OLEH
NUR SYAMSI NIM: 19.1900.012
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2024
i
MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI UPTD SD NEGERI 81 PAREPARE
OLEH
NUR SYAMSI NIM: 19.1900.012
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2024
ii
Nama Mahasiswa : Nur Syamsi
NIM : 19.1900.012
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas : Tarbiyah
Dasar Penetapan Pembimbing : SK. Dekan Fakultas Tarbiyah Nomor 3482 Tahun 2022
Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama : Dr. Muh. Dahlan Thalib, M.A. (...)
NIP : 19631231 198703 1 012
Pembimbing Pendamping : Drs. Ismail Latif, M.M. (...)
NIP : 19631207 198703 1 003
Mengetahui :
Dekan Fakultas Tarbiyah,
Dr.Zulfah, S. Pd, M.
NIP. 19830420 200801 2 010
iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi : Analisis Pengelolaan Dana Bos dalam
meningkatkan Mutu Pembelajaran di UPTD SD
Negeri 81 Parepare
Nama Mahasiswa : Nur Syamsi
NIM : 19.1900.012
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas : Tarbiyah
Dasar Penetapan Penguji : B.125/ln.39/FTAR.01/PP.00.9/01/2024 Tanggal Kelulusan : 12 Januari 2024
Disahkan oleh Komisi Penguji
Dr. Muh. Dahlan Thalib, M. A. (Ketua) (...………)
Drs. Ismail Latif, M.M. (Sekretaris) (...………)
Dr. Abdul Halik M.Pd. I. (Anggota) (...………)
Muhammad Alwi M.Pd. (Anggota) (...………)
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah,
Dr. Zulfah, S. Pd, M.
NIP. 19830420 200801 2 010
iv
KATA PENGANTAR
ِمْي ِح َّرلا ِنَمْح َّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب
ِهِلَا ىَلَع َو َنْيِلَس ْرُمْلا َو ِءاَيِبْنَلأْا ِف َرْشَأ ىَلَع ُمَلاَّسلا َو ُةَلاَّصلا َو َنْيِمَلاَعْلا ِِّب َر ِللهِ ُدْمَحْلا دْعَب اَّمَأ َنْيِعَمْجَأ ِهِبْحَص َو
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Berkat hidayah, taufik dan maunah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salahsatu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.
Penulis menghaturkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada orang tua tercinta Ayahanda Hartawan dan Ibunda Fatimah dimana dengan berkah doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya.
Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Bapak Muh.
Dahlan Thalib, M. A dan Bapak Drs. Ismail Latif, M. M selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Selanjutnya, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hannani, M.Ag. sebagai Rektor IAIN Parepare yang telah bekerja keras mengelola lembaga pendidikan di IAIN Parepare.
2. Ibu Dr. Zulfah, M.Pd. sebagai “Dekan Fakultas Tarbiyah” atas pengabdiannya dalam menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi mahasiswa.
3. Bapak Dr. Abdul Halik, M.Pd.I. sebagai Kepala Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah yang senantiasa mengembangkan jurusan.
v
4. Dosen penguji penulis, Bapak Dr. Abdul Halik, M.Pd.I dan Bapak Muhammad Alwi M.Pd selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menghadiri seminar proposal dan munaqasyah skripsi, dan juga telah memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta para jajaran staf pada Fakultas Tarbiyah yang telah meluangkan waktu mereka dalam mendidik dan melayani penulis selama studi di IAIN Parepare.
6. Bapak Asnawi selaku kepala sekolah UPTD SD Negeri 81 Parepare, bendahara, para guru, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Kepada teman seperjuangan terkhusus Nengsi dan Dina atas bantuannya dalam pembuatan skripsi ini dan teman seperjuangan MPI lainnya.
8. Kepada Sahabat penulis Esse, Eva, Fadila, Fahira dan juga kepada Wahdania yang bersedia menemani dan mengantar penulis dalam proses penelitian.
9. Kepada Risdayanti dan Erlinda
Semoga Allah swt melimpahkan pahala atas jasa-jasa semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis menyampaikan kiranya pembaca berkenan memberikan saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.
Parepare, 10 oktober 2023
24 Rabiul Awal 1445 H Penulis
Nur Syamsi NIM. 19.1900.012
vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Nur Syamsi
NIM : 19.1900.012
Tempat/Tgl Lahir : Kandoka, 23 Juli 2001
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul Skripsi : Analisis Pengelolaan Dana BOS dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di UPTD SD Negeri 81 Parepare
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar merupakan karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Parepare, 10 oktober 2023 24 Rabiul Awal 1445 H Penulis
Nur Syamsi NIM. 19.1900.012
vii
ABSTRAK
Nur Syamsi, Analisis Pengelolaan Dana Bos Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Uptd Sd Negeri 81 Parepare (dibimbing oleh Muh. Dahlan Thalib dan Ismail Latif)
Dana BOS merupakan proram bantuan pemerintah yang digunakan untuk biaya operasional non personalia satuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengelolaan dana BOS di UPTD SD Negeri 81 Parepare. Untuk mendiskripsikan pemanfaatan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran di UPTD SD Negeri 81 Parepare.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Pengumpulan data dengan melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara kepada subjek penelitian dengan uji keabssahan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu. Teknis analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verivikasi data.
Hasil penelitian menunjukan; 1) Pengelolaan dana BOS di UPTD SD Negeri 81 Parepare telah dilkasanakan berdasarkan juknis BOS Tahun 2022. Ada beberapa kendala dalam pengelolaan dana BOS yaitu proses penyaluran dana BOS yang mengalami keterlambatan, masih kurangnya anggaran dana BOS untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan yang terakhir kurangnya pengetahuan serta pengalaman bendahara dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban dana BOS. 2) Penggunaan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan berdasarkan RKAS yang telah dibuat. Meski demikian untuk meningkatkan mutu pembelajaran anggaran dana BOS masih dianggap kurang. Berdasarkan RKAS dana BOS UPTD SD Negeri 81 Parepare, tidak ada dana BOS yang diperuntukkan untuk standar kompetensi lulusan namun hanya fokus pada 7 standar lainnya.
