• Tidak ada hasil yang ditemukan

12

N/A
N/A
Dade Irawan Basri

Academic year: 2024

Membagikan "12"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

DI KPP SUKOHARJO

Istiqomah¹ , Siti Nurlaela², Anita Wijayanti³ Universitas Islam Batik Surakarta

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Adapun faktor – faktor tersebut adalah kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas sistem perpajakan,tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pelayanan terhadap wajib pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak. Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Sukoharjo. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden. Metode analisis data penelitian menggunakan uji regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan dan kualitas pelayanan terhadap wajib pajak secara parsial berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Sedangkan pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum secara parsial tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Kata Kunci: Kemauan, Kesadaran, Kualitas, Pengetahuan, Persepsi PENDAHULUAN

Dirjen Pajak juga melaksanakan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak sekaligus mengawal kebijakan TPWP 2017, diantaranya melalui dialog perpajakan, penga- wasan intensif, penegakan hukum secara selektif dan Dirjen Pajak menghimbau kepada seluruh wajib pajak agar membetulkan Surat Pemberi- tahuan (SPT) hingga 5 tahun terakhir atas kema- uan sendiri, sekaligus melunasi kekurangan pajaknya, dengan insentif pembebasan sanksi administrasi. Salah satu usaha yang saat ini dila- kukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam meningktakan penerimaan pajak dengan melalui usaha ekstensufukasi dan intensifikasi pajak yang biasanya dilakukan dengan cara memper- luas subyek maupun obyek pajak atau menjaring wajib pajak baru.

Pada 27 Juli 2015 dan berlaku 30 hari sejak diundangkan atau pada 24 Agustus 2015 pemerintah menetapkan 62 jenis jasa lain yang dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 2 persen dari total penghasilan bruto. Untuk wajib pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tarif PPh dilipatgandakan deri tarif seharusnya. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/- PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 ayat (1)

Hruf C Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008. Dengan adanya penam- bahan subyek pajak yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.- 03/2015 diharapkan dapat meningkatkan target realisasi penerimaan pajak.

Belum tercapainya target penerimaan pajak bisa terjadi karena kurangnya kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Masih ba- nyak wajib pajak yang belum terdaftar sebagai wajib pajak. Tidak hanya itu saja, ketidaktaatan dalam membayar pajak meskipun wajib pajak yang sudah mempunyai nomor pokok wajib pa- jak (NPWP) tetapi belum melaporkan kewajiban pajaknya. Di lain pihak tidak hanya lapisan pengusaha saja yang tidak taat membayar pajak namun para pekerja profesional lainnya juga tidak taat dalam membayar pajak.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang mendasari penelitian ini adalah Utami, Nurlaela, (2017), yang menggu- nakan empat variabel dalam penelitian mereka, yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum. Perbedaan penelitian ini

(2)

dengan penelitian sebelumnya adalah pada pene- litian ini menambahkan satu variabel yaitu kua- litas pelayanan, sehingga diharapkan akan mem- berikan tambahan bukti empiris mengenai fak- tor-faktor yang mempengaruhi kemauan Wajib Pajak untuk membayar. Variabel kualitas pela- yanan ini merupakan salah satu variabel dari penelitian yang dilakukan oleh penelitian Utami, Nurlaela, (2017) yang menguji Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan hal yang sangat penting dalam mengoptimalisasikan penarikan pajak. Tetapi kemauan wajib pajak dalam membayar pajak mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena wajib pajak tidak secara langsung dapat menik- mati hasil dari pemungutan pajak. Selain itu pada kenyataannya wajib pajak tidak terlalu suka membayar pajak karena saat membayar pajak wajib pajak tidak pernah tahu wujud konkret imbalan dari pajak tersebut. Pada undang – undang perpajakan sudah dicantumkan secara jelas bahwa kewajiban para wajib pajak mem- bayar pajak apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban tersebut maka sanksi yang dikenakan jelas. Hal ini bisa terjadi karena bersumber dari wajib pajak yang kurang menyadari tentang per- pajakan dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketa- hui perbaikan apa saja yang baik untuk Direk- torat Jenderal Pajak dalam meningkatkan kema- uan membayar pajak wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban membayar pajak sehingga dapat meningkatkan target realisasi penerimaan pajak.

