EFEKTIVITAS BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK LIVE MODELING DALAM MEMPERBAIKI PERILAKU PHUBBING SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
KENCONG – JEMBER
Akhmad Rudi Masrukhin Veri Susanto Yoga Permana
[email protected] [email protected]
Universitas Al-Falah As-Sunniyah (UAS) Kencong – Jember
ABSTRACT
The phenomenon of phubbing experienced by students of SMA Negeri 1 Kencong - Jember, where when they are in a class waiting for their teacher to arrive, many of them are more interested in playing their smartphone than chatting directly with their friends even outside the classroom, maybe to check their social media or indeed have important business that requires checking their smartphone.
Based on this background, the general formulation of the problem in this study is:
"Is the effectiveness of classical guidance with live modeling techniques to improve the phubbing behavior of 1 Kencong - Jember State High School Students?" while the specific formulation of the problem in this study is: (1) Can the effectiveness of classical guidance with live modeling techniques improve phubbing behavior as a communication disorder for 1 Kencong - Jember State High School students? (2) Is the effectiveness of classical guidance with live modeling techniques able to improve the obsessive phubbing behavior of cellphones of 1 Kencong – Jember State Senior High School Students?
The general objective of this study is to determine the effectiveness of classical guidance with live modeling techniques to improve phubbing behavior of 1 Kencong – Jember State Senior High School Students. Specific Objectives (1) To find out the effectiveness of classical guidance with live modeling techniques to improve phubbing behavior as a communication disorder for students of State Senior High School 1 Kencong – Jember. (2) To find out the effectiveness of classical guidance using live modeling techniques to improve obsessive phubbing behavior on cellphones of 1 Kencong – Jember State Senior High School students.
This research uses a quantitative approach and the type of research uses field research using the experimental method and the One Group Pretest Posttest Design, with a purposive sampling technique with a sample size of 35 students from 1116 populations. Data collection techniques include: Questionnaires, interviews, observation and documentation. The data analysis technique in this study was the paired sample t-test using SPSS version 25.0 with the results of the analysis namely:
(1) the Y variable obtained t count 40.534 and a sig. 0.000, (2) Yı subvariable
results obtained t count 38.727 and sig. 0.000,(3) Y₂ sub-variable results obtained t count 30.873 and sig. 0.000.
It can be concluded that Hₐ is accepted, meaning: The effectiveness of classical guidance with live modeling techniques can reduce student phubbing behavior at SMA Negeri 1 Kencong – Jember Academic Year 2022/2023. (1) The effectiveness of classical guidance with live modeling techniques can reduce phubbing behavior in student communication disorders at SMA Negeri 1 Kencong – Jember. (2) The effectiveness of classical guidance with live modeling techniques can reduce phubbing behavior in the obsession with students' cellphones at SMA Negeri 1 Kencong – Jember.
Keywords: Classical Guidance, Live Modeling Techniques, Phubbing Treatment
ABSTRAK
Fenomena phubbing yang dialami oleh siswa SMA Negeri 1 Kencong - Jember, dimana saat mereka berada di suatu kelas untuk menunggu gurunya datang tidak sedikit dari mereka lebih asik untuk memainkan smartphone-nya daripada mengobrol langsung dengan teman temannya bahkan diluar kelas, mungkin untuk mengecek sosial medianya atau memang ada urusan yang penting yang memerlukan untuk mengecek smartpone-nya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah: “Apakah Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember?”sedangkan rumusan masalah secara khusus dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing gangguan komunikasi Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember? (2) Apakah Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing obsesi terhadap ponsel Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember?
Tujuan Umum dari penelitian ini Untuk mengetahui Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember. Tujuan Khusus (1) Untuk mengetahui Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing gangguan komunikasi Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember. (2) Untuk mengetahui Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing obsesi terhadap ponsel Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya menggunakan fiel research dengan menggunakan metode Eksperimen dan desain One Group Pretest Posttest Design, dengan teknik penentuan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel 35 siswa dari 1116 populasi. Teknik pengumpulan data meliputi: Angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu uji paired sample t-test dengan menggunakan SPSS versi 25.0 dengan hasil analisis yaitu: (1) variabel Y diperoleh hasil t hitung 40,534 dan
nilai sig. 0,000,(2) Subvariabel Yı diperoleh hasil t hitung 38,727 dan nilai sig.
0,000,(3) Sub variabel Y₂ diperoleh hasil t hitung 30,873 dan nilai sig. 0,000.
Dapat disimpulkan bahwa Hₐ diterima, artinya: Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat mengurangi perilaku phubbing siwa di SMA Negeri 1 Kencong – Jember Tahun Pelajaran 2022/2023. (1) Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat mengurangi perilaku phubbing dalam gangguan komunikasi siwa di SMA Negeri 1 Kencong – Jember. (2) Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat mengurangi perilaku phubbing dalam obsesi teradap ponsel siwa di SMA Negeri 1 Kencong – Jember.
Kata kunci: Bimbingan klasikal, Teknik Live Modeling, Perlaku Phubbing A. PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai upaya peningkatan kepemimpinan dan pengembangan sumber daya manusia harus mampu menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas dengan kepribadian yang maju dan mandiri yang mampu menghadapi tantangan globalisasi dan informasi. Pada dasarnya pendidikan dipandang sebagai proses penanaman dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat dengan memberi contoh, membangun kemauan dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Semakin berkembangnya zaman, berkembang pula teknologi dan informasi.
Tawaran modernitas tidak lagi dapat dihindari. Awalnya seseorang menggunakan alat komunikasi seperti telepon adalah ketika dirinya ingin menyampaikan sebuah informasi kepada orang lain, namun terkendala oleh jarak. Begitu juga dengan internet, seseorang memanfaatkannya hanya untuk mengakses informasi-informasi yang penting saja. Namun dengan berkembangnya zaman dan teknologi informasi, orang-orang telah dimanjakan oleh fasilitas smartphone.1Smartphone adalah telepon pintar yang bisa difungsikan mirip dengan komputer, dengan dilengkapi akses internet dan bisa dibawa kemana-mana, seseorang bahkan merasa menggenggam dunia ketika smartphone ada ditangannya. Dengan smartphone, berkirim pesan kepada orang lain tidak hanya bisa dilakukan personal saja, dengan sekali update status disalah satu media sosial, seseorang bisa mengirimkan pesan kepada jutaan orang diseluruh penjuru dunia.Tidak hanya itu, dua orang yang berjauhan juga bisa dimudahkan bertatap muka tanpa harus bertemu langsung hanya dengan menggunakan layanan video call saja sudah bisa.
