• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nyamber Teknologi Penangkapan Burung dõc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Nyamber Teknologi Penangkapan Burung dõc"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

NYAMBER,

TEKNOLOGI PENANGKAPAN BURUNG

Mochamad Habib Nur Amali Universitas Negeri Malang E-mail: alhabieb007@gmail.com

ABSTRAK: Nyamber dan njaring merupakan du istilah berbeda yang oleh masyarakat dusun Jungkir desa Watu Dakon Kecamata Kesamben kabupaten Jombang artinya disamakan. Antara teknologi dan mata pencaharian dijadikan satu istilah yang sama. Nyamber merupakan penangkapan burung emprit dengan menggunakan jaring. Seiring perkembangnya nyamber dibagi menjadi nyamber malam dan nyamber bengi. Perlengkapan yang digunakan berbeda, caranya berbeda dan tempat nyambernya juga berbeda.

Kata Kunci: nyamber. jaring, burung

Dusun Jungkir merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Watu Dakon, Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Berdasarkan hasil Survei pada tahu 2009, jumlah penduduk desa Watu Dakon berjumlah 5589 jiwa (lhsdesablimbing.worpress.com). Mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani.

Berbicara tentang mata pencaharian, terdapat matapencaharian yang unik di dusun Jungkir. Rata-rata penduduknya selain petani adalah bekerja sebagai penangkap burung atau dikenal dengan istilah nyamber. Nyamber merupakan matapencaharian menangkap burung dangan menggunakan jaring. Nyamber dan

njaring merupakan dua istilah yang berbeda namun oleh masyarakat sekitar sudah dianggap sama. Bapak Roekin mengatakan bahwa:

Nyamber utowo njaring iku sebenere yo podo ae. Nek menurutku yo nyamber iku nyambut gawene, njaring iku carane. Tapi uwong-uwong ngarani istilah iku wes salah kaprah, uwong muni nyamber yo mesthi njaring, muni njaring yo mesthi nyamber. Tapi iku yo wes kaet zamane mbah-mbah biyen. Kaet aku isih joko sampek tuek istilah loro iku y wes podo ae”

(Nyamber atau njaring itu sebenarnya ya sama saja. Kalau menurut saya, nyamber itu adalah pekerjaannya, njaring itu cara bekerjanya. Tapi, orang-orang menyebut istilah tersebut sudah salah, orang mengatakan nyamber ya pasti njaring, mengatakan njaring ya pasti nyamber. Tapi itu juga sudah sejak zamannya kakek-kakek dulu. Sejak saya masih muda sampai tua dua istilah tersebut ya sudah sama saja.)

Jadi nyamber merupakan pekerjaannya, njaring merupakan caranya bekerja. Namun masyarakat menggap itu sama saja.

(2)

Dalam nyamber, pada umumnya burung yang ditangkap adalah burung emprit. Burung emprit merupakan hama bagi petani yang hendak memanen sawahnya. Burung emprit merupakan jenis burung yang hidupnya berkelompok sekitar 20-25 ekor. Mulut kecilnya begitu cekatan menghisap bulir-bulir padi yang mualai berisi. Jika hal tersebut dibiarkan, padi menjadi gombong atau gabug.

Akibatnya petani menjadi rugi.

Berbagai cara dilakukan petani untuk menghalau serbuan burung emprit tersebut. diantaranya seperti yang dikatakan oleh Husaini (tanpa tahun) bahwa para petani membuat weden sawah, memasang berbagai barang bekas terutama plastik dan kaleng bekas di sawah, mengusir dengan teriakan-teriakan dan

ketapel, hingga memasang jaring diatas tanaman padi agar burung tidak dapat menjangkaunya.

Hal tersebut nampaknya menjadi masalah bagi petani. Keberadaan orang-orang yang memiliki keahlian nyamber memanfaatkan masalah tersebut menjadi berkah. Bahkan sebagian orang menggantungkan hidupnya dengan nyamber.

Burung emprit ibarat musuh bagi petani. Musuh tersebut tidak cukup jika hanya diusir. Jadi oleh sebagian penduduk dusun Jungkir melakukan penangkapan besar-besaran dengan menangkap burung tersebut menggunakan jaring. Jadi secara langsung meringkan beban para petani.

Teknologi merupakan hasil pemikiran manusia sebagai anggota masyarakat yang dipakai dalam kerangka untuk memahami lingkungan yang dihadapinya sebagai suatu strategi beradaptasi. Sebagai hasil pemikiran manusia, teknologi merupakan bagian dari kebudayaan yang dimiliki mereka Mundarjito, dkk (2009:25). Nyamber tersebut juga merupakan bagian dari kebudayaan.

Penelitian ini akan secara garis besar akan membahas tentang bagaimana

(3)

dipaparkan. Dan penelitian memberikan kesimpulan bahwasemua alat tangkap yang yang digunakan penduduk rawa tidak ramah lingkungan.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah lebih menjelaskan kepada pekerjaan orang dalah hal ini adalah nyamber

yaitu menangkap burung dengan menggunakan alat tangkap berupa jaring. Peneliti menjelaskan beberapa hal mulai dari alat-alat yang diperlukan, cara menangkap burung, kemudian burung tersebut dijual kemana, hasilnya berapa dan sebagainya. Jadi penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Noraini dkk.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana cara orang

nyamber mulai dari persiapan, perlengkapan yang diperlukan, jenis-jenisnya bahkan sampai hasil penjualannya. Penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi petani-petani didaerah lain untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh burung emprit sebagai hama. Selain itu burung emprit yang dianggap sebagai hama justru menjadi penghasilan tambahan bagi para petani.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, Faisal (2007:20). Penelitian ini mencoba mendeskripsikan hasil dari temuan dilapangan kemudian dianalisis berdasarkan pada perilaku orang yang nyamber. Analisisnya berupa kualitatif.

