• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Analisis dan Pembahasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab IV Analisis dan Pembahasan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IV.1 Analisis Ketelitian Citra IV.1.1 Titik Sekutu

Berdasarkan hasil RMSe titik sekutu yang diperoleh dari dua variasi titik sekutu yang berbeda diperoleh nilai RMSe untuk 10 titik sekutu lebih baik daripada 11 titik sekutu. Untuk 11 titik sekutu diperoleh RMSe sebesar 0.48206 m, 10 titik sekutu diperoleh sebesar 0.43671 m. Demikian pula simpangan terhadap arah x diperoleh σx sebesar 0.33319 m dan σy sebesar 0.34837 m dari 11 titik sekutu. σx

sebesar 0.32491 m dan σy sebesar 0.29180 m dari 10 titik sekutu. Data tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.1 Rekapitulasi RMS titik sekutu

RMSe σx σy

Titik Sekutu

(meter) (meter) (meter)

11 TS 0.48206 0.33319 0.34837 10 TS 0.43671 0.32491 0.29180

Secara grafis dapat dilihat pada gambar berikut ini:

0.00000 0.10000 0.20000 0.30000 0.40000 0.50000 R M S ( m et er ) RMSe σx σy

Parameter Ketelitian Geometrik

RMS TITIK SEKUTU

11 TS 10 TS

Gambar IV.1 Ketelitian geometrik titik sekutu

IV.1.2 Check Point

Nilai RMSe, σx, dan σy masing-masing sebesar 0.61357 m, 0.33497 m dan

0.51407 m untuk 11 titik sekutu Dengan 10 titik sekutu diperoleh RMSe, σx, dan

σy masing-masing sebesar 0.69077 m, 0.34474 m dan 0.59859 m. Dari nilai yang

didapatkan diketahui bahwa ketelitian titik check point untuk 11 titik sekutu lebih baik daripada 10 titik sekutu. Dari hasil ketelitian ini dapat dianalisis bahwa

(2)

ketelitian titik check point sangat dipengaruhi oleh penempatan atau penyebaran titik-titik sekutu di lokasi penelitian. Hasil ketelitian dengan 11 titik sekutu melalui pola penyebaran titik sekutu yang merata, menghasilkan nilai ketelitian check point yang lebih baik. Tabel di bawah ini memperlihatkan rekapitulasi hasil perolehan ketelitian check point.

Tabel IV.2 Rekapitulasi RMS check point

RMSe σx σy

Titik Sekutu

(meter) (meter) (meter) 11 TS 0.61357 0.33497 0.51407 10 TS 0.69077 0.34474 0.59859

Gambar di bawah ini memperlihatkan grafik ketelitian check point dengan 11 titik sekutu dan 10 titik sekutu.

0.00000 0.10000 0.20000 0.30000 0.40000 0.50000 0.60000 0.70000 R M S ( m et er ) RMSe σx σy

Parameter Ketelitian Geometrik

RMS CHECK POINT

11 TS 10 TS

Gambar IV.2 Ketelitian geometrik check point

IV.2 Analisis Ketelitian Blok-Blok Bidang Tanah IV.2.1 Analisis Ketelitian Titik

Dua blok bidang tanah yang diteliti ketelitian titiknya adalah blok P01, dan blok P02. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.3 Rekapitulasi RMS titik pada blok bidang tanah

RMSe σx σy

Blok Titik Sekutu

(meter) (meter) (meter)

P01 0.82000 0.53554 0.62097

P02 11 TS 0.41017 0.34413 0.22319

P01 0.92113 0.46379 0.79585

(3)

Dari keseluruhan data yang ditampilkan menunjukkan bahwa ketelitian titik pada blok-blok bidang tanah sangat beragam. Blok P01 yang memiliki bidang tanah lebih banyak, cenderung memperoleh ketelitian titik yang rendah. RMSe terbesar 0.92113 m terjadi pada blok P01 dari 10 titik sekutu dan terkecil 0.41017 m pada blok P02 yang diperoleh dari 11 titik sekutu. Simpangan arah x (σx) terbesar

0.53554 m terdapat pada P01 dari 11 titik sekutu dan terkecil 0.32910 m diperoleh dari 10 titik sekutu pada blok P02. Serta simpangan arah y (σy) terbesar 0.79585

m terjadi pada blok P01 dari 10 titik sekutu dan terkecil 0.22319 m terjadi pada blok P02 dari 11 titik sekutu.