Berdasarkan dari data Statista Research Department (2023) peningkatan penggunaan smartphone secara global meningkat sangat pesat setiap tahunnya dan adanya perkiraan terus meningkat hingga tahun 2028. Pada awal survei tahun 2019 pengguna smartphone ±64,13% penduduk di Indonesia menggunakan smartphone, dan pada tahun 2023 meningkat menjadi ±82,84%, dan sebagai perkiraan akan meningkat hingga ±91,27% penduduk di Indonesia menggunakan smartphone di tahun 2028 yang akan datang. Penggunaan
1 Majorsy, U., Kinasih, A. D., Andriani, I., & Lisa, W. “Hubungan Antara Keterampilan Sosial Dan Kecanduan Situs Jejaring Sosial Pada Masa Dewasa Awal”. Jakarta .2013 Vol 5 no. 2
smartphone dan internet yang meningkat pesat dari tahun ke tahun dapat menimbulkan banyak dampak bagi kehidupan manusia meskipun terdapat sisi positif namun terdapat juga sisi negatif. Secara positif pastinya banyak manfaat yang dapat diambil mengenai kemudahan mengakses segala sesuatu secara mudah dan cepat.
Diterbitkan oleh Statista Research Department, 2 Mei 2023.
Perkembangan dunia pendidikan pada saat ini berjalan seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan dituntut untuk bisa lebih maju dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang berkembang semakin pesat untuk memenuhi kebutuhan manusia pada zaman era sekarang.
Hal ini sejalan dengan definisi pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, yaitu bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kekuatan spiritual keagamaannya, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2 Saat ini, komunikasi merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga hubungan baik dengan teman, tetangga atau orang lain. Setiap hari, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar untuk menjalin silaturahmi satu sama lain. Sebelum masa pandemi, interaksi sosial antar teman bisa berlangsung secara aktif dan langsung, bertemu dan bertatap muka sehingga tidak ada rasa malu antar teman, tetapi pada masa pandemi semua interaksi
2Sekretariat Negara Republik Indonesia.2003,Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 ”Tentang Sistem Pendidikan Nasional”, http://kemendikbudinfo.com (08 Mei Juni 2022).
sosial dilakukan secara online untuk menghindari penyebaran virus COVID.- 19.
Virus ini menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain hanya melalui bersin, kontak langsung, atau melalui benda-benda yang terkontaminasi virus.
Akibatnya interaksi antar teman berkurang dan banyak teman yang berganti nomor dan kehilangan kontak sehingga mengakibatkan hubungan antar teman terputus dan tidak terjalin lagi, apalagi dengan teman yang tinggal jauh dari kita. 3
Kita tentu tahu bahwa orang Indonesia terkenal dengan keramahannya dan gotong royong. Seperti yang dijelaskan dalam peribahasa “berat sama dipikul, ringan sama dịjinjing”, yang artinya orang Indonesia percaya bahwa bekerja sama tidak menimbulkan keletihan, seperti halnya suka dan duka bersama tidak akan menimbulkan rasa iri dan dengki.
Peribahasa di atas tentunya dapat mengantarkan pada kehidupan yang aman dan tentram, pertemuan, berbagi masalah, berbagi makanan sesuai kebiasaan.
Tentu saja, sangat indah dan membuat semua orang iri melihat persatuan seperti itu, tetapi semua ini mungkin hanya ucapan dan angan-angan, karena seiring waktu, dengan berlalunya waktu, semua efektivitas peribahasa ini memudar. Padahal, dengan adanya alat-alat canggih itu membuat sekat antar teman dan juga antar komunitas.
ْۚ آَٰوُّفَراَعَتِل َلِئ َٰٓاَبَقَو اٗبوُّعُّش ۡمُّكََٰنۡلَعَجَو َٰىَثنُّأَو ٖرَكَذ نِ م مُّكََٰنۡقَلَخ اَ نِإ ُّساَ نلٱ اَهُّ ي َ أ َََٰٰٓي ٞريِبَخ ٌميِلَع َ َ للّٱ َ نِإ ْۚۡمُّكَٰىَقۡتَأ ِ َ للّٱ َدنِع ۡمُّكَمَرۡكَأ َ نِإ ٣١
Artinya :”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat 13).4 Pada penghalang ini, interaksi antara teman atau komunitas kurang berharga.
Karena kontak sosial dan komunikasi jarang terjadi. Hanya karena terdesak dan sangat membutuhkan pertolongan saja mau menghubungi temannya atau tetangganya. Denga adanya internet dan ponsel canggih, orang lupa bahwa mereka memiliki tetangga, kadang-kadang bahkan tidak mengenal tetangga mereka. Karena kemudahan teknologi membuat anda malas. Apa pun yang
3Himmatul Badiah, “Interaksi Sosial Antar Teman Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid 19”.
2022.https://www.kompasiana.com/himmatulbadiah/6262b2ecbb44861cee140635/interaksi- sosial-antar-teman-sebelum-dan-sesudah-pandemi-covid-19 diakses pada 22 April 2022 pukul 20:51,
4Departemen Agama RI, 2012 Al Quran Tajwid & Terjemah. (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia), h.65.
mereka inginkan dan lakukan, cukup klik tombol dan itu dilakukan secara instan.5
Hampir semua aspek kehidupan manusia dapat ditemukan di dunia maya, munculnya alat komunikasi yang dianggap efektif dan efisien, serta berbagai platform media sosial, menciptakan ruang hidup baru untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah.
Tak heran jika kebanyakan orang modern seolah-olah menjalani hidupnya di dua dunia, yakni kehidupan di dunia nyata dan kehidupan di dunia maya.
Namun, belakangan ini orang cenderung menghabiskan waktunya di dunia maya. Hal ini kemudian membuat manusia melupakan hakikat kehidupan manusia, terutama sebagai makhluk yang membutuhkan sosialisasi langsung dengan orang lain.
Fakta bahwa cara manusia berkomunikasi telah berubah secara drastis tidak dapat mengubah sifat manusia sebagai makhluk sosial, di mana orang akan berbagi perasaan dengan orang lain, baik itu keluarga dan teman terdekatnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia dalam menjalankan pekerjaan sehari- hari, sehingga bukan tidak mungkin masyarakat mengubah gaya hidupnya, misalnya sebelum adanya pandemi harus melaksanakan kegiatan belajar di sekolah atau di kampus, untuk belajar dari rumah.
Namun di satu sisi, perubahan besar ini juga membawa dampak negatif bagi individu, antara lain munculnya rasa kesepian dan rasa terasing satu sama lain serta hilangnya solidaritas, persatuan dan persahabatan antar manusia.
menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar gadget seolah-olah kagum dengan karya dan konten yang disediakan oleh teknologi, sehingga hampir tidak ada waktu untuk bersosialisasi. Manusia tampak seperti zombie yang diperbudak oleh teknologi.
Munculnya kemerosotan moral di masyarakat, terutama di kalangan pelajar.
Belum lagi kondisi pandemi yang mengharuskan segala sesuatunya dilakukan secara online, membatasi masyarakat untuk bersosialisasi secara langsung tanpa perantara teknologi.
