• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Hubungan Pertemanan Terhadap Perilaku Bullying di Kalangan Siswa SMA (Studi Kasus Pada Beberapa SMA di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Hubungan Pertemanan Terhadap Perilaku Bullying di Kalangan Siswa SMA (Studi Kasus Pada Beberapa SMA di Kota Medan)"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Gambar 1 : penulis saat menyebarkan kuesioner

Gambar 2 : Penulis saat melakukan wawancara singkat

(2)

Gambar IV : Lokasi penelitian pertama (SMA NEGERI 15 MEDAN)

(3)

PENGARUH HUBUNGAN PERTEMANAN TERHADAP PERILAKU

BULLYING DI KALANGAN SISWA SMA

(Studi Kasus Pada Beberapa SMA Di Kota Medan) Daftar Kuesioner

Kepada saudara/I yang terhormat

Pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner ini hanyalah untuk keperluan pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi penulis. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Hubungan Pertemanan Terhadap Perilaku Bullying di Kalangan Siswa SMA”, maka dari itu saya mengharapkan saudara/I responden bersedia :

1. Menjawab semua pertanyaan ini sesuai dengan pendapat para responden dengan sejujur-jujurnya, dan perlu di ketahui bahwa jawaban dari

kuesioner ini tidak berhubungan dengan benar atau salah dari hasil analisis akhir kuesioner ini.

2. Mengisi identitas sesuai dengan data yang sesungguhnya.

3. Memilih jawaban dengan cara memberi tanda (X) atau (O) pada pilihan berganda. Jawaban yang dipilih merupakan jawaban yang paling sesuai dengan responden.

4. Jika ada pertanyaan yang kurang dipahami, dapat ditanyakan langsung kepada peneliti.

Semua jawaban yang saudara/I berikan terjamin kerahasiaannya dan semata-mata hanyalah untuk kepentingan ilmiah dalam rangka penulisan skripsi yang menjadi tugas akhir dari studi peneliti. Adapun sedikit banyak hal ini akan menyita waktu dan mengganggu kenyamanan Saudara/I, untuk itu saya mohon maaf dan mengucapkan terima kasih atas kesediaanya.

Hormat Saya, Peneliti

(4)

2. Usia : 3. Jenis kelamin : 4. Agama : 5. Suku :

II. Hubungan Pertemanan

No Pertanyaan Jawaban

1. Setujukan anda dengan adanya geng / kelompok bermain di sekitar anda?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju 2. Menurut anda apakah sulit untuk masuk menjadi

anggota geng / kelompok bermain?

a. Sangat sulit b. Sulit

c. Tidak terlalu d. Tidak sulit 3. Seberapa sering anda jalan dengan teman dekat

?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 4. Seberapa sering anda berbeda pendapat dengan

teman dekat anda ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 5. Sebarapa sering anda berinteraksi dengan teman

dekat anda ?

(5)

sekelas anda? b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 7. Ketika pembagian kelompok diskusi apakah

anda sering satu kelompok dengan teman dekat ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 8. Seberapa sulit anda beradaptasi ketika berada di

lingkungan baru ?

a. Sangat sulit b. Sulit

c. Tidak terlalu d. Tidak sulit 9. Menurut anda apakah dengan berteman lebih

memudahkan anda untuk berinteraksi ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju 10. Seberapa sering teman anda menceritakan

masalah pribadinya kepada anda ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 11. Ketika anda memiliki masalah, seberapa sering

anda menceritakan kepada teman terdekat ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 12. Seberapa besar kepercayaan anda kepada teman

dekat ?

a. Sangat percaya b. Percaya

c. Kurang percaya d. Tidak percaya 13. Seberapa sering anda mendahulukan urusan

kelompok dari pada urusan pribadi ?

(6)

III. Perilaku Bullying

17. Pernahkan anda memukul / mendorong teman tanpa alasan ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 18. Menurut anda apakah dengan memukul orang

lain anda merasa ditakuti ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju 19. Apakah setiap menghadapi permasalahan anda

sering menyelesaikan dengan perkelahian ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 20 Menurut anda apakah menyelesaikan masalah

dengan adu fisik merupakan tindakan yang benar ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju 21 Apakah anda pernah mengambil uang saku

teman secara paksa ?

a. Sangat sering b. Sering

c. Pernah d. Tidak pernah 22 Pernahkah anda mengurung teman di toilet ? a. Sangat sering d. Tidak pernah 15. Apakah anda selalu mengetahui keadaan dan

kabar teman dekat anda ?

a. Sangat setuju b. Setuju

(7)

b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 23 Pernahkah anda menjaili teman dengan cara

mencubit ?

a. Sangat sering b. Sering

c. Pernah d. Tidak pernah 24 Menurut anda apakah memanggil orang lain

dengan julukan tertentu merupakan hal yang biasa ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju 25 Seberapa sering anda memberikan sikap sinis

ketika teman anda tidak melakukan perintah anda ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 26 Seberapa sering anda akan mendiamkan teman

anda ketika dia melakukan hal yang tidak anda sukai ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 27 Pernahkah anda disuruh teman sekelompok

untuk tidak berteman dengan teman yang lain ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 28 Pernahkah anda disuruh oleh teman

sekelompok anda untuk mengejek teman lain ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 29 Pernahkah anda diajak teman untuk memusuhi

teman lain ?

(8)

d. Tidak setuju 31 Apakah pemimpin kelompok anda merupakan

orang yang ditakuti ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju 32 Seberapa sering anda menganggap kelompok

anda lebih hebat dari pada kelompok lain ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 34 Pernahkah anda mempermalukan orang lain

lewat sosial media ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 35 Setujukah anda sosial media dijadikan tempat

untuk menghina orang lain ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju 36 Pernahkah anda di permalukan atau dihina

lewat social media ?

a. Sangat sering b. Sering c. Pernah d. Tidak pernah 37. Apakah anda sering mempermalukan teman di

sosial media dalam bentuk gambar ?

(9)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Bagus, Ida Wirawan. 2012. Teori – Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta:

Kencana.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Eriyanto. 2011. Analisis isi, Pengantar metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Hendrarti, I.M, Herudjati Purwoko. 2008. Aneka Sifat-Sifat Kekerasan (fisik, simbolik, birokratik, dan structural). Indonesia : PT.Macanan Jaya Cemerlang

Kartono, Kartini.Dr. 1986. Patologi Sosial 2 : Kenakal Remaja. Jakarta : CV. Rajawali

Martono, Nanang. 2012. Kekerasan Simbolik di Sekolah (Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Pierre Bourdieu). Depok : PT.Raja Grafindo Persada

Narwoko, Dwi.J, bagong suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Nasution, M. Arif, R. Hamdani Harahap dkk. 2008. Metodologi Penelitian. Medan : Fisip USU Press

(10)

Soekanto, Soerjono. Dkk. 1988. Howard .S. Becker : Sosiologi Penyimpangan. Jakarta : CV. Rajawali

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Susan, Novri. 2009. Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta : kencana.

Yusuf,S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Rosdakarya

KARYA ILMIAH :

Usman, irvan. 2014. Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo

Septiyuni, Dara Agus. 2014. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap Perilaku Bullying Siswa di Sekolah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

SUMBER LAIN :

academia.edu/10078242/bullying_faktorfaktor_penyebab_bullying_dan_solusi_m engatasi_bullying (diakses : 10 april 2016, 20:06)

ewintribengkulu.blogspot.co.id (diakses :03 april 2016, 13:00)

(11)

19:45)

sosiolovers-ui.blogspot.co.id/2013/01/kasus-bullying-di-lembaga- pendidikan.html?m=1 (diakses 17 mei 2016, 21:48

(12)

METODOLOGI PENELITIAN

Pada pembahasan bab ini akan dijelaskan tentang metode yang dilakukan

dalam melakukan penelitian mengenai pola hubungan pertemanan terhadap perilaku bullying di kalangan siswa SMA. Cakupan yang dijelaskan dalam pembahasan bab ini meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

teknik penarikan sampel penelitian, metode pengumpulan data, instrument dan aspek pengukuran, serta pengolahan dan analisis data.

3.1. Jenis Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan agar mencapai suatu tujuan atau dengan istilah lain suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara

mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih mendalam lagi Sugiyono (2009 : 6) menjelaskan bahwa metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu hingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah.yang detail dari obyek penelitian sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini.

