KURIKULUM RAMADHAN
Dibuat oleh Ahmad Zaldi Assegaf, M.Pd
SURAH AL BAQARAH: 183
ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ اﻮُﻨ َﻣآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﺎ َﻬﱡﻳَأ ﺎَﻳ
ْﻦ ِﻣ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﲆَﻋ َ َﺐِﺘُﻛ ﺎ َﻤَﻛ ُمﺎَﻴ ﱢﺼﻟا
َنﻮُﻘﱠﺘَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ْﻢُﻜِﻠْﺒَﻗ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.
URAIAN MASALAH YANG DIBAHAS
ُمﺎَﻴ ﱢﺼﻟا ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ
Mengapa menggunakan َﺐِﺘُﻛ bentuknya pasif?
1.
Mengapa menggunakan ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ? 2.
Mengapa menggunakan kata ُمﺎَﻴ ﱢﺼﻟا bukan مﻮﺼﻟا ?
3.
PEMBAHASAN
َﺐِﺘُﻛ
َﺐَﺘَﻛ
Bentuk Pasif
Bentuk Aktif
ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ
ُﷲ َﺐَﺘَﻛ
Telah diwajibkan atas kalian
Allah telah mewajibkan
Rumus dalam Ilmu Nahwu
Jika dalam bentuk aktif maka subjeknya harus di munculkan,
Jika dalam bentuk pasif maka tidak perlu dimunculkan subjeknya.
Pada kalimat َﺐِﺘُﻛ ini menggunakan wajan ﻞِﻌُﻓ
Pada kalimat َﺐَﺘَﻛ maka ini menggunakan wajan ﻞَﻌَﻓ
Jika ingin
memperkenalkan Allah (yang mewajibkan) dalam ayat in maka akan memunculkan
lafadz Allah,
Sesuatu yang nampak karena mengetahuinya
maka ia disebut ilmu.
AKTIF PASIF
Jika pasif, hal ini maka sudah diyakini (orang
beriman) siapa yang mewajibkannya (Allah)
tidak perlu subjek, Sesuatu yang tidak nampak namun kita meyakininya, maka hal
tersebut disebut iman.
MARI BERDISKUSI
Apa korelasinya dan kekuatan dalam
kalimat pasif pada ayat ini?
MARI BERDISKUSI
Penggunaan kalimat ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ
Pada kata ﲆﻋ menunjukkan sifat yang lebih kuat dari pada ﱃا . Sifatnya kata ﲆﻋ adalah mengikat.
Maka Allah mewajibkan puasa secara terikat (ditekankan).
Artinya kewajiban puasa adalah kewajiban yang terikat, wajib dikerjakan oleh masing-masing orang beriman dan
tidak bisa diwakilkan.
SAATNYA MEMAKNAI
ُمﺎَﻴ ﱢﺼﻟا ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ
“Telah diwajibkan atas kalian berpuasa”
Puasa termasuk amal sholih, orang-orang beriman pasti akan terikat dengan amal sholih.
Maka kewajiban puasa ini untuk membuktikan orang-
orang beriman dengan amal sholihnya yaitu dengan
berpuasa.
POTENSI KETAQWAAN
Seseorang dikatakan berhasil dalam menjalankan ibadah Ramadhan ada 3 tujuan:
Membentuk karakteristik yang memiliki ketaqwaan personal tertinggi bagi setiap muslim individu (QS.2:183)
1.
Membentuk karakteristik ketaqwaan sosial (QS.2:187)
2.
Membentuk karakteristik manusia yang
bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala (QS. 2:185)
3.
KETAQWAAN PERSONAL
Apa yang dimaksud dengan ketaqwaan personal ?
Surah Al Baqarah :183
Desain taqwa terbagi menjadi 3 bagian:
Ada yang membimbing bagian jasmani
1.
Ada yang membimbing intelektualitas 2.Ada yang membimbing rohani
3.
hal yang terkait bimbingan rohani kita
(ibadah) yang akan membawakan bekal untuk bekal pulang ke akhirat.
Bekal apa yang kita bawa saat berpindah dari dunia ke kampung akhirat?
Maka Allah menurunkan perintah usaha-usaha personal selain yang kita kerjakan dalam kesibukan dunia untuk menyiapkan bekal akhirat, bekal ini yang disebut ibadah. Aspeknya masuk kepada aspek ritual. Spiritnya masuk pada aspek ketaqwaan personal.
KETAQWAAN PERSONAL
Setiap mengerjakan sholat, membaca Al-Qur’an, puasa, zakat, haji, umroh, dll. Maka akan melahirkan bekal untuk
pulang ke kampung akhirat, hal ini disebut hasanah (QS.Hud:114)
Sholat yang kita kerjakan oleh Al -Qur’an disebut hasanah, maka akan melahirkan bekal yang disebut hasanah dan
hasanah itu mempunyai nilai yaitu 10. Setiap perbuatan hasanah yang dikerjakan akan dilipatkan menjadi 10 point.
KONSEP IBADAH
Ikhlas (QS.98:5) Kenapa bulan
puasa?
Sesuai Sunnah Nabi
Panggilan ketaqwaan personal, bulan
Ramadhan sebagai waktu kembali kepada Allah dari
kesibukan dunia. Allah memberikan rahmat kepada orang beriman
tanpa kecuali.