Kejahatan dan perilaku menyimpang di kalangan remaja meningkat sangat pesat. Hal ini disebabkan melemahnya tradisi di masyarakat yang dapat membantu mengajarkan pelajaran sosial yang nyata kepada remaja, salah satunya adalah gotong royong. Mengubah pola interaksi antara orang yang satu dengan yang lain. Perubahan ini bisa kita temukan, salah satunya di media sosial.6 Interaksi sosial dapat menyebabkan isolasi sosial. Ketika seseorang
5Ainur Dhiah, "Pudarnya Interaksi Sosial di Kalangan Masyarakat Indonesia," Kompasiana, 2022, https://www.kompasiana.com/ainurdhiah5506/6260e2d43794d11b87678de2/pudarnya-interaksi- sosial-di-kalangan-masyarakat-indonesia. diakses pada 21 April 2022, pukul 11:51,
6.Mia Kholidah "Dampak Adiksi Internet pada Interaksi Sosial dan Hubungan Personal".Kompasiana,2023,https://www.kompasiana.com/miakholidah4310/64a5033208a8b5189 8486632/dampak-adiksi-internet-pada-interaksi-sosial-dan-hubungan-personal. diakses 5 Juli 2023, pukul 12:44
lebih tertarik pada aktivitas online dari pada interaksi langsung dengan orang lain, hubungan sosial mereka dengan keluarga, teman, dan masyarakat umum dapat terganggu.
Sayangnya, dengan segala kemudahan cara berkomunikasi yang ditawarkan, seseorang sering lupa akan dampak negatifnya, contohnya adalah apa yang disebut dengan perilaku phubbing. Phubbing adalah sebuah kata singkatan dari phone dan snubbing, dan digunakan untuk menunjukkan sikap menyakiti lawan bicara dengan menggunakan smartphone yang berlebihan. Seseorang dengan perilaku phubbing terindikasi menyakiti orang lain dengan pura-pura memperhatikan saat diajak berkomunikasi, tetapi pandangannya sebentar- sebentar tertuju pada smartphone yang ada ditangannya. Istilah Phubbing, berasal dari kata phonedan snubbing. Istilah tersebut diciptakan oleh Alex Haigh. Phubbing adalah perilaku mengabaikan seseorang dalam lingkungan sosial dengan mengalihkan perhatian pada telepon atau gadget.
Terlepas dari banyaknya aplikasi media sosial untuk mengobrol yang menyenangkan dan adiktif, ternyata phubbing juga menjadi alasan bagi seseorang untuk menjauhkan lawan bicaranya dengan sengaja. Hal ini biasa terjadi jika ada orang baru yang tidak disukai atau tidak membuat rasa nyaman ikut serta dalam obrolan. Bagi para pasangan, hal ini dilakukan ketika sedang merasa bosan dan lebih memilih untuk mencari keseruan dari orang ketiga.
Phubbing jika dilakukan sekali dua kali mungkin masih bisa ditoleran bagi pasangan atau teman, namun jika konsisten dilakukan beresiko merusak kualitas hubungan. Efek jangka panjangnya adalah hal tersebut menjadi biasa dan dimaklumi, berinteraksi secara langsung dirasa tidak perlu dilakukan, hal terburuk adalah seseorang akan dijauhi dan tidak akan diikutsertakan lagi.
Menurut Turnbull klasifikasi perilaku phubbing adalah seseorang yang banyak menghabiskan waktu untuk mengakses internet, maka dia hanya punya sedikit waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain secara nyata.
Dampak dari perilaku phubbing adalah lawan bicara ataupun orang yang berada di depannya merasa terabaikan, kualitas dari hubungan pun menurun.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku phubbing adalah regulasi diri.
Regulasi diri mengacu pada pemikiran, perasaan, dan tindakan yang dihasilkandiri sendiri yang telah direncanakan dan disesuaikan secara siklis dengan pencapaian tujuan pribadi. Istilah self regulation mempunyai kemiripan dengan istilah self control. Menurut Vohs dan Baummeiter kedua istilah itu bisa digunakan secara bergantian, tapi sebagian pakar membedakannya.
Regulasi diri juga mencakup pengaturan perasaan dan perhatian, selain itu regulasi diri digunakan untuk menunjuk pada konsep yang lebih umum mengenai perilakuperilaku yang diarahkan pada pencapaian tujuan atau goal- directed behavior baik secara sadar maupun tidak sadar. 7
Selain itu teori regulasi diri juga berkaitan dengan perilaku adiktif. Kegagalan orang untuk mengatur diri sendiri dapat menyebabkan penggunaan media mereka meningkat. Akibatnya, situasi ini cenderung berubah menjadi kecanduan media. Seseorang yang memilliki keterampilan pengaturan diri yang lebih tinggi akan menunjukkan perilaku smartphone adiktif yang lebih
7Arifin Nur B, Phubbing dan Komunikasi Sosial, (Jember : UIJ Kyai Mojo, 2020), 20.
rendah. Seseorang dengan tingkat regulasi diri yang rendah, maka akan cenderung memiliki tingkat smartphone addiction yang tinggi. Begitu sebaliknya, seseorang dengan regulasi diri yang baik dapat mengatur dirinya untuk tetap fokus terhadap orang-orang yang berada disekitarnya dan tidak mengabaikan dengan mengalihkan fokusnya terhadap gadget. Oleh karena itu, regulasi diri yang baik akan membuat seseorang untuk tidak melakukan phubbing.
Fenomena phubbing ini juga dialami oleh siswa SMA Negeri 1 Kencong - Jember, dimana saat mereka berada di suatu kelas untuk menunggu gurunya datang tidak sedikit dari mereka lebih asik untuk memainkan smartphone-nya daripada mengobrol langsung dengan teman temannya bahkan diluar kelas, atau berada di luar sekolah yang masih berada disekitar sekolah banyak juga siswa siswi yang fokus ke smartphone-nya, mungkin untuk mengecek sosial medianya atau memang ada urusan yang penting yang memerlukan untuk mengecek smartpone-nya. Akibat dari adanya fenomena phubbing tersebut seseorang yang biasanya melakukan antara pribadi seseorang dengan pribadi orang lain dengan bersama malah sebaliknya, bahkan bisa dikatakan hubungan interpersonalnnya menurun, hal tersebutberdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dengan guru BK Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong- Jember. Dalam hidup keseharian hampir tidak mungkin manusia tidak berhubungan dengan orang lain. Sudah merupakan hukum alam bahwa manusia adalah mahluk sosial, yaitu manusia harus hidup bersama dengan manusia lainnya. Dalam skema hidup ini muncul kebutuhan untuk memahami kebutuhan manusia lain, maka timbullah keterampilan untuk berkomunikasi antar manusia atau dapat disebut dengan interpersonal skill. Interpersonal secara umum adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka.