METODOLOGI

Variabel Penelitian Variabel independen pada penelitian ini adalah kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, tingkat keperca- yaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan sedangkan variabel depen- dennya adalah kemauan membayar pajak. Sum- ber Data dan Responden. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dimana data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada responden. Sedangkan data sekunder bersumber dari studi kepustakaan. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Sukoharjo.

Populasi dan Sampling Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang pribadi yang terdaftar di kantor pelayanan pajak pratama kota Sukoharjo. Sam- pel penelitian yaitu sebagian wajib pajak orang pribadi yang pribadi yang terdaftar di kantor pelayanan pajak pratama kota Sukoharjo.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini meng- gunakan teknik convenience sampling. Instru- men Penelitian. Instrumen penelitian penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggu- nakan media angket (kuesioner). Sejumlah per- nyataan diajukan kepada responden dan kemu- dian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala likert lima angka yaitu mulai angka 5 untuk pendapat sangat setuju (SS) dan angka 1 untuk sangat tidak setuju (STS). Perinciannya adalah sebagai beri- kut: skala (1) Sangat Tidak Setuju, skala (2) Tidak Setuju, skala (3) Ragu-ragu, skala (4) Setuju, skala (5) Sangat Setuju. Metode Penelitian. Metode dalam penelitian ini diana- lisis dengan uji instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, serta uji regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 17.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Sampel Penelitian. Dari total 70 kuesioner tersebut ada 2 kuesioner yang tidak kembali oleh responden dan 6 kuesioner yang tidak legkap atau cacat. Jadi, total kuesioner yang dapat diolah senyak 62 kuesioner. Des- kripsi Sampel Responden. Dari 62 responden terdiri dari 33 orang atau 53,2% responden didominasi oleh jenis kelamin laki – laki dan sedangkan responden perempuan dalam pene- litian ini berjumlah 29 orang atau 46,8%. Dari tingkat usia sebagian besar responden didomi- nasi oleh usia 36 – 45 tahun yaitu sekitar 25 orang atau 40,3%, usia 23 – 35 tahun sekitar 22 orang atau 35,5%, usia 46 – 55 tahun sekitar 12 orang atau 19,4%, dan usia lebih dari 56 tahun sekitar 3 orang atau 4,8%. Dari tingkat pendi- dikan responden yang berpendidikan SMA yaitu 27 orang atau 43,5%, responden yang berpen- didikan S1 sebanyak 17 orang atau 27,4%, res- ponden yang berpendidikan S2 sebanyak 11 orang atau 17,7%, dan responden yang berpen- didikan Diploma sebanyak 7 orang atau 11,3%.

Dari jenis pekerjaan sebagian besar responden yang bekerja sebagai pedagang yaitu sebanyak

(3)

24 orang atau 38,7%, jasa sebanyak 12 orang atau 19,4%, diikuti dengan responden yang be- kerja sebagai dokter berjumlah 10 orang atau 16,1%, notaris berjumlah 5 orang atau 8,1%, lalu pengacara sebanyak 5 orang atau 8,1%, pelatih berjumlah 3 orang atau 4,8%, kemudian respon- den yang bekerja sebagai arsitek sebanyak 2 orang atau 3,2%, dan 1 orang atau 1,6% respon- den bekerja sebagai konsultan. Berdasarkan lamanya berkerja responden yang bekerja selama kurang dari 5 tahun sebanyak 24 orang atau 38,7%, sedangkan 21 orang atau 33,9% bekerja selama lebih dari 10 tahun, dan diikuti respon- den yang bekerja selama 5 – 10 tahun sebanyak 17 orang atau 27,4%.

Uji Validitas

Semua butir pertanyaan untuk masing- masing variabel menunjukkan bahwa nilai rhitung

lebih besar dari rtabel, maka seluruh item perta- nyaan dalam penelitian ini dinyatakan valid. Uji Reabilitas. Reabilitas dari suatu variabel dapat dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach's Alpha > 0,60. Diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan dalam kuesioner ini realiabel karena memiliki nilai Cronbach's Alpha > 0,60.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed)sebesar 0,912.

Karena signifikansi > 0,05, maka data yang ada dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal.

