PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apa implikasi pemikiran Wahbah Az-Zuhaili mengenai pelarangan asuransi terhadap perkembangan asuransi syariah di Indonesia.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Definisi istilah/Pengertian Judul
Beliau adalah seorang ulama Islam yang pakar dalam bidang perundangan Islam (Syariah), merupakan pendakwah di Masjid Badar di Dair Atiah, pengarang beberapa buku mengenai undang-undang Islam dan sekular, yang kebanyakannya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris, dan ialah ketua agama Islam di Fakulti Syariah, di Universiti Damsyik (Universiti Damsyik). Menurut Badi' As-Sayyid Al-Lahhlam dalam biografi Syaikh Wahbah Zuhaili yang ditulisnya dalam buku berjudul Wahbah Ez-Zuhaili al-'Alim, al-Faqih, al-Mufassir menyebut 199 karya yang ditulis oleh Wahbah Zuhaili di samping majalah.18 Dan salah satu karya beliau ialah Al-Fiqih El-Islami Wa 'Adillatuhu jilid 5 yang diterjemahkan oleh Abdl Hayyie El-Kattani pada tahun 2011.
Tinjauan Penelitian Releven
20Rizki Cahyani, “Metodologi Istinbat Ulama Ponorogo Mengenai Asuransi Syariah” (Skripsi; Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2018), hal.61. 21Son Haji, “Analisis Pemikiran Muhammad Syakir Sula Tentang Sistem Investasi Pada Asuransi Syariah” (Skripsi; Institut Ekonomi Islam: Riau, 2012), hal.66.
Landasan Teori
41 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Al-Quran Kemeneg Dalam MS Word) (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, 2019). Mekanisme pengelolaan dana pada perusahaan asuransi syariah terbagi menjadi dua cara, yaitu Pertama, pengelolaan dana dengan menggunakan unsur tabungan.
Metode Penelitian
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang sedang berlangsung.56 Atau dengan kata lain data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti.57 Dalam hal ini sumber data primer yang digunakan adalah dari buku-buku. - buku dan jurnal ilmiah yang menjadi pedoman resmi dalam kajian ilmu ekonomi, dan kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu 5 trans. Data sekunder merupakan jenis data yang digunakan dalam penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau tidak langsung berupa buku, catatan, bukti-bukti yang sudah ada, atau arsip-arsip yang telah dipublikasikan kepada publik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan menggunakan teknik pustaka dan teknik mendengarkan dan mencatat.
Editing adalah pemeriksaan dan pemeriksaan kembali terhadap data yang telah dikumpulkan atau diperoleh, terutama berkenaan dengan kelengkapan data yang diperoleh, kejelasan makna, keselarasan data yang ada dan relevansinya dengan penelitian.63. Klasifikasi merupakan suatu metode yang digunakan peneliti untuk menganalisis data dengan cara mengklasifikasikan beberapa kategori.64 Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kali pembahasan lebih mendalam terhadap data yang telah diperolehnya kemudian mengklasifikasikannya berdasarkan fokus masalah untuk memudahkan dalam menganalisis data. peneliti untuk menganalisis datanya. Verifikasi adalah proses mengoreksi, memvalidasi, membenarkan atau menolak suatu proposisi (postulat, rancangan proposisi) dan membuktikan kebenarannya.65 Pada tahap ini, tindakan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah meninjau atau mengoreksi kembali data yang diperoleh setelah klasifikasi. tahap untuk menghindari kesalahan.
Analisis adalah sesuatu yang bersifat deskriptif, analitis dan analitis 66 Pada tahap ini data yang telah dianalisis kemudian dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.
TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI
Konsep Asuransi Dalam Fikih Klasik
112 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Al-Quran Kemeneg Dalam MS Word) (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, 2019). Namun secara khusus di dalam Al-Quran terdapat beberapa kata yang hampir sama dengan kata takaful, seperti pada firman Allah Q.S. Yakni) ketika adikmu berjalan, lalu dia berkata kepada (keluarga Fir'aun): 'Bolehkah aku tunjukkan kepadamu orang yang akan menjaganya? 114 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Al-Quran Kemeneg Dalam MS Word) (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, 2019). 116 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Al-Quran Kemeneg Dalam MS Word) (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, 2019).