Hubungan interpersonal juga mempertimbangkan pengaruh orang lain terhadap kita. Kita tertarik ataupun tidak pada orang lain bisa karena ingin menghindari pengaruh negatif atau mengharapkan pengaruh positif dari orang lain. Hal tersebut tampak pada ayat-ayat al-qur’an surah Al-Imran ayat 118,
ۡمُّ تِنَع اَم اوُّ دَو اٗلاَبَخ ۡمُّكَنوُّلۡأَي اَل ۡمُّكِنوُّد نِ م ٗةَناَطِب اوُّذِخَ تَت اَل اوُّنَماَء َنيِذَ لٱ اَهُّ يَأ َََٰٰٓي ِِۖتََٰيلۡأٓٱ ُّمُّكَل اَ نَ يَب ۡدَق ُّْۚرَبۡكَأ ۡمُّهُّروُّد ُّص ىِفۡخُّت اَمَو ۡمِهِهََٰوۡفَأ ۡنِم ُّءَٰٓاَضۡغَبۡلٱ ِتَدَب ۡدَق ۡعَت ۡمُّتنُّك نِإ َنوُّلِق
٣٣١
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang diluar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (kami), jika kamu memahaminya”.(Qs.
Al-Imran : 118)8
8 Departemen Agama RI, 2012 Al Quran Tajwid & Terjemah. (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia), h.65.
Pada akhirnya, fenomena perilaku phubbing ini mampu mengubah cara interaksi sosial yang selama ini biasa dilakukan, yang terjadi secara dua arah dengan melibatkan semua indera dalam satu cara berkomunikasi. Dimana seseorang lebih suka berkomunikasi secara verbal dan tatap muka dengan orang lain. Jika ditelaah lebih jauh jika dikaitkan dengan budaya masyarakat kita yang masih memiliki nilai, norma, pranata sosial, dan adat istiadat yang kuat dalam suatu hubungan yang dilandasi rasa saling menghormati saat melakukan percakapan. Sayangnya, perilaku phubbing tidak mudah dihindari mengingat tingginya permintaan smartphone di masyarakat perkotaan. Salah satu faktornya adalah harga menjadi lebih mudah diakses oleh berbagai kelompok orang.
Menurut beberapa literatur, mayoritas pengguna smartphone di Indonesia adalah remaja berusia antara 16 hingga 21 tahun, dan mereka juga merupakan pengguna internet terbesar dibandingkan usia lainnya. Pada umumnya mereka menggunakan smartphone untuk berkomunikasi secara online, bermain online, dan menggunakan internet untuk mengakses media sosial, mencari informasi dan berbelanja online.
Kebiasaan melakukan perilaku phubbing yang dapat mengganggu dalam interaksi sosial dan bisa dapat mempengaruhi mengurangi konsentrasi dalam pembelajaran. Perilaku phubbing ini satu fenomena yang sangat bisa diprediksi untuk terjadi mengingat handphone ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendasar untuk setiap orang karena memang handphone ini sudah menjadi sumber informasi yang paling utama, sumber interaksi, karena di situ ada sosmed (sosial media). Kemudian menjadi sumber penghilang rasa bosan kita karena ada game- nya kemudian bisa jadi sumber narsis kita foto-foto di situ, kemudian menjadi sumber penghilang stress karena di situ ada game dan banyak lagi aplikasi yang menarik.9
Di sinilah perpecahan untuk fenomena phubbing dimulai, dimana kecanduan tidak memungkinkan pengguna untuk melepaskan diri dari perangkat smartphone dan pada akhirnya mempengaruhi kehidupan sosial mereka dan bagaimana mereka harus berkomunikasi.
Perilaku phubbing dapat membuat orang tidak lagi merasa malu atau segan saat berinteraksi dengan smartphone dalam berbagai keadaan dan situasi. Misalnya dalam interaksi sosial secara umum, seperti makan bersama keluarga, di tempat ibadah, dll. Karena mereka sangat lekat dengan kecanduannya terhadap smartphone, yang memuat semua fitur yang dianggap jauh lebih menarik daripada interaksi dengan orang lain dan membangun hubungan dengan lingkungan.
Di sinilah perpecahan untuk fenomena phubbing dimulai, dimana kecanduan tidak memungkinkan pengguna untuk melepaskan diri dari perangkat smartphone dan pada akhirnya mempengaruhi kehidupan sosial mereka dan bagaimana mereka harus berkomunikasi.
9 Nadya Ainun, "Dampak Phubbing pada Interaksi Sosial" Kompasiana 2023, https://www.kompasiana.com/nadyaainun2302/648d9a074d498a1ddc3f1662/dampak-phubbing- pada-interaksi-sosial. diakses pada 17 Juni 2023, pukul 18.59
Perilaku phubbing dapat membuat orang tidak lagi merasa malu atau segan saat berinteraksi dengan smartphone dalam berbagai keadaan dan situasi. Misalnya dalam interaksi sosial secara umum, seperti makan bersama keluarga, di tempat ibadah, dll. Karena mereka sangat lekat dengan kecanduannya terhadap smartphone, yang memuat semua fitur yang dianggap jauh lebih menarik daripada interaksi dengan orang lain dan membangun hubungan dengan lingkungan.
Sikap positif remaja pertama terhadap teman sebaya berkembang segera setelah menyadari adanya perbedaan minat dan kebutuhan yang sama. Sikap setia kawan atau “senasib seperjuangan” terasa dalam kehidupan kelompok, baik dalam kelompok yang sengaja dibentuk maupun tidak tẻbentuk.
Interaksi di dalam kelas merupakan sumber dari berbagai lingkungan sosial di dalam kelas, baik lingkungan sosial negatif maupun lingkungan sosial positif. Interaksi antara guru dan siswa didasarkan pada motivasi, keinginan, minat, kebutuhan dan orientasi mereka sendiri pada berbagai masalah pendidikan.10
Meskipun begitu siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong mengalami kesulitan menemukan model bagi dirinya dalam hal efektivitas komunikasi interpersonal di sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan teknik live Modeling secara langsung dengan memberikan figur yang asli sebagai salah satu acuan dalam proses komunikasi yang baik dilingkungan kelas maupun sekolah yang di sajikan dalam bentuk layanan bimbingan klasikal.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Efektivitas Bimbingan Klasikal dengan Teknik Live Modeling dalam memperbaiki perilaku Phubbing Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember.
B. METODE PENELTIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif merupakan kegiatan penelitian dengan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data berdasarkan jumlah atau banyaknya yang dilakukan secara objektif untuk memcahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.11
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen penelitian dilapangan (field research) dengan metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dengan konsdisi yang terkendalikan, dalam metode ekperimen ada perlakuan atau (treatment).12Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
10Listi Ideria Pulungan, Rustyarso, dan Okianna, "Interaksi Sosial Antara Guru dan Siswa Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar," Pendidikan Sosiologi, FKIP Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 2021, vol 5 no 1.
11Nikolaus Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar Penulisan Skripsi &
Analisis Data dengan SPSS, (Yogjakarta: Budi Utama, 2019), 3.
12Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D, (Bandung:
Alabeta, 2013), 107.
adalah rancangan eksperimen model pre-experimental designs dengan bentuk desain one group pretest-posttest. Rancangan ini terdiri dari satu kelompok (tidak ada kelompok kontrol), sedangkan proses penelitiannya dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu :
1. Melaksanakan pretest untuk mengukur kondisi awal responden sebelum diberikan perlakuan.
2. Memberikan perlakuan yaitu melaksanakan bimbingan klasikal dengan pendekatan modeling.
3. Melakukan posttest untuk mengetahui keadaan variabel terikat sesudah diberikan perlakuan.13
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.14Populasi siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember sejumlah 1116 peserta didik dengan mengambil sample dari populasi sejumlah 35 siswa yang diambil dari kelas X3.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneltian tidak memungkinkan mempelajarai semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari itu.15
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive. Sampling purposive merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.16 Alasan peneliti menggunakan sampling purposive karena konseling kelompok hanya menerapkan pada kelas tertentu saja.
Adapun kriteria yang dikehendaki dalam penelitian ini yaitu melihat tingginya perilaku phubbing pada Siswa SMA Negeri 1 Kencong Jember yang di pilih berdasarkan koordinasi bersama guru BK SMA Negeri 1 Kencong Jember, serta dengan melakukan assessment kepada populasi penelitian, yakni siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Kencong Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 yang kemudian dipilih berdasarkan hasil assessment yang diperoleh dan disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditentukan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil assessment yang diperoleh bahwa siswa kelas XI IPA 2 dan X6 menunjukkan hasil perilaku phubbing lebih rendah dari kelas yang lain, berdasarkan alasan tersebut sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X3 karena memenuhi syarat pengambilan sampel sebagai objek penelitian.
Sampel dari Populasi Penelitian di SMA Negeri 1 Kencong Jember Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
X 3 14 22 35
X 6 14 21 35
XI IPA 2 11 24 35
13A. Muri Yusuf, Metodologi Penelitian. Dasar-dasar penyelidikan ilmiah, (Padang: UNP Press, 2013), 180.
14Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan………, 117.
15Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan………,118.
16Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung:Alfabeta,2019), 138
Skala yang digunakan dalam pembuatan angket penelitian ini ialah Skala Likert (Likert Scale). Skor untukmasing-masing pilihan jawaban dalam Skala Likert (Likert Scale) adalah sebagai berikut :17
Skala Likert No.
Pilihan Responden Skor pertanyaan
positif
Skor pertanyaan
negatif
Jawaban Kode
1. Selalu S 4 1
2. Sering SR 3 2
3. Kadang - kadang KK 2 3
4. Tidak Pernah TP 1 4
Sebelum mengolah instrumen, maka perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrument karena dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai sebagai alat pengumpul data adalah apabila sekurang-kurangnya instrumen tersebut valid dan reliabel.18
Adapun analisis data statistik yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini ialah menggunakan analisis data statistik “uji t dua sampel berpasangan”, atau Pired sample t-test dengan rumus sebagai berikut:
𝑡 = ∑ 𝐷
√ ∑ 𝑥2𝑑 𝑁 (𝑁 − 1) Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest (pretest-posttest) xd = Deviasi masing-masing subjek (d – Md)
∑ 𝑥2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi
C. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Variabel Penelitian
Dalam hal ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian agar penelitian ini lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam suatu penelitian terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independen) atau variabel yang mempengaruhi, dan variabel terikat (dependen) atau variabel yang dipengaruhi. Adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
17Sugiyono, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2013), 93.
18SuharsimiArikunto,Dasar-dasar EvaluasiPendidikan (Jakarta:BumiAksara,2008),144.
a. Variabel Independen (X) : Bimbingan klasikal dengan teknik live modeling
b. Variabel Dependen (Y) : Perilaku phubbing 1) Sub variabel dependen (Y1 ) : Gangguan komunikasi 2) Sub variabel dependen (Y2) : Obsesi terhadap ponsel 2. Indikator Penelitian
Setelah variabel penelitian terpenuhi kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan indikator-indikator variabel yang merupakan rujukan empiris dari variabel yang diteliti. Indikator empiris ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar membuat butir-butir atau item pertanyaan dalam angket, interview, dan observasi.19
Adapun indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Variabel X : Bimbingan klasikal dengan teknik live modeling 1) Perhatian
2) Representasi
3) Peniruan tingkah laku model 4) Motivasi dan penguatan b. Variabel Y : Perilaku phubbing
1) Gangguan Komunikasi
a) Menerima atau melakukan panggilan telepon ketika sedang berkomunikasi
b) Membalas pesan singkat ketika sedang berkomunikasi
c) Mengirim dan mengecek pesan singkat ketika sedang berkomunikasi
2) Obsesi Terhadap Ponsel a) Kelekatan terhadap ponsel b) Cemas ketika jauh dari ponsel
c) Kesulitan dalam mengatur penggunaan ponsel
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian No.
Instrumen r
Hitung Tanda r
Tabel Keterangan Keputusan
1 2 3 4 5 6
1. 0,248 > 0,194 Valid Digunakan
2. 0,269 > 0,194 Valid Digunakan
3. 0,266 > 0,194 Valid Digunakan
4. 0,097 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan
5. 0,490 > 0,194 Valid Digunakan
19Tim penyusun INAIFAS, pedoman penulisan karya ilmiah, ………, 37.