Metode pengambilan data adalah observasi dan wawancara langsung kepada informan yang terkait dengan nyamber. Peneliti melakukan beberapa wawancara kepada orang-orang yang secara langsung masih nyamber, dan orang yang disebut juragan karena hasil dari nyamber disetorkan kepada orang tersebut.

Peneliti mendapat kemudahan dikarenakan peneliti adalah penduduk dusun Jungkir. Jadi peneliti sudah memiliki pengetahuan sebelumnya terkait dengan

nyamber.

(4)

bagaimana penjualan dari orang nyamber kepada juragan atau pengepul dan juga melihat bagaimana juragan menjual kepada pengecer.

Data yang diperoleh adalah pertama, tentang asal usul nyamber. Kedua,

tentang perlengkapan nyamber. Ketiga, tentang cara nyamber. Keempat, tentang harga penjualan hasil nyamber.

Peneliti membatasi penelitian ini hanya membahas tentang nyamber.

Terkait dengan fenomena-fenomena yang muncul ketika penelitian berlangsung dibutuhkan pembahasan lebih khusus. Misalnya pada pembahasan daerah tujuan

nyamber, dimana informan dalam hal ini Bapak Roekin menjelaskan bahwa daerah tujuan nyamber bagian Timur meliputi Probolingga, Jember, Banyuwangi dan sekitarnya. Peneliti hanya membahas rute tujuannya saja, terkait detailnya kendaraannya apa, darimana, bagaimana mendapat kendaraan kesana, dibutuhkan pembahsana lebih lanjut lagi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Perkembangan Nyamber

Tidak dapat diketahu dengan pasti kapan penduduk dusun Jungkir mengenal nyamber. Menurut Bapak Roekin, nyamber sudah ada sejak zaman nenek moyang dahulu. Sejak kecil beliau mengaku sudah mengenal nyamber,

namun baru setelah menikah beiau diajari nyamber dan ikut nyamber. Keahlian

nyamber diwariskan secara turun temurun dari kakek-kakek terdahulu.

Pada awalnya nyamber merupakan pekerjaan sampingan ketika seorang petani menunggu musim panen. Namun pada perkembangannya nyamber menjadi pekerjaan yang hampir semua orang mengikutinya. Selain itu nyamber dulu hanya dilakukan pada malam hari di perkebunan tebu. Namun beberapa tahun belakangan nyamber telah berkembang dengan dilakukannya pada siang hari di sawah. Cak Kus mengaku bahwa dirinyalah yang mempelopori adanya nyamber

siang. Dirinya mengaku tahu nyamber siang berkat diajari temennya dari Surabaya.

(5)

megusir hama burung, sementara penyamber mendapatkan hasil dari tangkapannya dengan mudah.

Pada awal kemunculannya, nyamber dilakukan hanya disekitar kecamatan Kesamben, seperti Mojokerto, Jombang, Lamongan. Tapi kalau sekarang sampai ke Probolingga, Jember, Banyuwangi itu kalau arah ke timur, bahkan ada yang sampai Bali. Kalau arah ke Barat ya sampai Pati, Jepara, Semarang, Solo, Jogja. Kalau ke selatan sampai Blitar, Kediri, Malang, Tulungagung. Hal tersebut tidak terlepas dari kemudahan mencari transportasi dalam hal ini adalah truk yang menyediakan tumpangan untuk ke daerah-daerah yang akan dituju.

Perlengkapan Nyamber

Perlengkapan nyamber tidak banyak berubah. Secara umum perlengkapan

nyamber terdiri dari jaring ukuran mata ikannya 1 inch, watangan (tiang terbuat dari pipa besi jika untuk nyamber malam, karena panjangnya sampai 10 meter. Pipa tersebut disambung-sambung tiap 2 meter), kantong (terbuat dari kain yang dilubangi dan dikasih tali), kurungan (ukuran 1m x 60 cm x 60 cm), peluit, tali tampar (panjang 400 meter). Hanya saja terdapat perbedaan dalam hal perlengkapan antara nyamber malam dengan nyamber siang. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 1. Perbedaan Nyamber Malam Dengan Nyamber Siang

Nyamber Malam Nyamber Siang

Model jaring hanya dibentangkan membujur (lihat gambar 1)

Model jaring dapat bervariasi (Membujur dan membentuk L (Lihat

Gambar 2))

Watangan (Tiang Penyangga Jaring) terbuat dari pipa besi, panjang mencapai 10 m (disambung-sambung ukuran 2 m)

Watangan dapat menggunakan bambu, panjang maksimal 3 meter

Dibutuhkan tali tampar untuk menggiring burung

Tidak deperlukan tali tampar untuk menggirng burung (dilakukan menggunakan kebyok)

Dilakukan di tengah perkebunan tebu Dilakukan di persawahan

(6)

lebih 7-10 meter meter sampai 2,5 meter

Membutuhkan lampu senter kepala Tidak membutuhkan lampu senter kepala

Gambar 1. Ilustrasi model nyamber malam dengan jaring membujur (sumber:

buatan sendiri hasil observasi dan wawancara)

Gambar 2. Ilustrasi model nyamber malam dengan jaring model L (sumber:

buatan sendiri hasil observasi dan wawancara)

Cara Nyamber

1. Nyamber Malam

jaring

V V V V V V V V VV V V V V

SAWAH

V V V V V V V V V V V V V 30 m

50 m jaring

V V V V V V V V VV V V V V

KEBUN TEBU

V V V V V V V V V V V V V

Tali tampar untuk menggiring burung

100 – 150 m

30 m jaring

(7)

Nyamber malam dilakukan di perkebunan tebu. Langkah pertama diawalai dengan survei tempat lokasi yang akan digunakan untuk nyamber. Survei tempat dilakukan dipagi hari dan sore hari. Survei pagi dilakukan anatar jam 05.00 samapai jam 08.00. Sementara survei di sore hari dilakukan antara jam 15.00 sampai 17.00. Survei tempat dilakukan untuk mengetahui tempat yang digunakan burung tidur pada malam sebelumnya. Survei dilakukan dibeberapa tempat untuk dijadikam sebagai plan B ketika ternyata di tempat A burung tidak kembali ketika disurvei pada sore hari.

