat berat sehingga jalan di area ini haruslah cukup kuat dan tahan geseran.
Menara Kontrol dan Pengawas
Menara kontrol/pengawas dipergunakan untuk mengontrol semua kegiatan yang ada di pelabuhan/terminal petikemas
Maintenace & Repair Shop
Bengkel dipergunakan untuk merawat seluruh fasilitas yang dipergunakan untuk kegiatan di pelabuhan petikemas seperti: crane, fork lift, head truck, petikemas dan sebagainya.
Fasilitas pendukung lainnya
Sumber tenaga listrik, fasilitas air, suplai bahan bakar, jaringan transportasi darat dsb
TERMINAL PETIKEMAS ISTILAH
Dwelling time: waktu tinggal barang (petikemas) rerata dalam hari
BOR (Berth Occupancy Ratio) yaitu tingkat pemanfaatan dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu siap operasi selama satu tahun, dinyatakan dalam %
Throughput (daya lalu) adalah jumlah barang (ton, box atau TEUs) yang lewat persatuan waktu
TEU’s (Twenty Feet Equivalent Unit) yaitu standard ukuran petikemas 20 feet, untuk peti- kemas ukuran 40 feet berarti 2 TEU’s
Stacking Height, yaitu tinggi atau banyak tumpukan petikemas (1,2,3 dst)
Berth adalah panjang dermaga yang diperlukan untuk tambat satu kapal, kurang lebih panjang dermaga tersebut adalah sekitar 1,1 sd 1,2 panjang kapal (IMO – International Maritime Organization).
Berth Apron adalah area diantara tempat sandar kapal dan Marshaling Yard (30 sd 50 m), pada daerah ini dilengkapi dengan Gantry Crane (Container Crane).
Marshaling Yard adalah tempat untuk menyusun container yang siap untuk dimuat ke sebuah kapal atau yang baru dibongkar dari kapal.
Container Yard adalah lapangan yang dipergunakan untuk menyimpan petikemas (container)
Container Freight Station (CFS) adalah tempat yang ditunjuk oleh pengirim untuk menerima muatan barang yang harus dikemas kedalam petikemas oleh pengirim barang.
Maintenance and Repair shop adalah bengkel yang dipergunakan untuk merawat dan memperbaiki fasilitas petikemas dan lainnya.
Control Tower adalah menara pengontrol/pengawas untuk mengendalikan seluruh
DASAR PERANCANGAN
KEBUTUHAN RUANG DERMAGA
Keterangan
BT = Berth throughput (TEUs/m/thn)
H = Jumlah hari kerja dalam satu tahun
BOR = Berth Occupancy Ratio
J = Jam kerja per hari
G = Jumlah Geng dalam satu waktu
P = Produktivitas bongkar muat (TEUs/jam)
L
1= Panjang dermaga untuk satu kapal ( berth )
1
. . . .
L
P
G
J
BOR
BT H
DASAR PERANCANGAN
KEBUTUHAN RUANG DERMAGA
Keterangan
KD = Kapasitas Dermaga (TEUs)
L = Panjang dermaga (m)
BT = Berth Throughput (TEUs/m/thn
n = Faktor koversi ( apabila satuan sudah sama maka n = 1, Box ke TEUs n = 1,3 )
KD = L . BT. n
BOR yang direkomendasikan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD, 1978) adalah:
Jumlah Berth 1 2 3 4 5 6 - 10
BOR
max(%) 40 50 55 60 65 70
DASAR PERANCANGAN
KEBUTUHAN RUANG DERMAGA
hput BerthTroug
emas rMuatPetik
ArusBongka L
BOR St n Vs
. 365
.
L = n. L1 + 0,1 L
PENENTUAN PANJANG DERMAGA: Ada dua cara yaitu didasarkan kepada ARUS PETIKEMAS dan JUMLAH KEDATANGAN KAPAL (Catatan:
Panjang dermaga harus merupakan kelipatan berth (kebutuhan dermaga satu kapal)
Berdasarkan arus petikemas:
Berdasarkan jumlah kapal yang datang
Vs = Jumlah kapal yang dilayani/tahun n= Jumlah berth (unit – dibulatkan) St = Service time (hari)
BOR = Berth Occupancy Ratio
Dipilih yang
besar
DASAR PERANCANGAN
KEBUTUHAN RUANG DERMAGA
LAPANGAN PENUMPUKAN (CONTAINER YARD)
) 1
.(
. 365
. .
