• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.3 Persiapan Pasien Pre Operasi 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "2.1.3 Persiapan Pasien Pre Operasi 1"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Sebelum operasi, penting untuk memeriksa keadaan kesehatan secara umum, termasuk identitas klien, riwayat kesehatan seperti kesehatan sebelumnya, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, termasuk status hemodinamik, status kardiovaskular, status pernafasan, fungsi ginjal dan hati, endokrin. fungsi, fungsi imunologi, dll (HIPKABI, 2014). Berbagai latihan perlu dilakukan pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien menghadapi kondisi pasca operasi, seperti: nyeri pada area operasi, batuk dan banyak lendir (HIPKABI, 2014). Tanpa adanya hasil penelitian pendukung, mustahil dokter bedah dapat memutuskan operasi mana yang akan dilakukan pada pasien.

Selain itu perawat hendaknya mengkaji hal-hal yang dapat digunakan untuk membantu pasien mengatasi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti keberadaan orang terdekat, tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung/sistem pendukung (HIPKABI, 2014). Untuk mengurangi dan mengatasi kecemasan pasien, perawat dapat mengajukan pertanyaan mengenai persiapan pembedahan, antara lain (HIPKABI. Pengetahuan pasien tentang prosedur (pra, intra, pasca operasi) 5) Pengetahuan tentang latihan yang harus dilakukan sebelumnya.

Kecemasan merupakan emosi kompleks yang berhubungan dengan perasaan takut, sering kali disertai sensasi fisik seperti jantung berdebar, sesak napas, atau nyeri dada (Keliat et al., 2011). Menurut Cook dan Fontaine, kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang terjadi sebagai respons terhadap rasa takut akan cedera tubuh akibat kehilangan sesuatu yang berharga (Azizah et al., 2016). Menurut (Azizah et al., 2016), rentang reaksi kecemasan berfluktuasi antara reaksi adaptif antisipasi dan reaksi yang paling maladaptif yaitu panik.

Keadaan semakin waspada dan tegang, bidang persepsi menyempit dan ia tidak mampu memusatkan perhatian pada faktor/peristiwa yang penting baginya.

Tingkat Kecemasan

Respon Fisiologi Tubuh

Respon Perilaku, Kognitif dan Afektif

Penilaian Kecemasan

Instrumen ini terdiri dari 20 soal yang terdiri dari 15 soal untuk meningkatkan kecemasan dan 5 soal untuk menurunkan kecemasan. Tingkat kecemasan pada skala ini ada empat, yaitu: normal/tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat.

Neurofisiologi Kecemasan

Setelah dilepaskan, Ne dan adrenalin berikatan dengan reseptor adrenergik di berbagai jaringan, menghasilkan efek "lawan atau lari" yang khas. Efek berikut terlihat sebagai akibat dari aktivitas reseptor adrenergik: peningkatan keringat, peningkatan denyut jantung (peningkatan kecepatan konduksi, penurunan periode refrakter), sesak napas, nyeri dada, pelebaran pupil, peningkatan tekanan darah (peningkatan kontraktilitas), peningkatan otot. ketegangan. , penyempitan bidang persepsi, peningkatan emosi, kegugupan, ketakutan (Guyton, 2006). Secara umum, sistem saraf parasimpatis bertindak berlawanan dengan sistem saraf simpatis, yaitu membalikkan efek tanggap darurat.

Namun, mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatis mempunyai hubungan yang saling melengkapi, daripada yang satu bertentangan dengan yang lain. Ketika distimulasi, saraf presinaptik melepaskan asetilkolin (Ach) di ganglion. Asetilkolin pada gilirannya bekerja pada reseptor nikotinik dari neuron postsinaptik (Videbeck, 2008). Setelah gejala kecemasan mereda, keadaan psikologis menjadi rileks dan tingkat kecemasan menurun (Videbeck, 2008).