6. 0,415 > 0,194 Valid Digunakan
7. 0,527 > 0,194 Valid Digunakan
8. 0,388 > 0,194 Valid Digunakan
9. 0,464 > 0,194 Valid Digunakan
10. 0,074 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan
11. 0,521 > 0,194 Valid Digunakan
12. 0,452 > 0,194 Valid Digunakan
13. 0,253 > 0,194 Valid Digunakan
14. 0,412 > 0,194 Valid Digunakan
15. 0,416 > 0,194 Valid Digunakan
16. 0,151 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan 17. 0,000 < 0,194 Tidak Valid Tidak
Digunakan
18. 0,477 > 0,194 Valid Digunakan
19. 0,212 > 0,194 Valid Digunakan
20. 0,223 > 0,194 Valid Digunakan
21. 0,535 > 0,194 Valid Digunakan
22. 0,544 > 0,194 Valid Digunakan
23. 0,441 > 0,194 Valid Digunakan
24. 0,094 < 0,194 Tidak valid Tidak Digunakan
25. 0,299 > 0,194 Valid Digunakan
26. 0,301 > 0,194 Valid Digunakan
27. 0,464 > 0,194 Valid Digunakan
28. 0,299 > 0,194 Valid Digunakan
29. 0,018 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan
30. 0,508 > 0,194 Valid Digunakan
31. 0,166 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan 32. 0,061 < 0,194 Tidak Valid Tidak
Digunakan
33. 0,395 > 0,194 Valid Digunakan
34. 0,361 > 0,194 Valid Digunakan
35. 0,468 > 0,194 Valid Digunakan
36. 0,297 > 0,194 Valid Digunakan
37. 0,523 > 0,194 Valid Digunakan
38. 0,527 > 0,194 Valid Digunakan
39. 0,190 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan
40. 0,348 > 0,194 Valid Digunakan
41. 0,064 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan
42. 0,521 > 0,194 Valid Digunakan
43. 0,268 > 0,194 Valid Digunakan
44. 0,337 > 0,194 Valid Digunakan
45. 0,288 > 0,194 Valid Digunakan
46. 0,397 > 0,194 Valid Digunakan
47. 0,208 > 0,194 Valid Digunakan
48. 0,268 > 0,194 Valid Digunakan
49. 0,427 > 0,194 Valid Digunakan
50. 0,247 > 0,194 Valid Digunakan
51. 0,427 > 0,194 Valid Digunakan
52. 0,405 > 0,194 Valid Digunakan
53. 0,310 > 0,194 Valid Digunakan
54. 0,273 > 0,194 Valid Digunakan
55. 0,243 > 0,194 Valid Digunakan
56. 0,437 > 0,194 Valid Digunakan
57. 0,380 > 0,194 Valid Digunakan
58. 0,064 < 0,194 Tidak Valid Tidak Digunakan 59. 0,073 < 0,194 Tidak Valid Tidak
Digunakan 60. 0,061 < 0,194 Tidak Valid Tidak
Digunakan
Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui bahwa dari 60 butir angket variabel Y “Perilaku Phubbing” terdapat 47 butir angket yang dinyatakan
“Valid”
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Adapun uji reliabilitas instrumen daalm penelitian ini menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi 25.0 dengan hasil sebagai berikut:
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliability
Statistics
Cronbac h's Alpha
N of Item
s
.879 47
Berdasarkan data diatas diketahui N item angket sebanyak 47 dengan nilai alpha sebesar 0,879 karena nilai alpha > dari r tabel dengan 0,877 > 0,194 maka dinyatakan angket reliabel dengan N = 47 tabel signifikan 5%. Jadi kesimpulannya angket dinyatakan “reliabel”.
3. Penyajian Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data utamanya adalah angket untuk mengetahui efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik modeling untuk mengurangi perilaku phubbing siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Kencong Tahun Pelajaran 2022/2023.
Berikut adalah penyajian data hasil angket pola Phubbing peserta didik yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest kepada 35 responden untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberikan treatment yaitu bimbingan kalsikal dengan teknik modeling yang diterapkan dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok. Adapun data responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Data Responden SMAN 1 Kencong No.
Responden NAMA SISWA JENIS
KELAMIN KELAS 1 ABIMASTRA DWIPA RENDRA Laki Laki X3
2 AMELIA Perempuan X3
3 ANGGILIA PUTRI IRWANA Perempuan X3 4 ARDITA AFIFATUZ ZAHRO Perempuan X3 5 ARIL KHOLIS PRATAMA Laki Laki X3 6 ARJUNA TRI NOVANJAYA Laki Laki X3
7 CAESYA VALENZIA A Perempuan X3
8 CINDY OKTAVIA RAMADHANI Perempuan X3
9 DIAN NOVITA SARI Perempuan X3
10 DINDA AYU SOLEHA Perempuan X3
11 ELINA AYU NURFARADILA Perempuan X3 12 FARELL BUDY PRATAMA Laki-laki X3 13 GIBRAN DANIEL PRAYOGO Laki-laki X3 14 HALDYS REYHAN ISLAMEY J. Laki-laki X3 15 IBRA SYAMS ARASY A. Laki-laki X3 16 IFTITAH KHOIRUR RAMADANI Perempuan X3 17 INDAH AYU AGUSTIN Perempuan X3 18 JOKO ADI PAMUNGKAS Laki-laki X3 19 KHAIRUNISA TRI DAMAYANTI Perempuan X3 20 MEI RINDA DWI MEGA WEMA M. Perempuan X3 21 MUHAMMAD RAFEL FATAH H. Laki-laki X3 22 NESSA FEBRI AURORA Perempuan X3 23 NORA KAISATIN NAVILA Perempuan X3
24 PUTRI CINTA AYU LESTARI Perempuan X3 25 RAFFI CAHYA MAHADI Laki Laki X3 26 REGINA TRIKUSUMATIWI P. Perempuan X3 27 RIKE MAUFIQ RAMADHANI Perempuan X3 28 RISKA DWI HANDAYANI Perempuan X3 29 RIVALDO AKBAR SANTOSO Laki Laki X3 30 RIZKY ATTALA AGUNG WIJAYA Laki Laki X3 31 SELFI DWI KARTIKA SARI Perempuan X3 32 SELVIATUL MUNHAYANAH Perempuan X3 33 SEVIA PUTRI RAMADHANI Perempuan X3 34 YOHAN DWI SETIAWAN Laki Laki X3 35 JAVENCI GIRALDIO P.H Laki Laki X3 a. Data Pretest
Pretest diberikan kepada kelompok eksperimen sebelum treatment diberikan. Adapun penyajian hasil pretest sebagai berikut :
Data Hasil Angket Pretest Perilaku Phubbing Siswa Nomor
Responden
Skor Pretest Skor Total Pretest
Y1 Y2
1 2 3 4
1 45 39 84
2 44 37 81
3 52 49 101
4 47 46 93
5 49 46 95
6 53 44 97
7 46 44 90
8 43 39 82
9 42 40 82
10 46 40 86
11 46 41 87
12 45 39 84
13 44 42 86
14 48 40 88
15 47 39 86
16 49 41 90
17 44 39 83
18 46 45 91
19 43 40 83
20 42 40 82
21 46 36 82
22 46 45 91
23 43 42 85
24 45 44 89
25 41 39 80
26 54 43 97
27 40 39 79
28 44 42 86
29 50 47 97
30 47 44 91
31 49 42 91
32 38 37 75
33 35 34 69
34 54 43 97
35 43 41 84
Jumlah 1596 1448 3044
Rata-rata 45.6 41.3 87
Keterangan :
Kolom 1 : Nomor Responden
Kolom 2-3 : Skor pretest sub variabel Y1 dan Y2
Kolom 4 : Skor total pretest angket variabel Y “Perilaku Phubbing”
b. Data Posttest
Penyajian data selanjutnya yaitu data hasil posttest.Posttest diberikan kepada kelompok eksperimen setelah treatment diberikan.