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian survei dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam pengamatan langsung terhadap suatu

(13)

semua hal yang akan diteliti harus diidentifikasi. Dikategorisasikan, dan diidentifikasi secara jelas untuk kemudian dapat diukur melalui cara-cara yang

tepat (Pendit,2003).

Penelitian dengan menggunakan metode survei dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Penelitian ini diidentifikasikan dengan penelitian menggunakan pertanyaan

“bagaimana” bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambar realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai suatu gejala atau fenomena.

Penelitian dengan metode survey dengan menyebar kuesioner serta observasi kepada masing-masing responden guna memperkuat pertanyaan yang terkesan kurang jelas. Ukuran sampel untuk survey oleh statistic di hitung dengan

menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang

dapat diterima.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa SMA sederajat di kota Medan.

Dimana pelajar SMA merupakan kalangan yang memahami pengertian dari bullying dan bentuk-bentuk perilaku bullying. Lokasi penelitian diambil di 3

Sekolah Menengah Atas yang berbeda. Yakni SMA Negeri 15 Medan, SMA Swasta Harapan 3 Medan dan SMA Swasta Santo Thomas 3. Alasan peneliti mengambil 3 lokasi penelitian yang berbeda dikarenakan peneliti ingin

(14)

pola hubungan pertemanan terhadap perilaku bullying dikalangan siswa SMA.

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu atau populasi merupakan keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini merupakan siswa di 3 SMA Kota

Medan. Adapun jumlah siswa yang terdapat di masing-masing SMA sebagai berikut :

1. SMA Negeri 15 Medan sebanyak 1125 siswa. 2. SMA Swasta Harapan 3 Medan sebanyak 302 siswa

3. SMA Swasta Santo Thomas 3 Medan sebanyak 489 siswa

Jumlah keseluruhan siswa di 3 SMA tersebut sebanyak 1916 siswa, yang akan di jadikan sebagai populasi sampling dalam penelitian ini.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari yang ingin diteliti. Karena itu sampel harus

dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. Burhan Bungin (2011) sampel merupakan perwakilan dari seluruh populasi. Maka dari itu sampel dilihat sebagai kemungkinan dari populasi. Untuk menghitung

(15)

sampel dengan metode komposisi proposional sebagai dasar serta acuan agar mendapatkan tingkat akurasi data yang baik.

Burhan Bungin (2011) stratified sampling adalah cara mengambil sampel

dengan strata (tingkatan) di dalam suatu populasi. Dalam stratified sampling, data sebelumnya dikelompokkan ke dalam tingkatan – tingkatan tertentu, seperti

tingkatan tinggi, rendah, sedang dari suatu pupulasi yang kemudian dilakukan penarikan sampel dari setiap tingkatan tersebut. Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang

signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap unit strata harus memiliki kriteria yang jelas, yang digunakan sebagai

dasar dalam menentukan anggota unit strata.

2. Populasi dikelompokkan menjadi sub – sub populasi berdasarkan kriteria

tertentu yang dimiliki oleh unsur populasi

3. Selanjutnya dari masing – masing sub populasi diambil sebagian anggota

sebagai sub sampel penelitian yang ditentukan secara acak dengan komposisi

proporsional (seimbang) atau disproporsional (tidak seimbang).

4. Total anggota yang diambil dari setiap sub populasi ditetapkan sebagai jumlah

anggota sampel penelitian.

Burhan Bungin (2011) penghitungan dengan rumus Slovin yakni:

� = �

(16)

n: Jumlah sampel yang dicari

N: Jumlah populasi

d: Nilai presisi (persentase kelonggaran dari ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, dalam hal ini misalnya 10% =

0,1)

Beriku ini adalah pendistribusian sampel:

n=

n= 1916 1916(0,1)2+1

n= 1916 20,16 n= 95,03

Jadi jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini sebanyak

95 siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik stratified sampling. Teknik ini merupakan teknik mengambil sampel dengan strata (tingkatan) di dalam suatu populasi. Dimana dalam penelitian ini

akan diambil sampel dari 3 sekolah yang berbeda di Kota Medan yaitu SMA Negeri 15 Medan, SMA Swasta Harapan 3 Medan, SMA Swasta Santo Thomas 3.

Adapun cara untuk mengetahui sampel dari setiap sekolah adalah sebagai berikut :

n=����� ℎ��������

����� ℎ������

n=

(17)

Tabel 3.1.

Tabel Penarikan Sampel

No Nama Sekolah Jumlah siswa Jumlah sampel 1. SMA Negeri 15 Medan 1125 siswa =1125

1916 × 95 = 55,78

2. SMA Swasta Harapan 3 Medan

302 siswa =302

1916 × 95 = 14,97

4. SMA Swasta Santo

Thomas 3 Medan

489 siswa =489

1916 × 95 = 24,24

Jumlah 1916 siswa 95

Dengan demikian dari jumlah populasi sebanyak 1916 siswa diperoleh ukuran sampel sebanyak 56 siswa dari SMA Negeri 15 medan, 15 siswa dari

SMA Swasta Harapan 3 Medan dan 24 siswa dari SMA swasta Santo Thomas 3 Medan. Maka dari itu total keseluruhan sampel dari penelitian berjumlah 95 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap penyusunan oleh peneliti yang digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data primer

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan yaitu dengan menggunakan teknik survei dan alat

penelitian dengan melakukan penyebaran kuesioner.

(18)

pernyataan. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh

responden, kemudian setelah selesai diisi angket dikembalikan kepada peneliti untuk dilakukan proses pengolahan data.

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

penelitian. Burhan Bungin (2011) data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua dari data yang kita butuhkan. Dengan kata lain yakni merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan

data sekunder dalam penelitian ini dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi

dari buku-buku, dokumen, foto, majalah, jurnal, artikel, dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Instrumen dan Aspek Pengukuran A. Instrument

Instrument adalah alat yang dipakai untuk pengumpulan data adalah berupa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kuesioner berisi pertanyaan pola hubungan pertemanan terhaddap perilaku bullying di kalangan

(19)

pertemanan serta factor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya tindakan bullying.

B. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dari penelitian didasarkan dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diberikan disesuaikan dengan skor. Pada penelitian ini kuesioner terdiri dari 35 pertanyaan untuk siswa yang menjadi sampel di beberapa

sekolah yang telah ditentukan. Setiap pertanyaan memiliki jawaban dengan poin sebagai berikut :

1. Sangat Sering (SR): berpoin 4 2. Sering (S) : berpoin 3

3. Pernah (JS) : berpoin 2 4. Tidak Pernah (TS) : berpoin 1

3.6. Pengolahan Data

Dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat mengumpulkan data dari hasil kuesioner yang bersifat tertutup dan semi terbuka. Data tersebut semua umumnya

masih dalam bentuk hasil penelitian langsung, oleh karena itu perlu di seleksi dan dibuat kategori-kategori. Data yang diperoleh dari kepustakaan juga terlebih

dahulu dievaluasi untuk memastikan relevansinya dengan permasalahan penelitian. Setelah itu data dikelompokkan menjadi satuan yang dikelola kemudian dapat dilakukan interpretasi data mengaju pada tinjauan pustaka (Faisal,

(20)

kalangan siswa SMA, factor-faktor terjadinya perilaku bullying, dari hasil penyebaran kuesioner yang selanjutnya akan dipelajari, ditelaah dan dianalisis

secara deskriptif secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik.

A. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. Pengeditan Data (Editing)

Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah

diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.

2. Pengkodean Data (Coding)

Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat pemasukan data, yaitu

dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner 3. Pemasukkan Data (Entry)

Tahapan ini dilakukan dengan cara menghitung data secara statistik untuk diolah dan dianalisis menggunakan SPSS.

4. Pengecekan Data (Cleaning)

adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak.

B. Analisis Data

(21)

menganalisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis tabel tunggal dan analisis korelasional.

1. Analisis Tabel tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang

terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori. (Singarimbun, 1995:266).

