IMPLEMENTASI CLEARANCE IN-OUT KAPAL DENGAN SISTEM INAPORTNET DI PELABUHAN BANJARMASIN
Ridwan1*, Agus Pamungkas1, Andrias Amin Noto1
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan, Politeknik Bumi Akpelni, Semarang Jl. Pawiyatan Luhur II/17, Bendan Dhuwur, Semarang.
*Email : [email protected],
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelayanan clearance in dan clearance out kapal dengan Sistem Inaportnet di pelabuhan Banjarmasin, serta untuk mengetahui hambatan dan solusi pemecahannya bilamana dalam pelayanan clearance in dan clearance out dengan sistem Inaportnet mengalami trouble. Metode pengumpulan data yang didapat dalam penyusunan penelitian ini diambil melalui observasi dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan yang dilakukan sejak bulan Februari 2021 sampai dengan bulan April 2021. Kemudian diadakankan juga interviu kepada para petugas operasional perusahaan pelayaran di lapangan dan studi kepustakaan dengan cara mencari buku-buku yang relevan, sebagai dasar analisa dan pemecahan masalah yang akan dikemukakan oleh para peneliti. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa d i pelabuhan Banjarmasin telah diimplementasikan sistem Inaportnet untuk mempercepat pelayanan kegiatan Clearance In dan Out kapal, meskipun terkadang dari segi teknis terdapat kendala namun bisa diatasi dengan baik.
Kata Kunci: Clearance In, Clearance Out, Inaportnet.
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari 17.500 pulau yang terbentang dari Sabagng sampai Merauke, 30 persen wilayahnya terdiri dari daratan dan 70 persennya lautan. Secara geografis, Negara Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan Negara Indonesia terletak di antara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Akibat dari letak geografis tersebut, Indonesia diuntungkan dengan jalur perdagangan internasional yang sangat strategis.
Dengan posisi Indonesia yang sangat strategis yang terletak diantara dua benua dan dua samudera maka Indonesia memaksimalkan posisi tersebut khususnya dibidang transportasi melalui laut dengan kapal-kapal niaga. Dalam memaksimalkan keuntungan tersebut, kelancaran sistem transportasi sangatlah penting untuk menunjang efektifitas bisnis dalam dunia perdagangan domestik maupun Internasional. Kapal-kapal yang dipergunakan dalam transportasi melalui
laut merupakan transportasi yang sangat penting dalam menunjang mobilitas penumpang dan barang dari satu pulau ke pulau lainnya dan sekaligus dalam mengembangankan industri maritim di Indonesia.
Kapal laut merupakan sarana transportasi yang sangat efektif dan efisien karena di samping biayanya lebih murah dibandingkan dari jenis sarana angkutan transportasi lain juga dapat memuat dan mengirim barang serta penumpang dan hewan dalam volume yang besar. Untuk memperlancar sistem transportasi melalui laut, maka sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, baik dari segi fasilitas pelabuhan maupun sistem yang dipergunakan dalam pelayanan di pelabuhan sewaktu kapal akan masuk (in) maupun keluar (out) dari pelabuhan.
Sarana dan prasarana sangat penting untuk mendukung keluar masuknya kapal di pelabuhan agar aktivitas kapal yang yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan pelayaran yang bergerak dibidang
keagenan kapal berperan penting didalam memberikan pelayanan kepada kapal-kapal yang berkunjung ke suatu pelabuhan.
Kegiatan pengurusan Port Clearance in dan Clearance out kapal di pelabuhan bertujuan untuk mengurus dan menyelesaikan perizinan yang terkait dengan bongkar/muat barang dari dan ke kapal, bunker, docking/repairing juga membantu kepentingan principal (pemilik kapal) dalam melakukan perpanjangan masa berlakunya sertifikat kapal dan kebutuhan anak buah kapal (ABK) di kantor Syahbandar
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 192 Tahun 2015 tentang penerapan Inaportnet untuk pelayanan kapal dan barang di pelabuhan memberikan pedoman untuk diterapkannya layanan pelabuhan secara online yaitu dengan system Inaportnet. Pada dasarnya Sistem Inapornet merupakan sistem yang berbasis jaringan Internet/ Web Service terkait dalam pelayanan kedatangan maupun keberangkatan kapal serta kegiatan bongkar muatnya. Sistem yang dibuat agar pengguna jasa (Perusahaan Pelayaran maupun Perusahaan Bongkar Muat) dalam melakukan permohonan pelayanan untuk melakukan kegiatan kedatangan dan keberangkatan kapal maupun terkait dengan Rencana Kegiatan Bongkar Muat (RKBM) untuk muatan kapal tidak harus datang secara fisik ke instansi terkait untuk melakukan clearance, atau dengan kata lain meminimalisir pengguna jasa bertatap muka dengan petugas instansi terkait yang berwenang, hal ini sejalan dengan komitmen Kementerian Perhubungan memberantas pungutan liar di sektor Perhubungan.
