OUTLOOK KRIKIL JASA PERTAMBANGAN
GAMBAR SURAM PERTAMBANGAN
Beberapa tahun terakhir ini, harga batu bara terus melemah. Hasil riset Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) bersama PriceWaterhouseCoopers (PWC) menyebutkan, saat ini harga batu bara telah turun lebih dari 50%. Pada April 2011, harga batu bara acuan (HBA) yang dikeluarkan Ditjen Minerba ada di angka US$ 127,05 per ton. Itu merupakan harga tertinggi dari tahun 2011 sampai 2016. Setelahnya harga terus melemah. Di bulan Maret 2016, menyentuh angka US$51,62 per ton.
Pasar kelebihan pasokan. Banyak perusahaan tambang yang terpaksa mandek operasinya. Sementara yang masih bertahan menjalankan produksi akan melakukan berbagai upaya mengatasi pendapatan yang terus tergerus.
PT Adaro Energi,Tbk, salah satu produsen tambang batu bara terbesar Indonesia dalam laporan kinerja di 2015 menunjukkan berbagai upaya yang dilakukan untuk bisa bertahan di tahun sulit. Perusahaan yang dipimpin Garibaldi Thohir ini di tahun 2015 menghasilkan batu bara 51,46 juta ton, turun 8% dari tahun sebelumnya. Besaran produksi ini di bawah panduan produksi yang telah ditetapkan sebesar 52-54 juta ton.
Sementara PT Indo Tambangraya Megah,Tbk memproduksi 28,5 juta ton batu bara, tahun lalu. Namun di tahun 2016 target volume produksi batu bara yang ditetapkan lebih rendah dari 2015 yakni sebesar sebesar 26,9 juta ton. Meski target penjualannya masih 28,5 juta ton. Langkah perusahaan tambang melakukan efisiensi tentu berdampak pada perusahaan jasa termasuk kontraktor tambang. Perusahaan tambang melakukan pemangkasan biaya di banyak aspek. Hal ini tentu berdampak pada perusahaan jasa.
PT Pamapersada Nusantara
Jangan Pikirkan Harga, Pikirkan Biaya
Dalam kondisi harga batu bara yang terus melemah, manajemen PT Pamapersada Nusantara (PAMA) memilih fokus pada menekan biaya serendah mungkin. Bahkan kepada semua karyawan, Direktur Utama PAMA, Frans Kesuma, meminta untuk fokus pada upaya menekan biaya.
Dalam kondisi seperti saat ini yang bisa kami lakukan cuma efisiensi. Sebagai perusahaan kontraktor, mau apalagi selain menekan ongkos serendah mungkin.
Sejak akhir 2012 kami sudah membuat program untuk mengantisipasi pelemahan harga batu bara. Ada program jangka pendek dan juga jangka panjang yang manfaatnya baru bisa dirasakan tiga sampai empat tahun kemudian. Pada 2014-2015, secara perlahan sudah mulai ada hasilnya untuk program jangka panjang.
Secara umum kondisi PAMA sekarang masih positif, sebagai dampak dari program tadi. Memang kalau dibilang terkena dampak sudah pasti tetapi setidaknya tidak sampai minus.
Gambaran umum saja, tahun ini kinerja kami masih baik. Penjualan turun kurang lebih 10%, dan itu sudah banyak. Puncaknya kurang lebih 900 juta ton bcm, tahun 2015 sebesar 714 juta ton bcm. Sekarang diperkirakan di bawah 700 juta bcm. Setiap tahun kepalanya turun satu.
Selama masih ada yang memanfaatkannya, industri tersebut masih akan tetap ada. Itu yang kami pahami. Tapi kami tidak boleh terlambat mengantisipasi. Sebagai entitas usaha yang besar, untuk mengubah arah butuh waktu lebih lama. Haluannya butuh lebih luas. Sejak 2012 saya katakan pada semua bahwa kami harus menjadi the last man standing.
PT Cipta Kridatama
Kiat PT Cipta Kridatama Bertahan di Jasa Tambang
Menurut Irfan Setiaputra bahwa biaya sebagai kontraktor, dirembuk ulang. Logikanya sederhana. Kalau kami tidak mau menurunkan tarif, pemilik tambang akan menghadapi masalah. Padahal kami tahu, biaya adalah beban utama pemilik tambang. Turunnya harga batu bara membuat laba turun. Malah bisa minus. Kalau minus, maka pilihan yang paling bijak bagi pemilik tambang adalah stop dulu.
Beberapa bulan lalu kami merasionalisasi karyawan, dengan paket menarik, sehingga mereka bisa menerima keputusan manajemen. Sampai sekarang beberapa orang masih sering ke kantor. Konsekuensinya, beberapa pekerjaan yang dulunya ditangani orang khusus, kini dirangkap sehingga tidak sampai menurunkan produktivitas.
Dalam renegosiasi kontrak, kami tidak bicara harga tetapi juga upaya efisiensi. Kami berdiskusi dengan pemilik tambang untuk melihat mana saja yang bisa dipangkas untuk menekan biaya. Sebut saja untuk pengangkutan batu bara dari pit ke stockpile. Dalam perjalanannya dilakukan beberapa kali penimbangan.
Di sana setidaknya ada beberapa petugas. Kami kasih masukan penimbangan sebaiknya hanya di pit dan sebelum masuk stockpile. Kemudian petugas keamanan ada yang dari perusahaan tambang, di lain sisi perusahaan kontraktor juga menyediakan petugas keamanan khusus. Kenapa itu tidak disatukan agar hemat.