Bs Sth
Sf DT
A T
KETERANGAN:
A = Luas lapangan penumpukan (m
2) T = Throughput pertahun (TEUs)
DT = Dwelling Time (waktu tinggal barang)(hari) Sth = Stacking height (banyak tumpukan)
Bs = Broken stowage of cargo (volume yang hilang)(0,4 – 0,5) Sf = Stowage factor = 29 (untuk TEUs m
3)
1 TEUs = 29 m3
1 TEUs = 8 x 8 x 20 feet = 2,4 x 2,4 x 6,0 m PLBH Tanjung Priok:
- Import : 1 TEUs = 12,4 ton - Export : 1 TEUs = 8,0 ton - Domestik: 1 TEUs = 10,0 ton - General Cargo: 1 Ton = 1,50 m3
SKETSA TERMINAL
PETIKEMAS (CONTAINER)
CONTAINER YARD
Reef er co nt. y ar d
CFS HEAD OFFICE WORKSHOP
IP AL
MARSHALING YARD APPRON
GANTRY CRANE
CONTOH TATA LETAK TERMINAL PETIKEMAS
CONTAINER TERMINAL, COLOMBO CONTAINER TERMINAL, AFRIKA SELATAN
CONTOH TATA LETAK TERMINAL PETIKEMAS
CONTAINER TERMINAL, FOKUOKA
CONTAINER TERMINAL, NAGOYA
CONTOH TER MINAL PETIKEMAS TOKYO
CONTOH
TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA
Pelayanan Bongkar Muat
Pelayanan petikemas meliputi: International (Export/Import), Domestik dan Transhipment.
Untuk pelayanan di pelabuhan petikemas
International, perusahaan pelayaran diharapkan sudah memberitahukan satu bulan sebelumnya tentang rencana tambat di dermaga petikemas.
Setelah itu 5 hari sebelum kapal datang, perusa- haan pelayaran diharapkan mengajukan permo- honan booking slot , lalu satu hari sebelum kapal datang dilakukan pertemuan rencana penetapan tambat kapal bersama perusahaan pelayaran.
TPS
CONTOH
TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA
Fasilitas Terminal Petikemas
Dermaga Samudera
Kapal rencana berbobot 25.000 DWT dengan draft kapal= 10,5 m, kedalaman alur -12,50 m LWS.
Ukuran dermaga 1000 x 50 m, dirancang dengan beban hidup 4
ton/m
2, dan beban terpusat oleh Head Truck yang memuat petikemas 40 feet.
Dermaga terbuat dari konstruksi beton dengan mutu beton K-300, yang ditumpu pada tiang baja dengan panjang 65 sd 80 m, dengan diameter 24 sd 44”.
Dermaga Domestik
Ukuran dermaga domestik 450 x 45 m, direncanakan untuk melayani kapal dengan bobot 5.000 DWT, dengan draft sekitar 4,50 m.
Dermaga dirancang dengan beban hidup 4 ton/m2, dan beban terpusat oleh Head Truck yang memuat petikemas 40 feet.
Dermaga terbuat dari konstruksi beton dengan mutu beton K-300,
yang ditumpu pada tiang baja dengan panjang 65 sd 80 m, dengan
diameter 28”.
CONTOH
TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA
Fasilitas Terminal Petikemas
Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan seluas 35 ha, yang dibangun pada lahan hasil reklamasi setebal 10 m.
Lapisan atas permukaan timbunan setebal 50 cm dipadatkan sehinga diperoleh nilai CBR minimum 10%. Sebagai perkerasan dipakai Cement Treat Base (CTB) dari beton kedap air K-100, setebal 35 sd 40 cm. Di atas CTB dipasang ballast pasir setebal 5 cm dan di atasnya dipasang concrete block ukuran 20 x 10 x 10 cm mutu K-500
Khusus untuk jalur RTGC (Rubber Tire Gantry Crane) direncanakan mampu mendukung beban terpusat 50 ton/roda, sedangkan tempat penumpukan peti kemas direncanakan mampu mendukung tumpukan setinggi 5 petikemas dengan beban 4 ton/m2
Fasilitas Terminal Petikemas
Container Freight Station (CFS) seluas 1000 m2
Reefer Plug 140 unit
Air Bersih
Pelabuhan petikemas menyediakan fasilitas air bersih 60 m3/jam
IPAL
Instalasi Pengolah air limbah (IPAL) dibuat untuk mengolah limbah dengan kapasitas 2,5 m3/jam, dengan ini dapat melayani pencucian 6 unit Truck/jam
CONTOH
TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA
Fasilitas Bongkar Muat
Container Crane
4 unit Kone Crane : Kapasitas 35 – 45 ton, Out reach 37 m, Back reach 13 m
1 unit Hitachi Crane : Kapasitas 35 – 45 ton, Out reach 38 m, Back reach 15 m
2 Unit IHI Crane : Kapasitas 35 – 45 ton, Out reach 38 m, Back reack 15 m
Rubber Tire Gantry Crane (RTG Crane)
11 unit FELS Crane : Kapasitas 35 – 40 ton, lifting height = 15 m, roda 16
6 unit Paceso Crane: Kapasitas 35 – 40 ton, lifting height = 15 m, roda 8
12 unit Kone Crane : Kapasitas 35 – 40 ton, lifting height = 15 m, roda 16
Side Loader : 4 unit
Reach Stacker : 1 unit
Head Truck : 60 unit (kenapa cukup banyak?)