Berikut ini akan diperbandingkan secara grafis perolehan nilai ketelitian titik pada blok bidang tanah agar terlihat dengan jelas perbedaannya.

0.00000 0.10000 0.20000 0.30000 0.40000 0.50000 0.60000 0.70000 0.80000 0.90000 1.00000 RM S ( m e te r) P01 P02 P01 P02

Blok Bidang Tanah

RMS TITIK PADA BLOK BIDANG TANAH

RMSe σx σy

Gambar IV.3 RMS titik pada blok bidang tanah dengan 11 titik sekutu dan 10 titik sekutu

IV.2.2 Analisis Ketelitian Jarak

Analisis yang digunakan adalah membandingkan RMS jarak per blok bidang tanah antara pengukuran citra dengan pengukuran terrestris. Pengukuran citra didapat dari perhitungan dengan 11 titik sekutu dan 10 titik sekutu. Jarak hasil pengukuran terrestris yang digunakan adalah jarak yang telah dihitung reduksi jaraknya. Hasil perhitungan ketelitian jarak dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

10 TS 11 TS

11 TS

(4)

Tabel IV.4 Rekapitulasi RMS jarak pada blok bidang tanah

RMSe σJarak Blok Titik Sekutu

(meter) (meter)

P01 0.62294 0.45377

P02 11 TS 0.53168 0.47780

P01 0.62478 0.45654

P02 10 TS 0.52891 0.47170

Berdasarkan hasil perhitungan jarak antara pengukuran lapangan dengan citra diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa RMSe dan σJarak yang dihasilkan

dengan 11 titik sekutu maupun 10 titik sekutu tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan masing-masing blok. Untuk simpangan jarak terkecil 0.45377 m dan terbesar 0.47780 m. Sedangkan RMSe jarak ketelitiannya berkisar antara 0.52891 m sampai dengan yang tertinggi 0.62478 m. Grafik perbedaan masing-masing ketelitian berdasarkan blok bidang tanah dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

0.00000 0.10000 0.20000 0.30000 0.40000 0.50000 0.60000 0.70000 RM S (m et er ) P01 P02 P01 P02

Blok Bidang Tanah

RMS JARAK PADA BLOK BIDANG TANAH

RMSe σJarak

Gambar IV.4 RMS jarak pada blok bidang tanah dengan 11 titik sekutu dan 10 titik sekutu

IV.2.3 Analisis Perbandingan Luas

Hasil perhitungan perbedaan luas pada tabel di bawah ini adalah antara luas yang dihitung dengan metode terrestris dan luas yang dihitung dengan metode citra. Hasilnya disajikan dalam tabel sebagai berikut:

11 TS

11 TS

10 TS

(5)

Tabel IV.5 Rekapitulasi perbedaan luas bidang tanah

Luas Lapangan Luas Citra ∆ Luas Blok Bidang Tanah

m2 m2 m2 % 11 Titik Sekutu A 1988.45776 1947.61975 40.950 2.06 B 555.12775 552.32397 2.835 0.51 C 1406.90948 1405.83209 1.156 0.08 D 1061.67950 1053.22260 8.517 0.80 E 1347.22534 1280.01270 67.288 4.99 F 1784.95093 1755.73523 29.316 1.64 G 1225.03033 1244.54822 19.449 1.59 H 1521.95428 1486.64838 35.391 2.33 P01 I 1024.38062 1034.61206 10.174 0.99 P02 A 6678.29140 6726.76710 48.476 0.73

10 Titik Sekutu Terbaik

A 1988.45776 1946.90344 41.666 2.10 B 555.12775 552.12073 3.038 0.55 C 1406.90948 1405.31488 1.673 0.12 D 1061.67950 1052.83521 8.904 0.84 E 1347.22534 1279.54175 67.759 5.03 F 1784.95093 1755.08960 29.962 1.68 G 1225.03033 1244.09039 18.991 1.55 H 1521.95428 1486.10150 35.938 2.36 P01 I 1024.38062 1034.23138 9.793 0.96 P02 A 6678.29140 6724.29260 46.001 0.69

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persentase perbedaaan luas terbesar 5,03% dan terkecil 0,08%. Selisih luas terbesar 67,759 m2 terjadi pada bidang tanah E blok P01 dan selisih luas terkecil 1,156 m2 terjadi pada bidang tanah C blok P01.