Penerapan Sistem Inaportnet dapat menjamin terwujudnya sistem logistik nasional yang berdaya saing global.
Inaportnet dikembangkan secara bertahap, baik dari jangkauan maupun jenis layanannya. Pada tahun 2013, layanan pertama meliputi: Layanan Ijin Kapal, Layanan Pengeluaran dan Penerimaan Peti
Kemas dan Pembayaran Secara Elektronik.
Kemudian Sistem Inaportnet dikembangkan di beberapa pelabuhan di Indonesia. Apabila Kegiatan dalam penggunaaan sistem Inaportnet tidak beryalan dengan baik, maka akan menghambat kelancaran penanganan kapal.
Sistem dan prosedur penggunaan sistem Inaportnet dalam penanganan dokumen kapal datang akan sangat menunjang mutu pelayanan kapal seperti meminimalkan keterlambatan kapal bersandar di dermaga.
LANDASAN TEORI
1. Menurut Purwosutjipto (2003) Clearance adalah pengurusan bebagai macam dokumen yang diperlukan bagi kapal, sangatlah penting bagi keselamatan kapal, barang yang diangkut, penumpang dan awaknya, dalam keagenan ada dua istilah clearance yaitu:
a. Clearance In
Clearance In adalah suatu proses untuk mendapatkan izin dari pihat instansi pelabuhan untuk melakukan aktivitas di wilayah pelabuhan - pelabuhan tersebut.
b. Clearance Out
Clearance Out adalah suatu proses untuk mendapatkan izin keluar pelabuhan untuk melanjutkan kegiatan pelayaran kepelabuhan berikutnya kepada pihak instansi pelabuhan setelah menyelesaikan aktivitasnya di pelabuhan tersebut.
2. Menurut Widiyati dan Ridwan (2014) Clearance adalah jagaan;
izin resmi yang dikeluarkan
syahbandar untuk
pemberangkatan kapal bila semua ongkos telah dibayar dan semua formalitas telah terpenuhi.
Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa Clearance adalah dokumen negara yang dikeluarkan
oleh Syahbandar kepada setiap kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan setelah memenuhi persyaratan kelayak lautan kapal. Clearance in adalah perizinan memasuki pelabuhan dan clearance out adalah perizinan meninggalkan pelabuhan.
Menurut Davis (2001) Sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan Suatu sasaran. Selain itu merupakan vabungan obyek yang memiliki hubungan secara fungsi dan hubungan antara setiap ciri obyek, secara keseluruhan menjadi suatu kesatuan yang berfungsi.
Menurut Indrajit (2001), bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya atau sebuah struktur konesptual yang saling berhubungan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Sedangkan pengertian sistem menurut menurut Jogianto (2005), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Menurut Davis (2001) bahwa sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja-sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dari sistem tersebut. Maksud dari suatu elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran. Selain itu merupakan gabungan obyek yang memiliki hubungan secara fungsi dan hubungan antara setiap ciri obyek, secara keseluruhan menjadi suatu kesatuan yang berfungsi.
Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja- sama serta membentuk suatu kesatuan
untuk mencapai suatu ujuan dari sistem tersebut.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 157 tahun 2015 tentang Penerapan Inaportnet.
Inaportnet adalah portal elektronis yang terbuka dan netral guna memfasilitasi pertukaran data dan informasi layanan kepelabuhanan secara tepat, aman, cepat netral dan mudah yang terintegrasi dengan instansi pemerintah terkait, badan usaha pelabuhan dan pelaku industri logistik untuk meningkatkan daya saing komunitas logistik Indonesia.