Kata kunci: Pengelolaan, dana BOS, mutu pembelajaran
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... i
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
TRANSLITERASI DAN SINGKATAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Tinjauan Penelitian Relevan ... 8
B. Tinjauan Teori ... 12
C. Kerangka Konseptual ... 33
D. Kerangka Pikir ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
A. Pendekatan dan Jenis Penilitian ... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
ix
C. Fokus Penelitian ... 38
D. Jenis dan Sumber Data ... 38
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 39
F. Uji Keabsahan Data ... 41
G. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Hasil Penelitian ... 46
B. Pembahasan... 66
BAB V PENUTUP ... 77
A. Simpulan ... 77
B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... I LAMPIRAN-LAMPIRAN ... V BIODATA PENULIS ... XXIX
x
DAFTAR TABEL
No
Tabel Judul Tabel Halaman
4.1 Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah Tahun 2022 48 4.1 Tahapan penyaluran dana BOS SD Negeri 81 Parepare 52
4.2 Realisasi penggunaan dana BOS 57
xi
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Kerangka piker 36
4.1 Rekening Koran 53
4.2 Rekening Koran 54
4.3 BKU Pajak 58
4.4 Buku Kas Umum 59
4.5 Dukomen laporan pertanggungjawaban dana BOS 61
4.6 Kegiatan KKG 64
4.7 Buku Mata Pelajaran 64
4.8 Lembar Soal 65
4.9 ATK 65
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Lampiran Halaman
1 Rincian RKAS Tahun 2022 VI
2 SK Pembimbing XV
3 Surat Permohonan Izin Penelitian XVI
4 Surat Izin Penelitian XVII
5 Surat Keterangan Telah Meneliti XVIII
6 Bukti Wawancara XIX
7 Dokumentasi XXII
8 Transkip Wawancara XXIV
xiii
TRANSLITERASI DAN SINGKATAN
1. Transliterasi a. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda.
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin:
Huruf Nama Huruf latin Nama
ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ب Ba B Be
ث Ta T Te
ث Tha Th Te dan ha
ج Jim J Je
ﺡ Ha H Ha (dengan titik di bawah)
خ Kha Kh ka dan ha
د Dal D De
ذ Dhal Dh de dan ha
ر Ra R Er
ﺯ Zai Z Zet
xiv
ﺲ Sin S Es
ﺶ Syin Sy es dan ye
ص Shad S Es (dengan titik di bawah)
ض Dad D De (dengan titik di bawah)
ط Ta T Te (dengan titik di bawah)
ظ Za Z Zet (dengan titik di bawah)
ع Ain Koma (terbalik ke atas)
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
ﻮ Wau W We
هـ Ha H Ha
ء Hamzah Apostrof
ﻱ Ya Y Ye
Hamzah (ء) yang diawal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika terletak di tengah atau di akhir, ditulis dengan tanda (̒ ).
xv b. Vokal
1) Vokal tunggal ( monoftong ) bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasi sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ا Fathah A A
ا Kasrah I I
ا Dammah U U
2) Vokal rangkap ( diftong ) bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ۔
ﻲ fathah dan ya Ai a dan i
َ۔
ﻮ fathah dan wau Au a dan u
Contoh:
ْﻱَﻜ
َﻒ : kaifa َﻞْﻮَح: ḥaula c. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harkat dan Huruf
Nama Huruf dan tanda Nama
َ۔
َ/ ا
۔
ى fathah dan alif A A dan garis di atas
xvi atauya
ـ
٘ﻲ kasrah dan ya Ī i dan garis di atas
ُﻮ Dammah dan wau U u dan garis di ata s
Contoh:
ا
مَ ت : māta َم َرﯽ : rama َﻞْي : qila ِﻘ
ُمَي
ُﺖْو : yamutu d. Ta Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
1) Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, transliterasinya adalah [t].
2) Ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al - serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha ( h ).
Contoh:
ُﺔَﻀو ِ لا : َ ﺔَِّﻨَﺧ
ر : rauḍah al - jannah atau rauḍatul jannah َم٘لا َ
ْﻱِد ُﺔﻨ ٘لا
ِﺔَاِﻀاَﻔ : al - madinah al - fadilahataual - madinatul faḍilah ٘لَا
َمْﻜِح
ﺔ : al – hikmah
xvii e. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid ( ِّ )ــ , dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Contoh:
َّب َر
اَﻨ : rabbana
َِّﺨَﻨ ْﻱ
اَﻨ : najjaina ٘لَا
ﻖَح : al-haqq ٘لَا
ُِّﺦَح : al-hajj
ُﻨ
َم : nu’ima َِّع ٌِّﻮُدَع: aduwwun
Jika huruf ﻯbertasydid diakhiri sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (
ِ۔۔)ِّﻲ, maka ia litransliterasi seperti huruf maddah (i).
Contoh:
ِب َرَع
ٌِّﻲ : ʻarabi (bukan ʻarabiyy atau ʻaraby) ٌِّﻲِلَع: ʻali (bukan ʻalyy atau ʻaly)
f. Kata Sandang
Kata sandang dalam tulisan bahasa Arab dilambangkan dengan huruf ( ﻻ alif lam ma ’ arifah ).Dalam pedoman transliterasi ini kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al , baik ketika diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah . Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang
xviii
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan oleh garis mendatar (-).
contoh:
َا ْمَﺸل
ُﺲ : al - syamsu (bukan asy - syamsu)
َ َّ
ا
ُﺔَل ﺯَ٘لﺯ ل : al - zalzalah (bukan az - zalzalah) ا
٘لَﻔل َس
ُﺔَﻔ : al - falsafah ا
ُدﻶِب٘ل : al – bilādu g. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof ( ̒), hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Namun bila hamzah terletak diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
ُرُمﺄَﺘ ْﻮ
ن : ta’muruna ا
َِّﻨل ْء
و : al-nau ْﻲَﺸ
ء : syai’un ْرِمٲ
ﺖ : umirtu
h. Kata Arab yang lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang di transliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibukukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi diatas. Misalnya kata Al - Qur’an (dar Qur’an ),
xix
sunnah. Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasikan secara utuh.
Contoh:
fī ẓ ilāl al - qur’an
al - sunnah qabl al - tadwin
al - ibārat bi ‘umum al - laf ẓ lā bi khusus al - sabab i. Lafz al - Jalalah ( اهِّلل )
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudafilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
ِد اُﻨْي
هِّلل : dinullah
Adapun tamarbutah di akhir kata yang disandarkan kepada laf ẓ al – jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t].
Contoh:
ِهِّللاِﺔ َمْح َرﻲِﻔْمُﻫ: Hum fī rahmatillāh j. Huruf Kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, alam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga berdasarkan pada pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang ( al ), maka yang
xx
ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital ( Al ).