Setelah dipastikan suatu perkebunan tebu tertentu adalah tempat tidurnya burung, maka langkah selanjutnya adalah mulai memasang jaring. Jaring mulai dipasang kira-kira pulu 19.00. jaring dipasang membentang satu arah seperti net pada olahraga bola voly (lihat Gambar 3).

Gambar 3. jaring tampak dari depan ukuran 30 m x 10 7,5 m (Sumber: buatan sendiri hasil observasi)

10 m

2 m

0,5 m 7,5 m

30 m

= = = = = = = = = = = = = =

Batas permukaan

tanah Tali tampar Watangan / tiang pipa

(8)

Gambar 4. jaring pada nyamber malam tampak dari samping (Sumber: buatan sendiri hasil observasi)

Jadi jaring diatur seperti gambar 4 diatas. Jaring diberi kelebihan untuk kebawah dengan tujuan ketika burung menabrak jaring, burung akan terjatuh dan masuk pada jaring bawah.

Setelah jaring terpasang, kemudian langkah selanjutnya adalah melinkarkan tali tampar ke kebun tebu (lihat gambar 1). Setelah semua terpasang, kemudian tali tampar mulai ditarik untuk menggiring burung ke arah jaring. Tali tampar ditari pelan-pelan dan kecepatan tetap. Setelah tali tampar mendekati jaring (kira-kira 5-10 meter) maka tarikan dipercepat dan dihentakkan.

Secara serempak burung akan terbang dan menabrak jaring. Setelah itu burung yang terperangkap didalam jaring segera diambil dan dimasukkan kantong yang dilingkarkan dalam kepala. Setelah kantong penuh segera dipindahkan kedalam kurungan. Nyamber dilakukan dalam semalam dapat diulang-ulang sampai kurang lebih lima kali sampai kira-kira menjelang subuh. Dalam semalam jika burung memang banyak dapat ditangkap kurang lebih antara 3000 sampai 5000 ekor.

2. Nyamber Siang

Batas permukaan

tanah

10 m

2 m

0,5 m

7,5 m jaring

0,5 m

Jaring dibuat melengkung kebawah dengan tujuan ketika burung menabrak

(9)

Nyamber Siang tidak memerlukan persiapan sedetail nyamber malam. Survei dilakukkan sehari sebelum nyamber dilakukan. Nyamber dilakukan mulai pagi hari. Setelah subuh sudah dipersiapkan perlengkapannya dan jaring mulai dibentangkan. Burung paling banyak keluar diwaktu pagi hari antara jam 05.30 sampai 08.00.

Jaring dibentangkan seperti nyamber malam. Untuk lebih efektif menggunakan model L (lihat gambar 2.). jaring yang tidak sebesar ukuran pada jaring nyamber malam membuat persiapan lebih cepat dilakukan (lihat gambar 5

dan gambar 6). Setelah jaring sudah terpasang nyamber bisa dimulai.

Gambar 5. jaring tampak dari depan ukuran 30 m x 2,5 m (Sumber: buatan sendiri hasil observasi)

2,5 m

0,5 m

25 cm m 1,75 m

30m

= = = = = = = = = = = = = =

Batas permukaan

tanah Tali tampar Watangan / tiang pipa

Jaring

Batas permukaan

tanah

2,5 m

0,5 m

25 cm

1,5 m jaring

25 cm

Jaring dibuat melengkung kebawah dengan tujuan ketika burung menabrak

(10)

Gambar 6 jaring pada nyamber siang tampak dari samping (Sumber: buatan sendiri hasil observasi)

Nyamber dimulaui dengan menarik brung ke dalam sawah dengan cara meniupkan peluit khusus burung yang memiliki suara yang mirip dengan burung emprit. Burung akan terpikat dengan suara tersebut. dengan mengendap-endap dan memakai kebyok, penyamber menggiring burung mendekati jaring. Bururng akan terbang merendah menjauhi penyamber dan mendekati jaring. Setelah burung berjarak kira-kira 5 meter dari jaring, baru dikagetkan dengan teriakan. Secara spontan burung kaget dan terbangnya akan menabrak jaring. Agar burung tidak terbang jauh-jauh peluit senantiasa dibunyikan agar burnung turun lagi. Kemudian burung yang sudah terkena jaring segera diambil dan di masukkan kedalam kantong. Kemudian dipindahkan kedalam kurungan. setelah itu nyamber

diulangi lagi.

Nyamber siang dapat dilakukan mulai pagi sampai jam 10 siang kedudian istirahat sampai jam 15.00 dilanjutkan lagi sampai jam 17.00. dalam sehari jika burung banyak dapat diperoleh sekitar 2000 sampai 3000 ekor burnung emprit.

Harga Burung

(11)

berkisar antara 250-500. Sebelum burung diberikan ke juragan terjadi tawar menawar terlebih dahulu. Rata-rat harga yang disepakati antara 250-300.

Burung dari juragan dijual ke berbagai orang. Ada yang langsung diambil oleh pengecer, ada pula yang disetorkan lagi ke Surabaya atau Jakarta. Harganya berfariasi. Jika ke pengecer harga burung 400-500. Jika dikirim ke Surabaya 500-750. Jika dikirim ke Jakarta harganya 750-1000 per ekor.