2. Analisis Korelasi

Analisa data statistik dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan melakukan analisis antara variabel-variabel sehingga dapat diketahui hubungan

antara pola pertemanan terhadap perilaku bullying. Analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi Product moment dari Pearson. Teknik ini digunakan

(22)

TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1Deskripsi Wilayah Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi focus penelitiannya adalah pada siswa-siswi SMA di Kota Medan baik negeri maupun swasta. Berdasarkan hal itu

peneliti memilih beberapa sekolah berikut untuk menjadi lokasi penelitian

4.1.1 SMA Negeri 15 Medan

SMA Negeri 15 Medan merupakan salah satu SMA Negeri di kota Medan.

SMA yang berlokasi di jalan pembangunan no. 7 ini merupakan salah satu sekolah yang sebagian siswa nya adalah atlet-atlet muda yang menempati asrama PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar). Hal inilah yang menjadi alasan

pemilihan lokasi penelitian tentang pola hubungan pertemanan terhadap perilaku bullying di kalangan siswa SMA.

SMAN 15 Medan yang bersebelahan dengan asrama PPLP Sumut menjadikan sekolah ini dianggap masyarakat luas merupakan sekolah atlet. Pada kenyataannya SMA 15 medan merupakan sekolah yang berfokus dalam hal

akademik. Dengan bentuk arsitektur gedung sekolah yang telah mengalami proses renovasi dan penambahan ruang kelas, SMAN 15 memiliki beberapa fasilitas

(23)

Table 4.1

Saran dan Prasarana SMA Negeri 15 Medan

No. Sarana dan prasarana Jumlah

1. Ruang Kelas 30 11. UKS (unit kesehatan

siswa)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa sekolah SMA 15 Medan

memiliki banyak fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Dengan kondisi yang sangat mendukung juga tidak memperkecil kemungkinan untuk terjadinya tindakan bullying siswa di sekolah tersebut.

Banyak siswa yang kurang pintar memanfaatkan fasilitas yang ada sehingga fasilitas yang ada hanya menjadi tempat yang kurang bermanfaat, hal ini dapat

dilihat oleh peneliti selama melakukan penelitian di sekolah tersebut.

4.1.2SMA Harapan 3 Medan

SMA Harapan 3 Medan merupakan salah satu sekolah yang berdiri dalam

(24)

menjadikan sekolah ini dianggap bukan merupakan sekolah swasta kota Medan, padahal dalam statusnya SMA Harapan 3 merupakan salah satu SMA swasta kota

Medan. SMA Harapan 3 Medan memiliki salah satu program unggulan yakni dalam setiap angkatan baik itu kelas X, XI maupun kelas XII terdapat kelas fokus

kedokteran. Dimana siswa yang tergabung dalam kelas tersebut disiapkan untuk siap bersaing dalam seleksi masuk perguruan tinggi untuk jurusan kedokteran. Dalam programnya SMA harapan 3 juga menyediakan asrama untuk siswa yang

tidak bertempat tinggal di kota Medan. Terdapat beberapa fasilitas di SMA Harapan 3 Medan yang di sediakan untuk memudahkan sistem belajar mengajar

yakni :

Tabel 4.2

Saran dan Prasarana SMA Harapan 3 Medan No. Sarana dan prasarana Jumlah

1. Ruang kelas 12 11. UKS (unit kesehatan

siswa)

(25)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat kita lihat bahwa sekolah SMA Harapan 3 Medan memiliki banyak fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Dengan kondisi yang sangat mendukung juga tidak memperkecil

kemungkinan untuk terjadinya tindakan bullying siswa di sekolah tersebut. Banyak siswa yang kurang pintar memanfaatkan fasilitas yang ada sehingga

fasilitas yang ada hanya menjadi tempat yang kurang bermanfaat, hal ini dapat dilihat oleh peneliti selama melakukan penelitian di sekolah tersebut.

4.1.3 SMA Santo Thomas 3 Medan

SMA Santo Thomas 3 merupakan salah satu SMA Swasta di Kota Medan. Sekolah yang berlokasi di jalan banteng no. 7 ini berdiri sejak tahun 1981 yang berada di bawah yayasan Don Bosco. SMA Santo Thomas 3 berada di satu

lingkungan dengan SMP Santo Thomas 3, arsitektur gedung sekolah yang masih sesuai dengan bentuk aslinya saat pertama kali sekolah ini dibangun menjadikan

gedung belajar mengajar SMA dan SMP terpisah. Begitu pula dengan fasilitas yang di gunakan siswa SMA dan SMP yang di bedakan untuk memperlancar sistem belajar mengajar. Beberapa fasilitas yang terdapat di SMA Santo Thomas 3

(26)

Sarana dan Prasarana SMA Santo Thomas 3 Medan

No. Sarana dan prasarana Jumlah

1. Ruang kelas 15

2. Ruang guru 1

3. Aula 1

4. Lab computer 1

5. Lab bahasa 1

6. Lab kimia 1

7. Lab fisika 1

8. Lab biologi 1

9. Perpustakaan 1

10. Ruang konseling 1 11. UKS (unit kesehatan

siswa)

1

12. Lap basket 1

13. Lap bola 1

14. Tempat ibadah 1

15. Kantin 1

Sumber : data statistic SMA Santo Thomas 3

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa sekolah SMA Santo Thomas

3 Medan memiliki banyak fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Dengan kondisi yang sangat mendukung juga tidak memperkecil kemungkinan untuk terjadinya tindakan bullying siswa di sekolah tersebut.

Banyak siswa yang kurang pintar memanfaatkan fasilitas yang ada sehingga fasilitas yang ada hanya menjadi tempat yang kurang bermanfaat, hal ini dapat

(27)

4.1.4 Gambaran Siswa

Tabel 4.4

Jumlah siswa SMA Sesuai Angkatan

No. Angkatan SMA Negeri

Pada tabel 4.4 jumlah siswa yang merupakan populasi adalah 1916 siswa yang terdiri dari 3 SMA. Dari SMA negeri 15 kelas X berjumlah 397 siswa, kelas

XI 325 siswa, kelas XII 403 siswa, dengan jumlah keseluruhan 1125 siswa. Dari SMA swasta Harapan 3 kelas X berjumlah 100 siswa, kelas XI 102 siswa, kelas XII 100 siswa, dengan jumlah keseluruhan 302 sisw. Dari SMA swasta Santo

Thomas 3 kelas X berjumlah 140 siswa, kelas XI 142 siswa, kelas XII 193 siswa, dengan jumlah keseluruhan 489 siswa

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Siswa di SMA Negeri 15 Medan, SMA Swasta Harapan 3, dan SMA Swasta Santo Thomas. Responden dalam

penelitian ini berjumlah 95 orang. Proses pengelompokkan data merupakan suatu upaya untuk mempermudah proses analisis data. Pengelompokkan data penelitian

(28)

data dan informasi yang di peroleh dari lapangan.

4.2.1 Identitas Responden

Tabel 4.5

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency Percent

Valid laki-laki 44 46.3

Perempuan 51 53.7

Total 95 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Sampel yang telah ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini tidak mempunyai kriteria tertentu, baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi

sampel. Berdasarkan dalam tabel 4.5 persentase responden berdasarkan jenis kelamin yaitu sebanyak 46,3% laki-laki dan sebanyak 53,7% perempuan. Pada penelitian ini, perempuanlah yang lebih banyak menjadi responden dibandingkan

laki-laki karena perempuan merupakan populasi terbanyak dalam setiap sekolah.

Tabel 4.6

Identitas Responden Berdasarkan Agama

Frequency Percent

Valid Islam 56 58.9

kristen khatolik

13 13.7

kristen protestan

25 26.3

Budha 1 1.1

Total 95 100.0

(29)

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat adanya beragam agama pada responden penelitian. Namun agama islam dan Kristen protestanlah yang menjadi mayoritas responden penelitian. Yakni dengan persetase agama islam 58,9%, agama Kristen

khatolik 13,7%, agama Kristen protestan 26,3% dan agama budha 1,1%.

