• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 spesifikasi teknis mep

N/A
N/A
Sahabuddin

Academic year: 2025

Membagikan "2 spesifikasi teknis mep"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 1 BAB I

PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

UMUM

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi bidang Elektrikal dan Mekanikal dari muali pengadaan barang, pemasangan, instalasi, test commissioning sampai sistem berjalan dengan baik seperti seharusnya. Leingkup pekerjaan meliputi seperti berikut ini:

I. PEKERJAAN ELEKTRIKAL I.1 Pekerjaan Listrik dan Instalasi Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:

o Pekerjaan Sistem Kelistrikan Gedung IRNA

 Pengadaan dan pemasangan Sub Distribution Panel IRNA

 Pengadaan dan pemasangan Panel Distibusi Lantai

 Pengadaan dan pemasangan panel instalasi penerangan dan kotak-kontak

 Pengadaan dan pemasangan panel AC

 Pengadaan dan Pemasangan Panel Pompa

 Pengadaan dan Pemasangan Panel Lift

 Pengadaan dan pemasangan Fixture serta instalasi Lampu Penerangan bangunan dan lampu penerangan lingkungan

 Pengadaan dan pemasangan instalasi kotak-kontak

 Pekerjaan Sistem Pembumian o Pengurusan ijin-ijin dan tambah daya

o Melaksanakan Test Comissioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

(2)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 2 I.2. Pekerjaan Penyalur Petir

Pekerjaan Penyalur Petir meliputi :

o Pengadaan dan pemasangan batang penangkap petir sistem konvensional (sitem sangkar Faraday)

o Pengadaan dan pemasangan dudukan air termination o Pengadaan dan pengerjaan instalasi down conductor o Instalasi sistem pembumian

o Membuat as built drawing

I.4. Pekerjaan Fire Alarm Control System Pekerjaan Fire Alarm Control System meliputi:

o Pengadaan dan pemasangan unit utama FACP tipe Semi Adressable o Pengadaan dan pemasangan instalasi Photoelectric type Smoke Detector o Pengadaan dan pemasangan instalasi Rate Of Rise Temperature

Detector

o Pengadaan dan pemasangan Indicator Lamp, Alarm Bell dan Manual Station Break Glass

o Pengadaan dan pemasangan transponder o Pengurusan ijin-ijin

o Pekerjaan test commissioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi I.5. Pekerjaan Telephone

Pekerjaan Telephone meliputi

o Pengadaan dan pemasangan Main Distribution Frame (MDF) Pengadaan Slot Card

o Pengadaan dan pemasangan pesawat telphone baik standard maupun jenis “display”

(3)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 3 o Pengadaan dan pemasangan sistem distribusi telphone sampai dengan

outlet telphone.

o Melaksanakan pemprograman sistem sesuai dengan yang dibutuhkan user

o Melaksanakan test commisioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

I.6. Pekerjaan CCTV Pekerjaan CCTV meliputi :

o Pengadaan dan pemasangan Camera CCTV o Pengadaan dan pemasangan DVR

o Pengadaan dan pemasangan sistem monitoring

o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pengkabelan o Melaksanakan test commisioning

o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

I.7. Pekerjaaan Sound Sistem Pekerjaan Sound System meliputi :

o Instalasi tata suara publik yang meliputi Amplifier, Ceiling Speaker, Attenuator dan Power Suply

o Penyambungan sistem tata suara Gedung Rawat Inap ke box sound system gedung terdekat

o Pekerjan test commissioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

(4)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 4 I.8. Pekerjaan Nurse Call System

Pekerjaan Nurse Call meliputi

o Pengadaan dan pemasangan perangkat utama Nurse Call System o Pengadaan dan pemasangan call point system

o Pengadaan dan pemasangan instalasi o Melaksanakan test commisioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

(5)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 5 II. PEKERJAAN MEKANIKAL