IV.3 Analisis Ketelitian Berdasarkan Standar BPN IV.3.1 Ketelitian Titik Sekutu

Standarisasi BPN yang dikeluarkan Bagian Proyek Administrasi Pertanahan Tahun 2003 mensyaratkan bahwa ketelitian (RMS) dari koordinat titik sekutu harus lebih kecil dari 0,1 mm pada peta. Jika skala peta dasar pendaftaran tanah yang digunakan untuk daerah perkotaan 1:1000 maka ketelitiannya harus lebih kecil dari 10 cm (RMS = 0,1 m). Untuk daerah pedesaan dengan skala 1:2500 harus memiliki ketelitian lebih kecil dari 25 cm (RMS = 0,25 m) dan untuk daerah perkebunan dengan skala 1:10000 harus memiliki ketelitian lebih kecil dari 100 cm (RMS = 1 m). Hasil penelitian terhadap ketelitian titik sekutu berdasarkan nilai RMSe yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(6)

Tabel IV.6 Rekapitulasi RMSe titik sekutu RMSe Titik Titik Sekutu (meter) 11 TS 0.48206 10 TS 0.43671

Berdasarkan nilai-nilai RMSe yang ditunjukkan oleh tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil RMSe titik sekutu tidak dapat digunakan untuk keperluan peta dasar pendaftaran tanah skala 1:1000 dan 1:2500 menurut standarisasi dari BPN. Hal ini dikarenakan resolusi citra Quickbird yang hanya 0,6 m belum memungkinkan untuk menghasilkan ketelitian (RMSe) titik sekutu sebesar 0,1 m dan 0,25 m. Terkecuali untuk skala peta 1:10000, maka hasil penelitian ini dapat diterima untuk keperluan peta dasar pendaftaran tanah.

IV.3.2 Ketelitian Planimetrik Titik pada Blok Bidang Tanah A. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square menggunakan α=5%, df=23, sehingga Ho diterima jika

o ≤√Chi2 x σ

0. Hipotesis:

Ho : Perbedaan titik memiliki ketelitian planimetrik sebesar 0,3 pada peta. Ha : Perbedaan titik memiliki ketelitian planimetrik lebih besar 0,3 pada peta.

Tabel IV.7 Rekapitulasi hasil uji Chi-Square ketelitian planimetrik titik

Blok Titik Sekutu Chi2

hitung Chi2Tabel

Hasil Analisis Skala 1:1000 P01 0.82000 1.779 H0 diterima P02 11 TS 0.41017 1.779 H0 diterima P01 0.92113 1.779 H0 diterima P02 10 TS 0.43223 1.779 H0 diterima Skala 1:2500 P01 0.82000 4.448 H0 diterima P02 11 TS 0.41017 4.448 H0 diterima P01 0.92113 4.448 H0 diterima P02 10 TS 0.43223 4.448 H0 diterima Skala 1:10000 P01 0.82000 17.792 H0 diterima P02 11 TS 0.41017 17.792 H0 diterima P01 0.92113 17.792 H0 diterima P02 10 TS 0.43223 17.792 H0 diterima

(7)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketelitian titik memenuhi ketelitian planimetrik sebesar 0,3 pada peta.

B. RMSe Titik

Pasal 17 ayat 2 huruf b pada Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional menyatakan bahwa peta harus mempunyai ketelitian planimetris lebih besar atau sama dengan 0,3 mm pada peta. Artinya jika skala peta yang dibuat 1:1000 maka harus memiliki ketelitian titik maksimal 30 cm (RMS = 0,3 m). Untuk skala 1:2500 harus memiliki ketelitian titik 75 cm (RMS = 0,75 m). Dan untuk skala 1:10000 harus memiliki ketelitian titik 300 cm (RMS = 3 m). Hasil penelitian terhadap ketelitian titik berdasarkan nilai RMSe yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV. 8 Rekapitulasi RMSe titik pada blok bidang tanah

RMSe Blok Titik Sekutu

(meter)

P01 0.82000 P02 11 TS 0.41017

P01 0.92113 P02 10 TS 0.43223

Berdasarkan tabel di atas dan ketentuan ketelitian dari BPN maka RMSe titik untuk skala 1:1000 belum dapat digunakan untuk keperluan peta dasar pendaftaran tanah. Untuk skala 1:2500, blok P02 memenuhi standar BPN tetapi pada blok P01 tidak memenuhi standar ketelitian untuk keperluan peta dasar pendaftaran tanah. Untuk skala 1:10000, hasil RMSe titik untuk blok bidang tanah ini dapat memenuhi standar ketelitian dari BPN.