Contoh:
wa mā muhammadun illā rasūl
inna awwala baitin wudi‘a linnāsi lalladhī bi Bakkata mubārakan
syahru ramadan al - ladhī unzila fih al - qur’an Nasir al - din al – tusī
abū nasr al – farabi
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abū (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh:
Abū a l - Walid Muhammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi :
Ibnu Rusyd, Abū al - Walīd Muhammad (bukan: Rusyd, Abū al - Walid Muhamma d Ibnu)
Naṣr Ḥamīd Abū Zaid, ditulis menjadi : Abū Zaid, Naṣr Ḥamīd (bukan: Zaid, Naṣr Ḥamīd Abū)
2. Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
Swt. : subḥānahū wata‘āla
xxi Saw. : ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam a.s. : ‘alaihi al - sallām
H : Hijriah M : Masehi
SM : Sebelum Masehi l. : Lahir tahun w. : Wafat tahun
QS .../...4 : QS al-Baqarah/2:187 atau QS Ibrahim/ ..., ayat 4 HR : Hadis Riwayat
UUD : Undang-Undang Dasar BOS : Bantuan Operasional Sekolah
BOSP : Bantauan Operasional Satuan Pendidikan UPTD : Unit Pelaksana Teknik Dinas
SD : Sekolah Dasar
SDN : Sekolah Dasar Negeri SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA : Sekolah Menengah Atas MIN : Madrasah Ibtidaiyah Negeri KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara MBS : Manajemen Berbasis Sekolah
xxii
RKAS : Rencana Keuangan Anggaran Sekolah Juknis : Petunjuk Teknis
Rp : Rupiah
BKU : Buku Kas Umum KKG : Kelompok Kerja Guru Beberapa singkatan dalam bahasa Arab:
ص ﻔ ﺡ = ﺔ ص
دب ﻮ مُن ﻜ مد = نا
ىلص
ُالله ُهيلع ﻮ ﻞس = م معلص
ﻄ عب = ﺔ ط
دب ﻮ ن ﻨ د = رشا ن
ﺇ آىل ﺧ ر ﻫ /ا ﺇ آىل ﺧ ر = ﻩ لا ﺦ
= ﺀﺯﺠج
Selain itu, beberapa singkatan yang digunakan secara khusus dalam teks referensi perlu dijelaskan kepanjangannya, diantaranya sebagai berikut:
ed. : Editor (atau, eds. [dari kata editors] jika lebih dari satu orang editor).
Karena dalam bahasa Indonesia kata “editor” berlaku baik untuk satu atau lebih editor, maka ia bisa saja tetap disingkat ed. (tanpa s).
et al. : “Dan lain-lain” atau “dan kawan-kawan” (singkatan dari et alia). Ditulis dengan huruf miring. Alternatifnya, digunakan singkatan dkk. (“dan kawan-kawan”) yang ditulis dengan huruf biasa/tegak. Yang mana pun yang dipilih, penggunaannya harus konsisten.
xxiii
Cet. : Cetakan. Keterangan tentang frekuensi cetakan sebuah buku atau literatur sejenisnya.
Terj. : Terjemahan (oleh). Singkatan ini juga digunakan untuk penulisan karya terjemahan yang tidak menyebutkan nama penerjemahnya.
Vol. : Volume. Biasanya dipakai untuk menunjukkan jumlah jilid sebuah buku atau ensiklopedi dalam bahasa Inggris. Untuk buku-buku berbahasa Arab biasanya digunakan kata juz.
No. : Nomor. Digunakan untuk menunjukkan jumlah nomor karya ilmiah berkala seperti jurnal, majalah, dan sebagainya.
1 A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga peningkatan mutu pendidikan selalu menjadi upaya yang dilakukan masyarakat dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu pemerintah mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan warga negaranya. Untuk mendukung tujuan tersebut, pemerintah dan pemerintah daerah memastikan pendidikan minimal tingkat dasar bersifat wajib dan tidak dipungut biaya. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendanai seluruh proses pendidikan secara transparan dan akuntabel, serta harus dikelola dengan baik dan bertanggung jawab untuk menjaga kepercayaan masyarakat.1
Salah satu program pemerintah di bidang pendidikan yang mendapat alokasi anggaran cukup besar adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana BOS merupakan bantuan pemerintah pusat kepada semua sekolah dan tempat kegiatan belajar mandiri baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), diperkenalkan pada tahun 2005 sebagai program, dalam rangka menunjang program wajar 9 tahun untuk pendidikan dasar, dengan memerikan dukungan kepada sekolah/madrasah yang menyelenggarakan program pendidikan dasar. Fokus khusus dari program ini adalah penyediaan dana
1 Syahbuddin, Ahmad. ‘Manajemen Pemanfaatn Dana Bantuan Operasional Sekolah Untuk Menaikkan Mutu Pendidikan (Studi Di Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Kota Langsa)’, EduTech:
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 6. 1 (2020).
untuk anggaran biaya operasional non-personalia kepada sekolah/madrasah.
Pengenalan program ini di tahun 2005 merupakan hasil dari keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan subsidi BBM, dan mengarahkan dana yang dihemat tadi kepada program-program yang dapat benar-benar membantu keluarga tidak mampu.
Menurut “Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS Tahun 2022” Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan program pemerintah yang pada dasarnya adalah menyediakan pendanaan untuk biaya operasi non personalia satuan pendidikan dasar selama pelaksanaan program wajib belajar.2 Selain undang-undang yang menekankan bahwa pentingnya pengelolaan dana bos, terdapat ayat alqur’an yang menjelaskan pentingnya pengelolaan keuangan (dana bos) agar dapat dikelola dengan adil, efektif dan efisien. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-nisa/4: 58:
َا ْمُك ُرُمْﺄَي َ هاللّٰ َّنِا ۞ ۙاَهِلْﻫَا ىٰٰٓلِا ِﺖٰﻨ ٰمَ ْﻻا اوُّدَؤُت ْن
َو َذِا ْمَﻜَح ا ا َنْيَب ْمُﺘ ْلاِب ا ْﻮُمُﻜْحَت ْنَا ِساَّﻨل
َ هاللّٰ َّنِا ۗ ِلْدَع
ا ًرْي ِصَب ۢاًعْيِمَس َناَك َ هاللّٰ َّنِا ۗ ٖهِب ْمُﻜُظِعَي اَّمِعِن
٥٨
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.3
Hikmat Basyir dalam tafsir Al-Muyassar menerangkan bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat yang berbeda-beda yang kalian dipercaya untuk menyampaikannya kepada para pemiliknya, maka janganlah kalian melalaikan amanat-amanat itu. Dan Dia memerintahkan kalian untuk memutuskan perkara diantara manusia dengan dasar keadilan dan obyektif, bila
2Rahayuningsih, ‘Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)’, Alhamra: Jurnal Studi Islam, 1. 2 (2021).
3Kementrian Agama RI, A-lQur’an dan Terjemahannya Edisi Transliterasi (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2015).
kalian memutuskan permasalahan diantara mereka. Dan itu adalah sebaik-baik nasihat yang Allah sampaikan kepada kalian dan memberi petunjuk kalian kepadanya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian, meneliti seluruh perbuatan kalian lagi Maha Melihatnya.4
Surah An-Nisa (4:58) dalam Al-Qur'an merupakan ayat yang mengandung petunjuk dan ajaran etika terkait dengan keadilan, amanah, dan kewajiban. Ayat tersebut secara umum menyampaikan pesan tentang keadilan dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab. Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), prinsip-prinsip yang terkandung dalam ayat tersebut dapat memberikan panduan bagi individu atau institusi dalam mengelola dana atau aset yang diberikan kepada mereka.5
Mengacu pada prinsip-prinsip keadilan dan itikad baik yang diperintahkan oleh ayat ini, pengelolaan dana BOS diharapkan dapat dilakukan dengan transparan, akuntabel, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Prinsip-prinsip ini mencakup penggunaan dana dengan adil, tanpa diskriminasi, dan untuk kepentingan terbaik pendidikan, termasuk pemenuhan kebutuhan siswa dan sarana pembelajaran.
