• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

; Pada bulan Oktober 2011 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas naik sebesar 0,20 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada Kelompok Impor Nonmigas sebesar 0,55 persen.

; IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal pada bulan Oktober 2011 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen, 0,14 persen, dan 0,15 persen.

; IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Oktober 2011 naik sebesar 0,32 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga kayu lapis 0,81 persen, cat, vernis, dan lak 0,76 persen, perlengkapan listrik 0,53 persen, dan kaca lembaran 0,52 persen.

No. 71/11/Th. XIV, 1 November 2011

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

P

ERDAGANGAN

B

ESAR

OKTOBER 2011 HARGA GROSIR NAIK 0,20 PERSEN

1. Perkembangan Harga Perdagangan Besar/Grosir/Agen Bulan Oktober 2011

Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada bulan Oktober 2011 IHPB Umum Nonmigas adalah 184,64 atau naik 0,20 persen dari IHPB September 2011 sebesar 184,27. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks Sektor Pertanian sebesar 0,08 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,31 persen, Sektor Industri 0,13 persen, Kelompok Barang Impor Nonmigas 0,55 persen, dan Kelompok Barang Ekspor Nonmigas 0,27 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Oktober 2011, antara lain padi/gabah, rokok kretek, mesin-mesin untuk industri impor, batu bara ekspor, dan barang-barang dari kertas dan karton ekspor.

Pada bulan Oktober 2011, Kelompok Barang Impor Nonmigas merupakan penyumbang andil terbesar pada perubahan indeks HPB, yaitu sebesar 0,07. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri, dan Kelompok Barang Ekspor Nonmigas masing-masing menyumbang andil sebesar 0,02, 0,01, 0,06, dan 0,04.

IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi yang terdiri dari 5 (lima) kelompok jenis bangunan pada bulan Oktober 2011 secara umum mengalami kenaikan indeks sebesar 0,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan Oktober 2011 semua kelompok jenis bangunan mengalami kenaikan indeks. Kelompok Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal naik sebesar 0,36 persen, Kelompok Pekerjaan Umum untuk Pertanian 0,30 persen, Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan 0,27 persen, Kelompok Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum, dan Komunikasi 0,25 persen, dan Kelompok Bangunan Lainnya 0,30 persen.

(2)

Tabel 1

Persentase dan Andil Perubahan

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Indonesia Nonmigas Bulan Oktober 2011 Menurut Sektor/Kelompok Barang

(2005=100)

Sektor/Kelompok Barang September IHPB 2011 IHPB Oktober 2011 Perubahan IHPB Oktober 2011 thd September 2011 (%) Andil Oktober 2011 (1) (2) (3) (4) (5) Sektor Domestik 1. Pertanian 253,31 253,51 0,08 0,02

2. Pertambangan dan Penggalian 223,12 223,81 0,31 0,01

3. Industri 181,89 182,13 0,13 0,06 Perdagangan Internasional 1. Impor Nonmigas 165,99 166,90 0,55 0,07 2. Ekspor Nonmigas 149,62 150,03 0,27 0,04 Umum Nonmigas 184,27 184,64 0,20 0,20

Bahan Baku

IHPB Bahan Baku Nonmigas pada Oktober 2011 naik 0,24 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 189,29 pada September 2011 menjadi 189,75 pada Oktober 2011. Kenaikan IHPB Bahan Baku Nonmigas disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Baku Lokal dan Impor Nonmigas masing-masing sebesar 0,17 persen dan 0,51 persen. Penyebab kenaikan harga Bahan Baku Lokal antara lain kenaikan pada Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Industri Pengilangan Minyak Bumi masing-masing sebesar 2,59 persen dan 0,47 persen, sedangkan pada Bahan Baku Impor Nonmigas disebabkan oleh kenaikan Subsektor Hasil Industri Barang-Barang Kimia sebesar 1,18 persen. Sektor Pertanian merupakan penyumbang andil terbesar pada perubahan IHPB Bahan Baku Lokal Oktober 2011 yaitu 0,09. Komoditas yang memberi andil cukup besar dalam perubahan indeks Bahan Baku Nonmigas antara lain padi/gabah, aspal, dan kimia dasar kecuali pupuk impor.