IV.3.3 Ketelitian Planimetrik Jarak pada Blok Bidang Tanah A. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square menggunakan α=5%, df=42, sehingga Ho diterima jika

o ≤√Chi2 x σ0. Hipotesis:

Ho : Perbedaan jarak memiliki ketelitian planimetrik sebesar 0,3 pada peta. Ha : Perbedaan jarak memiliki ketelitian planimetrik lebih besar 0,3 pada peta.

(8)

Tabel IV.9 Rekapitulasi hasil uji Chi-square ketelitian planimetrik jarak

Blok Titik Sekutu Chi2

hitung Chi2Tabel Hasil Analisis

Skala 1:1000 P01 0.62294 2.287 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 2.287 H0 diterima P01 0.62478 2.287 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 2.287 H0 diterima Skala 1:2500 P01 0.62294 5.718 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 5.718 H0 diterima P01 0.62478 5.718 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 5.718 H0 diterima Skala 1:10000 P01 0.62294 22.872 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 22.872 H0 diterima P01 0.62478 22.872 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 22.872 H0 diterima

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketelitian jarak memenuhi ketelitian planimetrik sebesar 0,3 pada peta.

B. RMSe Jarak

Pasal 17 ayat 2 huruf b pada Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional menyatakan bahwa peta harus mempunyai ketelitian planimetris lebih besar atau sama dengan 0,3 mm pada peta. Artinya jika skala peta yang dibuat 1:1000 maka harus memiliki ketelitian jarak maksimal 30 cm (RMS jarak=0,3 m). Untuk skala 1:2500 harus memiliki ketelitian jarak 75 cm (RMS jarak = 0,75 m).

Dan untuk skala 1:10000 harus memiliki ketelitian jarak 300 cm (RMS jarak = 3 m). Hasil penelitian terhadap ketelitian jarak berdasarkan nilai

RMSe yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.10 Rekapitulasi RMSe jarak pada blok bidang tanah

RMSe Blok Sekutu Titik

(meter)

P01 0.62294 P02 11 TS 0.53168

P01 0.62478 P02 10 TS 0.52891

Berdasarkan tabel di atas dan ketentuan ketelitian dari BPN maka RMSe jarak untuk skala 1:1000 belum dapat digunakan untuk keperluan peta dasar pendaftaran tanah. Untuk skala 1:2500 dan 1:10000, hasil RMSe jarak untuk blok bidang tanah ini dapat memenuhi standar ketelitian dari BPN.

(9)

IV.3.4 Ketelitian Kartometri Titik pada Blok Bidang Tanah A. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square menggunakan α=5%, df=23, sehingga Ho diterima jika

o ≤√Chi2 x σ

0. Hipotesis:

Ho : Perbedaan titik memiliki ketelitian kartometri sebesar 0,5 pada peta. Ha : Perbedaan titik memiliki ketelitian kartometri lebih besar 0,5 pada peta.

Tabel IV.11 Rekapitulasi hasil uji Chi-square ketelitian kartometri titik

Blok Titik Sekutu Chi2

hitung Chi2Tabel Hasil Analisis

Skala 1:1000 P01 0.62294 2.287 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 2.287 H0 diterima P01 0.62478 2.287 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 2.287 H0 diterima Skala 1:2500 P01 0.62294 5.718 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 5.718 H0 diterima P01 0.62478 5.718 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 5.718 H0 diterima Skala 1:10000 P01 0.62294 22.872 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 22.872 H0 diterima P01 0.62478 22.872 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 22.872 H0 diterima

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketelitian titik memenuhi ketelitian kartometri sebesar 0,5 pada peta.

B. RMSe Titik

Ketelitian kartometri sebesar 0,5 mm pada peta. Artinya jika skala peta yang

dibuat 1:1000 maka harus memiliki ketelitian titik maksimal 50 cm (RMS = 0,5 m). Untuk skala 1:2500 harus memiliki ketelitian titik 125 cm (RMS = 1,25 m). Dan untuk skala 1:10000 harus memiliki ketelitian titik 500 cm (RMS = 5 m). Hasil penelitian terhadap ketelitian titik berdasarkan nilai RMSe yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(10)

Tabel IV.12 Rekapitulasi RMSe titik pada blok bidang tanah

RMSe Blok Titik Sekutu

(meter)

P01 0.82000 P02 11 TS 0.41017

P01 0.92113 P02 10 TS 0.43223

Jika dilihat dari tabel di atas dan berdasarkan ketelitian kartometri maka RMSe titik pada blok bidang tanah untuk skala 1:1000 hanya dapat diterima pada blok P02. Untuk skala 1:2500 dan skala 1:10000, semua RMSe titik hasil penelitian ini dapat memenuhi ketelitian kartometri.