Uji Multikolinearitas

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance semua variabel lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Maka, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

Uji Autokolerasi

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai Durbin – Watson (DW test) sebesar 1,829.

Karena nilai DW berkisar antara 1,4206 sampai 2,5794 maka dapat diketahui bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi adanya masalah autokolerasi.

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-smirnov

Tabel 2. Uji Multikolinearitas

Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

(4)

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 6. Hasil Uji F

Tabel 7. Hasil Uji Statistik t

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa korelasi antar variabel dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih besar daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Regresi Linier Berganda

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai koefisien dari persamaan regresi. Persamaan reg- resi yang didapat dari pengujian regresi ini adalah sebagai berikut:

Y = 7,865 + 0,254 X1 – 0,189 X2 + 0,245 X3 + 0,093 X4 + 0,215 X5

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat hubungan dari masing-masing variabel sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar 7,865 menunjukkan bahwa kemauan membayar pajak akan bernilai 7,865 apabila wajib pajak pada kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, per- sepsi yang baik atas efektivitas sistem perpa- jakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pela- yanan terhadap wajib pajak konstan atau tetap.

Nilai koefisiensi regresi untuk variabel kesa- daran membayar pajak adalah positif sebesar

0,254 menyatakan apabila terjadi peningkatan pada variabel kesadaran membayar pajak sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kemauan membayar pajak sebesar 0,254. Nilai koefisiensi regresi untuk variabel pengetahuan dan pema- haman tentang peraturan perpajakan adalah neg- atif sebesar 0,189 menyatakan apabila terjadi peningkatan pada variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sebe- sar 1 satuan maka akan menurunkan kemauan membayar pajak sebesar 0,189. Nilai koefisiensi regresi untuk variabel persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan adalah positif sebesar 0,245 menyatakan apabila terjadi peningkatan pada variabel persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kemauan mem- bayar pajak sebesar 0,245. Nilai koefisiensi regresi untuk variabel tingkat kepercayaan terha- dap sistem pemerintahan dan hukum adalah positif sebesar 0,093 menyatakan apabila terjadi peningkatan pada variabel tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan ke- mauan membayar pajak sebesar 0,093. Nilai koefisiensi regresi untuk variabel kualitas pela- yanan terhadap wajib pajak adalah positif sebe- sar 0,215 menyatakan apabila terjadi pening- katan pada variabel kualitas pelayanan terhadap

(5)

wajib pajak sebesar 1 satuan maka akan mening- katkan kemauan membayar pajak sebesar 0,215.

Uji Hipotesis Hasil Uji F

Berdasarkan Tabel 6 hasil uji F diatas menunjukkan bahwa nilai Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 6,389 yang lebih besar dari F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,380 dan nilai signifikansi sebesar 0,000< 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada pene- litian ini adalah layak.

Uji Statistik t

Pengujian Hipotesis 1 (H1)

Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketa- hui bahwa hasil uji statistik t yang terlihat pada variabel kesadaran membayar pajak diperoleh 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,171 dengan nilai signifikansi sebesar 0,034. Karena nilai - t tabel < t hitung < t tabel

(-2,003 < 2,171 < 2,003) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,034 < 0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Kesim- pulannya berarti H1diterima.

Pengujian Hipotesis 2

Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji statistik t yang terlihat pada variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan diperoleh t hitung sebesar -1,468 dengan nilai signifikansi sebesar 0,148. Karena nilai - t tabel < t hitung < t (- 2,003 < -1,468 < 2,003) dan nilai signifikansi lebih besar dri 0,05 (0,148 > 0,05), maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial pengetahuan dan pema- haman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Kesimpulannya berarti H2ditolak.

Pengujian Hipotesis 3

Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat dike- tahui bahwa hasil uji statistik t yang terlihat pada variabel persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan diperoleh t hitung sebesar 2,103 dengan nilai signifikansi sebesar 0,040.

Karena nilai - t tabel < t hitung < t (-2,003< 2,103 <

2,003) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,034 < 0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan ber- pengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Kesimpulannya berarti H3diterima.