Catatan Pelabuhan Tanjung Perak
Arus peti kemas tahun 2000 = 960.000 TEUs
Berth Throughput = 960 TEUs/m’/tahun
Capasitas normal 1 Container Crane = 110.000 TEUs/tahun
TERM INAL PETIKEM AS SURABA YA
TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA
LAPANGAN PENUMPUKAN
CONTAINER CRANE
DAN RTG CRANE
UMUR EKONOMIS SARANA- PRASARANA PELABUHAN
JENIS SARANA PRASARANA UMUR EKONOMIS
RENCANA (tahun) BIAYA
PERAWATAN (%)
Pemecah gelombang (Breakwater) 100 2
Dermaga beton 50 1-2
Dermaga sheet-pile 50 1-2
Fender karet 10 1
Apron dan jalan (road) 20 1-2
Asphalt surfacing 10 2
Container Gantry Crane 20 5
Mobile Container Crane 15 10
Fork Lift dan Reach Stackers 10 10
Straddle Carriers 5 - 10 10 - 15
Road Tractors 10 10
RETURN PERIOD FOR THE DESIGN WAVE
Notation:
T = Design return period n = Design life time
P = Probability (in %) of the design wave height exceeded during the return period time
DESIGN LIFETIME
(n, years)
RETURN PERIOD (T, years)
P=1 5 10 25 50 63 5
500 100 50 20 8 620
2000 400 200 70 30 2050
1000 500 180 75 50100
2000 1000 350 150 100200
2000 700 300 200It is suggested to set the return period
equal to twice life time
SOAL - SOAL
Suatu pelabuhan petikemas akan dikembangkan dengan
menggunakan standar BOR – UNCTAD 1978. Apabila diketahui arus kapal 1025 unit pertahun, panjang kapal rerata 350 m, dan panjang dermaga 1600 m, maka jawablah pertanyaan dibawah ini:
Apakah BOR sudah memenuhi standar UNCTAD 78, apabila jam kerja dipelabuhan 10 jam/hari dan service time 20 jam?
Berapakah panjang dermaga yang diperlukan bilamana didasarkan pada persyaratan UNCTAD 1978?
Berapakah panjang dermaga yang diperlukan bilamana jam kerja ditingkatkan menjadi 20 jam/hari?
Suatu pelabuhan petikemas dengan berth throughput 650
TEUs/m/tahun. Bilamana panjang dermaga 350 m, stacking
height 4 unit, dwelling time 5 hari dan broken stowage of cargo
0,40; hitunglah luas lapangan penumpukan yang diperlukan.
JAWAB SOAL
Soal 1
Didasarkan UNCTAD-78, n = 4
BOR = (Vs.St)/(365. n) = (1025.20/10)/(365.4)
= 1,4 140% > 60 % tidak memenuhi syarat UNCTAD
Anggap dermaga >= 6 berth, BOR = 0,70
n = (Vs.St)/(365. BOR)= (1025.20/10)/(365. 0,70) = 8 berth OK L = 8 x (350 x1,1) + 0,10. 350 = 3115 m
Jam kerja 20 jam/hari, anggap 5 berth, BOR = 0,65
n = (Vs.St)/(365. BOR)= (1025.20/20)/(365. 0,65) = 4,3 berth 5 berth L = 5 x (350 x1,1) + 0,10. 350 = 1960 m
BOR = (Vs.St)/(365. n) = (1025.20/20)/(365.5)
= 0,56 56 % < 65 % memenuhi syarat UNCTAD-78
Soal 2
Ha Sf m
DT
A T . . 650 . 350 . 5 . 29 15690
21 , 6
AVERAGE ECONOMICAL DESIGN LIFE OF PORT STRUCTURES AND AVERAGE MAINTENACE COST
No Part of the port Structures and
type of equipments Average economical design life
Annual
maintenance cost (%)
1 Breakwater 100 2
2 Reinforced open berth structures 50 1-2 3 Steel sheet-pile berth structure 50 1-2
4 Rubber fenders 10 1
5 Concrete aprons and roads 20 1-2
6 Asphalt surfacing 10 2
7 Container gantry cranes 20 5
8 Mobile container cranes 15 10
9 Fork-lift and reach stackers 10 10
10 Straddle carriers 5-10 10-15
11 Road tractors 10 10
12 Warehouse and sheds 40 5
RETURN PERIOD FOR THE DESIGN WAVE
Notation:
T = Design return period n = Design life time
P = Probability (in %) of the design wave height exceeded during the design life time
DESIGN LIFETIME
(n, years)
RETURN PERIOD (T, years)
P=1 5 10 25 50 63 5
500 100 50 20 8 620
2000 400 200 70 30 2050
1000 500 180 75 50100
2000 1000 350 150 100200
2000 700 300 200It is suggested to set the return period