Menurut Purwosutjipto (2003) Sistem Inaportnet adalah suatu sistem pengoperasian dan pengintegrasian kegiatan pelayanan dan perizinan (clearance) secara online dari instansi terkait (Government Agencies) yang melaksanakan kegiatan di pelabuhan, sehingga mampu meningkatkan kinerja kegiatan perdagangan dan lalu lintas barang, mempercepat proses port clearance, sehingga memungkinkan pengiriman dokumen melalui satu gateway- portal yang dapat diakses dari lokasi atau mereka yang terkoneksi dalam sistem portnet ini. Setiap instansi terkait melakukan transaksi clearance sesuai kewenangannya masing- masing yang dipusatkan dalam suatu sistem aplikasi.
Dari pengertian dan definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa Inaportnet adalah pelayanan terhadap keluar/masuknya kapal di pelabuhan yang diterapkan secara online melalui sistem yang terintegrasi kepada para pengguna jasa pelabuhan terutama terhadap perusahaan pelayaran.
METODE
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam memperoleh data dan informasi. Metode yang digunakan dalam penulisan ini, antara lain:
1. Observasi atau Pengamatan
Metode pengumpulan data dengan cara melakuakan pengamatan pada objek, dalam hal ini pengamatan
dilakukan di PT. Tera Logistic Indonesia Cabang Banjarmasin sebagai perusahaan pelayaran yang menggunakan aplikasi sistem inaportnet.
2. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung atau tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dengan penerapan Inaportnet, khususnya terhadap karyawan operasional di lapangan yang mengurus soal clearance in and out kapal di pelabuhan Banjarmasin.
3. Kepustakaan
Metode dimana data diperoleh dengan menyunting pokok-pokok bahasan dari buku-buku dan aturan- aturan yang resmi berkaitan dengan persoalan yang akan dibahas dalam penelitian ini dan merupakan bahan tambahan yang menyediakan informasi untuk melengkapi suatu penelitian dan merupakan bahan tambahan yang menyediakan informasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelayanan Clearance In dan Clearance Out
Sebelum agen pelayaran memberikan pelayanan saat kedatangan kapal dengan layanan online berbasis sistem Inaportnet, agen pelayaran harus memiliki username dan password agar dapat login dalam Sistem Inaportnet yaitu dengan cara regristrasi melaluialamat:
https://inaportnet.dephub.go.id/ dan klik link Regristasi User Baru dan menunggu hingga pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) mengirim e-mail jawaban bahwa user sudah dapat diaktifkan.
Langkah langkah yang dapat diambil oleh pengguna layanan inaportnet senlanjutnya yaitu:
1. Langkah pertama pada Sistem Inaportnet, agen pelayaran dapat mengakses layanan menggunakan browser ke sistem inaportnet dengan alamat: https://inaportnet.dephub.go.id/
kemudian muncul halaman login di bawah ini untuk setiap user:
Gambar 1. Halaman Login Sistem Inaportnet
Selanjutnya sebelum agen pelayaran melaksanakan tugasnya dalam menangani clearance in (Surat Izin Memasuki Pelabuhan) kapal dengan sistem online berbasis sistem Inaportnet, terlebih dahulu agen pelayaran mempersiapakan segala keperluan mengenai informasi kedatangan kapal yang terkumpul dalam dokumen-dokumen yang diperlukan. Selain beberapa dokumen tersebut agen pelayaran harus mengajukan clearance in melalui layanan online berbasis Inaportnet, berkaitan dengan permohonan tersebut maka tugas pengguna jasa angkutan laut tersebut adalah:
1. Pemberitahuan Kedatangan Kapal Dalam layanan online berbasis Sistem Inaportnet agen pelayaran akan menerima informasi pemberitahuan kedatangan kapal. Setelah dokumen tersebut diterima langkah-langkah agen pelayaran dalam sistem pelayanan kapal berbasis sistem Inaportnet di antaranya:
a. Kedatangan Kapal
Untuk user agen pelayaran yang telah melakukan registrasi Inaportnet dapat mengakses dan login layanan menggunakan browser ke sistem Inaportnet
dengan alamat:
https://Inaportnet.dephub.go.id/
setelah sukses melakukan login
agen pelayaran dapat membuat permintaan layanan kedatangan dengan klik pada icon kedatangan dengan menu sebagai berikut:
Gambar 2. Menu layanan Inaportnet
Gambar 3. Permintaan Layanan Kedatangan
Setelah muncul seperti gambar di atas, user (agen pelayaran) dapat memilih trayek dengan cara klik pada icon trayek tramper untuk pelayaran lokal dengan jadwal tidak tetap dan liner untuk kapal dengan jadwal tetap.