121 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Quran Kemeneg dalam MS Word) (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, 2019). 123 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Quran Kemeneg dalam MS Word) (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, 2019). Dengan kata lain, al-kafalah berarti mengalihkan tanggung jawab dari yang terjamin kepada yang dapat dipercaya sebagai penjamin.127 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kafalah adalah suatu kegiatan sosial yang ditentukan oleh Al-Qur’an, sebagaimana dalam Q.S.Yusuf/12:72 yang menyatakan .
128 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Qur'an Kemeneg dalam MS Word) (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, 2019).
Sejarah Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan asuransi syariah tidak lepas dari keberadaan asuransi konvensional yang sudah ada sebelum adanya asuransi syariah. Secara kelembagaan yaitu pada tahun 70an di beberapa negara Islam atau di negara mayoritas muslim, perkembangan asuransi syariah mulai terlihat di tingkat global, ditandai dengan berdirinya Sudanese Islamic Insurance (1979), Arab Islamic Insurance Company (1979), Dar al-Maal al-Islami, Jenewa (1981), Perusahaan Takaful Islam, S.A. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia baru terjadi pada akhir tahun 1994, yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful Indonesia pada tanggal 25 Agustus 1994, dengan diresmikannya PT Asuransi Takaful Keluarga melalui Keputusan Menteri Keuangan No.
Perusahaan asuransi syariah pertama didirikan pada tahun 1994 melalui PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai perusahaan induk yang didirikan pada tanggal 24 Februari 1994. Menurut data pemerintah BAPEPAM LK2 dari Kementerian Republik Indonesia, pada tanggal 31 Januari 2011 , terdapat 44 perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang asuransi syariah, lima diantaranya merupakan asuransi syariah penuh (full sistem asuransi syariah), yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK), PT Asuransi Takaful General (ATU) dan PT Asuransi Syariah Mubarakah (ASM ), PT Jaya Proteksi Takaful dan PT Asuransi Jiwa Al-Amin, serta 37 unit asuransi syariah (UUS), dan tiga perusahaan reasuransi yang memiliki unit syariah. 136 Per Februari 2017, terdapat 52 perusahaan asuransi, baik asuransi syariah maupun asuransi umum syariah, serta 3 perusahaan reasuransi syariah.137 Sedangkan pada tahun 2020 terdapat 74 perusahaan asuransi umum, 54 perusahaan asuransi jiwa, 7 perusahaan reasuransi, 3 perusahaan asuransi wajib dan 2 perusahaan asuransi sosial.138 Hal ini menunjukkan bahwa bisnis asuransi syariah di Indonesia dapat dikatakan mulai digandrungi secara serius. .
Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan asuransi syariah di kalangan masyarakat yang berarti masyarakat Indonesia sudah terbiasa bertransaksi dengan prinsip syariah Islam.
Landasan Asuransi Syariah di Indonesia
Perkara 548 menyebut akad yang boleh digunakan untuk ta'min dan i'adah ta'min ialah Wakalah bil ujrah, Mudharabah dan Tabarru'. Bil Wakalah ujrah boleh digunakan untuk produk insurans Syariah yang mengandungi unsur simpanan dan bukan simpanan. Modal atau dana daripada syarikat insurans dan dana penyertaan dilaburkan bersama dalam portfolio.
Mudharabah musytarakah boleh diaplikasikan kepada produk ta'min dan i'adah ta'min yang menggunakan elemen simpanan dan bukan simpanan. Perkara 559 menjelaskan bahawa syarikat insurans, sebagai pemegang amanah, mesti membuat pelaburan daripada dana terkumpul. Mengurus ta'min dan i'adah ta'min hanya boleh dilakukan oleh institusi yang bertindak sebagai pemegang amanah.
Perusahaan Ta'min berhak menerima imbalan atas pengelolaan dana non tabungan yang besarnya ditentukan berdasarkan prinsip wajar dan wajar.