Hubungan Kecemasan dengan Tindakan Operasi

Konsep Foot Reflexology .1 Definisi Foot Reflexology

  • Manfaat Foot Reflexology
  • Zona Foot Reflexology
  • Metode Refleksi
  • Teknik Dasar Pemijatan
  • Mekanisme Kerja Foot Reflexology Terhadap Kecemasan

Karena mempengaruhi sistem saraf, pijat refleksi juga dapat meningkatkan aktivitas sistem vegetasi tubuh yang dikendalikan oleh otak dan sistem saraf yaitu sistem hormonal kelenjar, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, dan lain-lain (Hendro & Yusti, 2015 ). Zona ini meliputi bagian tubuh, depan dan belakang, mulai dari jari kaki hingga kepala dan otak. Zona 1: dari ujung jempol kaki melewati tungkai dan badan hingga kepala dan otak, lalu sepanjang lengan hingga ujung jempol kaki.

Zona 2: dari ujung jari kedua melewati kaki dan badan ke kepala dan otak, lalu turun ke tangan dan terus ke ujung jari telunjuk. Zona 3: Dari ujung jari ketiga melewati kaki dan badan ke kepala dan otak, lalu turun ke lengan dan terus ke ujung jari tengah tangan. Zona 4: Dari ujung keempat jari kaki melewati tungkai dan badan lalu ke kepala dan otak, lalu turun ke tangan dan terus ke ujung cincin.

Zona 5: dari ujung jari kaki kelima melewati bagian luar kaki dan badan ke kepala dan otak, lalu turun ke tepi luar lengan dan ke ujung jari kelingking. Hanne Marquardt dari Jerman menggunakan metode pijat refleksi untuk mengatasi gangguan pada sumsum tulang belakang, saluran pernafasan, saluran urogenital, tumbuh kembang anak, fungsi kelenjar, fungsi organ, dll. Menurut (Hendro & Yusti, 2015), bahan ajar pijat refleksi level 2 ini sesuai dengan SKKNI, SKL, KBK Pijat Refleksi Indonesia, menggunakan gambar peta tata letak dan sistem penomoran titik atau area pijat refleksi lebih rendah.

Metode pijat refleksi yang berkembang di Indonesia berasal dari dua sumber yaitu metode dari Taiwan dan metode yang diperkenalkan oleh Benjamin Gramm. Terapi pijat refleksi kaki sebaiknya dilakukan di ruangan yang bersih, tenang dan nyaman serta mempunyai lubang pertukaran udara yang memadai. Namun perlu diketahui bahwa efek pijatan tidak bisa langsung terlihat setelah melakukan titik pijat refleksi kaki.

Namun jika pemijatan dilakukan dengan teknik yang tepat dan frekuensi pemijatan yang cukup teratur maka akan dirasakan hasilnya oleh pasien (Adiguna & Maheera, 2016). Saat memijat titik refleks kaki, ada kalanya pemijatan sebaiknya dilakukan agak keras dan lembut. Pijat refleksi dapat dinikmati, dilakukan dengan nyaman, tidak terlalu nyeri dan dapat mengurangi bahkan menghilangkan keluhan atau gangguan (Hendro & Yusti, 2015).

Memukul adalah gerakan mengetuk atau memukul yang merangsang jaringan otot dan dilakukan secara cepat dan bergantian dengan kedua tangan. Stimulasi pijat refleksi bekerja dari dalam dan memanipulasi energi tubuh sehingga tubuh memperbaiki kondisi dan merangsang sistem saraf untuk melepaskan ketegangan.

Gambar 2.2 Pembagian Zona Longitudinal
Gambar 2.2 Pembagian Zona Longitudinal

Kerangka Konsep

Hipotesis Penelitian

Gambar

Tabel 2.1 Respon Fisiologi Tubuh Terhadap Kecemasan
Tabel 2.2 Respon Perilaku, Kognitif, dan Afektif Terhadap Kecemasan
Gambar 2.2 Pembagian Zona Longitudinal
Gambar 4.4 Titik-Titik Refleksi pada Kaki Bagian (a) Dalam, (b) Luar, dan (c)  Punggung
+4

Referensi

Dokumen terkait

Thus quickly is a horse finished in Africa!' 9 At precisely the same time, a German observer, Professor Ferdinand Krauss of Stuttgart, travelling not much more than a hundred miles