Gambar 4. Buat Permintaan Layanan
Lakukan pengisian semua field permintaan layanan kemudian tekan tombol button “kirim”. Ketika nomer PKK (Pemberitahuan Kedatangan Kapal) ditemukan maka muncul halaman berikut ini:
Gambar 5.Pengajuan Warta Kedatangan Kapal
Isi field yang masih kosong dan pilih surat penunjukan keagenan yang dibuat dengan melakukan klik pada tanda menu “dokumen” kemudian muncul halaman berikut:
Gambar 6. Peunjukan keagenan kapal
Setelah agen pelayaran mengisi lengkap dan surat penunjukan keagenan telah berhasil di-upload kemudian tekan button “kirim”. Setelah berhasil maka akan muncul pada daftar permintaan layanan seperti berikut ini:
Gambar 7. Daftar Permintaan layanan Kemudian setelah muncul daftar permintaan layanan, terdapat beberapa status proses yang harus dilengkapi yaitu:
1. Pengajuan Keagenan
Dengan terkirimnya permintaan layanan kedatangan kapal diatas, status ini menunggu disetujui oleh syahbandar. Setelah permintaan layanan disetujui, agen pelayaran dapat mengisi warta kedatangan kapal.
2. Pembuatan Warta Kedatangan Kapal
Setelah permohonan pembuatan warta kedatangan kapal telah disetujui oleh Syahbandar. Lengkapi data-data yang dibutuhkan dalam layanan warta kapal, selanjutnya tekan button simpan sehingga muncul halaman warta kapal masuk.
Gambar 8. Warta Kapal Masuk
3. Pengisian Data dan Dokumen Kedatangan Kapal Selain mengisi warta kedatangan tersebut agen pelayaran juga harus meng-upload seluruh dokumen kapal untuk mengajukan permohonan izin kedatangan kapal (Clearance In) dalam sistem Inaportnet.
Dokumen tersebut adalah:
a. Data Awak Kapal Kedatangan Data awak kapal kedatangan adalah suatu daftar resmi yang berisi data anak buah kapal beserta pangkat dan jabatan saat kapal baru tiba didaerah pelabuhan. Agen kapal wajib meng-input data awak kapal untuk keperluan pengesahan crew dan clearance in kapal tersebut.
Gambar 9. Data Awak Kapal
b. Dokumen Manifes Bongkar Muat (Cargo Manifes) Dokumen manifes bongkar muat adalah dokumen yang berisi semua informasi yang berkaitan dengan barang-barang niaga (cargo) yang diangkut sarana pengangkutan (carrier) pada saat kedatangan ataupun keberangkatan.
Gambar 10. Cargo Manifest
c. Pengisian Dokumen Kapal atau Sertifikat kapal Pengisian Dokumen kapal atau sertifikat kapal tersebut dengan cara klik tombol
“Create” sehingga muncul sebagai berikut:
Gambar 11. Dokumen Kapal
d. Data Bongkar Muat
Data Bongkar Muat adalah data yang mencatat pembongkaran dan pemuatan di kapal, baik dari pelabuahan asal maupun pelabuahan tujuan. Pengisian bongkar muat dilakukan dengan klik tombol “Create”
pada Icon bongkar muat.
Contoh:
Gambar 12. Data Bongkar Muat
Clearance Out
Setelah kapal selesai melakukan kegiatan sandar, proses selanjutnya adalah pengurusan clearance out melalui layanan online melalui sistem Inaportnet.
Clearance Out adalah izin keluar dari area pelabuhan dan dinyatakan bahwa kapal tersebut layak laut dan dapat melanjutkan kegiatan pelayaran kepelabuahan selanjutnya. Adapun langkah-langkah pelayanan Clearance Out kapal dengan Sistem Inaportnet sebagai berikut:
a. Pembuatan Warta Keberangkatan Untuk user agen pelayaran yang mengajukan keberangkatan kapal terlebih dahulu regristasi ke sistem Inaportnet dan login layanan. Melalui alamat https://Inaportnet.dephub.go.id/.