Jika harga dari penyamber tidak sesuai dengan harga yang diitawarkan oleh juragan, terkadang oleh penyamber dijual eceran sendiri. Untuk menari mina pembeli, para pengecer memberikan warna pada burung sebelum dijual. Burung diwarnai dengan pewarna tekstil. Harga yang dijual ke pembeli dalah muali 1500 sampai 2000 per ekor.

Penyamber mengaku jika burung yang didapatkan tidak lebih dari 3000, maka dia akan rugi. Harga harus tetap stabil antara 250 sampai 300. Untuk satu kali nyamber keluar daerah dibutuhkan modal sekitar 150.000 per orang. Satu kelompok 3 orang. Perjalanan pulang pergi membutuhkan biaya sekitar 50.000 per orang. Uang untuk makan 50.000 untuk tiga hari. Dan untuk memberi makan kepada burung minimal 100.000.

SIMPULAN

nyamber dan njaring merupakan du istilah berbeda yang oleh masyarakat dusun Jungkir desa Watu Dakon Kecamata Kesamben kabupaten Jombang artinya disamakan. Antara teknologi dan mata pencaharian dijadikan satu istilah yang sama. Nyamber merupakan penangkapan burung emprit dengan menggunakan jaring. Seiring perkembangnya nyamber dibagi menjadi nyamber malam dan

nyamber bengi. Perlengkapan yang digunakan berbeda, caranya berbeda dan tempat nyambernya juga berbeda

.

(12)

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-format Peelitian Sosial. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Husaini. Tanpa Tahun. Kisah Permusuhan Petani dengan Burung. (Online) Emprit (1). http://www.sheepindonesia.org/id/?page=news&viewid=46, diakses 30 November 2014

Laporan Hasil Survei (LHS) (Online) lhsdesablimbing.worpress.com diakses 30 November 2014

Mundarjito, dkk. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia, Sitem Teknologi. Paeni Mukhlis (Ed) Jakarta: RajaGrafindo Persada.

(13)

LAMPIRAN 1

Daftar Narasumber

No Nama Data yang dicari Keterangan

1. Roekin (60) -asal-usul nyamber

-tempat nyamber

-perlengkapan

nyamber -cara nyamber

-cara menjual burung hasil tangkapan

-orang paling tua di dusun Jungkir yang masih nyamber -Masih saudara jauh dengan peneliti (Paman, paklik -Jawa)

2. Cak Kus (38) -penjualan burung

-distribusi burung

nyamber

-juragan burung -pelopor nyamber di siang hari

3. Cak Khoiri (35) -cara nyamber di

siang hari

-pelaku nyamber,

(14)

TRANSKRIP WAWANCARA Data Informan

Nama : Roekin

Usia : 60 tahun

Pekerjaan : Petani dan nyamber

Alamat : Dsn Jungkir 05/03 Ds Watudakon Kec. Kesamben-Jombang

Waktu wawancara : 22 November 2014, pukul 12.30 WIB Tempat wawancara : di rumah Bapak Roekin

Sebelumnya sudah janji untuk mewawancarai bebeapa hal tentang nyamber.

Kebetulan narasumber sedang istirahat setelah pulang dari sawah

Habib : Assalamu’alaikum

Pak Roekin : Wa’alaikumsalam

Habib : pripun lik kabare? (bagaimana pak kabarnya?) Pak Roekin : Alhamdulillah sehat

Habib : pripun lik, tasih nyamber? (bagaimana pak, masih nyamber?) Pak Roekin : saiki yo prei, isih ngurus sawah, paling minggu ngarep budhal,

terakhir wes telung minggu gak budhal (Sekarang ya libur, masih mengurus sawah, mungkin minggu depan berangkat (nyamber), terakhir sudah tiga minggu tidak pergi (nyamber))

Habib : nyamber menika nopo lik? (nyamber itu apa pak?)

Pak Rokein : dadi ngene yo, nyamber iu ya nangkap manuk nganggo jaring, umume manuk sing dijaring manuk emprit. Nyamber utowo njaring iku sebenere yo podo ae. Nek menurutku yo nyamber iku nyambut gawene, njaring iku carane. Tapi uwong-uwong ngarani istilah iku wes salah kaprah, uwong muni nyamber yo mesthi njaring, muni njaring yo mesthi nyamber. Tapi iku yo wes kaet zamane mbah-mbah biyen. Kaet aku isih joko sampek tuek istilah loro iku y wes podo ae. Seng penting lak nyambut gawe, nek istilah yo gak usah dipikir. (jadi begini ya, nyamber itu ya menangkap burung

menggunakan jaring, umumnya yang dijaring adalah burung emprit. Nyamber atau njaring itu sebenarnya ya sama saja. Kalau menurut saya, nyamber itu adalah pekerjaannya, njaring itu cara bekerjanya. Tapi, orang-orang menyebut istilah tersebut sudah salah, orang mengatakan nyamber ya pasti njaring, mengatakan

njaring ya pasti nyamber. Tapi itu juga sudah sejak zamannya kakek-kakek dulu. Sejak saya masih muda sampai tua dua istilah tersebut ya sudah sama saja. Yang penting kan kerjanya, istilah ya nggak usah dipikir lah.

Habib : sampean nyamber diajari sinten lik? Kaet kapan niku? (Bapak

nyamber diajari siapa? Itu, Sejak kapan?