Merujuk pada ajaran Al-Qur'an seperti ayat di atas dalam konteks pendidikan dapat membimbing para pengelola dana, guru, dan staf pendidikan untuk menjalankan amanah mereka dengan itikad baik, mengutamakan keadilan, dan bertanggung jawab dalam penggunaan dana BOS atau sumber daya lainnya demi mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas dan merata. Adapun kaitannya dengan dana BOS atau dana lainnya di dunia pendidikan, ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai pengingat tentang pentingnya keadilan dalam pengelolaan dana, kewajiban
4Hikmat Basyir, Tafsir Al-Muyassar (Solo: An-Naba, 2011).
5S. Rahmanto, Manajemen Pembiayaan Sekolah ( Gre Publishing, 2019)
untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan sesuai dengan tujuan yang ditentukan, dan bahwa amanat tersebut harus dijalankan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
Dana BOS sebagai program yang diusung oleh pemerintah bertjuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan serta membantu sekolah agar dapat memberikan pembelajaran yang lebih optimal. Kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan baik, apabila dilengkapi berbagai fasilitas penunjang yang memiliki kualitas baik.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.
Kegiatan pembelajaran yang baik akan meningkatkan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Mutu pembelajaran adalah salah satu aspek penilaian lembaga pendidikan.
Peningkatan mutu pembelajaran menjadi salah satu faktor yang harus menjadi perhatian guru dan sekolah. Prasojo berpendapat bahwa mutu pembelajaran adalah tujuan utama pendidikan. Mutu pembelajaran melambangkan berhasil atau tidaknya suatu sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Mutu pembelajaran merupakan hasil koordinasi yang baik antara proses dan hasil yang dicapai peserta didik, dan tidak terlepas dari dukungan guru dan pendidik.6
Meningkatnya kebutuhan dan tuntutan di bidang pendidikan mendorong pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan berbagai bantuan, salah satunya adalah penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS). Dampak pendanaan dana BOS
6Prasojo, Enny Nurcahyawati, ‘Mutu Pembelajaran Dengan Sistem Distance Learning Dimasa Pandemi Covid-19’, Faktor: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7.3 (2020).
terhadap peningkatan mutu pendidikan berasal dari ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran serta tenaga pengajar yang professional yang mendukung efektivitas proses pembelajaran.7
Penetelitian ini dilatarbelakangi dengan research gap. Sukmawati dengan judul penelitiannya Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pengembangan Pendidikan di SMA Katolik, indikasinya pemberian dana bantuan operasional sekolah dalam pengembangan pendidikan dengan pendekatan kualitatif deskriptif.8 Putri Aklima dengan judul penelitiannya Efektifitas Pengelolaan Dana BOS terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN 3 Banda Aceh, indikasinya dampak pengelolaan dana BOS terhadap mutu pendidikan anak dengan pendekatan kualitatif deskriptif namun peneliti tidak menjelaskan secara detail terkait mutu pendidikan anak.9 Karnila dengan judul penelitiannya Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 118279 Sapil-Pil II Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan, indikasinya pengelolaan anggaran dana BOS sekolah menggunakan pendekatan studi kasus. Sudah banyak penelitian tentang pengelolaan dana BOS.10
Hasil sejumlah penelitian tersebut memang bervariasi. Variasi temuan ini nampaknya bersumber dari keragaman konteks, pendekatan dan metode penelitian.
Dari titik kekurangan dan kelemahan studi-studi yang ada, maka sangat diperlukan
7Fathurrahman, ‘Dampak Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Kabupaten Lombok Utara (KLU)’, VALID: Jurnal Ilmiah, 14.2 (2017).
8Sukmawati, “Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pengembangan Pendidikan di SMA Katolik Santo Andreas Palu” (Skripsi Sarjana; Pendidikan Sejarah: Palu, 2021).
9Aklima, Putri. “Efektifitas Pengelolaan Dana BOS terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN 3 Banda Aceh” (Skripsi Sarjana; Program Studi Ilmu Administrasi Negara: Banda Aceh, 2020).
10Karnila, “Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 118279 Sapil-Pil II Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan” (Skripsi Sarjana; Program Studi Akutansi Syariah: Medan, 2021).
model pendekatan studi kasus agar dapat mendeskripsikan lebih rinci terkait pengelolaan dana BOS.
Penelitian ini lebih fokus pada mutu pembelajaran dalam aspek sarana dan prasarana. Maka representatifnya untuk analisis pengelolaan dana BOS dalam peningkatan mutu pembelajaran. Selain itu, formula pengalokasian dana BOS yang sesuai ketentuan juga harus dikritisi dari sisi keterkaitannya dengan kemampuan finansial sekolah dalam membiayai penyelenggaraan pendidikannya.
Hasil observasi dan wawancara awal terkait penelitian ini, dana bos dapat dikelola dengan baik oleh pihak sekolah UPTD SD Negeri 81 Parepare. Dalam memenuhi mutu pembelajaran semaksimal mungkin. Namun peneliti menemukan beberapa fenomena yang menghambat pengelolaan dana BOS di UPTD SD Negeri 81 Parepare. Seperti dana BOS masih kurang mencukupi kebutuhan sekolah, BOS tidak dapat mendanai semua kegiatan sekolah, terkadang dana bos terlambat cair dan kesulitan dalam pembuatan laporan karna kurangnya waktu dan pengetahuan bendahara dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu, pihak UPTD SD Negeri 81 Parepare mengharapkan dapat mengantisipasi hambatan yang terjadi dalam pengelolaan dana bos untuk memenuhi mutu pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dengan penelitian ini berusaha untuk menyelidiki permasalahan penelitian tersebut. Pentingnya penelitian ini untuk memberikan pengembangan ilmu terkait pengelolaan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran, selain itu dapat memberikan solusi dan wawasan bagi lembaga yang memiliki hambatan dalam pengelolaan dana bos termasuk di UPTD SD Negeri 81 Parepare. Maka penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan
judul “Analisis Pengelolaan Dana BOS dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di UPTD SD Negeri 81 Parepare.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan dana BOS di UPTD SD Negeri 81 Parepare?