Tabel 4.7

Identitas Responden Berdasarkan Suku

Suku Frequency Percent

Valid jawa 18 18.9

batak 55 57.9

padang 7 7.4

aceh 8 8.4

melayu 4 4.2

Nias 2 2.1

India 1 1.1

Total 95 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, responden yang bersuku batak menjadi

responden mayoritas dikarenakan 2 sekolah yang menjadi lokasi penelitian merupakan sekolah dengan populasi suku batak terbanyak dan kemudian

dilanjutkan dengan populasi suku jawa. Dapat dijelaskan dalam tabel tersebut terlihat persentasi responden suku batak sebanyak 57,9%, suku jawa 18,9%, suku aceh 8,4%, padang 7,4%, melayu 4,2%, nias 2,1% dan india 1,1%. Dengan

persentase tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah responden berdasarkan suku telah mewakili sejumlah suku dalam penelitian ini.

4.3. Hubungan Pertemanan

(30)

Data Reponden Mengenai Setuju Dengan Adanya Geng di Sekitarnya

Frequency Percent Valid sangat

setuju

2 3.6

Setuju 28 50.0

kurang setuju

21 37.5

tidak setuju 5 8.9

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Dari tabel 4.8 sebagian besar responden dengan persentase 50% atau sekitar 28 orang menyatakan setuju dengan adanya geng disekitar mereka, dan

sebanyak 37,5% menyatakan kurang setuju dengan adanya geng di sekitar mereka. Jawaban responden menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMAN 15 merasakan hal positif dengan adanya geng atau kelompok disekitar mereka,

menurut responden dengan adanya geng lebih mempererat hubungan pertemanan dan memudahkan responden berinteraksi. Berbeda dengan sebagian responden

yang menyatakan setuju, responden yang menyatakan tidak setuju merasakan dampak negatif dari adanya geng disekitarnya. Mereka berpendapat geng dapat dijadikan tempat untuk menunjukkan kelas berteman seseorang, dan geng akan

menyulitkan seseorang yang didalam kelompok tersebut untuk berbaur dengan teman lainnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari setiap kelas terdapat

(31)

Tabel 4.9

Data Reponden Mengenai Sering Jalan Dengan Teman Dekat

Frequency Percent

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat sebanyak 44,6% responden menyatakan sering jalan dengan teman dekatnya, dan sebanyak 28,9% responden

menyatakan pernah jalan dengan teman dekatnya. Jawaban responden menunjukkan bahwa seseorang membutuhkan teman untuk bersosialisasi. Dan responden menyatakan dengan mengajak teman jalan bersama akan lebih

mempererat hubungan pertemanan diantaranya.

Tabel 4.10

Data Reponden Mengenai Sering Berinteraksi Dengan Teman Dekat

Frequency Percent

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

(32)

individu merupakan makhluk sosial dimana makhluk sosial akan selalu membutuhkan teman untuk berinteraksi. Dengan melakukan interaksi dengan

teman dekat akan lebih mempererat hubungan pertemanan, dan akan lebih memudahkan pertemanan dalam mengenal setiap individu temannya.

Tabel 4.11

Data Reponden Mengenai Suka Satu Kelompok Dengan Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat suka 19 33.9

Suka 20 35.7

biasa saja 17 30.4

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.11 sebanyak 35,7% responden menyatakan suka, dan

sebanyak 33,9% menayatakan sangat suka satu kelompok dengan teman dekat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan satu kelompok dengan teman dekatnya siswa di SMAN 15 lebih mudah untuk mendiskusikan apa yang akan dikerjakan

dalam pembagian tugasnya masing masing. Dikarenakan teman terdekat sudah mengetahui dimana kemampuan tertinggi temannya dalam menyelesaikan tugas

(33)

Tabel 4.12

Data Reponden Mengenai Dengan Berteman Lebih Memudahkan Untuk Berinteraksi

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4..12 dapat dilihat bahwa seluruh responden di SMAN 15 menyatakan sangat setuju dan setuju berteman akan memudahkan seseorang

untuk berinteraksi. Dengan persentase 53,6% menyatakan sangat setuju dan sebanyak 46,4% menyatakan setuju. Dari jawaban repsonden dapat dijelaskan bahwa dengan berteman akan memudahkan seseorang untuk beinteraksi dan

menjadikan mereka tidak sulit dalam beradaptasi di dalam lingkungan baru. Dan dengan berinteraksi responden merasa mudah untuk menemukan teman terbaik

dalam lingkungan sehari-harinya.

Tabel 4.13

Data Reponden Mengenai Teman Yang Menceritakan Masalah Pribadinya

Frequency Percent

(34)

responden menyatakan teman mereka pernah menceritakan masalah pribadinya kepada responden. Dan sebanyak 32.1% atau sebanyak 18 orang responden

menyatakan sering menjadi pendengar teman yang menceritakan masalah pribadinya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa hampir secara keseluruhan responden

di SMAN 15 merupakan orang yang dipercaya dengan teman dekat dan peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Hanya sebanyak 5.4% atau sebanyak 3 orang responden yang menyatakan temannya tidak pernah menceritakan masalah kepada

responden. Hal ini dikarenakan para teman menganggap ada beberapa individu tidak dapat dipercaya untuk menjaga rahasia dari orang lain.

Tabel 4.14

Data Reponden Menceritakan Masalah Pribadi Kepada Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat

sering

13 23.2

Sering 12 21.4

Pernah 27 48.2

tidak pernah 4 7.1

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.14 mayoritas responden yakni sebanyak 48,2% atau 27 orang menyatakan pernah menceritakan masalah pribadinya kepada teman

dekat. 23,2% menyatakan sangat sering dan 21,4% menyatakan sering. Dari jawaban responden dapat dijelaskan bahwa hampir setiap individu memiliki orang yang dipercaya untuk menyimpan rahasia. Dengan mudahnya responden

(35)

alasan bahwa responden memiliki kepercayaan yang besar terhadap teman dekatnya. Lain halnya sebanyak 7,1% responden menyatakan tidak pernah menceritakan masalah pribadinya kepada teman dekat, hal ini dapat dijelaskan

bahwa tidak semua individu memiliki sikap keterbukaan yang besar terhadap orang-orang disekitarnya, ada beberapa individu yang memilih menjadi orang

yang menyimpan segala masalah pribadinya tanpa diketahui orang lain.

Tabel 4.15

Data Responden Mengenai Seberapa Kepercayaan Kepada Teman Dekat Frequency Percent

Valid sangat percaya

14 25.0

Percaya 35 62.5

kurang percaya

7 12.5

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.15 sebanyak 62,5% menyatakan percaya dan sebanyak 25% responden menyatakan sangat percaya dengan teman dekatnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam pertemanan kepercayaan menjadi salah satu hal

yang sangat penting. Dengan adanya kepercayaan maka akan menimbulkan sikap keterbukaan diantaranya. Dapat dikatakan semakin tinggi tingkat kepercayaan kepada seseorang maka sikap keterbukaan akan semakin tinggi pula, dan

selanjutnya hubungan pertemanan diantaranya akan semakin dekat dan erat. Berbeda dengan lainnya sebanyak 12,5% responden menyatakan memilih sikap

(36)

kepercayaan besar kepada orang terdekatnya.

Tabel 4.16

Data Responden Mengenai Membantu Teman Dekat Yang Tertimpa Musibah

Frequency Percent Valid sangat

sering

13 23.2

Sering 29 51.8

Pernah 13 23.2

tidak pernah 1 1.8

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.16 sebanyak 51,8% responden menyatakan sering. Dan sebanyak 23,2% menyatakan sangat sering dan pernah membantu teman

dekat yang tertimpa musibah. Dapat dijelaskan bahwa Siswa SMAN 15 merupakan individu yang memiliki rasa kepeduliaan yang tinggi terhadap teman. Rasa peduli itu muncul ketika seseorang memiliki hubungan yang erat dengan

individu lain. Semakin rendah rasa kepedulian seseorang terhadap orang lain maka semakin rendah pula hubungan pertemanan yang dijalin. Seperti jawaban

(37)

4.3.2. Hubungan Pertemanan di SMA Santo Thomas 3 Medan

Tabel 4.17

Data Reponden Mengenai Setuju Dengan Adanya Geng di Sekitarnya

Frequency Percent

Valid Setuju 4 16.7

kurang setuju

7 29.2

tidak setuju 13 54.2

Total 24 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Dari tabel 4.17 sebagian besar responden dengan persentase 54,2% atau sekitar 13 orang menyatakan tidak setuju dengan adanya geng disekitar mereka, dan sebanyak 29,2% menyatakan kurang setuju dengan adanya geng di sekitar

mereka. Jawaban responden menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMASanto Thomas 3 merasakan dampak negatif dari adanya geng disekitar mereka.