IV.3.5 Ketelitian Kartometri Jarak pada Blok Bidang Tanah A. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square menggunakan α=5%, df=42, sehingga Ho diterima jika

o ≤√Chi2 x σ0. Hipotesis:

Ho : Perbedaan jarak memiliki ketelitian kartometri sebesar 0,5 pada peta. Ha : Perbedaan jarak memiliki ketelitian kartometri lebih besar 0,5 pada peta.

Tabel IV.13 Rekapitulasi hasil uji Chi-square ketelitian kartometri jarak

Blok Titik Sekutu Chi2

hitung Chi2Tabel Hasil Analisis

Skala 1:1000 P01 0.62294 3.812 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 3.812 H0 diterima P01 0.62478 3.812 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 3.812 H0 diterima Skala 1:2500 P01 0.62294 9.530 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 9.530 H0 diterima P01 0.62478 9.530 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 9.530 H0 diterima Skala 1:10000 P01 0.62294 38.120 H0 diterima P02 11 TS 0.53168 38.120 H0 diterima P01 0.62478 38.120 H0 diterima P02 10 TS 0.52891 38.120 H0 diterima

(11)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketelitian jarak memenuhi ketelitian kartometri sebesar 0,5 pada peta.

B. RMSe Jarak

Ketelitian kartometri sebesar 0,5 mm pada peta. Artinya jika skala peta yang

dibuat 1:1000 maka harus memiliki ketelitian jarak maksimal 50 cm (RMS jarak = 0,5 m). Untuk skala 1:2500 harus memiliki ketelitian jarak 125 cm

(RMS jarak = 1,25 m). Dan untuk skala 1:10000 harus memiliki ketelitian jarak 500 cm (RMS jarak = 5 m). Hasil penelitian terhadap ketelitian jarak berdasarkan nilai RMSe yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.14 Rekapitulasi RMS jarak pada blok bidang tanah

RMSe Blok Sekutu Titik

(meter)

P01 0.62294 P02 11 TS 0.53168

P01 0.62478 P02 10 TS 0.52891

Jika dilihat dari tabel di atas dan berdasarkan ketelitian kartometri maka RMS jarak untuk skala 1:1000 tidak masuk dalam ketelitian kartometri. Namun bila dibuat dalam skala 1:2500 dan 1:10000 maka semua hasil pengukuran RMS jarak pada blok bidang tanah dari penelitian ini dapat memenuhi ketelitian kartometri.

IV.3.6 Toleransi Luas Bidang Tanah

Bagian Proyek Administrasi Pertanahan Badan Pertanahan Nasional Tahun 2003 mengeluarkan standarisasi pengukuran dan pemetaan kadastral mengenai toleransi luas yang dapat diterima perhitungannya adalah KL≤(0,5√L) m2. Untuk mengetahui apakah perhitungan luas dari citra Quickbird dapat diterima atau tidak, maka dilakukan perbandingan terhadap perhitungan luas dari pengukuran terrestris. Hasil perhitungan luas bidang-bidang tanah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(12)

Tabel IV.15 Rekapitulasi toleransi luas bidang tanah

Luas Lapangan Luas Citra ∆ Luas Toleransi Blok Bidang Tanah

m2 m2 m2 0,5√L (m2) Ket. 11 Titik Sekutu A 1988.45776 1947.61975 40.950 22.29606 X B 555.12775 552.32397 2.835 11.78057 C 1406.90948 1405.83209 1.156 18.75440 D 1061.67950 1053.22260 8.517 16.29171 √ E 1347.22534 1280.01270 67.288 18.35228 X F 1784.95093 1755.73523 29.316 21.12434 X G 1225.03033 1244.54822 19.449 17.50022 X H 1521.95428 1486.64838 35.391 19.50612 X P01 I 1024.38062 1034.61206 10.174 16.00297 P02 A 6678.29140 6726.76710 48.476 40.86041 X

10 Titik Sekutu Terbaik

A 1988.45776 1946.90344 41.666 22.29606 X B 555.12775 552.12073 3.038 11.78057 C 1406.90948 1405.31488 1.673 18.75440 √ D 1061.67950 1052.83521 8.904 16.29171 √ E 1347.22534 1279.54175 67.759 18.35228 X F 1784.95093 1755.08960 29.962 21.12434 X G 1225.03033 1244.09039 18.991 17.50022 X H 1521.95428 1486.10150 35.938 19.50612 X P01 I 1024.38062 1034.23138 9.793 16.00297 P02 A 6678.29140 6724.29260 46.001 40.86041 X