LATAR BELAKANG GENEALOGI PEMIKIRAN WAHBAH AZ-
Guru dan Murid Wahbah Az-Zuhaili
Antara lain guru-gurunya mengajar pelbagai disiplin ilmu iaitu ilmu dalam bidang Hadith kerana berguru dengan Muhammad Hashim Al-Khatib Al-Syafi (W. Tahun 1958 M), ilmu dalam bidang Ilmu Kalam berguru dengan Syaikh Muhammad Al - Rankusi. , kemudian ilmu Faraidh dan ilmu Wakaf belajar dengan Shaikh Judat Al-Mardini (meninggal dunia. 145Nila Sari Nasution, Hak atas air pengairan menurut Wahbah az-zuhaili (kajian kes di Desa Panyabungan Tonga, daerah Panyabungan) (Tesis Sarjana) ; UIN SUMUT: Medan, 2017), h. 1962 M), kepakarannya dalam bidang Ushūl fiqh dan Mustalahul Hadith bersama Syaikh Muhammad Lutfi Al-Fayumi (w. 1990 M), dalam bidang membaca Al-Qur’an secara Tajwid beliau juga pernah belajar bersama Syaikh Ahmad Al-Samaq. dan ilmu Tilawah dengan syaikh Hamdi Juwaijati, dalam bidang bahasa Arab seperti nahwu dan sharaf, beliau berguru dengan Syeikh Abu al-Hasan al-Qasab. Kemudian kemahirannya dalam bidang tafsir atau ilmu Tafsir berkat pengajiannya dengan Syaikh Hasan Jankah dan Syaikh Sadiq Jankah al-Madani.
Dalam ilmu lain seperti bahasa iaitu sastera dan Balāghah, beliau berguru dengan Syaikh Salih Farfur, Syaikh Hasan Khatib, Ali Sa'suddin dan Syaikh Shubhi al-Khazran. Bagi ilmu Sejarah dan Etika pula, beliau berguru dengan Syaikh Rasyid Syathi, Hikmat Syathi dan Madhim Mahmud Nasimi, dan ramai lagi guru-gurunya serta ilmu-ilmu lain yang tidak tersenarai, seperti Fizik, Kimia, Inggeris dan ilmu-ilmu moden yang lain. Selain itu, ramai lagi guru-gurunya ketika di Mesir, antaranya Mahmud Syaltut (W. 1963 M), Abdul Rahman Taj, dan Isa Manun merupakan guru-gurunya dalam bidang Muqarran Fiqh.
Bagi memantapkan bidang Fiqh Syafi'i, beliau turut berguru dengan Jad al-Rabb Ramadhan (W. 1994 M), Muhammad Hafiz Ghanim dan Muhammad 'Abdu Dayyin serta Musthafa Mujahid.
Karya-Karya Wahbah Az-Zuhaili
Menurut Wahbah Az-Zuhaili dalam bukunya yang berjudul Fiqh Islam Wa Adillauh jilid 5, beliau mengatakan bahwa “keberadaan asuransi pertama kali muncul pada abad ke-14 M di Italia dalam bentuk asuransi kelautan.” Hal ini pula yang menjadi dasar pelarangan asuransi oleh Wahbah Az-Zuhaili, karena menurutnya asuransi, khususnya asuransi komersial, mengandung unsur gharar. Wahbah az-Zuhaili menggabungkan asuransi menjadi dua jenis asuransi yaitu at-ta'min at-ta'awuni dan at-ta'min bi qist srp.
Oleh sebab itu menurut Wahbah Az-Zuhaili, At-Ta’min at-ta’awuni adalah hukumnya, kerana di dalamnya terkandung unsur tolong-menolong (tabarru’) antara seorang peserta asuransi dengan yang lain. Menurut Wahbah Az-Zuhaili, konsep insurans Syariah di Indonesia dengan akad Tijarah berbeza dengan at-ta'min at-ta'awuni. Mengenai peruntukan undang-undang kontrak insurans, Wahbah Az-Zuhaili dalam bukunya yang bertajuk Fiqh Islam Wa Adillatuhu 5, terj.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi pemikiran Wahbah Az-Zuhaili tentang haramnya asuransi dalam Islam, yaitu dalam asuransi lebih tepatnya At ta'min bi qist sabit atau asuransi dengan pembayaran tetap, terdapat unsur gharar, riba, jahalah dan perjudian (qimar), dan gaban. Menurut Wahbah Az-Zuhaili, dampak atau implikasi dari gagasan pelarangan tersebut akan berdampak pada asuransi, lebih tepatnya termasuk asuransi bisnis. Menurut Wahbah Az-Zuhaili, hukum reasuransi sama dengan asuransi itu sendiri, yaitu perusahaan asuransi yang bekerjasama dapat melakukan transaksi asuransi dengan perusahaan asuransi koperasi lainnya.