Setelah melakuakan login agen pelayaran dapat membuat permintaan layanan keberangkatan kapal dengan cara klik pada icon keberangkatan.
Agen dapat memilih trayek tramper untuk kapal dengan jadwal yang tidak tetap dan liner untuk trayek dengan jadwal tetap. Isi semua data kemudian kirim.
Gambar 13. Permitaan Layanan Keberangkatan
Dengan terkirimnya permintaan layanan keberangkatan kapal, status ini menunggu disetujui dari pihak Syahbandar.
Setelah permintaan layanan disetujui oleh Syahbandar, agen pelayaran dapat mengisi warta kapal keberangkatan, dengan cara melengkapi data-data yang dibutuhkan
dalam proses Clearance out pada layanan warta keberangkatan seperti pengisian data manifest, data awak kapal keberangkatan, nota lunas rambu, pengesahan quarantine berupa Sanitation Certificate.
b. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Surat Persetujuan Berlayar adalah surat diterbitkan oleh Syahbandar yang menyatakan bahwa kapal dapat meninggalkan pelabuhan dengan kondisi kapal layak-laut untuk berlayar ke pelabuahan selanjutnya. Setelah pengajuan warta kapal disetujui oleh pihak syahbandar maka proses clearance out tersebut selesai.
Instansi yang Terkait
Adapun instansi-instansi yang terkait dalam clearance in dan clearance out dengan sistem Inaportnet adalah:
1. Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banjarmasin.
Setelah memberitahukan bahwa kapal sudah selesai melakukan bongkar muat dan kapal tersebut siap untuk keluar/berlayar dari pelabuhan dan melanjutkan perjalanan ke pelabuhan yang akan dituju selanjutnya, maka petugas KSOP akan segera melakukan pengecekan diatas kapal, memeriksa dokumen-dokumen kapal guna mengetahui apabila mungkin terdapat dokumen yang sudah habis masa berlakunya (expired), meneliti kembali kwitansi-kwitansi pembayaran jasa rambu pelabuhan.
Apabila semua bukti clearance sudah diajukan dan dinyatakan telah memenuhi syarat maka syahbandar akan mengeluarkan surat persetujuan berlayar (SPB). Berikut adalah lampiran dokumen dalam pengajuan surat persetujuan berlayar (SPB):
a. Formulir checklist penerbitan surat persetujaan berlayar.
b. Permohonan surat persetujuan berlayar.
c. Momerandum dokumen kapal yang sebelumnya telah di checklist oleh pihak syahbandar.
d. Master sailling declaration (Surat pernyataan dari nahkoda) e. Crewlist
f. Manifest
2. PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Banjarmasin
Badan usaha milik Negara (BUMN) yang bertugas sebagai penyedia layanan-layanan dan fasilitas-fasilitas:
a. Menyediakan dan menentukan lokasi labuh dan tambat di dermaga.
b. Menyediakan jasa kepanduan untuk kapal yang akan masuk ke pelabuhan dan keluar dari pelabuhan.
c. Menyediakan jasa tunda kapal yang akan bersandar di pelabuhan.
d. Menyediakan jasa dermaga untuk kapal bersandar.
e. Menyediakan jasa handling container.
3. Kantor Pelayanan dan pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) Banjarmasin
Direktorat Bea dan Cukai yang berada di bawah Departemen Keuangan mengatur dan mengawasi kepabeanan di wilayah Banjarmasin.
Tugas Bea dan Cukai adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan pemeriksaan terhadap keluar masuknya barang di daerah Bea dan Cukai.
b. Pemeriksaan terhadap barang- barang muatan dari kapal maupun dari gudang.
c. Menetapkan besarnya bea masuk sesuai tarif untuk jenis barang berdasarkan daftar harga barang yang ditetapkan pemerintah.
d. Mengawal barang yang belum terkena bea masuk dari pelabuhan.
e. Mengawal barang dari kawasan pedalaman yang dinyatakan daerah Bea dan Cukai Ke pelabuahan atau sebaliknya.
f. Memberikan “custom clearance”
bila prosedur kepabenan sudah dilaksanakan dengan benar.