responden menyatakan dengan adanya geng di SMA Santo Thomas 3 menjadikan beberapa individu mudah untuk melakukan tindakan yang menjatuhkan orang lain secara berkelompok seperti menghina dan menganggap orang lain lemah. Tetapi

beberapa responden merasakan dengan adanya geng memudahkan mereka dalam menemukan teman dekat, hal tersebut di jawaban oleh 16,7% atau sebanyak 4

(38)

Data Reponden Mengenai Sering Jalan Dengan Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat

sering

3 12.5

Sering 8 33.3

Pernah 12 50.0

tidak pernah 1 4.2 Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat sebanyak 50% responden menyatakan

pernah jalan dengan teman dekatnya, dan sebanyak 33,3% menyatakan sering dan 12,5% responden jalan dengan teman dekatnya. Jawaban responden menunjukkan bahwa seseorang membutuhkan teman untuk bersosialisasi. Tetapi hanya sebagian

responden yang merasa dengan jalan bersama akan meningkatkan kualitas pertemanan yang dijalin dengan teman terdekat. Sebagian responden lagi

menyatakan hubungan komunikasi dan interaksi cukup untuk mempererat hubungan pertemanan yang dijalin.

Tabel 4.19

Data Reponden Mengenai Sering Berinteraksi Dengan Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat

sering

12 50.0

Sering 12 50.0

Total 24 100.0

(39)

Berdasarkan tabel 4.19 sebanyak 50% responden menyatakan selalu dan sering berinteraksi dengan terman dekatnya. Sesuai dengan penjelasan pada tabel 4.18 responden merasa dengan interaksi yang sering dilakukan akan mempererat

hubungan pertemanan yang dijalin dan akan memudahkan individu untuk lebih mengenal sifat dan sikap dari teman terdekatnya.

Tabel 4.20

Data Reponden Mengenai Suka Satu Kelompok Dengan Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat suka 9 37.5

Suka 9 37.5

biasa saja 5 20.8

tidak suka 1 4.2

Total 24 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.20 sebanyak 37,5% menyatakan sangat suka dan suka

berada satu kelompok dengan teman dekatnya. Dapat dijelaskan bahwa responden merasa satu kelompok dengan teman dekat akan memudahkan cara kerja dalam pembagian tugas-tugas dalam kelompok yang akan memaksimalkan hasil dari

tugas kelompk tersebut. Tetapi sebanyak 20,8% merasa tidak terlalu suka satu kelompok dengan teman dekat. Dimana ketika satu kelompok dengan teman yang

tidak terlalu dekat akan meningkatkan hubungan dengan teman-teman lainnya yang akan membuat individu memiliki kesempatan untuk berteman dekat dengan

(40)

Data Reponden Mengenai Dengan Berteman Lebih Memudahkan Untuk Berinteraksi

Frequency Percent Valid sangat

setuju

12 50.0

Setuju 12 50.0

Total 24 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.21 seluruh responden di SMA Santo Thomas 3 menyatakan setuju dengan berteman lebih memudahkan seseorang untuk

berinteraksi. dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan pernah lepas dari sifat saling membutuhkan satu sama lain. Dengan berteman akan merubah pemikiran seseorang menjadi pemikiran yang lebih maju dalam

berkomunikasi dengan orang lain, dan membuka jaringan pertemanan yang luas dengan orang-orang baru.

Tabel 4.22

Data Reponden Mengenai Teman Yang Menceritakan Masalah Pribadinya

Frequency Percent Valid sangat

sering

3 12.5

Sering 12 50.0

Pernah 9 37.5

Total 24 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.22 sebanyak 50% menyatakan teman responden

(41)

sangat sering. Hal ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa SMA Santo Thomas memiliki hubungan pertemanan yang baik sehingga banyak responden yang menjadi seseorang yang dipercaya dan bijaksana menjadi pendengar masalah

dari teman-temannya.

Tabel 4.23

Data Reponden Menceritakan Masalah Pribadi Kepada Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat

sering

2 8.3

Sering 11 45.8

Pernah 9 37.5

tidak pernah 2 8.3

Total 24 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.23 sebanyak 45,8% responden menyatakan sering

menceritakan masalah pribadi kepada teman dekatnya. Dan sebanyak 37,5% menyatakan pernah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa sebagian responden merasa masalah pribadi yang dialami tidak selalu harus diceritakan kepada teman

terdekat. Hanya masalah-masalah tertentu yang dianggap berat saja yang bisa dibagikan kepada teman-teman terdekat. Tetapi terdapat pula 8,3% responden

yang menyatakan tidak pernah menceritakan masalah pribadinya kepada teman dekatnya dapat dikatakan responden tersebut merupakan individu yang tertutup

(42)

Data Responden Mengenai Seberapa Kepercayaan Kepada Teman Dekat

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.24 sebanyak 79,2% menyatakan percaya dengan

teman dekatnya. Terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki rasa percaya yang tinggi kepada temannya tetapi memiliki sedikit rasa ragu. hanya sebanyak 8,3% responden menyatakan sangat percaya tanpa sedikit pun keraguan kepada

teman dekatnya. Hal ini terlihat semakin dekat hubungan pertemanan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan yang dimiliki.

Tabel 4.25

Data Responden Mengenai Membantu Teman Yang Tertimpa Musibah Frequency Percent

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.25 sebanyak 50% responden menyatakan sering. Dan

(43)

maupun kepedulian terhadap teman saja. Responden lebih mengutamakan apa yang harus dibantu dari pada memikirkan siapa yang harus dibantu. Dengan menunjukkan kepedulian terhadap teman yang tertimpa musibah akan mempererat

hubungan pertemanan yang terjalim.

4.3.3. Hubungan Pertemanan di SMA Harapan 3 Medan

Tabel 4.26

Data Reponden Mengenai Setuju Dengan Adanya Geng di Sekitarnya

Frequency Percent Valid sangat

setuju

1 6.7

Setuju 10 66.7

kurang setuju

3 20.0

tidak setuju 1 6.7

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Dari tabel 4.26 sebagian besar responden dengan persentase 66,7% atau sekitar 10 orang menyatakan setuju dengan adanya geng disekitar mereka, dan sebanyak 20% menyatakan kurang setuju dengan adanya geng di sekitar mereka.

Jawaban responden menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA harapan 3 merasakan hal positif dengan adanya geng atau kelompok disekitar mereka,

menurut responden dengan adanya geng disekitar mereka akan lebih memudahkan dalam menemukan teman akrab. Berbeda dengan sebagian responden yang menyatakan setuju, responden yang menyatakan kurang setuju merasakan dampak

(44)

kurang leluasa dalam berteman, geng yang ada akan menimbulkan pertarungan antar kelompok. Dimana kelompok satu akan menganggap kelompoknya lebih

hebat daripada kelompok lainnya. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa siswa di SMA Harapan 3 sebagian besar memiliki kelompok bermain atau geng

yang terdiri dari 4 sampai 8 orang anggota. Kelompok-kelompok tersebut terbentuk berdasarkan tingkat kepintaran, penampilan fisik, tidak terdapat kelompok dengan kesamaan ekonomi karena secara keseluruhan siswa di SMA

Harapan 3 memiliki tingkat ekonomi yang sama.

Tabel 4.27

Data Reponden Mengenai Sering Jalan Dengan Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat

sering

5 33.3

Sering 7 46.7

Pernah 3 20.0

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat sebanyak 46,7% responden menyatakan sering jalan dengan teman dekatnya, dan sebanyak 33,3% responden

menyatakan sangat sering jalan dengan teman dekatnya. Jawaban responden menunjukkan bahwa seseorang membutuhkan teman untuk bersosialisasi. Secara keseluruhan siswa SMA Harapan 3 menyatakan dengan mengajak teman jalan

(45)

Tabel 4.28

Data Reponden Mengenai Sering Berinteraksi Dengan Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat sering 13 86.7

Sering 2 13.3

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.28 sebanyak 86,7% responden menyatakan selalu berinteraksi

dengan teman dekatnya, dan sebanyak 13,3% menyatakan sering berinteraksi dengan teman dekatnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa setiap individu

merupakan makhluk sosial dimana makhluk sosial akan selalu membutuhkan teman untuk berinteraksi. hubungan komunikasi dan interaksi yang terjalin akan

mempererat hubungan pertemanan antara individu.

