• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arah pembangunan ditentukan oleh perencanaan pembangunan yang dilaksanakan baik dalam lingkup daerah (kabupaten/kota), provinsi maupun nasional. Seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa setiap daerah mempunyai kewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah dirangkum dalam sebuah dokumen yang dikenal dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), yaitu dokumen yang berisi tentang kebijakan publik dan arah kebijakan pembangunan daerah dalam kurun waktu satu tahun. Isi dari RKPD tersebut mencakup rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, serta prakiraan pagu dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif.

Selain merupakan dokumen perencanaan pemerintah untuk periode satu tahun, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) juga merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 dengan berpedoman pada RKPD Provinsi Jawa Timur dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi tahun 2014, tidak lepas dari hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah pada tahun sebelumnya serta hasil penjaringan aspirasi masyarakat yang biasa disebut Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahunan yang dimulai dari Musrenbang desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.

Sesuai dengan Permendagri No 54 tahun 2010 Penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi tahun 2014 dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan yaitu pendekatan teknokratis, partisipatif, politis, top down, dan bottom up.

Pendekatan Teknokratis (strategis dan berbasis kinerja) yaitu perencanaan dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah, yang merupakan suatu proses pemikiran strategis. Pendekatan ini tercermin dari : a)

(2)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 2 Evaluasi menyeluruh tentang kinerja pembangunan tahun lalu; b) Rumusan status, kedudukan kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah masa kini; c) Rumusan peluang dan tantangan ke depan yang mempengaruhi penyusunan RKPD; d) Rumusan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan; e) Pertimbangan atas kendala ketersediaan sumberdaya dan dana (kendala fiskal daerah); f) Rumusan dan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja; g) Tolok ukur dan target kinerja capaian program dan kegiatan; h) Prakiraan maju pendanaan program dan kegiatan untuk satu tahun berikutnya; i) Kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran dan hasil, serta waktu penyelesaian, termasuk review kemajuan pencapaian sasaran. Melalui pendekatan ini rencana yang disusun mencerminkan adanya kerangka pikir komprehensif dan terpadu, serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

Pendekatan Demokratis dan Partisipatif; Peran serta berbagai pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan dimaksudkan agar diperoleh gambaran aspirasinya serta dapat menciptakan rasa memiliki. Pendekatan demokratis dan partisipatif diwujudkan dalam RKPD berupa: a) Identifikasi pemangku kepentingan yang relevan untuk dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan di setiap tahapan penyusunan RKPD; b) Kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah dan non pemerintah dalam pengambilan keputusan; c) Transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan; d) Keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama kaum perempuan dan kelompok marjinal; e) Rasa memiliki masyarakat terhadap RKPD; f) Pelibatan media; g) Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang berkualitas dari segi penerapan perencanaan partisipatif; h) Konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan, seperti: perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi, dan kebijakan serta prioritas program.

Pendekatan Politis; Perencanaan yang disusun merupakan amanat RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 dan merupakan wujud penjabaran tahunan dari RPJMD tahun keempat dan juga arahan umum RPJPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2005-2025 yang merupakan bentuk konsekuensi politik yang harus dilakukan oleh Kepala Daerah terpilih. Pendekatan politis tercermin pada RKPD berupa: a) Rapat Koordinasi Kepala Daerah dengan Kepala SKPD membahas hal-hal strategis yang berkembang baik dari aspek politik, ekonomi dan sosial budaya masyarakat yang dapat berpengaruh pada penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tahun 2014; b) Keterlibatan aktif DPRD dalam Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Kota/RKPD termasuk sinergitas hasil jaring aspirasi

(3)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 3 masyarakat oleh DPRD; c) Kedudukan RKPD sebagai Peraturan Bupati mengikat semua pihak untuk menjadikan RKPD sebagai acuan dalam penyusunan seluruh dokumen perencanaan termasuk RAPBD.

Pendekatan Top Down; Perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan yang kemudian diselaraskan melalui penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan dan rapat koordinasi/rapat kerja, mulai dari tingkat nasional, provinsi dan kabupaten. Pendekatan perencanaan ini tercermin pada RKPD berupa adanya: a) Sinergi dengan RKPD dan RENJA SKPD Provinsi Jawa Timur, RKP dan RENJA Kementerian/Lembaga; b) Konsisten dengan RPJMD maupun RPJPD Kabupaten Banyuwangi; c) Konsisten dengan RTRW Daerah; d) Penanganan masalah dengan pendekatan holistik dan pendekatan sistem; e) Sinergi dan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan global seperti Millenium Development Goals (MDG’s), sustainable development, pemenuhan Hak Asasi Manusia, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan sebagainya.

Pendekatan Bottom Up; Perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan yang diselaraskan melalui penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan, mulai dari tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten. Pendekatan perencanaan ini tercermin dari adanya: a) Penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat konsistensi dengan visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih; b) Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan masyarakat tentang prioritas pembangunan daerah; c) Mempertimbangkan hasil Forum SKPD.

Kedudukan RKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014 merupakan acuan bagi SKPD dalam menyusun Renja SKPD. Selanjutnya, RKPD merupakan acuan dalam rangka penyusunan kesepakatan antara Pemerintah Daerah dan DPRD mengenai Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta APBD.