Pengujian Hipotesis 4

Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketa- hui bahwa hasil uji statistik t yang terlihat pada variabel tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum diperoleh t hitung

sebesar 0,915 dengan nilai signifikansi sebesar 0,364. Karena nilai - t tabel < t hitung < t tabel (- 2,003 < 0,915 < 2,003) dan nilai signifikansi lebih besar dri 0,05 (0,364 > 0,05), maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial tingkat kepercayaan terha- dap sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Kesimpulannya berarti H4ditolak.

Pengujian Hipotesis 5.

Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji statistik t yang terlihat pada variabel kualitas pelayanan terhadap wajib pajak diperoleh t hitung sebesar 2,285 dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Karena nilai - t

tabel < t hitung < t tabel (-2,003 < 2,285 < 2,003) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,026 <

0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan.

Hal ini berarti secara parsial kualitas pelayanan terhadap wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Kesimpulannya berarti H5diterima.

Uji Koefisiensi Determinasi

Nilai koefisien adjusted R square sebesar 0,306 atau 30,6 %. Hal ini berarti 30,6 % varia- bel kemauan membayar pajak dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, tingkat keper- cayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pelayanan terhadap wajib pajak.

Sedangkan sisanya sebesar 69,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain diluar pene- litian ini.

Pembahasan

Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kemauan Membayar Pajak. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kesa- daran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Apabila tingkat kesa- daran wajib pajak semakin tinggi maka semakin tinggi juga tingkat kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011) maupun hasil penelitian Munawaroh, Umi dan Nurlaela, (2017), yang menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh

(6)

terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa sikap wajib pada kesadaran membayar pajak sudah semakin cukup baik, artinya kesadaran wajib pajak semakin sadar dan dimengerti bagaimana masyarakat yang memi- liki kewajiban membayar pajak secara berkala dapat berguna dalam perkembangan negara khususnya perkembangan masyarakat luas.

Pengaruh Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kema- uan Membayar Pajak. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemaha- man tentang peraturan perpajakan tidak berpe- ngaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Hardiningsih dan Yulianawati (2011) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya penge- tahuan dan pemahaman tentang peraturan perpa- jakan karena wajb pajak masih kurang mema- hami dan mengetahui akan peraturan perpajakan.

Karena, apabila wajib pajak semakin memahami dan mengetahui akan peraturan perpajakan maka akan meningkatkan kemauan membayar pajak.

Ini merupakan tugas tambahan bagi para petugas pajak atau Dirjen Pajak untuk lebih mening- katkan dan menggali lagi dengan pengajaran, pelatihan atau penjelasan – penjelasan tentang pengetahuan peraturan pajak kepada wajib pajak agar mereka menjadi lebih mengetahui tentang pengetahuan peraturan perpajakan secara men- dalam lagi.

Pengaruh Persepsi Yang Baik Atas Efek- tivitas Sistem Perpajakan Terhadap Kemauan Membayar Pajak. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan berpengaruh terha- dap kemauan membayar pajak. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Fikri- ningrum dan Syafruddin (2012) menyatakan bahwa persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik atau tinggi persepsi yang diberikan wajib pajak terhadap efektifitas sistem perpajakan maka semakin tinggi pula kemauan wajib pajak dalam mem- bayar pajaknya. Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak akan meningkat apabila jumlah pajak yang wajib dibayarkan tidak akan mem- beratkan atau menyulitkan wajib pajak. Adanya sistem perpajakan yang baru sangat membantu

dan memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya.

Pengaruh Tingkat Kepercayaan Terhadap Sistem Pemerintahan Dan Hukum Terhadap Ke- mauan Membayar Pajak. Hasil pengujian hipo- tesis menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Jika tingkat kepercayaan terhadap sistem peme- rintahan dan hukum semakin rendah maka semakin rendah juga kemauan membayar pajak.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilaku- kan oleh Handayani dkk (2012) yang menya- takan bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum secara parsial tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini berarti bahwa tingkat kepercayaan wajib pajak terhadap sistem pemerintahan dan hukum semakin rendah. Wajib pajak masih kurang percaya akan sistem pemerintahan dan hukum yang ada di Indonesia. Apalagi setelah pemberitaan kasus pajak dan beberapa kasus korupsi yang telah terjadi. Hal ini menimbulkan konflik kurangnya kepercayaan wajib pajak terhadap sistem pemerintahan dan hukum. Wajib pajak juga belum merasa mendapatkan timbal balik secara langsung dari hasil pajak yang telah dibayarkan.