Tabel 4.29

Data Reponden Mengenai Suka Satu Kelompok Dengan Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat suka 6 40.0

Suka 6 40.0

biasa saja 3 20.0

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.29 sebanyak 40% responden menyatakan sangat suka dan suka satu kelompok dengan teman dekat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan satu kelompok dengan teman dekatnya siswa di SMA Harapan 3 lebih

(46)

tertinggi temannya dalam menyelesaikan tugas untuk mendapatkan hasil tugas

kelompok yang maksimal.

Tabel 4.30

Data Reponden Mengenai Dengan Berteman Lebih Memudahkan Untuk Berinteraksi

Frequency Percent Valid sangat setuju 10 66.7

Setuju 5 33.3

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.30 dapat dilihat bahwa seluruh responden di SMA Harapan 3 menyatakan sangat setuju dan setuju berteman akan memudahkan

seseorang untuk berinteraksi. Dengan persentase 66,7% menyatakan sangat setuju dan sebanyak 33,3% menyatakan setuju. Dari jawaban repsonden dapat dijelaskan

bahwa dengan berteman akan memudahkan seseorang untuk beinteraksi dan menjadikan mereka tidak sulit dalam beradaptasi di dalam lingkungan baru. Dan dengan berinteraksi responden merasa mudah untuk menemukan teman terbaik

(47)

Tabel 4.31

Data Reponden Mengenai Teman Yang Menceritakan Masalah Pribadinya

Frequency Percent Valid sangat sering 3 20.0

Sering 7 46.7

Pernah 5 33.3

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.31 dapat dilihat bahwa sebanyak 46,7% atau 7 orang

responden menyatakan teman mereka sering menceritakan masalah pribadinya kepada responden. Dan sebanyak 33,3% atau sebanyak 5 orang responden menyatakan pernah menjadi pendengar teman yang menceritakan masalah

pribadinya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan responden di SMA Harapan 3 merupakan orang yang dipercaya dengan teman dekat dan peduli

terhadap lingkungan disekitarnya. Hal tersebut juga menjelaskan hubungan yang erat yang terjalin akan memunculkan rasa percaya yang tinggi kepada teman sehingga memungkinkan orang lain untuk menceritakan masalah pribadinya.

Tabel 4.32

Data Reponden Menceritakan Masalah Pribadi Kepada Teman Dekat

Frequency Percent Valid sangat sering 2 13.3

Sering 6 40.0

Pernah 6 40.0

tidak pernah 1 6.7

Total 15 100.0

(48)

orang menyatakan pernah dan sering menceritakan masalah pribadinya kepada teman dekat. 13,3% menyatakan sangat sering dan 6,7% menyatakan tidak

pernah. Dari jawaban responden dapat dijelaskan bahwa hampir setiap individu memiliki orang yang dipercaya untuk menyimpan rahasia. Dengan mudahnya

responden menceritakan masalah pribadinya kepada teman terdekatnya merupakan suatu alasan bahwa responden memiliki kepercayaan yang besar terhadap teman dekatnya. Lain halnya dengan responden yang menyatakan tidak

pernah menceritakan masalah pribadinya kepada teman dekat, hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak semua individu memiliki sikap keterbukaan yang besar

terhadap orang-orang disekitarnya, ada beberapa individu yang memilih menjadi orang yang menyimpan segala masalah pribadinya tanpa diketahui orang lain.

Tabel 4.33

Data Responden Mengenai Seberapa Kepercayaan Kepada Teman Dekat Frequency Percent

Valid sangat percaya

5 33.3

Percaya 10 66.7

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.33 sebanyak 66,7% menyatakan percaya dan

sebanyak 33,3% responden menyatakan sangat percaya dengan teman dekatnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam pertemanan kepercayaan menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dengan adanya kepercayaan maka akan menimbulkan

(49)

dan selanjutnya hubungan pertemanan diantaranya akan semakin dekat dan erat. Semakin rendah kepercayaan yang dimiliki kepada teman terdekat maka akan semakin menunjukkan sikap tertutup seseorang.

Tabel 4.34

Data Responden Mengenai Membantu Teman Dekat Yang Tertimpa Musibah

Frequency Percent Valid sangat sering 2 13.3

Sering 6 40.0

Pernah 7 46.7

Total 15 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.34 sebanyak 46,7% responden menyatakan pernah membantu teman yang tertimpa musibah, dan sebanyak 40% menyatakan sering

membantu teman yang mengalami musibah. Dapat dijelaskan bahwa Siswa SMA Harapan 3 merupakan individu yang memiliki rasa kepeduliaan yang tinggi terhadap teman. Rasa peduli itu muncul ketika seseorang memiliki hubungan yang

baik dengan individu lain. Semakin rendah rasa kepedulian seseorang terhadap orang lain maka semakin rendah pula hubungan pertemanan yang dimilikinya.

4.4. Perilaku Bullying

(50)

Data Responden Mengenai Memukul/Mendorong Teman Tanpa Alasan Frequency Percent

Valid sangat sering 6 10.7

Sering 11 19.6

Pernah 29 51.8

tidak pernah 10 17.9

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.35 sebanyak 51,8% responden menyatakan pernah memukul dan mendorong teman tanpa alasan yang jelas. Sebanyak 19,6%

responden menyatakan sering memukul dan mendorong teman tanpa alasan hal ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden tidak menyadari bahwa tindakan yang dilakukannya merupakan tindakan bullying. responden memiliki anggapan

apa yang dilakukannya hanya tindakan biasa yang sering dilakukan tanpa menyakiti pihak manapun. Memukul atau mendorong teman tanpa alasan

merupakan bentuk tindakan bullying fisik.

Tabel 4.36

Data Responden Mengenai Menyelesaikan Masalah Dengan Adu Fisik Merupakan Tindakan Yang Benar

Frequency Percent

Valid Setuju 5 8.9

kurang setuju 17 30.4 tidak setuju 34 60.7

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.36 dapat dijelaskan sebanyak 8,9% responden

(51)

fisik. Sebanyak 30,4% responden kurang setuju menyatakan jika masalah tidak selalu harus diselesaikan dengan adu fisik. Menyelesaikan masalah dengan adu fisik hanya dilakukan ketika orang lain yang memiliki masalah dengan kita

memulai unjuk kekuatan terlebih dahulu. Tetapi sebanyak 60,7% responden menyatakan tidak setuju karena mayoritas responden berpendapat sebesar apapun

masalah yang dihadapi ketika diselesaikan dengan diskusi dan musyawarah maka masalah akan lebih cepat selesai dari pada harus diselesaikan dengan adu fisik. Menyelesaikan masalah dengan adu fisik merupakan bentuk tindakan bullying

fisik.

Tabel 4.37

Data Responden Mengenai Mengambil Uang Saku Teman Secara Paksa Frequency Percent

Valid Sering 1 1.8

Pernah 6 10.7

tidak pernah 49 87.5

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.37 sebagian besar responden yakni 87,5% menyatakan tindak pernah mengambil uang saku teman secara paksa. Tetapi 10,7%

menyatakan pernah dan 1,8% menyatakan sering mengambil uang saku teman secara paksa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tindakan yang dilakukan merupakan tindakan bullying fisik yang merugikan orang lain. Terlihat bahwa masih terjadi

tindakan bullying pemalakan yang dilakukan oleh siswa di lingkungan sekolah. Tindakan mengambil uang saku teman secara paksa merupakan bentuk tindakan

(52)

Data Responden Mengenai Menjaili Teman Dengan Cara Mencubit Frequency Percent

Valid sangat sering 3 5.4

Sering 16 28.6

Pernah 28 50.0

tidak pernah 9 16.1

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan data pada tabel 4.38 sebanyak 50% responden menyatakan pernah menjaili teman dengan cara mencubit. Dan sebanyak 28,6% menyatakan

sering menjaili teman dengan cara mencubit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa di kalangan siswa SMAN 15 tindakan fisik yang menyakiti seseorang merupakan hal yang biasa terjadi di antara mereka. bahkan sebagian besar menganggap bahwa

tindakan yang mereka lakukan hanya tindakan bercanda yang tidak merugikan orang lain. Menjaili teman dengan cara mecubit merupakan bentuk tindakan

bullying fisik.