Kelompok Barang Konsumsi

Indeks Kelompok Barang Konsumsi Nonmigas pada Oktober 2011 naik sebesar 0,14 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 199,01 pada September 2011 menjadi 199,28 pada Oktober 2011. Sektor Industri merupakan pemberi andil terbesar pada perubahan indeks Kelompok Barang Konsumsi Nonmigas dengan menyumbang andil sebesar 0,18 sedangkan Kelompok Barang Impor Nonmigas menyumbang andil sebesar 0,06. Sektor Pertanian menyumbang andil negatif sebesar 0,10 dan Sektor Pertambangan dan Penggalian tidak menyumbang andil secara signifikan.

Pada bulan ini Subsektor Industri Penggilingan Padi, Biji-bijian, dan Makanan Hewan menyumbang andil 0,15 dan merupakan penyumbang andil terbesar di Sektor Industri. Penyumbang andil terbesar pada Kelompok Barang Impor Nonmigas adalah Subkelompok Hasil Industri Barang-Barang Kimia yang menyumbang andil sebesar 0,01.

(3)

Kelompok Barang Modal

Pada Oktober 2011, IHPB Barang Modal Nonmigas naik sebesar 0,15 persen, yaitu dari 157,43 pada September 2011 menjadi 157,67 pada Oktober 2011. Kenaikan ini disebabkan naiknya indeks Sektor Pertanian dan Kelompok Barang Modal Impor Nonmigas masing-masing sebesar 0,90 persen dan 0,68 persen, sedangkan Sektor Industri turun sebesar 0,37 persen. Komoditas yang memberi andil cukup besar dalam perubahan indeks Barang Modal Nonmigas antara lain mesin-mesin untuk industri impor.

Tabel 2

Persentase dan Andil Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal Indonesia Nonmigas

Bulan Oktober 2011 Menurut Sektor/Kelompok Barang (2005=100)

Sektor/Kelompok Barang IHPB September 2011 IHPB Oktober 2011

Perubahan IHPB Oktober 2011 thd September 2011 (%) Andil Oktober 2011 (1) (2) (3) (4) (5) I. Bahan Baku 189,29 189,75 0,24 0,24 Lokal 198,10 198,43 0,17 0,13 1.1. Pertanian 241,39 242,36 0,40 0,09

1.2. Pertambangan dan Penggalian 223,09 223,79 0,31 0,01

1.3. Industri 183,13 183,23 0,06 0,03

Impor 163,81 164,65 0,51 0,11

II. Barang Konsumsi 199,01 199,28 0,14 0,14

2.1. Pertanian 272,15 271,12 -0,38 -0,10

2.2. Pertambangan dan Penggalian 307,21 307,98 0,25 0,00

2.3. Industri 186,41 186,93 0,28 0,18

Impor 158,58 159,44 0,54 0,06

III. Barang Modal 157,43 157,67 0,15 0,15

3.1. Pertanian 224,57 226,59 0,90 0,00

3.2. Industri 136,51 136,00 -0,37 -0,19

Impor 185,64 186,90 0,68 0,34

Kelompok Bangunan/Konstruksi

IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia pada Oktober 2011 mengalami kenaikan 0,32 persen, yaitu dari 199,73 pada September 2011 menjadi 200,36 pada Oktober 2011. Kenaikan IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia disumbang oleh Kelompok Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian, Kelompok Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan, Kelompok Bangunan Listrik, Gas, Air, dan Komunikasi, dan Kelompok Bangunan Lainnya yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,18, 0,03, 0,08, 0,01, dan 0,02.

Kelompok bahan bangunan yang mengalami kenaikan harga pada bulan Oktober 2011, antara lain kayu lapis dan sejenisnya 0,81 persen, cat, vernis, dan lak 0,76 persen, perlengkapan listrik lainnya 0,53 persen, dan kaca lembaran 0,52 persen.

(4)

Tabel 3

Persentase dan Andil Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia

Bulan Oktober 2011 Menurut Kelompok/Jenis Bangunan (2005=100)

Kelompok/Jenis Bangunan September IHPB 2011 IHPB Oktober 2011 Perubahan IHPB Oktober 2011 thd September 2011 (%) Andil Oktober 2011 (1) (2) (3) (4) (5)

Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan

Tempat Tinggal 193,97 194,66 0,36 0,18

Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian 210,66 211,29 0,30 0,03

Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan,

dan Pelabuhan 207,99 208,55 0,27 0,08

Bangunan dan InstalasiListrik, Gas, Air

Minum, dan Komunikasi 189,92 190,39 0,25 0,01

Bangunan Lainnya 200,65 201,26 0,30 0,02

Konstruksi Indonesia 199,73 200,36 0,32 0,32

Tabel 4

Persentase Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Kelompok Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia Bulan Oktober 2011