2. Bagaimana implikasi dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran di UPTD SD Negeri 81 Parepare?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengelolaan dana BOS di UPTD SD Negeri 81 Parepare dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
2. Untuk menganalisis implikasi dana BOS dalam mutu pembelajaran di UPTD SD Negeri 81 Parepare.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah yang diteliti, diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi serta acuan dalam mengelola keuangan dalam hal ini dana bantuan operasional sekolah (BOS) dalam meningatkan mutu pembelajaran di sekolah.
2. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai tata cara pengelolaan dana BOS serta menambah pengetahuan tentang pengelolaan dana bos dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu adalah sebuah kegiatan yang membandingkan penelitian yang sedang dikerjakan dan penelitian yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan yang terdapat pada hasil penelitian sebelumnya sehingga peneliti dapat melihat apa saja kekurangan dan kelebihan yang ada pada hasil penelitian yang peneliti laksanakan.
Berdasarkan proposal skripsi ini terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan proposal skripsi ini sebagai berikut:
1. Nama = Sukmawati
Judul Penelitian = Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pengembangan Pendidikan di SMA Katolik Santo Andreas Palu
Hasil Penelitian = Menunjukan dana Bos adalah salah satu sumber dana di sekolah yang mana sekolah tidak memberi beban peserta didik dalam memnuhu sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran.
Penggunaan dana BOS ditujukan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah non-personalia berdasarkan petunjuk teknis dana BOS.11
11Sukmawati, “Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pengembangan Pendidikan di SMA Katolik Santo Andreas Palu” (Skripsi Sarjana; Pendidikan Sejarah: Palu, 2021).
Persamaan Penelitian = Persamaan penelitian adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif serta sama-sama mengkaji tentang pengelolaan dana BOS.
Perbedaan Penelitian = Perbedaan penelitian ini ada pada objek penelitian dan fokus penelitian. Objek penelitian ini adalah UPTD SD Negeri 81 Parepare sedangkan fokus penelitiannya mengkaji tentang pengelolaan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
2. Nama = Putri Aklima
Judul Penelitian = Efektifitas Pengelolaan Dana BOS terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN 3 Banda Aceh Hasil Penelitian = Menunjukan pengelolaan program dana BOS di MIN
3 banda aceh dalam meningkatkan mutu pendidkkan telah tercapai berdasarkan target perencanaan sekolah. Meski demikian dalam pengelolaan dana BOS di MIN 3 banda aceh mengalami satu hambatan yakni ketidaksesuaian anggaran yang diberikan karena adanya penambahan siswa baru.12
Persamaan Penelitian = Persamaan penelitian adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif serta sama-sama mengkaji tentang pengelolaan dana BOS.
12Aklima, Putri.“Efektifitas Pengelolaan Dana BOS terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN 3 Banda Aceh” (Skripsi Sarjana; Program Studi Ilmu Administrasi Negara: Banda Aceh, 2020).
Perbedaan Penelitian = Perbedaan penelitian ini ada pada objek penelitian dan fokus penelitian. Objek penelitian ini adalah UPTD SD Negeri 81 Parepare sedangkan fokus penelitiannya mengkaji tentang pengelolaan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
3. Nama = Karnila
Judul Penelitian = Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 118279 Sapil-Pil II Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Hasil Penelitian = Menunjukan; (1) pengelolaan dana BOS diawali dengan penyusunan RKAS yang dilaksanakan dengan rapat antara kepala sekolah, bendahar, guru dan komite, (2) pelaksanaan dana BOS sudah sesuai dengan petunjuk teknis BOS 2020, (3) pelaporan dana BOS dibuat setiap tahap dan akhir periode dana BOS untuk dilaporkan ke Tim BOS Kabupaten dan Kementrian yang dikirim lewat email, (4) faktor penghambat pengelolaan yaitu keterlambatan penyaluran dana BOS dari pihak pusat ke sekolah, (5) upaya yang dilakukan sekolah dalam menangani
hambatan yang terjadi ialah dengan memaksimalkan dana kepada kebutuhan yang paling penting.13
Persamaan Penelitian = Persamaan penelitian adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif serta sama-sama mengkaji tentang pengelolaan dana BOS.
Perbedaan Penelitian = Perbedaan penelitian ini ada pada objek penelitian dan fokus penelitian. Objek penelitian ini adalah UPTD SD Negeri 81 Parepare sedangkan fokus penelitiannya mengkaji tentang pengelolaan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan tinjauan penelitian relevan di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini, ketiga penelitian sebelumnya membahas mengenai manajemen mutu. Hasil penelitian sebelumnya tidak ditemukan pembahasan secara khusus tentang analisis pengelolaan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Rata rata penelitian terdahulu memfokuskan penelitiannya terhadap pengelolaan dana BOS secara umum ataupun dikaitkan dengan variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
Mutu pembelajaran merupakan serangkaian proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu atau kualitas pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan pengelolaan keuangan yang baik dalam hal ini adalah dana BOS. Namun
13Karnila, “Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 118279 Sapil-Pil II Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan” (Skripsi Sarjana; Program Studi Akutansi Syariah: Medan, 2021).
bagaimana jika pengelolaan dana BOS belum terpenuhi dengan baik pada suatu lembaga. Maka dari itu penelitian ini mengkaji topik penelitian pengelolaan dana BOS dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang merupakan pengembangan dari penelitian relevan sebelumnya. Adanya penelitian memiliki perbedaan yang signifikan dibanding dengan penelitian sebelumnya, mulai dari pendekatan dan jenis penelitian hingga pada variabel penelitiannya, dimana fokus pada penelitian ini adalah terhadap peningkatan mutu pembelajarannya.
B. Tinjauan Teori
1. Analisis Pengelolaan Dana BOS
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berikut ini pengertian analisis:14
a. Investigasi terhadap suatu peristiwa (tulisan, tindakan, dan sejenisnya) guna memahami keadaan sebenarnya (penyebab, fakta, dsb.).
b. Kegiatan merinci suatu topik ke dalam bagian-bagian dan menganalisis masing-masing bagian serta hubungannya untuk mencapai pemahaman yang tepat mengenai makna keseluruhan.
c. Proses menyelesaikan masalah yang dimulai dengan asumsi akan kebenarannya.
d. Penjelasan setelah penelaahan secara menyuluruh yang dilakukan dengan sebaik mungkin.
Menurut Nana Sudjana analisis merupakan upaya mengelompokkan suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian agar jelas hierarki dan
14Tim Redaksi KBI PB, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
strukturnya.15 Sedangkan menurut Abdul Majid analisis merupakan (kemampuan mendiskripsikan) yaitu menguraikan suatu satuan menjadi unit-unit tersendiri, membagi satuan menjadi sub-sub atau bagian-bagian, membedakan dua hal yang identik, memilih dan memperhitungkan perbedaan-perbedaan.16
Pengertian analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu. Analisis juga dapat diartikan sebagai usaha dalam mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.17
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa analisis adalah suatu kegiatan untuk menemukan temuan baru terhadap objek yang akan diteliti ataupun diamati oleh peneliti dengan menemukan bukti-bukti yang akurat pada objek tersebut. Lebih lanjut lagi berikut ini beberapa langkah analisis yang dapat digunakan dalam melakukan analisis penelitian:
a. Tahap Pengumpulan
Tahap ini lebih mengacu pada suatu proses pengumpulan dan pemilihan bahan wacana sasaran (baik itu wacana secara lisan maupun tulisan) untuk dianalisis demi mendapatkan sebuah informasi yang teratur dan relevan tentang penggunaan bahasa dalam konteks.
15Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016).
16Majid, Abdul.“Studi Kinerja Guru Di Madrasah Aliyah: Analisis Deskriptif Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta” (2013).
17Li, Yong-Lu, et al eds. "Hoi analysis: Integrating and decomposing human-object interaction." Advances in Neural Information Processing Systems 33 (2020): 5011-5022.
b. Tahap Identifikasi
Tahap identifikasi ini lebih mengacu pada suatu proses pengenalan dan penamaan isi wacana seperti bentuk, struktur dan fungsi, serta berbagai informasi lainnya.
c. Tahap Penjelasan
Tahap ini mengacu pada proses dalam membuat hasil analisis wacana menjadi jelas dengan menceritakan berbagai deskripsi budaya komponen yang cukup relevan dalam wacana baik itu secara lisan ataupun tulisan.
d. Tahap Klasifikasi
Tahap ini lebih mengacu pada suatu keterampilan proses dan tahap ini dilakukan setelah mengidentifikasi dan menjelaskan hasil analisis sebelumnya.18
Adapun BOS merupakan program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi dan non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Menurut PP 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan :
Biaya non personalia merupakan biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, serta biaya tidak langsung seperti biaya transsportasi. Komsumsi pemeliharaan sarana dan prasarana, pajak dan lain-lain.19
Program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan suatu program pemerintah yang lahir dari kebijakan di bidang pendidikan. Adapun menurut Mulyono dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah sebuah
18 Kaharuddin, Andi. et al eds, Discourse Analysis For English Languange Teaching (LAP LAMBERT AcademicPublishing, 2018)
19 Akbar, Muh. Firyal, et al eds. “Deskripsi Budaya Organisasi Dalam Amal Usaha Muhammadiyah (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Gorontalo)”, Aristo, 7. 1 (2018).
program pemerintah yang bertujuan membantu dalam pembiayaan operasional sekolah yang tidak terkait dengan staf. Program BOS diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di mana distribusi dan manajemen dana BOS harus sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama sebagai instansi teknis yang bertanggung jawab atas pelaksanaan dan manajemen program BOS.20
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah inisiatif pemerintah untuk mendukung pendanaan operasional sekolah, terutama dalam hal pembiayaan biaya operasional dan personalia. Program ini dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama sebagai kementerian teknis yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program BOS. Di dalam implementasinya, penyaluran dan pengelolaan dana BOS mengikuti buku petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dana BOS merupakan program pemerintahan yang membantu biaya operasional non personalia serta digunakan untuk kegiatan pendidikan sebagai bentuk bantuan pemerintah kepada lembaga pendidikan.
a. Tujuan dana bos
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dirancang untuk mendukung program wajib belajar sembilan tahun (Wajar 9) serta dalam rangka peningkatan pencapaian mutu pendidikan dasar. Berikut ini tujuan program BOS secara khusus:
20 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010).
1) Membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SD, SMP Satap/SMPT negeri terhadap biaya operasi sekolah
2) Membebaskan pungutan seluruh peserta didik miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta.
3) Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik di sekolah swasta.21
b. Sumber dana bos
Dana bos merupakan dana yang berasal dari pemerintah untuk satuan pendidikan. Dana BOS terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Dana BOS yang berasal dari pusat yang dikeluarkan oleh dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2) Dana BOS yang berasal dari daerah kabupaten yang dikeluarkan oleh APBD kabupaten.22
Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai berikut.
1) APBN
APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN memuat daftar rencana penerimaan dan pengeluaran negara secara sistematis dan rinci pada satu tahun anggaran. APBN pada dasarnya merupakan bentuk kepercayaan kepada pemerintah untuk mengelola keuangan negara.
21Lestari, Fika Ayu, et al eds. ‘Implementasi Kebijakan Pendidikan Dalam Program Bantuan Operasional Sekolah’, Jurnal Mappesona, 2. 1 (2019).
22Inkiriwang, Rizky Rinaldy, ‘Kewajiban negara dalam penyediaan fasilitas pendidikan kepada masyarakat menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidkan nasional’, Lex Privatum, 8. 2 (2020).
Pengelolaan harus memenuhi persyaratan akuntabilitas, transparansi, dan keadilan.23
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana keuangan yang disusun oleh pemerintah pusat atau tingkat nasional dalam suatu negara. APBN mencakup estimasi pendapatan yang akan diperoleh oleh pemerintah dari berbagai sumber, seperti pajak, penerimaan dari sektor ekonomi, serta dana bantuan atau pinjaman dari luar negeri.
APBN juga mencakup rencana pengeluaran untuk berbagai keperluan pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertahanan, serta pembayaran bunga utang.
2) APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daaerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan daerah yang disetujui oleh DPR. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada dasarnya didalamnyaa memuat tentang rencana keuangan yang diterima dan digunakan Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk penyelenggaraan pelayanan publik selama satu tahun anggaran.24
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah atau tingkat lokal dalam suatu negara. APBD mencakup estimasi pendapatan yang akan diperoleh oleh pemerintah daerah dari sumber-sumber seperti pajak daerah, bagi hasil
23Yahya, Muchlis. ‘Analisis Normatif Kritis Kebijakan Pemanfaatan Obligasi Syariah (Sukuk)’, Economica, 6. 1 (2015).
24Silaban, Nopri Anto.‘Proses penyusunan Anggaran Pendapatan’, International Journal of Policy and Public Administration, 1. 1 (2020).
dari penerimaan pajak pusat, serta dana alokasi umum dari pemerintah pusat.
APBD juga mencakup rencana pengeluaran untuk kebutuhan daerah, seperti infrastruktur lokal, layanan kesehatan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan berbagai program pembangunan daerah lainnya.