4. Kantor Karantina Kesehatan Pelabuhan ( K K P ) Banjarmasin (Health and Quarantine)
Suatu instansi yang berada di bawah Departemen Kesehatan yang bertanggung jawab menjaga kesehatan di wilayah pelabuhan sebagai berikut:
a. Pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah.
b. Pengamanaan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali.
c. Kekarantinaan
pengawasan OMKABA (Obat, Makanan, Kosmetika dan bahan akdiktif)
d. Pelayanan kesehatan.
e. Pengendalian dampak kesehatan lingkungan.
f. memberikan “health clearance”
bila prosedur kesehatan kapal sudah dijalankan dengan benar.
5. Kantor Imigrasi, Banjarmasin (Imigration)
Badan yang berada di bawah Departemen Kehakiman. Sebagai unit pelaksana teknis yang menjalankan fungsi ke-imigrasian di daerah kabupaten, kota atau kecamatan, Tugas Imigrasi adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi keluar masuknya orang sesuai ketentuan dari keimigrasian.
b. Memeriksa penumpang dan awak kapal.
c. Memeriksa penumpang asing apakah sudah memenuhi ketentuan.
d. Memeriksa paspor anak buah kapal
e. Memberikan immigration clearance
Dokumen Kapal dalam Pengurusan Clearance In dan Clearance Out
Sebelum berlayar, sebuah kapal harus melengkapi kelengkapan dokumen kapal terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar aktivitas pelayaran menjadi legal dan terhindar dari pelanggaran. Dokumen kelengkapan kapal juga merupakan bukti bahwa kapal tersebut layak untuk berlayar dan telah melengkapi urusan birokrasi sesuai dengan Undang- Undang yang berlaku.
Dokumen-dokumen tersebut, yaitu:
1. Sertifikat Kebangsaan / Certificate of Registry
Sertifikat kebangsaan adalah surat yang berisikan peryataan kebangsaan kapal, maka atas dasar surat ini pihak kapal berhak mengibarkan bendera dari negara yang memberikan Sertifikat dan berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Surat Ukur / International Tonnage Certificate
Surat ukur adalah sertifikat yang menerangkan bahwa suatu dokumen kapal yang menguraikan lebih jelas tentang bobot mati kapal, bobot muatan maksimum yang dapat diangkut oleh kapal, serta dimensi kapal.
3. Sertifikat Perlengkapan Keselamatan Kapal Barang/ Cargo Ship Safety Equipment Certificate
Sertifikat perlengkapan keselamatan kapal barang adalah menerangkan bahwa kapal tersebut dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan kapal yang masih berlaku dan masih layak pakai.
4. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang
Sertifikat keselamatan radio kapal barang adalah sertifikat yang menetapkan bahwa
kapal diperlengkapi dengan pesawat penerima dan pemancar radio yang memenuhi syarat sesuai kelas yang bersangkutan.
5. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran dari Kapal.
Sertifikat nasional pencegahan pencemaran dari kapal adalah sertifikat bagi kapal yang telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal.
6. Sertifikat Klasifikasi / Classification Certificate
Sertifikat klasifikasi adalah sertifikat yang menyatakan kelas suatu kapal, dikeluarkan untuk sebuah kapal oleh biro klasifikasi dan harus selalu berada di atas kapal selama kapal masih berada di klas yang dinyatakan.
7. Sertifikat Standar Pengawakan Kapal/ Minimum Safe Manning Certificate
Sertifikat standar pengawakan kapal adalah Sertifikat yang menyatakan batasan minimum awak Kapal yang harus berada di atas kapal untuk melakukan perjalanan laut sesuai dengan peraturan Safety of Life at Sea (SOLAS).
8. Sertifikat Lambung Timbul / International Load Line Certificate.
Sertifikat lambung timbul adalah sertifikat yang menetapkan
lambung kapal yang
diperbolehkan timbul di atas permukaan air laut minimum dan maksimum.
9. Port Clearance
Port clearance adalah dokumen yang menyatakan bahwa kapal telah mendapatkan izin dari Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk berlayar kepelabuhan tujuan.
10. Indonesia Health Book (Green Book) / buku kesehatan Indonesia.
Buku kesehatan Indonesia adalah buku yang berisi tentang catatan kesehatan yang ada di atas kapal dan buku ini berlakunya di Indonesia.