Tabel 4.39

Data Responden Mengenai Memanggil Orang Lain Dengan Julukan Tertentu Menjadi Hal Yang Biasa

Frequency Percent Valid sangat setuju 6 10.7

Setuju 32 57.1

kurang setuju 15 26.8 tidak setuju 3 5.4

Total 56 100.0

(53)

Berdasarkan Tabel 4.39 sebanyak 57,1% responden menyatakan setuju dengan menggail orang lain dengan julukan tertentu. Sedangkan responden lainnya sebanyak 26,8% menyatakan kurang setuju dikarenakan memanggil orang

lain dengan julukan tertentu akan menyakiti orang lain, apalagi julukan yang diberikan merupakan kekurangan dari orang tersebut atau bahkan panggilan dari

nama orang tua. Pernyataan tersebut akan menyakiti pihak yang mendapatkan julukan walaupun pada kenyataanya oorang tersebut sulit untuk menunjukkan rasa ketidaksukaannya dengan julukan yang diberikan. Tindakan memberikan julukan

tertentu kepada orang lain merupakan bentuk dari tindakan bullying non fisik.

Tabel 4.40

Data Responden Mengenai Memberikan Sikap Sinis Ketika Teman Anda Tidak Melakukan Perintah Anda

Frequency Percent Valid sangat sering 1 1.8

Sering 5 8.9

Pernah 34 60.7

tidak pernah 16 28.6

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.40 sebanyak 60,7% responden menyatakan pernah memberikan sikap sinis ketika teman tidak melakukan perintahnya. Hal ini

menunjukkan bahwa responden memiliki sifat egois yang tinggi, dimana seseorang dengan mudah memberikan sikap sinis ketika perintah yang dia kehendaki tidak dilaksanakan oleh orang yang diberikan perintah. Tetapi

(54)

merupakan bentuk tindakan bullying non verbal langsung.

Tabel 4.41

Data Responden Mengenai Disuruh Teman Dekat Untuk Tidak Berteman Dengan Teman Lain

Frequency Percent

Valid Sering 3 5.4

Pernah 27 48.2

tidak pernah 26 46.4

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.41 sebanyak 48,2 responden menyatakan pernah

disuruh teman untuk tidak berteman dengan teman lainnya. Dan sebanyak 46,4% responden menyatakan tidak pernah karena responden menganggap tidak ada satu

orang pun yang berhak mengatur dan menyuruh seseorang untuk berteman atau bermusuhan dengan siapapun. Ketika kita memiliki masalah dengan oranglain selesaikan dengan berdiskusi. Dan tidak untuk ikut-ikutan berkelahi dengan orang

yang sedang bermasalah dengan teman kita sendiri.

Tabel 4.42

Data Responden Mengenai Disuruh Teman Dekat Untuk Mengejek Teman Lain

Frequency Percent Valid sangat sering 1 1.8

Sering 6 10.7

Pernah 27 48.2

tidak pernah 22 39.3

Total 56 100.0

(55)

Berdasarkan tabel 4.42 sebanyak 48,2% responden menyatakan pernah disuruh dengan teman untuk mengejek orang lain. Responden merasa dengan ikut-ikutan mengejek orang lain maka akan meningkat hubungan pertemanan dengan

orang lain. Dan sebagian besar respoden tindakan mengejek yang dilakukan hanya sekedar tindakan main-main. Sementara 39,3% responden menyatakan tidak

pernah karena responden menganggap tindakan mengejek teman hanya akan menyakiti individu tertentu baik itu tindakan dilakukan dengan serius maupun

hanya sekedar candaan.

Tabel 4.43

Data Responden Mengenai Diajak Teman Untuk Memusuhi Teman Lain Frequency Percent

Valid Sering 1 1.8

Pernah 24 42.9

tidak pernah 31 55.4

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.43 sebanyak 55,4% responden menyatakan tidak

pernah diajak teman untuk memusuhi teman lain. Karena responden berpendapat ketika orang lain memiliki masalah hal yang dilakukan adalah meredam masalah

yang ada bukan menjadi ikut dalam masalah dan membesarkan masalah yang terjadi. Dan sebanyak 42,9% responden menyatakan pernah diajak teman memusuhi teman lain alasannya adalah menunjukkan solidaritas dalam hubungan

(56)

Data Responden Mengenai Kelompok Anda Membantu Salah Satu Anggotanya Dikucilkan Orang Lain

Frequency Percent Valid sangat setuju 16 28.6

Setuju 32 57.1

kurang setuju 8 14.3

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.44 sebanyak 57,1% responden menyatakan setuju dengan tindakan teman dalam kelompok yang akan membantu ketika anggota didalamnya dikucilkan oleh orang lain. Dan sebanyak 28,65 responden menyatak

sangat setuju karena dengan membantu anggota dalam kelompok yang dikucilkan oleh orang lain maka akan meningkatkan hubungan solidaritas dalam kelompok

tersebut. Hubungan pertemanan antara anggota kelompok yang satu dengan lainnya akan semakin erat.

Tabel 4.45

Data Responden Mengenai Pemimpin Kelompok Anda Merupakan Orang Yang Ditakuti

Frequency Percent Valid sangat setuju 2 3.6

Setuju 9 16.1

kurang setuju 23 41.1 tidak setuju 22 39.3

Total 56 100.0

(57)

Berdasarkan tabel 4.45 sebanyak 41,1% dan 39,3% responden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju dengan pernyataan pemimpin kelompoknya merupakan orang yang ditakuti. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak seluruhnya

kelompok yang terbentuk dari hubungan pertemanan selalu memiliki pemimpin. Banyak terdapat kelompok yang terbentuk hanya karna hobi dan sifat yang sama

yang menjadikan mereka nyaman berteman tanpa adanya pemimpin yang memiliki kekuasaan penuh dalam kelompok dan terhadap anggota kelompok

lainnya.

Tabel 4.46

Data Responden Mengenai Menganggap Kelompok Anda Lebih Hebat Dari Kelompok Lain

Frequency Percent Valid sangat sering 1 1.8

Sering 8 14.3

Pernah 22 39.3

tidak pernah 25 44.6

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.46 sebanyak 44,6% responden menyatakan tidak

pernah menganggap kelompoknya lebih hebat dari pada kelompok lain dikarena responden tidak memiliki kelompok berteman yang terbentuk menjadi geng.

Kelebihan yang dimiliki anggota di dalam geng atau kelompok, baik itu solidaritas dalam kelompok, ekonomi yang lebih tinggi maupun kekuatan yang dimiliki lebih tinggi dari kelompok lain. Menjadi alasan 39,3% responden

(58)

Data Responden Mengenai Mempermalukan Orang Lain Lewat Sosial Media

Frequency Percent Valid sangat sering 1 1.8

Sering 3 5.4

Pernah 25 44.6

tidak pernah 27 48.2

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.47 sebanyak 48,2% responden menyatakan tidak

pernah mempermalukan orang lain lewat sosial media. Tetapi sebanyak 44,6% menyatakan pernah dan 5,4% menyatakan sering mempermalukan orang lain lewat sosial media. Dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden pernah

menyalahgunakan sosial media untuk mempermalukan orang lain. Tindakan mempermalukan orang laun lewat sosial media merupakan salah satu bentuk dari

tindakan bullying yaitu cyberbullying.

Tabel 4.48

Data Responden Mengenai Sosial Media Dijadikan Tempat Untuk Menghina Orang Lain

Frequency Percent Valid kurang setuju 16 28.6

tidak setuju 40 71.4

Total 56 100.0

(59)

Berdasarkan tabel 4.48 sebanyak 71,4% responden menyatakan tidak setuju bila sosial media dijadikan alat untuk menghina dan menjatuhkan orang lain. Dimana sosial media dapat dilihat siapapun tanpa ada batasan yang dapat

memiliki dampak negative pada individu yang dihina. Sosial media merupakan tempat berbagi informasi yang baik untuk kepentingan umum. Dan seluruh

responden tidak sepakat dengan adanya orang yang tidak bertanggung jawab menyalahgunakan fungsi dari sosial media itu sendiri.