Kedua anggaran tersebut, APBN dan APBD, merupakan instrumen penting dalam perencanaan keuangan pemerintah, yang memungkinkan alokasi dana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta pengembangan infrastruktur dan program-program pelayanan publik lainnya. APBN dan APBD juga menjadi dasar untuk pengawasan, evaluasi, dan pertanggungjawaban penggunaan dana publik di tingkat nasional dan daerah.
c. Prinsip pengelolaan dana BOS
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no 2 tahun 2022, pengelola BOS menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yang memberikan kebebasan dalam perencanaan, pengelolaan dan pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Dalam pengelolaan BOS itu didasarkan pada 5 prinsip yaitu:
1) Fleksibilitas: Penggunaan Dana BOS Reguler disesuaikan dengan kebutuhan individual sekolah;
2) Efektivitas: Pemanfaatan Dana BOS Reguler ditujukan untuk memberikan hasil yang efektif dan memberikan dampak positif dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah;
3) Efisiensi: Pemakaian Dana BOS Reguler ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan siswa dengan pengeluaran yang minimal namun menghasilkan hasil yang optimal;
4) Akuntabilitas: Penggunaan Dana BOS Reguler harus dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan, dengan alasan yang logis sesuai dengan peraturan yang berlaku; dan
5) Transparansi: Penggunaan Dana BOS Reguler harus dilakukan secara terbuka dan memperhatikan aspirasi dari pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan sekolah.25
d. Indikator pengelolaan dana BOS
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no 2 tahun 2022 pengelolaan dana BOS pada Satuan Pendidikan meliputi: (1) perencanaan dan penganggaran; (2) pelaksanaan penatausahaan;
dan (3) pelaporan dan pertanggungjawaban.26 Berikut penjelasannya:
1) Perencanaan dan penganggaran dana BOS
Usman (2013) berpendapat bahwa perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang ingin dilakukan di masa yang akan datang, bertujuan untuk melakukan kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya dimana terdapat proses, hasil yang ingin dicapai, serta menyangkut masa depan pada waktu tertentu.27 Sedangkan Perencanaan Dana BOS adalah kegiatan yang menentukan dan memfinalisasi anggaran sekolah, yaitu dengan mengidentifikasi seluruh kebutuhan atau rencana yang akan dilaksanakan
25Permendikbud, “Permendikbudristek 2 Th 2022 Juknis BOSP”. (2022)
26Permendikbud, “Permendikbudristek 2 Th 2022 Juknis BOSP”. (2022)
27Syahbuddin, Ahmad. ‘ Manajemen Pemanfaatan Dana Banatuan Operasional Sekolah Untuk Menaikkan Mutu Pendidikan (Studi Di Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Kota Langsa)’, EduTech:
Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 6. 1 (2020).
sekolah, dengan tujuan menjamin kelancaran proses pembelajaran sehingga dapat berjalan efektif dan efisien.28
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan dana BOS merupakan usaha sistematis yang menggambarkan penyusunan serangkaian tindakan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam merencanakan pengelolaan dana perlu dilakukan analisis terhadap sumber dana dan besaran nominal yang dapat diperoleh, serta memenuhi kebutuhan berdasarkan hasil analisis tersebut. Perpaduan analisis kegiatan dan sumber dana serta menyangkut waktu pelaksanaannya ini menghasilkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
RKAS adalah rincian biaya dan rencana pendanaan program/kegiatan untuk satu tahun anggaran. RKAS merupakan dokumen formal anggaran sekolah yang disetujui oleh kepala sekolah dan disetujui oleh dinas pendidikan setempat (untuk sekolah negeri) atau penyelenggara/yayasan pendidikan (untuk sekolah swasta).29
Berikut ini tahapan perencanaan dan penganggaran dana BOS menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no 2 tahun 2022 sebagai berikut:30
28Feiby dan Nindy, ‘Implementasi Manajemen Pembiayaan dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung, Sulawesi Utara’, Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5. 1 (2020).
29Utari, Modul Penyusunan RKAS (Staffnew Uny, 2012)
30Permendikbud, “Permendikbudristek 2 Th 2022 Juknis BOSP”. (Kemendikbud, 2022)
a) Rencana dan penganggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOSP) disusun sebelum Satuan Pendidikan memanfaatkan Dana BOSP.
b) Perencanaan dan penganggaran Dana BOSP disusun untuk jangka waktu satu tahun anggaran dalam format RKAS.
c) Penyusunan dokumen RKAS didasarkan pada:
(1) Kebutuhan dari Satuan Pendidikan; dan
(2) Evaluasi internal dari profil Satuan Pendidikan.
d) Penyusunan dokumen RKAS bertujuan untuk menetapkan:
(1) Komponen penggunaan Dana BOSP yang diperlukan;
(2) Rincian biaya yang diperlukan;
(3) Daftar detail barang/jasa yang diperlukan; dan
(4) Estimasi harga satuan dan volume yang menjadi dasar perencanaan anggaran.
e) Pembuatan dokumen RKAS melibatkan rapat penyusunan bersama warga Satuan Pendidikan dan komite sekolah.
f) Hasil dari penyusunan dokumen RKAS diunggah atau dimasukkan ke dalam aplikasi kegiatan dan anggaran Satuan Pendidikan yang disediakan oleh Kementerian.
2) Pelaksanaan dan pentausahaan dana BOS
Pelaksanaan adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapakn sebelumnya. Pelaksanaan berarti mengarahkan, memberikan dorongan dan memerintah, oleh sebab itu pelaksanaan juga merupakan suatu
upaya dalam mewujudkan rencana yang telah disusun pada tahap awal.31 Dalam pelaksanaan pengelolaan dana BOS itu didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite Sekolah.32
Ditinjau pada pelaksanaannya, dana BOS ditujukan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah. Penggunaan dana BOS ini merupakan salah satu kegiatan dalam upaya merealisasikan perencanaan dana BOS agar menjadi tindakan yang nyata demi mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Menurut peraturan menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi no 2 tahun 2022 dana BOS penggunaan dana BOS yakni membiayai komponen kegiatan-kegiatan sebagai berikut:33
a) penerimaan Peserta Didik baru;
b) pengembangan perpustakaan;
c) pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
d) pelaksanaan kegiatan asesmen dan evaluasi pembelajaran;
e) pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah;
f) pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
g) pembiayaan langganan daya dan jasa;
h) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah;
i) penyediaan alat multimedia pembelajaran;
j) penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi keahlian;
k) penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung keterserapan lulusan;
dan/atau
l) pembayaran honor.
31Ismail, Feiby dan Nindy Sumaila, ‘Implementasi Manajemen Pembiayaan dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung, Sulawesi Utara’, Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5.1 (2020).
32Widyatmoko, subkhi dan Suyatmini, ‘Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Di SD N Kemasan I Surakarta’, Jurnal Manajemen Pendidikan, 12. 3 (2017).
33Permendikbud, “Permendikbudristek 2 Th 2022 Juknis BOSP”. (Kemendikbud, 2022).