Diharapkan dalam bulan Ramadhan ini memliki
kesadaran personal .
KETAQWAAN PERSONAL
Potensi taqwa itu dimaksimalkan dalam bentuk ibadah.
Komentar Malaikat Jibril ‘alaihi wa sallam, ketika nabi naik ke mimbar:
“Celaka seseorang dan akan jauh dari rahmat Allah yang sudah disampaikan ke Ramadhan tetapi tidak mampu mengkonversi Ramadhan itu sebagai ramat untuk meningkatkan ketaqwaan diri kepada Allah sehingga tak mampu diampuni oleh Allah Subhanahu
wa ta’ala.”
KETAQWAAN SOSIAL
ْﻢُﺘْﻧَاَو ْﻢُﻜﱠﻟ ٌسﺎَﺒِﻟ ﱠﻦُﻫ ۗ ْﻢُﻜ ﯨۤﺎ َﺴِﻧ ﱃِا ٰ ُﺚَﻓﱠﺮﻟا ِمﺎَﻴ ﱢﺼﻟا َﺔَﻠْﻴَﻟ ْﻢُﻜَﻟ ﱠﻞِﺣُا
ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َبﺎَﺘَﻓ ْﻢُﻜ َﺴُﻔْﻧَا َنْﻮُﻧﺎَﺘْﺨَﺗ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْﻢُﻜﱠﻧَا ُﱣﷲ َﻢِﻠَﻋ ۗ ﱠﻦُﻬﱠﻟ ٌسﺎَﺒِﻟ اْﻮُﻠُﻛَو ۗ ْﻢُﻜَﻟ ُﱣﷲ َﺐَﺘَﻛ ﺎَﻣ اْﻮُﻐَﺘْﺑاَو ﱠﻦُﻫْوُﺮ ِﺷﺎَﺑ َﻦٰٔـْﻟﺎَﻓ ۚ ْﻢُﻜْﻨَﻋ ﺎَﻔَﻋَو
َﻦِﻣ ِدَﻮ ْﺳَ ْﻻا ِﻂْﻴَﺨْﻟا َﻦِﻣ ﺾَﻴْﺑَ ْﻻا ُ ُﻂْﻴَﺨْﻟا ُﻢُﻜَﻟ َﻦﱠﻴَﺒَﺘَﻳ ﻰﱣﺘَﺣ اْﻮُﺑَﺮ ْﺷاَو ﻰِﻓ َۙنْﻮُﻔِﻛﺎَﻋ ْﻢُﺘْﻧَاَو ﱠﻦُﻫْوُﺮ ِﺷﺎَﺒُﺗ َﻻَو ِۚﻞْﻴﱠﻟا َﱃِا َمﺎَﻴ ﱢﺼﻟا اﻮﱡﻤِﺗَا ﱠﻢُﺛ ِۖﺮْﺠَﻔْﻟا
ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ٖﻪِﺘٰﻳٰا ُﱣﷲ ُﻦﱢﻴَﺒُﻳ َﻚِﻟٰﺬَﻛ ۗﺎَﻫْﻮُﺑَﺮْﻘَﺗ َﻼَﻓ ِﱣﷲ ُدْوُﺪُﺣ َﻚْﻠِﺗ ۗ ِﺪِﺠ ٰﺴَﻤْﻟا
َنْﻮُﻘﱠﺘَﻳ ْﻢُﻬﱠﻠَﻌ َﻟ
KETAQWAAN SOSIAL
Surah Al Baqarah ayat 187 dalam ayat ini dijelaskan implementasi berpuasa bukan hanya menjadikan kebaikan untuk diri sendiri
melainkan kebaikan di dalam bulan Ramadhan menjadikan manfaat bagi orang lain.
Berinfak, shodaqoh, membantu orang lain, bahkan di jelaskan di surah Al Baqarah ayat 215: Prioritas pertama infaq kepada kedua
orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang kesulitan.
Ramadhan adalah wadah dalam memperbaiki dan pembiasaan diri dalam kebaikan. Di dalam Ramadhan adalah melatih kita
untuk membiasakan diri dari mendekatkan diri kepada Allah. Maka ketika Allah sudah menanamkan hidayah maka yang pertama
Allah tanamkan adalah ketenangan kepada hambaNya, Allah akan membentuk pribadi yang bersyukur dijelaskan dalam surah
Al Baqarah ayat 185.
POTENSI BERSYUKUR
POTENSI BERSYUKUR
َنوُﺮُﻜ ْﺸَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟَو ْﻢُﻜٰﯨَﺪَﻫ ﺎَﻣ ٰ َﲆَﻋ َﻪﱠﻠﻟٱ ۟اوُﺮﱢﺒَﻜُﺘِﻟَو َةﱠﺪِﻌْﻟٱ ۟اﻮُﻠِﻤْﻜُﺘِﻟَو hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.
POTENSI BERSYUKUR
Ketika Allah sudah melatih kita selama bulan Ramadhan, endingnya Allah ingin kita menjadi
manusia yang lebih bersyukur dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi pasca Ramadhan,
dengan mengagungkan kalimat takbir pada
hari kemenangan (Idul Fitri).
TERIMA KASIH