(2005=100)

Kelompok Bahan Bangunan/Konstruksi

IHPB September 2011 IHPB Oktober 2011 Perubahan IHPB Oktober 2011 thd September 2011 (%) (1) (2) (3) (4) 1. Kayu gelondongan 229,33 230,04 0,31

2. Barang galian segala jenis 236,29 236,83 0,23

3. Kayu gergajian dan awetan 308,63 309,39 0,25

4. Kayu lapis dan sejenisnya 152,65 153,88 0,81

5. Bahan bangunan dari kayu 298,59 299,60 0,34

6. Kertas dan sejenisnya 184,32 184,20 -0,07

7. Cat, vernis, dan lak 178,04 179,40 0,76

8. Aspal 300,39 301,48 0,36

9. Hasil kilang minyak lainnya 210,13 210,65 0,25

10. Barang-barang dari karet 242,11 241,87 -0,10

11. Barang-barang plastik 155,82 155,96 0,09

12. Kaca lembaran 178,26 179,18 0,52

13. Bahan bangunan dari keramik dan tanah liat 210,88 210,65 -0,11

14. Semen 177,10 177,55 0,25

15. Batu split 203,13 203,76 0,31

16. Barang-barang lainnya dari bahan bukan logam 190,82 191,50 0,36 17. Barang-barang dari besi dan baja dasar 161,11 161,43 0,20 18. Barang-barang dari logam dasar bukan besi 122,01 122,31 0,24

19. Alat pertukangan dari logam 185,88 186,38 0,27

20. Bahan bangunan dari logam 199,38 200,25 0,44

21. Barang-barang logam lainnya 191,88 192,81 0,49

22. Alat-alat berat dan perlengkapannya 149,35 149,47 0,08

23. Mesin pembangkit dan motor listrik 122,28 122,22 -0,05

24. Perlengkapan listrik lainnya 196,44 197,48 0,53

(5)

2. Perkembangan Harga Perdagangan Besar/Grosir/Agen Bulan September 2011

Berdasarkan hasil pantauan BPS, dalam perdagangan internasional bulan September 2011, Indeks Harga Perdagangan Besar Kelompok Barang Impor naik sebesar 1,58 persen sedangkan Kelompok Barang Ekspor naik sebesar 0,82 persen dari bulan sebelumnya. Komoditas migas yang mengalami kenaikan harga selama bulan September 2011 adalah minyak bumi impor, barang hasil kilang minyak impor, dan minyak bumi ekspor sedangkan gas alam cair ekspor mengalami penurunan. IHPB Umum naik 0,61 persen dari 184,45 pada Agustus 2011 menjadi 185,57 pada September 2011. Kelompok barang impor merupakan penyumbang andil terbesar pada perubahan indeks HPB, yaitu sebesar 0,26. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri, dan Kelompok Barang Ekspor menyumbang andil masing-masing sebesar 0,05, 0,01, 0,13, dan 0,16.

Tabel 5

Persentase dan Andil Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Indonesia Bulan September 2011 Menurut Sektor/Kelompok Barang (2005=100)

Sektor/Kelompok Barang IHPB Agustus 2011 IHPB September 2011 Perubahan IHPB September 2011 thd Agustus 2011 (%) Andil September 2011 (1) (2) (3) (4) (5) Sektor Domestik 1. Pertanian 252,64 253,31 0,27 0,05

2. Pertambangan dan Penggalian 221,63 223,12 0,67 0,01

3. Industri 181,36 181,89 0,29 0,13

Perdagangan Internasional

1. Impor 176,41 179,19 1,58 0,26

2. Ekspor 155,55 156,83 0,82 0,16

Umum 184,45 185,57 0,61 0,61

Umum Tanpa Ekspor 192,92 194,00 0,56 0,45 Umum Tanpa Ekspor Migas 184,85 185,94 0,59 0,55 Umum Tanpa Impor 186,14 186,91 0,41 0,35 Umum Tanpa Impor dan Ekspor Migas 186,75 187,45 0,37 0,29 Umum Tanpa Impor dan Ekspor 197,70 198,29 0,30 0,19