Saya juga tidak segan-segan mengajak pemilik tambang untuk berdiskusi terkait dengan operasional tambang untuk meningkatkan efisiensi. Dan sejauh ini silahkan tanya ke pengguna jasa kami. Mereka pasti akan mengatakan sangat puas dengan kerja kami.
Di tahun yang sulit, di 2015 lalu, kami mendapat tiga kontrak baru. Di tengah kondisi pertambangan yang saya sebut susah, banyak tawaran proyek terus berdatangan, bukan oleh perusahaan tambang baru, tetapi tambang lama yang sudah existing dan sebelumnya sudah memiliki kontraktor pertambangan. Antara lain kerja sama dengan PT Adimitra Baratama Nusantara dan PT Mitrabara Adiperdana.
CK juga mencoba untuk masuk ke sektor pertambangan non batu bara. Kami telah mendapatkan kontrak jasa pertambangan non batu bara yang bergerak di tambang bijih besi. Kontrak kerja yang berlaku hingga tahun 2023 ini merupakan kontrak pertama CK di sektor pertambangan mineral bijih besi.
Kami juga melihat peluang di sektor tambang emas dan nikel. Selama ini kami hanya fokus ke batu bara. Kami juga mulai menjajaki ke pengerjaan yang memiliki mata rantai dengan kegiatan pertambangan, misalnya untuk pengerjaan pengangkutan. Selama ini. fokus kami hanya ke tambang, hauling-nya tidak kami kerjakan.
PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA)
Efisiensi Harus Lima Kali Lipat
Untuk bisa bertahan dalam kondisi sektor pertambangan yang muram, seperti saat ini, efisiensi menjadi kata kunci. Karena pelemahan harga batu bara yang terjadi sudah cukup dalam, efisiensi itu tidak cukup sekali, tetapi harus lima kali lipat.
Hal ini disampaikan oleh Sorimuda Pulungan, Direktur Operasi PT Bukit Makmur Mandiri Utama, salah satu kontraktor tambang papan atas.
Menurut kami efisiensi itu lebih pada bagaimana kita memanfaatkan sumber daya yang ada supaya lebih produktif. Perencanaan tambang dan parameternya dievaluasi, dan kami terus berkomunikasi dengan pemilik tambang. Pemilik tambang dalam membuat rencana komplit sampai harga jual. Kotraktor hanya fokus pada kegiatan penambangan yang benar-benar efisien.
Namun yang pasti kami akan lakukan optimasi rencana penambangan yang lebih ketat lagi. Target ulitisasi ditetapkan, dan terus ditingkatkan. Produktivitas per jam dan per orang harus lebih baik. Kalau tahun ini dengan alat ini bisa mencapai level produktivitas segini, maka harus ditingkatkan lagi. Kami harus buat orang lebih efisien dan lebih produktif lagi.
Kami punya bagian pengembangan bisnis yang salah satu tugasnya melihat peluang yang ada.
Kami tidak di posisi yang panik sehingga apa saja dimakan. Kami justru punya filosofi kalau mau mengerjakan yang itu, kontrak yang ada harus sudah dilakukan dengan optimal. Kami bermitra jangka panjang dengan perusahaan PT Berau Coal, PT Adaro Indonesia, PT Kaltim Prima Coal dan PT Kideco Jaya Agung.
BUMA tahun lalu mendapat dua kontrak baru, dan tahun ini ditargetkan ada satu atau dua kontrak baru. Level produksi kami masih sama dengan tahun lalu. Itu memang taruhan dan kami optimistis bisa tercapai.
Kita memang sudah ikut tender di beberapa tambang emas. Saat ini mungkin emas yang prospektif. Ada divisi baru yang dibentuk disektor infrastruktur, dipimpin seorang GM. Timnya akan melengkapi semua persyaratan dan akan ikut beberapa tender.
Pembangunan jalan dan pembangkit Iistrik termasuk tengah kami evaluasi. Bidang ini durasinya sangat pendek, hanya setahun sampai tiga tahun. Ada yang dekat kota dan ada yang di daerah pedalaman.
Di PAMA, ada beberapa karyawan kontrak. Ketika masa kontrak mereka berakhir tidak kami perpanjang. Itu normal. Jadi kami tidak merumahkan atau memberhentikan karyawan. Hanya
mereka yang habis masa kontraknya tidak kami perpanjang. Karena kondisi sekarang ini volume pekerjaan juga berkurang.
Dari 20.000 karyawan PAMA, 3000-an orang merupakan karyawan kontrak. Saat ini ada sekitar 18.000 karyawan, dan masih ada karyawan kontrak yang masa kontrak belum berakhir. Yang tidak diperpanjang kurang lebih seribu orang.
Saat ini ada 12.000 operator ditambah 5.000 sampai 6.000 mekanik. Mereka itulah tulang punggung dalam upaya menekan biaya perusahaan.
Kami menganggap pelanggan sebagai mitra yang harus bersama sama menghadapi dunia luar.
Hubungan kami dengan perusahaan tambang adalah mitra dan kalau tidak ada visi yang sama lebih baik tidak dikontrak. Karena kami tahu kontrak kami pasti jangka panjang.
Setiap kontrak pasti ada yang tidak ideal dan itu bukan salah siapa-siapa. Oleh karenanya kedua pihak harus sama-sama mencari jalan keluar. Sebut saja ketika di kontrak jarak angkut sepanjang 2 km tetapi ternyata jaraknya hanya 1,5 km.
Jika demikian maka alat kami pasti ada yang tidak terpakai dan bisa saja kami tetap memaksa untuk sesuai isi kontrak. Tetapi karena ada rasa saling percaya maka diajak untuk kaji bersama. Kami akan melihat mana yang paling efisien.