1.2. Landasan Hukum

Dalam penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 dilandasi oleh beberapa payung hukum sebagai berikut:

1. Landasan idiil: Pancasila;

2. Landasan konstitusional: Undang-Undang Dasar (UUD) 1945; 3. Landasan operasional:

(4)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 4 a. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4286);

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 104, Tambahan Negara Republik Indonesia No. 4421);

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 125, Tambahan Negara Republik Indonesia No. 4437). Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

d. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4700);

f. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

g. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4725);

h. Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4124;

i. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;

j. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4578);

k. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

(5)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 5 Republik Indonesia Tahun 2006 No. 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4664);

l. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4737);

m. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah ;

n. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Pemerintah Daerah;

o. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

p. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah;

r. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

s. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

t. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

u. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014;

a. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014;

b. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010 – 2015;

(6)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 6 c. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi

1.3. Maksud dan Tujuan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Banyuwangi disusun dengan maksud menyediakan pedoman perencanaan bagi semua stakeholders (pemangku kepentingan) dalam pembangunan Kabupaten Banyuwangi yaitu Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat untuk jangka waktu satu tahun.

1.3.1. Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014:

a. Menjabarkan arahan umum RPJMD Tahun 2010 – 2015 dikaitkan dengan hasil kajian mengenai isu stategis yang diperkirakan akan berdampak terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tahun 2014. b. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan merumuskannya menjadi

prioritas pembangunan.

c. Menjadi acuan bagi seluruh SKPD Kabupaten Banyuwangi dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja– SKPD).

d. Menjadi pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS dan APBD Tahun Anggaran 2014.

e. Memberikan arah dan sekaligus tolok ukur keberhasilan pembangunan.

1.3.2. Tujuan Penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014:

a. Menciptakan kepastian dan sinergitas perencanaan program kegiatan pembangunan antar SKPD, antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat Pemerintah.

b. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam perencanaan alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.

c. Menjadi acuan bagi seluruh komponen masyarakat, karena memuat arah dan kebijakan pembangunan.

1.4. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah

Lainnya

RKPD Kabupaten Banyuwangi memilki keterkaitan yang sangat erat dengan dokumen perencanaan di tingkat pusat/provinsi maupun di tingkat lokal/Kabupaten Banyuwangi. Di tingkat lokal, RKPD Kabupaten Banyuwangi merupakan penjabaran

(7)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 7 RPJMD dan pedoman dalam penyusunan RAPBD. Sedangkan keterkaitan dengan pemerintah pusat dan provinsi, RKPD Kabupaten Banyuwangi berpedoman pada RKP Nasional dan RKPD Provinsi Jawa Timur. Selain itu, RKPD Kabupaten Banyuwangi juga merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBD dengan mengacu pada arahan RKP dan RKPD Provinsi Jawa Timur serta menjabarkan RPJMD Kabupaten Banyuwangi. Lebih lanjut, RKPD akan diuraikan lebih spesifik dalam Renja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang pada akhirnya menjadi acuan penyusunan APBD pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Keterkaitan antara RKPD Kabupaten Banyuwangi dengan dokumen lainnya dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 1. 1 Keterkaitan RKPD Kabupaten Banyuwangi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Penyusunan RKPD ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kota. Oleh karena itu, substansi RKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014 harus selaras antara dokumen perencanaan tingkat pusat, provinsi sehingga terjadi sinergitas perencanaan pembangunan antara nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

RPJM NAS/ PROV &RTR NAS RKP NAS/ PROV RPJP NAS/ PROV & RTR NAS RPJP DAERAH RPJM

DAERAH RAPBD APBD

RT/RW KABUPATEN RENSTRA SKPD RENJA SKPD RKA SKPD RINCIAN APBD UU No.25/04 SPPN UU No.17/03 KN

acuan memperhatikan diacu

P P P P P acuan J PUSAT/PROV

KET: P=PEDOMAN, J=DIJABARKAN

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014

(8)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 8

1.5. Sistematika Dokumen RKPD

Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Banyuwangi 2014 mengikuti sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi, landasan hukum perlunya penyusunan RKPD, hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan, maksud, dan tujuan RKPD.

BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Bab ini menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sedangkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi, demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dalam kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, daya saing daerah, dan permasalahan pembangunan. BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan (arah dan kebijakan ekonomi daerah), yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Ringkasnya, pada bab ini akan diulas mengenai arah kebijakan ekonomi daerah dan arah kebijakan keuangan daerah.

BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak di tingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi prioritas kegiatannya, juga memperhatikan apa yang diusulkan oleh SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun sebelumnya.

(9)

RKPD Kabupaten Banyuwangi 2014 I - 9 BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Bab ini menguraikan mengenai rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi masyarakat. BAB VI : PENUTUP

Pada bab ini, dikemukakan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

Gambar

Gambar 1. 1 Keterkaitan RKPD Kabupaten Banyuwangi dengan Dokumen  Perencanaan Lainnya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam rangka menunjang perbaikan regulasi pengusahaan UCG diperlukan litbang UCG di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

PSEKP selain merupakan institusi penelitian dan kebijakan di Indonesia yang sangat responsif dalam melakukan kajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dan telah banyak

Dalam metode ini, kita tidak menspesifikasikan secara penuh distribusi bersama dari variabel-variabel respons, tetapi hanya menspesifikasikan fungsi link, hubungan

Banyak pendekatan yang dapat digunakan, salah satunya adalah model konseling spiritual teistik, berfokus pada nilai-nilai religius Islam untuk mengem- bangkan fitrah,

Peningkatan merupakan bentuk perubahan hasil tindakan dapat beru- pa angka-angka atau berupa tanggapan dari pengamat. Pada penelitian tindakan kelas yang difokuskan dalam kurikulum