Adapun penyajian hasil posttest sebagai berikut :
Data Hasil Angket Posttest Perilaku Phubbing Siswa Nomor
Responden
Skor Posttest Skor Total Posttest
Y1 Y2
1 2 3 4
1 82 77 159
2 89 73 162
3 89 80 169
4 92 86 178
5 92 71 163
6 84 72 156
7 80 77 157
8 83 69 152
9 80 81 161
10 80 85 165
11 81 89 170
12 80 90 170
13 85 77 162
14 74 84 158
15 89 70 159
16 86 84 170
17 85 77 162
18 80 77 157
19 78 76 154
20 81 75 156
21 70 76 146
22 87 82 169
23 85 83 168
24 91 75 166
25 84 90 174
26 83 79 162
27 80 77 157
28 84 71 155
29 82 76 158
30 80 77 157
31 89 86 175
32 80 89 169
33 82 82 164
34 84 74 158
35 73 88 161
Jumlah 2904 2775 5679
Rata-rata 83 80 163
Keterangan :
Kolom 1 : Nomor Responden
Kolom 2-3 : Skor posttest sub variabel Y1 dan Y2
Kolom 4 : Skor total posttest angket variabel Y “Perilaku Phubbing Siswa”
Setelah memperoleh data hasil pretest dan posttest, selanjutnya data dari keduanya dibandingkan untuk mengetahui perbedaan hasil skor antara sebelum dan sesudah diberikan treatment yaitu bimbingan klasikal dengan teknik modeling. Adapun data perbandingan hasil pretest dan posttest sebagai berikut :
Rincian Hasil Angket Pretest-Posttest “Disiplin Belajar Peserta Didik”
No.
Responden
Skor Pretest Skor Total Pretest
SkorPosttest Skor Total Posttest
Y1 Y2 Y1 Y2
1 2 3 4 5 6 7
1 45 39 84 82 77 159
2 44 37 81 89 73 162
3 52 49 101 89 80 169
4 47 46 93 92 86 178
5 49 46 95 92 71 163
6 53 44 97 84 72 156
7 46 44 90 80 77 157
8 43 39 82 83 69 152
9 42 40 82 80 81 161
10 46 40 86 80 85 165
11 46 41 87 81 89 170
12 45 39 84 80 90 170
13 44 42 86 85 77 162
14 48 40 88 74 84 158
15 47 39 86 89 70 159
16 49 41 90 86 84 170
17 44 39 83 85 77 162
18 46 45 91 80 77 157
19 43 40 83 78 76 154
20 42 40 82 81 75 156
21 46 36 82 70 76 146
22 46 45 91 87 82 169
23 43 42 85 85 83 168
24 45 44 89 91 75 166
25 41 39 80 84 90 174
26 54 43 97 83 79 162
27 40 39 79 80 77 157
28 44 42 86 84 71 155
29 50 47 97 82 76 158
30 47 44 91 80 77 157
31 49 42 91 89 86 175
32 38 37 75 80 89 169
33 35 34 69 82 82 164
34 54 43 97 84 74 158
35 43 41 84 73 88 161
Jumlah 1596 1448 3044 2904 2775 5679
Rata-Rata 45.6 41.3 87 83 80 163
Keterangan :
Kolom 1 : Nomor Responden
Kolom 2-3 : Skor pretest sub variabel Y1 dan Y2
Kolom 4 : Skor total pretest angket “Perilaku Phubbing”
Kolom 5-6 : Skor posttest sub variabel Y1 dan Y2
Kolom 7 : Skor total posttest angket “Perilaku Phubbing”
Rekapitulasi Selisih Hasil Angket Pretest – Posttest “Perilaku Phubbing Siswa”
Nomor Responden
Nama Responden
Skor Pretest
Skor Posttest
Selisih (Postest- Pretest)
1 2 3 4 5
1 ABIMASTRA DWIPA RENDRA 84 159 75
2 AMELIA 81 162 81
3 ANGGILIA PUTRI IRWANA 101 169 68 4 ARDITA AFIFATUZ ZAHRO 93 178 85 5 ARIL KHOLIS PRATAMA 95 163 68 6 ARJUNA TRI NOVANJAYA 97 156 59
7 CAESYA VALENZIA A 90 157 67 8 CINDY OKTAVIA RAMADHANI 82 152 70
9 DIAN NOVITA SARI 82 161 79
10 DINDA AYU SOLEHA 86 165 79
11 ELINA AYU NURFARADILA 87 170 83 12 FARELL BUDY PRATAMA 84 170 86 13 GIBRAN DANIEL PRAYOGO 86 162 76 14 HALDYS REYHAN ISLAMEY J. 88 158 70 15 IBRA SYAMS ARASY A. 86 159 73 16 IFTITAH KHOIRUR RAMADANI 90 170 80 17 INDAH AYU AGUSTIN 83 162 79 18 JOKO ADI PAMUNGKAS 91 157 66
19 KHAIRUNISA TRI D. 83 154 71
20 MEI RINDA DWI MEGA WM. 82 156 74 21 MUHAMMAD RAFEL FH. 82 146 64 22 NESSA FEBRI AURORA 91 169 78 23 NORA KAISATIN NAVILA 85 168 83 24 PUTRI CINTA AYU LESTARI 89 166 77 25 RAFFI CAHYA MAHADI 80 174 94 26 REGINA TRIKUSUMATIWI P. 97 162 65 27 RIKE MAUFIQ RAMADHANI 79 157 78 28 RISKA DWI HANDAYANI 86 155 69 29 RIVALDO AKBAR SANTOSO 97 158 61 30 RIZKY ATTALA AGUNG W. 91 157 66 31 SELFI DWI KARTIKA SARI 91 175 84 32 SELVIATUL MUNHAYANAH 75 169 94 33 SEVIA PUTRI RAMADHANI 69 164 95 34 YOHAN DWI SETIAWAN 97 158 61
35 JAVENCI GIRALDIO P.H 84 161 77
Jumlah 3044 5679 2635
Rata-Rata 87 163 76
Keterangan :
Kolom 1 : Nomor Responden
Kolom 2 : Inisial nama konseli/responden
Kolom 3 : Skor pretest angket “Disiplin Belajar Peserta Didik”
Kolom 4 : Skor posttestangket “Disiplin Belajar Peserta Didik”
Kolom 5 : Selisih jumlah skor pretest dan posttest angket
“Perilaku Phubbing”
Berdasarkan penyajian data skor pretest-posttest di atas, diketahui bahwa hasil rata-rata skor pretest yaitu 87. Sedangkan pada skor posttest diperoleh hasil rata-rata yaitu 163. Dengan demikian terdapat peningkatan skor yang diperoleh dengan total selisih keduanya yaitu 76.
Hal tersebut menunjukkan ada perubahan setelah dilakukannya treatment.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil antara pretest yaitu sebelum diberikan treatment dengan posttest yaitu sesudah treatment kepada kelompok eksperimen, yaitu bimbingan klasikal dengan teknik modeling.
E. KESIMPULAN
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dianalisis data dalam pembahasan tentang efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling untuk mengurangi perilaku phubbing siswa SMA Negeri 1 Kencong Jember tahun ajaran 2022/2023 adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember tahun ajaran 2022/2023.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat mengurangi perilaku phubbing siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Kencong Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.
Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang memperoleh hasil t hitung>
t tabel yaitu (40.534. > 2, 032) dan nilai sig. sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Pada hasil penelitian juga menunjukkan rata-rata skor posttest mengalami peningkatan dari skor pretest dari rata 87 menjadi 163.