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Wajib Pajak Terhadap Kemauan Membayar Pajak. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kualitas pelayanan terhadap wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani, Nurlaela ,(2016) yang menyatakan bahwa kualitas layanan ber- pengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

Hal ini berarti kemauan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajaknya sudah semakin tinggi. Hal ini berarti kemauan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajaknya sudah semakin tinggi. Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan pelayanan yang terbaik kepada para wajib pajak. Selain itu, sikap wajib pajak juga cukup memiliki kepercayaan terhadap pelayanan yang berkua- litas yang telah dilakuan oleh petugas pajak, bahwa wajib pajak sudah mendapatkan pelaya- nan yang terbaik dari petugas pajak dengan selalu memperhatikan dan memberikan keingi- nan wajib pajak.

(7)

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran membayar pajak, penge- tahuan dan pemahaman tentang peraturan perpa- jakan, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pela- yanan terhadap wajib pajak terhadap kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Variabel inde- penden dalam penelitian ini adalah kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, tingkat keper- cayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pelayanan terhadap wajib pajak.

Sedangkan untuk variabel dependen pada pene- litian ini adalah kemauan membayar pajak.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bah- wakesadaran membayar pajak secara parsial berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpa- jakan secara parsial berpengaruh terhadap kema- uan membayar pajak dan kualitas pelayanan terhadap wajib pajak secara parsial berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Sedangkan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan secara parsial tidak berpengaruh ter- hadap kemauan membayar pajak. Tingkat keper- cayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum secara parsial tidak berpengaruh terhadap kema- uan membayar pajak.

UCAPAN TERIMAKASIH

Disampaikan ucapan terima kasih kepada Kantor Pelayanan Pratama (KPP) Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Fikriningrum, W. K., dan Syafruddin, M. (2012).

Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kema- uan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesa- daran Membayar Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Wajib Pajak

Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Yang Terdaftar Di KPP Pratama Semarang Tengah Satu). Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1, Nomor 2, Halaman 1-15.

Handayani, S. W., Faturokhman, A., dan Pratiwi, U. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Mela- kukan Pekerjaan Bebas. Simposium Nasi- onal Akuntansi XIV.

Hardiningsih, P., dan Yulianawati, N. (2011).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kema- uan Membayar Pajak The Factors That Influence The Willingness To Pay The Tax.

Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 1 , Hal: 126 - 142.

Indriyani, Nurlaela , 2016, Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Dan Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Perilaku Tax Evasion Seminar Nasional IENACO UMS 2016, ISSN: 2337 – 4349 818.

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Pera- turan Menteri Keuangan PMK No.141/PMK.03/2015

Munawaroh, S., Wibisono, H., dan Immanuela, I. (2014). Faktor-Faktor yang Mempe- ngaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Pada KPP Pratama Kota Madiun). Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, Hal: 35 - 44.

Utami, Nurlaela, 2017, Pengaruh Pengetahuan Tentang Penggunaan E-Billing, Kualitas Sistem, Kepatuhan Membayar Pajak, Ter- hadap Efektivitas Pelaporan Pajak, IENACO UMS, 2017, ISSN: 2337 - 4349 839.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti menurut persamaan dalam pembakaran, 1 kg oksigen dapat membakar 1/8 kg hidrogen, berat 0 kg oksigen yang mana membakar 0/8 kg hidrogen sehingga hidrogen yang terbakar

Hubungan setiap produksi kumulatif dengan masa kosong diestimasi dalam persamaan reg- resi kuadratik untuk masing-masing subklas produksi (tinggi dan rendah), periode laktasi (1,

The fifth prediction or the probability of highly educated X1=1 labor forces who are young X2=0, female X3=0, married X4=1, and member of the household X5=0 for becoming unemployment is

Hal ini menunjukkan bahwa jika semua variabel independen yang meliputi bukti fisik X1, kehandalan X2, daya tanggap X3, jaminan X4 dan empati X5 bernilai 0% atau tidak mengalami

Analisis ekonometrika dengan model regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan persamaan: Ln Y = Ln α + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 + b5 Ln X5 +c1 D1 +