(15)

yo melok morotua nyamber. Dadi jaman iku meh roto uwong-uwong nek gax nduwe sawah, nyambut gawene yo nyamber. Seng nduwe sawah kadang yo melok nyamber, iku dilakoni nek sawah mari tandur utowo wektu pari umur sak wulan sampek sak durunge panen (kalau nyamber sejak kapan saya tidak tau, tapi nyamber

itu sudah menjadi pekerjaan orang Dusun Jungkir sini sejak zamannya kakek-kakek dulu. Waktu aku kecil sudah ada nyamber,

tapi bapak saya dulu tidak nyamber, cuma petani saja. Saya bisa

nyamber ya sejak diajari kakekmu Pi’I (Mbah Syafi’I, adik bapaknya Pewawancara). Sejak saya nikah dengan Bulikmu Kah (Rukah), pekerjaan saya ya ikut mertua nyamber. Jadi zaman dulu, hampir rata-rata pekerjaan orang-orang (di Dusun Jungkir) kalau tidak punya sawah ya ikut nyamber. Yang punya sawah terkadang ya ikut nyamber. Itu dilakukan ketika sawah habis ditanami padi atau padi berumur satu bulan sampai sebelum panen.)

Habib : teng pundi ae Lik nek nyamber? (Dimana saja pak, kalau

nyamber?)

Pak Roekin : dadi nyamber nek biyen iku yo nang tebu-tebu idek-idek kene ae, Jombang, Mojokerto, Lamongan. Tapi nek sak iki yo sampek tekan Probolinggo, Jember, Banyuwangi iku nek ngetan, tapi nek arek-arek enom saiki yo sampek tekan Bali barang. Tapi nek aku mentok paling tekan Banyuwangi. Nek arah ngulon yo sampek tekan Pati, Jepara, Semarang, Solo, Jogja. Nek ngidul paling tekan Blitar, Kediri, Malang, Tulungagung, Trenggalek, akeh lah. Jawa Timur rumongso wes tak parani kabeh. (Jadi nyamber kalau dulu ya di perkebunan dekat-dekat sini saja, Jombang, Mojokerto, Lamongan. Tapi kalau sekarang ya sampai ke Probolingga, Jember,

Banyuwangi itu kalau arah ke timur, tapi kalau anak-anak muda sekarang sampai Bali juga. Tapi kalau saya ya hanya sampai Banyuwangi saja. Kalau arah ke Barat ya sampai Pati, Jepara, Semarang, Solo, Jogja. Kalau ke selatan paling sampai Blitar, Kediri, Malang, Tulungagung, banyak lah. Jawa Timur perasaan sudah saya jelajahi semua.

Habib : numpak nopo lik? (naik apa pak?)

Pak Roekin : nek aku kaet joko sampek saiki yo nggawe sepeda pancal. Dadi ket omah sampek mojokerto mancal, tekan Mojokerto sepedae ditumpakno trek sampek Gempol, tekan Gempol numpak trek maneh sampek Probolingo, Jember opo Banyuwangi karek tujuane. Iku nek arah ngetan. Tapi nek arah ngulon, biasae numpak trek mari amot pati nang Mbito teko Pati. Wes akeh lah kendaraane. Tapi nek arek-arek saiki nggawe sepeda motor. Tapi nek budhal bengi yo ditumpakno trek. (kalaui saya sejak muda sampai sekarang nak sepeda. Jadi dari rumah sampai Mojokerto naik sepeda,

(16)

kalau anak-anak sekarang naik sepeda motor. Tapi kalau berangkat malam ya dinakkan truk.

Habib : o…dadi mboten ndamel sepeda pancal terus nggeh. Lha kendharaane bayare pinten lek? (o…jadi tidak naik sepeda terus ya. Lha kendaraannya itu bayarnya berapa pak?)

Pak Roekin : biasane yo wong siji iso 15.000 sampek 50.000, karek jarak,e. tapi kan sing tak tumpak,i iku trek mari momot barang, mbuh pupuk, ampas tebu, pati akeh lah. Dadi duwite iku yo ceperane supir ae, timbaang mulih mek tompo bayaran thok kan? (biasanya ya satu orang 15.000 sampai 50.000 tergantung jaraknya. Tapi kan yang saya tumpangi itu truk habis kirim barang, entah itu pupuk, ampas tebu, tepung banyak lah. Jadi uangnya itu ya ceperannya sopir saja, daripada pulang cuma terima bayaran saja kan?) Habib : oo,,,nek alate nyamber niku nopo ae lek? (oo,,,Kalau

perlengkapan nyamber itu apa saja Pak?)

Pak Roekin : nek alat-alate yo jaring, watangan gawe cagak’ jaring, tampar, kantong, kurungan, batre senter nang ndas, sempritan khusus manuk. Wes iku thok. (kalau alat-alatnya ya jaring, watang (tongkat dari pipa besi) buat tiang jaring, tali tampar, kantong, kurungan, senter kepala, peluit burung. Ya itu saja.)

Habib : nah nek carane nyamber niku pripun lek? (nah, kalau caranya

nyamber itu bagaimana pak?)

Pak Roekin : dadi nyamber iku minimal sak klompok wong telu lah, wong loro kenek tapi yo kewalahen.Dadi mulai isuk kiro-kiro mari subuh utowo sakdurunge jam nem lah, iku golek nggon nang tebu-tebu sing kiro-kiro akeh manuk’e biasane idhek karo sawah-sawah. istilahe saiki survei lah, nah ngko sore didelok maneh, kiro-kiro manuk iku nek turu mbalik nang tebu maeng gak? Nek mbalik ya nggone berarti tepak, nek gak mablik yo golek nang liyane, dadi survei isuk mau gak mek sak nggon thok. Nah kiro-kiro mari isya’ jam pitunan lah, jaring mulai dipasang.paling sak jam masang jaring. Mari ngunu mulai nyamber. Modelle jaring iku dipasang koyok net voly, dowonne 30 meter, dukure watange 10 meter. Watange teko pipo wesi. Watange iku digawe cagak telu. 10 meter iku yo dibagi, setengah meter di ncepno nang lemah, jaring