Bahan Baku

IHPB Bahan Baku pada September 2011 naik sebesar 0,61 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 191,30 pada Agustus 2011 menjadi 192,46 pada September 2011. Kenaikan harga Bahan Baku disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Baku Lokal dan Bahan Baku Impor masing-masing sebesar 0,27 persen dan 1,72 persen. Kenaikan harga Bahan Baku Lokal disebabkan oleh kenaikan komoditas di Subsektor Peternakan dan Hasilnya sebesar 1,82 persen dan kenaikan komoditas di Subsektor Industri Pengolahan dan Pengawetan Daging, Ikan, dan Minyak Makan sebesar 0,76 persen. Sedang kenaikan harga Bahan Baku Impor disebabkan oleh kenaikan komoditas di Subsektor Hasil Pertambangan dan Penggalian sebesar 3,46 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil pada perubahan indeks bahan baku antara lain ayam, ikan asin, dan minyak bumi

(6)

Kelompok Barang Konsumsi

Indeks Kelompok Barang Konsumsi pada September 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 201,58 pada Agustus 2011 menjadi 202,60 pada September 2011. Penyebab kenaikan indeks Kelompok Barang Konsumsi adalah naiknya indeks di semua sektor kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor Pertanian, Sektor Industri dan Kelompok Barang Impor masing-masing naik sebesar 0,33 persen, 0,37 persen, dan 1,58 persen. Sedangkan Sektor Pertambangan dan Penggalian turun sebesar 1,57 persen.

Komoditas yang memberi andil pada kenaikan indeks Kelompok Barang Konsumsi, antara lain ayam, beras, dan barang-barang hasil kilang minyak impor.

Kelompok Barang Modal

Pada September 2011, IHPB Barang Modal naik sebesar 0,31 persen, yaitu dari 156,93 pada Agustus 2011 menjadi 157,43 pada September 2011. Penyebab kenaikan indeks Kelompok Barang Modal adalah naiknya indeks Sektor Pertanian sebesar 0,80 persen dan Kelompok Barang Impor sebesar 0,73 persen. Sementara, Sektor Industri turun sebesar 0,10 persen.

Komoditas yang menyumbang andil pada kenaikan indeks Kelompok Barang Modal adalah sapi dan mesin-mesin untuk industri impor.

Tabel 6

Persentase dan Andil Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal Indonesia

Bulan September 2011 Menurut Sektor/Kelompok Barang (2005=100)

Sektor/Kelompok Barang Agustus 2011 IHPB September IHPB 2011 Perubahan IHPB September 2011 thd Agustus 2011 (%) Andil September 2011 (1) (2) (3) (4) (5) I. Bahan Baku 191,30 192,46 0,61 0,61 Lokal 197,57 198,10 0,27 0,21 1.1. Pertanian 240,86 241,39 0,22 0,05

1.2. Pertambangan dan Penggalian 221,61 223,09 0,67 0,02

1.3. Industri 182,65 183,13 0,26 0,14

Impor 173,15 176,13 1,72 0,40

II. Barang Konsumsi 201,58 202,60 0,50 0,50

2.1. Pertanian 271,26 272,15 0,33 0,08

2.2. Pertambangan dan Penggalian 312,10 307,21 -1,57 0,00

2.3. Industri 185,73 186,41 0,37 0,23

Impor 182,46 185,35 1,58 0,19

III. Barang Modal 156,93 157,43 0,31 0,31

3.1. Pertanian 222,79 224,57 0,80 0,00

3.2. Industri 136,64 136,51 -0,10 -0,05

Referensi

Dokumen terkait

a) Penelitian yang dilakukan oleh Elis Darnita (2013) terdapat persamaan penggunaan variabel independen (X) yaitu ROA dan EPS, serta variabel dependen (Y) yaitu Harga

Budiono, Guru Kelas VIA MI Badrussalam Kali Kendal Surabaya, Wawancara Pribadi, 10 Oktober 2017... kesempatan yang sama untuk memberikan konstribusi mereka dan mendengarkan pandangan

Menurut Muss dalam Sarwono (2008) sikap adalah suatu predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku atau untuk

Positifnya laju bursa saham AS dan Eropa dengan optimisme akan tercapainya kesepakatan anggaran ekonomi AS antara pemerintah dan senat berimbas positif pada laju

Kandungan logam Pb, Cd dan Hg dalam sampel krim pemutih wajah (krim siang dan malam) sebagian besar di atas ambang batas yang telah ditetapkan oleh peraturan Badan Pengawas

Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Pasal 15 ayat (2) Peraturan