Tabel 4.49

Data Responden Mengenai Dipermalukan Atau Dihina Lewat Sosial Media Frequency Percent

Valid Sering 2 3.6

Pernah 22 39.3

tidak pernah 32 57.1

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.49 sebanyak 57,1% responden menyatakan tidak pernah dihina dan dipermalukan lewat sosial media. Tetapi sebanyak 39,3%

responden menyatakan pernah menjadi korban yang dipermalukan lewat sosial media. Responden menyatakan sosial media bukanlah tempat yang tepat untuk

menunjukkan rasa ketidaksukaan kepada seseorang dikarenakan sosial media dapat diakses dimanapun dan kapanpun tanpa bisa dibatasi orang yang melihatnya. Diperamalukan lewat sosial media merupakan salah satu bentuk

(60)

Data Responden Mengenai Mempermalukan Teman di Sosial Media Dalam Bentuk Gambar

Frequency Percent Valid sangat sering 1 1.8

Sering 1 1.8

Pernah 18 32.1

tidak pernah 36 64.3

Total 56 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.50 sebanyak 64,3% responden menyatakan tidak

pernah mempermalukan teman di sosial media dalam bentuk gambar. Dan sebanyak 32,1% responden menyatakan pernah mempermalukan teman di media sosial dalam bentuk gambar. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat

baiknya setiap individu bijak dalam menggunakan sosial media. Makin marahnya gambar dengan tambahan tulisan didalamnya semakin meningkatkan kreatifitas

orang lain. Tetapi tidak untuk sebagian besar responden yang menjadikan sosial media tempat untuk mempermalukan teman dalam bentuk gambar dimana hal tersebut telah menyalahi fungsi dari sosial media tersebut. Tindakan

mempermalukan teman dalam bentuk gambar di sosial media merupakan salah satu bentuk dari tindakan bullying yakni cyberbullying.

(61)

Tabel 4.51

Data Responden Mengenai Memukul/Mendorong Teman Tanpa Alasan Frequency Percent

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.51 sebanyak 58,3% responden menyatakan pernah memukul dan mendorong teman tanpa alasan yang jelas. Sebanyak 20,8%

responden menyatakan sering memukul dan mendorong teman tanpa alasan hal ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden tidak menyadari bahwa tindakan

yang dilakukannya merupakan tindakan bullying. responden memiliki anggapan apa yang dilakukannya hanya tindakan biasa yang sering dilakukan tanpa menyakiti orang lain. Memukul atau mendorong teman tanpa alasan merupakan

bentuk tindakan bullying fisik.

Tabel 4.52

Data Responden Mengenai Menyelesaikan Masalah Dengan Adu Fisik Merupakan Tindakan Yang Benar

Frequency Percent

(62)

menyatakan tidak setuju dengan sikap menyelesaikan masalah dilakukan dengan adu fisik. Sebanyak 29,2% responden menyatakan kurang setuju jika masalah

harus diselesaikan dengan adu fisik. Responden berpendapat ketika memiliki masalah hal yang paling baik dilakukan adalah mencari solusi permasalahan

dengan berdiskusi, ketika menyelesaikan masalah dengan adu fisik hanya akan menambah masalah menjadi lebih besar. Menyelesaikan masalah dengan adu fisik

merupakan bentuk tindakan bullying fisik.

Tabel 4.53

Data Responden Mengenai Mengambil Uang Saku Teman Secara Paksa Frequency Percent

Valid Pernah 1 4.2

tidak pernah

23 95.8

Total 24 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.53 sebagian besar responden yakni 95,8% menyatakan tidak pernah mengambil uang saku teman secara paksa. Tetapi 4,2% menyatakan pernah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tindakan yang dilakukan merupakan

tindakan bullying fisik yang merugikan orang lain. dengan presentase yang kecil tetapi tindakan mengambil uang saku secara paksa masih terjadi dilingkungan

(63)

Tabel 4.54

Data Responden Mengenai Menjaili Teman Dengan Cara Mencubit Frequency Percent

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan data pada tabel 4.54 sebanyak 58,3% responden menyatakan

pernah menjaili teman dengan cara mencubit. Dan sebanyak 29,2% menyatakan tidak pernah menjaili teman dengan cara mencubit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa di kalangan siswa SMA Santo Thomas 3 tindakan fisik yang menyakiti seseorang

merupakan hal yang biasa terjadi di antara mereka. bahkan sebagian besar menganggap bahwa tindakan yang mereka lakukan hanya tindakan bercanda yang

tidak merugikan orang lain. Menjaili teman dengan cara mecubit merupakan bentuk tindakan bullying fisik.

Tabel 4.55

Data Responden Mengenai Memanggil Orang Lain Dengan Julukan Tertentu Menjadi Hal Yang Biasa

Frequency Percent

(64)

dengan menggail orang lain dengan julukan tertentu. Sedangkan responden lainnya sebanyak 33,3% menyatakan kurang setuju dikarenakan memanggil orang

lain dengan julukan tertentu akan menyakiti orang lain. tetapi sebagian besar beranggapan bahwa memberi julukan pada orang hal biasa yang hanya dijadikan

bahan candaan. Tidak ada yang perlu sakit hati ketika di berikan julukan yang memalukan. Tindakan memberikan julukan tertentu kepada orang lain merupakan

bentuk dari tindakan bullying non fisik.

Tabel 4.56

Data Responden Mengenai Memberikan Sikap Sinis Ketika Teman Anda Tidak Melakukan Perintah Anda

Frequency Percent

Valid Sering 1 4.2

Pernah 18 75.0

tidak pernah

5 20.8

Total 24 100.0

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.56 sebanyak 75% responden menyatakan pernah memberikan sikap sinis ketika teman tidak melakukan perintahnya. Hal ini menunjukkan

bahwa responden memiliki sifat egois yang tinggi, dimana seseorang dengan mudah memberikan sikap sinis ketika perintah yang dia kehendaki tidak dilaksanakan oleh orang yang diberikan perintah. Tetapi sebanyak 20,8%

responden menyatakan tidak pernah memberikan sikap sinis ketika teman tidak melakukan perintahnya. Tindakan memberikan sikap sinis merupakan bentuk

(65)

Tabel 4.57

Data Responden Mengenai Disuruh Teman Dekat Untuk Tidak Berteman Dengan Teman Lain

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Berdasarkan tabel 4.57 sebanyak 54,2% responden menyatakan tidak pernah disuruh teman untuk tidak berteman dengan teman lainnya. Dan sebanyak 45,8%

responden menyatakan pernah disuru untuk tidak berteman dengan lain. responden berpendapat karena permintaan teman terdekat atau teman satu geng nya yang menuntut mereka untuk tidak berteman dengan musuh temannya.

Sehingga sulit untuk menolak permintaan teman terdekat. Hal ini dapat dilihat bahwa teman memiliki pengaruh besar terhadap tindakan seseorang.

Tabel 4.58

Data Responden Mengenai Disuruh Teman Dekat Untuk Mengejek Teman Lain

Sumber : Data Kuesioner, September 2016

Gambar

Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.37
Tabel 4.38
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon korban terhadap aksi bullying verbal yang dialami, kondisi korban pasca bullying verbal,respon dari teman sebaya,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon korban terhadap aksi bullying verbal yang dialami, kondisi korban pasca bullying verbal,respon dari teman sebaya,

Berdasarkan hasil uji Kendall Tau untuk mengetahui hubungan peran kelompok teman sebaya dengan perilaku bullying pada anak usia sekolah didapatkat nilai korelasi

Kesimpulan ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman (2013) bahwa tekanan – tekanan yang dilakukan oleh teman sebaya tidak berpengaruh besar dalam

Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah ada hubunganantara dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku bullying pada siswa SMP kelas VIII di Pangudi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon korban terhadap aksi bullying verbal yang dialami, kondisi korban pasca bullying verbal,respon dari teman sebaya,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon korban terhadap aksi bullying verbal yang dialami, kondisi korban pasca bullying verbal,respon dari teman sebaya,

Namun ketika para bystander merespon sebaliknya seperti berani melawan pelaku bullying, mendukung korban, melaporkan tindakan bullying kepada guru, menghibur korban dan menasehati