(17)

(jadi nyamber itu dilakukan minimalsatu kelompok tiga orang, dua orang bisa, tapi ya kerepotan. Jadi mulai pagi kira-kira habis subuh, atau sebelum jam enam lah, kita harus cari tempat di perkebunan tebu yang kira-kira banyak burungnya (Burung Emprit) biasanya dekat dengan persawahan. Istilahnya Survei lah. Nah nanti sore hari dilihat lagi, kira-kira burung tersebut kembali ke kebun tebu tersebut apa tidak? Kalau kembali berarti tepat, kalau tidak kembali ya cari yang lain, jadi survei pagi tadi tidak disatu tempat saja. Nah kira-kira setelah waktu isya’ atau jam tujuh malam lah, jaring mulai di pasang, mungkin sekitar satu jam untuk memasang jaring. Model jarinya dipasang seperti net voly, panjangnya (Jaring) 30 meter, tinggi tiangnya 10 meter. Tiangnya dari pipa besi. Tiangnya dibuat tiga tiang. 10 meter tersebut dibagi lagi, setengah meter untuk ditanam didalam tanah, jaring dipasang 2 meter diatas tanah atau diatas tebu. Kira-kira lebar jaring 7 meteran lah. Nah setelah jaring sudah berdiri, selanjutnya tali tampar di ulurkan melingkar kebun tebu. Tali tampar tersebut digunakan untuk menggoyak atau menggiring burung di tebu. Tali tampar tersebut panjangnya kira-kira 400 meter. Nah stelah itu baru nyamber dimulai. Jadi awalnya tali tampar mulai ditarik pelan-pelan dulu. Setelah kira-kira tali tampar jaraknya 10 meter dari jaring, baru ditarik dengan cepat-cepat. Burung kalau sudah menabrak jaring sudah tidak bisa lepas, burung langsung turun kebawah. Setelah itu tinggal mengambil burung dari jaring dimasukkan kantong. Setelah itu dipindah ke kurungan burung. Nah itu dilakukan semalam bisa sampai lima tarikan, pokoknya di dalam kebun tebu dari setelah isya’ sampai sebelum subuh. Hasilnya minimal kalau burung mudah ya bisa 3000 sampai 5000 an ekor. Tapi kalau sulit ya dapat 3000 ekor itu sudah bagus.)

Habib : sak wise niku langsung balik Lik? (setelah itu langsung pulang pak?)

Pak Roekin : yo nek wes oleh manuk minimal sak jalan 3000 sampek 4000 yo mulih, nek dorong yo menene dibaleni meneh. (ya kalau sudah dapat burung satu kali nyamber 3000 sampai 4000 ekor ya pulang, tapi kalau belum ya besoknya diulangi lagi)

Habib : lha niku ngedole teng pundi lik? (lha, itu jualnya dimana pak?) Pak Roekin : dadi ngedole iku bedo-bedho yo, onok sing disetor nang juragan

(18)

ya tak setorkan ke juragan. Kalau dijual kejuragan satu ekornya 250, 300 paling mahal 500 tergantung burung, kalau burung carinya mudah ya harganya murah, kalau burung carinya sulit harganya juga mahal. Nah setelah itu, oleh juragan dijual kembali ke pengecer dengan mengambil untung 100 sampai 200 tergantung umurnya burung, kalau burung sudah lama di juragan untungnya ya banyak, kalau burung masih baru paling untungnya seratus. Nah kalau tidak dijual ke pengecer, burung distorkan ke Surabaya dipasar burung. Itu harganya juga tambah mahal. Lha kalau dari pengecer sebelum dijual lagi burung dikasih warna baru dijual dengan harga 1000 sampai 2000 per ekor.)

Habib : nah biasane sampean nek setor teng juragan niku teng sinten?

(nah, biasanya bapak kalau menyetorkan ke juragan ke siapa?) Pak Roekin : nek juragan kene yo Paidi, Kus,Pak Tik. Nek pengen ngerti yo

nangngo cak Kus iku lho (sambil menunujkkan rumahnya) (kalau juragan disini ya Paidi, Kus, Pak Tik. Kalau ingin tahu ya datango ke Cak Kus itu lho)

Habib : Oh nggeh sampun lik suwun, kulo mangke tak teng Cak Kus, mengke nek wonten pertanyaan maleh tak mriki maleh. (oh iya pak, terima kasih, saya nanti tak ke rumahnya Cak Kus, nanti kalau ada pertanyaan lagi saya tak kesini lagi).

Pak Roekin : o iyo le ( oh iya nak)

Habib : wassalammu’alaikum

(19)

TRANSKRIP WAWANCARA Data Informan

Nama : Cak Kus

Usia : 38 tahun

Pekerjaan : juragan burung, nyamber

Alamat : Dsn Jungkir 06/03 Ds Watudakon Kec. Kesamben-Jombang

Waktu wawancara : 22 November 2014, pukul 16.00 WIB Tempat wawancara : di rumah Cak Kus

Ketika wawancara, narasumber sedang memberi makan burung yang baru

disetorkan oleh penyamber. Narasumber dan wawancara sudah kenal sebelumnya, jadi wawancaranya mengalir saja.

Habib : piye cak, lancar usahane? (bagaimana Cak, lancar usahane?) Cak Kus : Alhamdulillah lancar, awakmu sih nang Malang yo? (kamu masih

di Malang ya?)

Habib : Iyo cak, sampean iki juragan wes gak nyamber maneh? (iya cak, Anda sekarang jadi juragan sudah tidak nyamber lagi?