11. Crew List / Daftar Anak Buah Kapal
Crew list adalah suatu daftar resmi yang memuat nama- nama anak buah kapal beserta pangkat dan jabatan masing-masing di atas kapal.
12. Bill of Lading
Bill of lading adalah suatu tanda pengiriman barang yang diberikan oleh carrier kepada shipper yang menyatakan barang tersebut telah diterima dan telah disetujui oleh carrier untuk diangkut ke pelabuhan tujuan yang kemudian diserahkan kepada consignee.
13. Cargo Manifest
Cargo manifest adalah dokumen yang berisi tentang semua jenis muatan yang berada di atas kapal lengkap dengan Quantity, daftar ini berisi tentang: nama pengirim, nama penerima, merek barang, jumlah / berat barang, jenis barang dan ukuran barang.
Hambatan dalam Pelayanan Clearance In dan Clearance Out
Hal teknis yang paling mengganggu dalam pengamatan penulis saat proses pelayanan clearance in dan out kapal adalah Sistem Inaportnet yang jaringan internet-nya sering terjadi trouble, mengingat pelayanan di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin sudah terintegrasi dengan sistem Inaportnet sehingga apabila sistem
Inaportnet terjadi trouble tentunya akan mengganggu proses pelayanan clearance in dan out kapal.
Tentunya hal ini akan mengakibatkan pelayanan Clearance kapal terganggu karena seharusnya laporan pemberitaan pada kapal bisa dilakukan dengan cara otomatis (online) dalam waktu yang cepat, kemudian harus dilakukan secara manual dalam waktu yang lebih lama.
KESIMPULAN
Pelayanan Clearance In dan Clearance Out Kapal di Banjarmasin dengan system Inaportnet dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelayanan Clerance In dan Clearance Out dengan sistem Inaportnet sudah dapat di-implementasikan dengan baik di Banjarmasin sejak dari pelayanan kapal masuk sampai dengan kapal keluar pelabuhan dengan mendapatkan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) yang dikelurakan oleh syhabandar.
2. Hambatan memang masih ada, terutama yaitu terganggunya jaringan internet sehingga pelayanan kapal menjadi terlambat, dan untuk menagatsai masalah ini maka pelayanan online untuk sementara digantikan secara manual, meskipun memakan waktu agak lebih lama namun pelayanan terhadap kapal tetap bisa dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arwinas, 2001, Petunjuk Penanganan Kapal dan Barang di Pelabuhan, Herindo Ergatama, Jakarta.
Brata, 2003, Dasar-Dasar Pelayaran Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo. Davis. 2001. Sistem Informasi Manajemen Guna Mendukung Keputusan, Deepublish, Sleman
Hidayat, Edi, 2002, Membangun Kota Cerdas: Sebuah Panduan bagi Pemerintah Daerah, UGM Press, Yogyakarta,
Indarjit, 2001, Pengantar Konsep Dasar.
Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Istijanto. 2005. 63 Kasus Pemasaran Terkini Indonesia.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Jogianto, 2001, Pasar Efisien Secara Keputusan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kosasih dan Soewedo, 2007, Manajemen Pajak Korporat kemaritiman.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Moenir, 2010, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Angkasa, Jakarta.
Menteri Perhubungan, 2015, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM 157 tentang Penerapan Inaportnet. Menteri Perhubungan. Jakarta.
Purwosutjipto, 2003, Pengertian Pokok- Pokok Hukum Dagang Indonesia 3:
Hukum Pengangkutan, Djambatan, Jakarta.
Soewedo, Engkos, 2007, Manajemen Pelabuhan dan Realisasi Ekspor dan Impor, CV. Andi Offset, Surabaya.
Suyono, R.P. Capt, 2007, Pengangkutan Intermoda Ekspor Impor melalui Laut. Edisi 4. PPM, Jakarta.
Sudjatmiko, 2007, Pengantar Akuntansi Keuangan, CV. Alfa Beta, Surabaya.
Triadmojo, 2000, Perencanaan Bangunan Pantai. Jakarta: Beta Offset. Undang- Undang No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran.
Widiyati, Elok dan Ridwan, 2014, Kamus Pelayaran dan Kepelabuhanan, Leutikaprio, Yogyakarta.