Selanjutnya berikut ini tahapan pelaksanaan pentausahaan dana BOS menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no 2 tahun 2022 yaitu:
a) Penggunaan dana dilakukan oleh Satuan Pendidikan sesuai dengan dokumen perencanaan dan anggaran Dana BOSP yang telah dimasukkan ke dalam sistem aplikasi yang disediakan oleh Kementerian.
b) Tiap pengeluaran Dana BOSP oleh Satuan Pendidikan didokumentasikan secara menyeluruh dengan bukti-bukti pendukung, termasuk dokumentasi proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan regulasi pengadaan barang/jasa yang berlaku bagi Satuan Pendidikan.
c) Setiap penggunaan dana yang telah dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi rencana kegiatan dan anggaran Satuan Pendidikan yang disiapkan oleh Kementerian.
d) Proses pencatatan penggunaan dana dalam sistem aplikasi rencana kegiatan dan anggaran Satuan Pendidikan seperti yang disebutkan pada poin 3 bisa dilakukan oleh Satuan Pendidikan kapan pun diperlukan.34
3) Pelaporan dan pertanggungjawaban dana BOS
Sekolah selaku penerima dana BOS memiliki kewajiban untuk menyusun serta melaporkan laporan pertanggungjawaban atas realisasi penggunaan dana BOS. Sekolah yang baik dalam mengelola dana BOS yaitu
34Permendikbud, “Permendikbudristek 2 Th 2022 Juknis BOSP”. (Kemendikbud, 2022).
apabila berhasil menyajikan laporan pertanggungjawabannya secara urut dan sistematis.
Berikut ini tahapan pelaporan dan pertanggungjawaban dana BOS menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no 2 tahun 2022:
a) Laporan dan pertanggungjawaban Dana Bantuan Operasional Sekolah disusun berdasarkan hasil dari penatausahaan Dana BOS yang telah dilakukan.
b) Laporan dan pertanggungjawaban termasuk evaluasi dan validasi terhadap penyelesaian proses pengadaan barang/jasa dan penggunaan dana pada tahun yang bersangkutan.
c) Format dokumen laporan dan pertanggungjawaban dapat ditemukan dalam aplikasi rencana kegiatan dan anggaran Satuan Pendidikan yang dikelola oleh Kementerian.
d) Laporan dan pertanggungjawaban Dana BOS diverifikasi, divalidasi, dan disampaikan oleh Satuan Pendidikan melalui sistem aplikasi rencana kegiatan dan anggaran Satuan Pendidikan yang disediakan oleh Kementerian.
e) Satuan Pendidikan siap menjalani audit sesuai dengan ketentuan hukum terkait laporan dan pertanggungjawaban dana yang telah dikeluarkan oleh Satuan Pendidikan.35
2. Mutu pembelajaran
35Permendikbud, “Permendikbudristek 2 Th 2022 Juknis BOSP”. (Kemendikbud, 2022)
a. Pengertian mutu pembelajaran
Mutu berasal dari kata dalam bahasa Inggris, "quality," yang merujuk pada kualitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mutu diartikan sebagai standar baik atau buruknya suatu objek, keadaan, level, atau tingkat (seperti kecakapan, kualitas, dan sebagainya). W. Edwards Deming, seorang ahli manajemen, mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dengan permintaan pasar atau kebutuhan serta keinginan konsumen.36
Mutu juga dapat diartikan sebagai kondisi dinamis yang terkait dengan produk, layanan, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melampaui harapan. Bagi setiap institusi, mutu merupakan agenda utama dan peningkatan mutu merupakan tugas terpenting. Namun, beberapa orang percaya bahwa mutu adalah konsep yang misterius, membingungkan, dan sulit diukur.
Terkadang pendapat seseorang mengenai mutu bertentangan dengan pendapat orang lain, sehingga tidak mengherankan jika dua ahli mempunyai kesimpulan yang berbeda.37
Menurut penjelasan tersebut dipahami bahwa mutu adalah standar atau tingkat keunggulan suatu produk, layanan, atau proses yang ditetapkan untuk memenuhi atau melebihi harapan dan kebutuhan pengguna yang memastikan keberlanjutan bisnis dan memberikan nilai tambah yang signifikan.
Umumnya sesuatu dikatakan baik apabila mempunyai nilai baik atau mengandung makna baik. Sebaliknya, jika sesuatu bernilai rendah atau mengandung konotasi buruk, maka dianggap berkualitas buruk. Dalam
36Deming, W Edwards, Out Of The Crisis (Cambridge: University Press, 1989).
37 Supriatna, Cucu. TQM, Total Quality Management (Bandung: Alqaprint Jatinangor, 2018).
kerangka umum, mutu mengacu pada derajat keunggulan (tingkat) suatu produk (hasil kerja/usaha) baik berupa barang atau jasa, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Pada konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dengan hasil pendidikan.38
Pembelajaran adalah usaha mendidik peserta didik. Pembelajaran adalah suatu proses yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan manusia.
Tanpa pembelajaran, guru tidak dapat membimbing siswa menemukan pengetahuan, mengembangkan sikap positif, serta mengembangkan potensi psikomotorik. Pembelajaran pada hakikatnya ialah suatu rencana dan rancangan yang mempengaruhi belajar peserta didik, atau sederhananya pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendidik peserta didik.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mengacu pada sekumpulan komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.
Prasojo berpendapat bahwa mutu pembelajaran merupakan tujuan utama pendidikan. Mutu pembelajaran merupakan salah satu tanda keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Mutu pembelajaran merupakan hasil proses kerjasama peserta didik yang baik dan hasil yang dicapai, serta tidak terlepas dari dukungan guru dan pendidik.39
Pembelajaran yang bermutu merupakan hasil dari proses pendidikan yang hanya dapat dicapai apabila proses pendidikan dijalankan dengan baik, efektif, dan efisien. Mutu pendidikan yang baik akan dapat tercapai apabila guru mempunyai kualifikasi yang baik, fasilitas pembelajaran yang memadai,
38Tuala, Riyuzen Praja, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah (Bandar Lampung: Lintang Rasi Aksara Books, 2017).
39Prasojo, Lantip Diat, Manajemen Mutu Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2016).
dan anggaran sekolah yang mencukupi untuk memenuhi seluruh kegiatan sekolah.40
Kesimpulan dari pemahaman peneliti bahwa mutu pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam peningkatan pendidikan. Mutu pembelajaran yang baik akan berdampak pada kualitas pendidikan begitupun sebaliknya mutu pembelajaran yang buruk akan membawa dampak yang buruk pula pada kualitas pendidikan.
b. Komponen Mutu Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Suatu sistem pembelajaran ada beberapa kompoenen yang harus saling bekerja sama oleh karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan beberapa komponen saja. Diantara komponen-komponen dalam strategi pembelajaran adalah :41
1) Guru
Guru memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran dan merupakan faktor krusial dalam hal ini, yang tidak dapat diubah dengan unsur lainnya.
2) Peserta didik
40Afwadi, MS, Guru Kreatif, Mutu Pembelajaran Meningkat (Yogyakarta: Bintang Semesta Media, 2021).
41Ngalimun, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Penerbit Perama Ilmu, 2017).