Cak Kus : Yo saiki jek nyamber. Tapi yo nyamber awan idhek-idhek kene. (ya sekarang masih nyamber. Tapi ya nyamber siang dekat-dekat sini) Habib : lho nyamber saiki yo awan barang cak? Gak bengi thok yo? (lho

nyamber sekarang siang juga ya cak? Tidak malam saja ya?) Cak Kus : iyo nyamber saiki yo awan barang, tapi nek awan iku nang

sawah, nek bengi lak nang tebu kan? Nyamber awan yo cakut aku sing ngawali. Aku eroh yo diwuruk’i koncoku uwong Suroboyo. Uwong-uwong saiki yo sek akeh sing nyamber bengi. Tapi yo mulai ngaleh melok nyamber awan. (iya nyamber sekarang ya ada di siang juga, tapi kalau siang itu di sawah, kalau malam kan di kebun tebu kan? Nyamber siang ya baru saya yang mengawali. Saya tahu ya diajari temanku orang Surabaya. Orang-orang sekarang masih banyak yang nyamber malam. Tapi juga mulai beralih ikut

nyamber siang.

Habib : bedone berarti mek nggone mbek waktu nyamber ta? (bedanya berarti cuma tempat sama waktu nyambernya saja ya?

Cak Kus : yo gak, alat-alate karo carane yo bedo, wes mene esok ae awakmu rene melok aku nyamber nang Gedeg (nama desa di Mojokerto) kiro-kiro mari subuh reneo. (ya tidak, alat-alatnya sama caranya juga beda, sudah besok pagi saja kamu kesini ikut saya

nyamber di Gedeg. Kira-kira setelah subuh kesini.)

Habib : oke wes. Sampean kaet kapan dadi juragan. (Anda sejak kapan jadi juragan)

Cak Kus : wes onok kiro-kiro rong tahunan. (sudah ada kira-kira dua tahunnan)

Habib : piye cak regone manuk? (bagaimana cak harganya burung?) Cak Kus : yo aku njupuk teko wong nyamber nek manuk nang kene akeh yo

(20)

ngecer paling jupuk bathi 100 opo 200 karek suwene manuk nangkene. Soale kan nek nang kene yo ngingoni, mangane beras sedino 5000 manuk isok sampek 10 Kg. makani peng papat, mulai esok, jam sepuluhan, mari bedhuk, trus mari ashar. Trus nek tak kirim nang Suroboyo isok sampek 500 sampek 750, nek nang Jakarta iso 750 sampek 1000. (ya saya ambil dari orang nyamber

kalau burung disini banyak ya tak hargai 250, tapi kalau burung disini sepi ya terkadang bisa sampai 500, tapi itu jarang. Paling sering 300an per ekor. Trus kalau saya jual ke pengecer paling ambil untung 100 atau 200 tergantung lamanya burung disini. Soalnya kalau disini ya memelihara, makannya beras sehari untuk 5000 ekor burung bisa sampai 10 Kg. makannya sehari empat kali, mulai pagi, jam sepuluh, setelah dhuhur dan setelah ashar. Trus kalau saya kirim ke Surabaya harganya bisa 500 sampai 750 per ekor. Kalau saya kirim ke Jakarta harganya 750 sampai 1000. Habib : nek di gowo wong ngecer didol nang ndi cak? (kalau di bawa

pengecer dijual kemana cak?)

Cak Kus : dadi mari teko kene yo, manuk langsung disumbo abang ijo mbek wong ngecer. Mari ngunu yo di dol nang pasar-pasar manuk, nang keramaian, nang sekolah-sekolah, arek-arek cilik seneng ngunuiku. Nek regone biasae didol 2000, kenek dinyang dadi 1500. Tapi nek didol nang Suroboyo jarene dituku wong-wong digawe pakane burung hantu, elang. Iku biasane dipesen kumunitas ngunuiku.

(jadi setelah dari sini, burung langsung diberi pewarna merah hijau oleh pengecer. Setelah itu dijual di pasar-pasar burung, di pusat keramaian, di sekolah-sekolah, anak-anak kecil senang dengan itu. Kalau harga biasanya dijual 2000, bisa ditawar jadi 1500. Tapi kalau dijual Surabaya katanya dibeli orang-orang untuk dijadikan makan burung hantu dan elang. Itu biasanya dipesan oleh

komunitas gitu.)

Habib : o..ya wes cak, mene esuk aku tak rene melok nyamber yo (O, ta sudah dulu cak, besok pagi saya kesini untuk ikut nyamber ya) Cak Kus : iyo, mene tak enteni, mari subuh yo. (Iya, besok tak tunggu,

setelah subuh ya)

Habib : oke wes

(21)

TRANSKRIP WAWANCARA Data Informan

Nama : Cak Khoiri

Usia : 35 tahun

Pekerjaan : nyamber, Pengecer

Alamat : Dsn Jungkir 06/03 Ds Watudakon Kec. Kesamben-Jombang

Waktu wawancara : 23 November 2014, pukul 05.00 WIB Tempat wawancara : di Sawah desa Gedeg

Ketika wawancara, narasumber sedang memasang jaring. Narasumber dan wawancara sudah kenal sebelumnya, jadi wawancaranya mengalir saja sambil membantu persiapan nyamber.

Habib : yok opo cak persiapane nyamber? (gimana cak periapannya

nyamber?)

Cak Khoiri : iki wes siap, karek masang ae (ini sudah siap, tinggal memasang saja)

Habib : sampean nyamber kaet kapan? (Anda nyamber sejak kapan?) Cak Khoiri : aku nyamber yo wes kaet joko, cuma gx nyamber terus, kadang yo

ngecer barang, cakut iki ae melok Kus nyamber awan kok sawangane enak. (saya nyamber ya sejak muda, cuma tidak

nyamber terus. Kadang juga ngecer juga. Baru akhir-akhir ini saja ikut Kus (Cak Kus) nyamber siang kok kelihatannya enak).