Artinya, terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diterapkan bimbingan klasikal dengan teknik live modeling.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling yang dilaksanakan dapat membantu siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Kencong Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 dalam mengurangi perilaku phubbing di sekolah.
Hasil analisis data tersebut didukung dengan data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan guru BK SMA Negeri 1 Kencong Jember, bapak Ahmad Fauzi yang menyampaikan bahwa :
“Anak-anak biasanya tidak terkontrol dalam memainkan hp (ponsel), bahkan sudah waktunya kbm pun masih ada yang kedapatan sembunyi- sembunyi bermain hp (ponsel). Namun sesudah ada program BK tersebut beberapa hari yang lalu saya mengajar anak-anak sudah tidak ada yang kedapatan bermain hp di dalam kelas waktu kbm berlangsung.”20
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat membantu siswa dalam menerima pesan- pesan mengenai perilaku phubbing serta merepresentasikan dari perilaku yang sesuai indikator perilaku phubbing yang sudah dijelaskan sehingga dapat membangun kesadaran siswa yang positif dan membuang kebiasaan negatif siswa melalui bimbingan klasikal dengan teknik live modeling.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat membantu siswa dan efektif untuk mengurangi perilaku phubbing, seperti obsesi terhadap ponsel.
2. Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing gangguan komunikasi Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember tahun ajaran 2022/2023.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat mengurangi perilaku phubbing siswa
20 Ahmad Fauzi, Wawancara, Kencong, 14 Juni 2023.
kelas X3 di SMA Negeri 1 Kencong Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.
Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang memperoleh hasil t hitung>
t tabel yaitu (38,727 > 2,032) dan nilai sig. sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Pada hasil penelitian juga menunjukkan rata-rata skor posttest mengalami peningkatan dari skor pretest dari rata 45,6 menjadi 83.
Artinya, terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diterapkan bimbingan klasikal dengan teknik live modeling.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling yang dilaksanakan dapat membantu siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Kencong Jember Tahun Pelajaran 2022/203 dalam mengurangi perilaku phubbing dalam gangguan komunikasi siswa.
Hasil analisis data tersebut didukung dengan data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan salah satu siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Kencong Jember, Dinda Ayu Sholeha yang menyampaikan bahwa:
“Saya senang bermain hp seperti bermain game dan scroll aplikasi tik tok, bahkan ketika waktu saat pelajaran saya jadi malas dan ingin bermain hp saja, tidak hanya itu, ketika saya berkumpul dengan teman saya dan teman- teman lebih asik bermain hp masing-masing dari pada mengobrol atau berinteraksi lainnya, alhasil suasanya jadi sepi, dan saya merasa kalau itu tidak wajar ketika saya sudah mengikuti dan menyimak penjelasan dari guru BK tentang berlebihan terhadap hp ini. Mulai sekarang saya mencoba berubah agar tidak kecanduan hp sedikit-sedikit mulai dari kalau waktunya pelajaran saya benar-benar tidak bermain hp”.21
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling yang dilaksanakan cukup efektif untuk membantu siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Kencong dalam mengurangi perilaku phubbing dalam gangguan komunikasi di sekolah. efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling ini cukup efektif dengan live models guru BK itu sendiri siswa lebih memahami apa yang disampaikan dan mulai mereferensikan apa yang disampaikan guru BK sebagai langkan mengubah perilaku negative menjadi perilaku positif.
Oleh karena itu sangat penting diperhatikan peran live models harus yang atraktif dan menarik serta dapat menyampaikan maksud dan tujuan bimbingan dengan baik sehingga tujuan bimbingan akan tercapai dan treatment yang diilakukan menjadi efektif.
3. Efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat memperbaiki perilaku phubbing obsesi terhadap ponsel Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kencong – Jember tahun ajaran 2022/2023.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling dapat mengurangi perilaku phubbing siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Kencong Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.
Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang memperoleh hasil t hitung>
t tabel yaitu (30,873> 2,032) dan nilai sig. sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
21 Dinda Ayu Sholeha., wawancara, Kencong, 15 Juni 2023
diberikan perlakuan. Pada hasil penelitian juga menunjukkan rata-rata skor posttest mengalami peningkatan dari skor pretest dari rata 41,3 menjadi 80.
Artinya, terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diterapkan bimbingan klasikal dengan teknik live modeling.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas bimbingan klasikal dengan teknik live modeling yang dilaksanakan dapat membantu siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Kencong Jember Tahun Pelajaran 2022/203 dalam mengurangi perilaku phubbing dalam obsesi terhadap ponsel siswa.
Hasil analisis data tersebut didukung dengan data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan salah satu siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Kencong Jember, Joko Aji Pamungkas yang menyampaikan bahwa:
“saya tidak pernah puas dalam memainkan hp, walaupun sudah berjam-jam menoton video dan bermain game, rasanya tidak terasa dan ingin terus bermain hp, setelah bosan menonton video saya lanjut untuk melihat sosial jadi tidak ada habisnya rasanya seru, namu saya jadi lupa waktu dan malas belajar. Semenjak ada kegiatan BK yang membahas hal tersebut saya jadi ingin mengurangi pemakaian hp hanya pada waktu tertentu dan pada saat dibutuhkan saja, karena dampaknya akan meugikan saya nanti ketika saya terus-menerus bermain hp. Saya mulai menekan penggunaan hp, bermain hp pada saat waktu luang saja”.22
Dari hasil perolehan pretest posttest serta hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya teknik modeling sebagai upaya penanganan untuk mengurangi perilaku phubbing dalam obsesi terhadap ponsel dikategorikan efektif dan berhasil.
F. DAFTAR PUSTAKA
Badiah, Himmatul.2022.”Interaksi Sosial Antar Teman Sebelum dan Sesudah PandemiCovid19”,diakses pada 22 April 2022 pukul 20:51, https://www.kompasiana.com/himmatulbadiah/6262b2ecbb44861cee14 0635/interaksi-sosial-antar-teman-sebelum-dan-sesudah-pandemi- covid-19,
Departemen Agama RI. 2012. Al Quran Tajwid & Terjemah. (Jakarta: PT.
Sinergi Pustaka Indonesia),
Departemen Agama RI. 2015. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: CV Diponegoro.
Dhiah, Ainur. 2022.”Pudarnya interaksi sosial dikalangan masyarakat indonesia”, diakses pada 21 April 2022 pukul 11:51, https://www.kompasiana.com/ainurdhiah5506/6260e2d43794d11b8767 8de2/pudarnya-interaksi-sosial-di-kalangan-masyarakat-indonesia, Djaali. 2020. Metode Peneltian Kuantitatif. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Duli, Nikolaus. 2019. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar Penulisan Skripsi & Analisis Data dengan SPSS. Yogjakarta:
Budi Utama.
22 Joko Aji Pamungkas, wawancara, Kencong, 15 Juni 2023