Dari sepuluh bidang tanah yang dibandingkan, empat bidang tanah memenuhi toleransi luas yang diperbolehkan. Sedangkan enam bidang tanah tidak memenuhi toleransi luas yang diperbolehkan. Jika diperbandingkan secara rasio berdasarkan jumlah bidang tanah maka 40% dapat memenuhi toleransi luas dan 60% tidak memenuhi toleransi luas. Perbedaan luas antar bidang tanah terkecil 1,156 m2 dan terbesar 67,759 m2.

IV.5 Analisis Skala Peta Citra

Untuk mengetahui skala peta citra yang dapat dicapai citra Quickbird hasil koreksi geometrik dari nilai RMSe, dilakukan perhitungan skala berdasarkan aturan dengan ketelitian planimetrik 0,3 mm pada peta dan berdasarkan kartometri dengan ketelitian 0,5 mm pada peta. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.16 Skala peta citra berdasarkan ketelitian planimetrik

RMSe RMSe 11 Titik Sekutu Skala Peta 10 Titik Sekutu Terbaik Skala Peta

(13)

Tabel IV.17 Skala peta citra berdasarkan ketelitian kartometri

RMSe RMSe 11 Titik Sekutu Skala Peta 10 Titik Sekutu Terbaik Skala Peta

0.48206 1 :964 0.43671 1 :873

Skala peta yang diperoleh dari perhitungan di atas merupakan hasil hitungan numeris berdasarkan angka-angka yang didapat dari RMSe pengolahan citra. Dalam kenyataannya sangat sulit untuk memperoleh skala peta citra 1:1607 apalagi sampai skala 1:873 yang berasal dari citra Quickbird. Karena kemampuan secara visual untuk mengidentifikasi suatu titik pada citra yang merupakan data raster dengan resolusi 0,6 sangatlah sulit mendekati akurasi. Dan dipastikan akan memiliki simpangan terhadap titik tersebut. Berikut ini diilustrasikan kemampuan dalam mengidentifikasikan suatu titik secara visual pada citra Quickbird yang merupakan data raster:

Gambar IV.5 Ilustrasi kemampuan identifikasi titik secara visual pada citra Quickbird = Titik Target = Titik-titik identifikasi 1 pixel 0,6 m 0,6 m

σ

σ

= Simpangan

(14)

Jika kemampuan operator diasumsikan baru bisa mengidentifikasikan suatu titik pada citra Quickbird minimal 3 x 3 pixel, maka simpangan (σ) terhadap titik yang terjadi sebesar 0,9 meter. Apabila simpangan tersebut dihitung berdasarkan ketelitian planimetrik, maka akan diperoleh dengan baik secara visual skala peta citra sebesar 1:3000. Sedangkan jika dihitung berdasarkan ketelitian kartometri, maka akan diperoleh skala peta citra sebesar 1:1800.

Gambar

Gambar IV.1 Ketelitian geometrik titik sekutu
Gambar di bawah ini memperlihatkan grafik ketelitian check point dengan 11 titik  sekutu dan 10 titik sekutu
Gambar IV.3  RMS titik pada blok bidang tanah dengan 11 titik sekutu dan         10 titik sekutu
Grafik perbedaan masing-masing ketelitian berdasarkan blok bidang tanah dapat  dilihat pada gambar di bawah ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Sedangkan upaya sekolah yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan tidak terprogram (kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan) yaitu; (a)

SMK MUHAMMADIYAH Bamabanglipuro Bantul PUJI WULANDARI K.,

Sintering adalah pemanasan yang lebih tinggi dari pada tahap kalsinasi yang bertujuan agar butiran- butiran (grains) dalam partikel – partikel yang berdekatan dapat

• Sistem kontrol adalah sistem yang mencakup penyajian data dan informasi yang terdapat dalam pusat listrik, sehingga dari data. tersebut dapat diproses dan dilakukan pengontrolan

Selain itu terdapat dua ruang pameran besar, yaitu Exhibition Hall A dan Exhibition Hall B, dengan luas total 9.585m2, beberapa ruang pertemuan sedang maupun kecil, dan lobby

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 5) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis

Berdasarkan hasil seluruh pengujian, transformator dapat mencatu tegangan tinggi yang diperlukan hingga ~1 kV dengan daya maksimum sekitar 400 Watt memenuhi kriteria untuk