Habib : opo bedane karo nyamber bengi cak? (apa bedanya dengan

nyamber malam cak?)

Cak Khoiri : gak akeh sih, cumak nek nyamber bengi watange kan dowone sampek 10 meter, nek iki (sambil memegang watang yang terbuat dari bambu) paling mek rong meter setengah. Nek nyamber bengi seng digawe ngoyak manuk lak tampar a? nek saiki yo langsung ae dioyak mbek kebyok mbek sempritan, sak wise jarak limang meter langsung digethak ambek cangkem ae, manuk miber wes kenek jaring. Nah sempritan iku fungsine gawe narik manuk supoyo mudun nang sawah maneh. (Tidak banyak sih, cuma kalau

nyamber malam tiangnya panjangnya sampai 10 meter, kalau ini hanya dua setengah meter. Kalau nyamber malam yang digunakan untuk mengoyak burung kan tali tampar? Kalau sekarang (nyamber

Siang) langsung saja dikoyak dengan kebyok dan peluit. Setelah jarak lima meter langsung disentak dengan mulut saja, burung terbang langsung kena jaring. Nah peluit berfungsi untuk menari burung supaya turun lagi ke sawah lagi).

Habib : o, jaringe ukurane piro cak? (O, jaringnya ukurannya berapa cak?)

(22)

Habib : olehe masang nggon jaringe piye cak? (caranya memasang tempat jaringnya gimana cak)

Cak Khoiri : dadi jaringe dipasang nang watangngane trus dideleh model mujur koyok nyamber bengi, tapi iso dimodel L. dadi nek mujur kudu doyak wong loro, nek model L dioyak wong siji ae kenek. (jadi Jaringnya dipasang di tiangnya, setelah itu ditaruh dengan model membujur seperti nyamber malam, tapi juga bisa dimodel L (dua sisi). Jadi kalau cuma membujur satu arah itu yang mengoyak harus dua orang, tapi kalau model L dikoyak wong siji kenek.)

Habib : iki lak nek manuk wes kejaring trus dijupuki dilebokno kantong dishek, sak kantonge emot piro cak? (ini kan kalau burung sudah terjaring setelah itu diambil dimasukkan kantong dulu, satu kantong muat berapa cak?

Cak Khoiri : dadi kantong iki gawe dewe yo, kantong iki multifungsi yo, digawe wadah jaring ambek kantong manuk. Nek isine paling yo kuat isi 50 sampek 100. (jadi kantong ini buat sendiri, kantong ini multifungsi, dibuat tempat jaring dan untuk kantong burung. Kalau isinya mungkin muat 50 sampai 100 ekor.

Habib : oo, ngene iki nyamber sampek jam piro cak? (oo, sepertin ini

nyamber sampai jam berapa cak?

Cak Khoiri : dadi akeh-akehe manuk yo esok shek peteng sampek jam 10 an lah, tapi ngko kate sore rame maneh. Dadi nek nyamber yo kaet esok, awan istirahat, sore jam 3 an lanjut maneh sampek jam 5an.

(jadi banyak-banyaknya burung ya pagi masih gelap sampai jam 10an lah. Tapi nanti menjelang sore ramai lagi. Jadi kalau nyamber ya dari pagi, siang istirahat, sore jam 3 lanjut lagi sampai jam 5an). Habib : kadang sedino oleh manuk piro cak? (terkadang satu hari dapat

burung berapa cak?)

Cak Khoiri : paling akeh 3000, roto-roto 2000 iku wes apik (paling banyak 3000, rata-rata 2000 itu sudah bagus)

Habib : o, yo wes cak, sampean lanjutno, aku tak ndelok-ndelok..hehe (o ya sudah cak, Anda lanjutkan, saya tak lihat-lihat..hehe)

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Nyamber Malam Dengan Nyamber Siang
Gambar 2.  Ilustrasi model  nyamber  malam dengan  jaring model L (sumber:
Gambar 3. jaring tampak dari depan  ukuran 30 m x 10 7,5 m (Sumber: buatan
Gambar 4. jaring pada nyamber malam tampak dari samping (Sumber: buatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fokus pertama dalam penelitian ini adalah gambaran prasangka sosial pada wanita bercadar dalam bentuk kognitif.Menurut partisipan kedua (P02) mengatakan bahwa dirinya

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada peneliti sehingga karya ilmiah yang berjudul Keberfungsian Sosial Penyandang Tuna Netra

(;ON T AIL SYUKUR HARAHAP GUNUNG TUA JAE JLJNIYANTY SIREGAR GUNUNG TUA JAE NISROYANI SIREGAR GUNUNG TUA JAE NINI SARTIKA HARAHAP GUNUNG TUA JAE ALL BORKAT HARAHAP GUNUNG

bahwa dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut menggunakan mutu akreditasi pelayanan Puskesmas tersebut menggunakan mutu akreditasi pelayanan

Pendekatan Teknokratis (strategis dan berbasis kinerja) yaitu perencanaan dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah, yang merupakan suatu

1. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Khususnya mengenai Pengabdian kepada Masyarakat. Dengan adanya dasar hukum yang jelas tersebut, maka mahasiswa S1 UNY

Masyarakat dan Perubahan Sosial (Study Tentang Pergeseran Nilai Di Desa Paciran Kabupaten Lamongan Pasca Pembangunan Hotel Tanjung Kodok Beach Resort (TKBR) Dan Wisata Bahari

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah segala puji bagi Allah, pada akhirnya penulis telah menyelesaikan Dasar Program Perencanaan dan perancangan Arsitektur (DP3A)