II.1.Pekerjaan Sistem Air Bersih dan Air Panas Pekerjaan sistem air bersih meliputi:

o Pembuatan sumur dalam lengkap dengan pompa Deep Well, pengujian kualitas air dan ijin-jin termasuk sosialisasi terhadap masyarakat setempat

o Pengadaan dan pemasangan Lifting Pump c/w Panel Control dan instalasinya

o Pengadaan dan pemasangan Booster Pump Set c/w Panel Control instalasinya

o Pengadaan dan pemasangan Sistem Air Panas

o Pengadaan dan pemasangan jaringan instalasi pipa air bersih dan air panas

o Pengadaan dan pembangunan Watter Torent/ Roof Tank o Melaksanakan test commissioning

o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

II.2. Pekerjaan Sistem Air Kotor dan Air Hujan Pekerjaan Plumbing meliputi :

o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Air Kotor o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Kotoran (tinja) o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Vent

o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Air Hujan

o Pengadaan dan pembangunan sistem Instalasi Penangkap Lemak (Grease Trapp)

o Pengadaan dan pembangunan sumur peresapan

o Melaksanakan test kebocoran terhada instalasi pipa dan instalasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini

(6)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 6 o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan

perawatan

II.3. Pekerjaan Sistem Tata Udara Pekerjan sistem tata udara meliputi:

o Pengadaan dan pemasangan peralatan tata udara sistem Multi Digital Scroll Inverter atau VRV yang terdiri dari jenis Wall mounted, Caset dan Split Duct

o Pengadaan dan pemasangan Fan baik itu exhaust Fan maupun Ceiling Fan

o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan refrigerant lengkap dengan instalasi drain nya

o Pengadaan dan pemasangan sistem distribusi udara Ducting o Pengadaan dan pemasangan sistem ventilasi udara

o Melaksanakan test commisioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

II.4. Pekerjaan Sistem Gas Medis Pekerjaan sistem gas medis meliputi :

o Pengadaan dan Pemasangan Sistem Sentral Oksigen

o Pengadaan dan Pemasangan Sistem Sentral Compressed Air o Pengadaan dan Pemasangan Sistem Sentral Vacuum

o Pengadaan dan pemasangan Instalasi Wall Point Oksigen.

o Pengadaan dan pemasangan Instalasi Wall Point Compressed Air o Pengadaan dan pemasangan Instalasi Wall Point Vacuum

o Pengadaan dan pemasangan zone valve

o Pengadaan dan pemasangan Medical Gas Alarm o Melaksanakan test commisioning

(7)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 7 o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

II.5. Pekerjaan Transportasi Vertical (Lift) Pekerjaan transportasi vertical meliputi :

o Pengadaan dan pemasangan Bed Lift sebanyak dua unit dengan masing- masing kapasitas 1600 kg

o Melaksanakan test commisioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

II.6. Pekerjaan Hydrant dan Splinkler serta APAR Pekerjaan hydrant dan splinkler meliputi :

o Pengadaan dan pemasangan Alarm Gong

o Pengadaan dan pemasangan Pressure Reducing Valve o Pengadaan dan pemasangan Branch Control Valve

o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi Hydrant dan Splinkler sesuai dengan gambar perencanaan

o Pengadaan dan pemasangan APAR dari jenis CO2

o Melaksanakan test commisioning o Melaksanakan pelatihan

o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

(8)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 8 B. STANDAR DAN REFERENSI

B.1. Standar dan referensi yang dipakai dalam proyek ini harus sesuai dengan standard :

o Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) o Standard Nasional Indonesia (SNI)

o International Electrotechnical Commission (IEC) o National Electric Code (NEC)

o Standards Association Australia (SAA) o Britist Standard Institution (BSI)

o Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan

o Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung o NFPA, ARI, JIS, ASTM, ASME, NFPA, SMACNA

o Peraturan-peraturan setempat o Peraturan PLN

o Peraturan Keselamatan Kerja o Peraturan Instansi yang berwenang

o Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikerjakan.

B.2. Persyaratan Pemborong Listrik

Persyaratan yang melaksanakan proyek ini adalah sebagai berikut:

o Pemborong Listrik harus anggota dari AKLI

o Harus mempunyai Pas Instalatir kelas C untuk tahun takwim 2006 s/d 2008.

o Harus mempunyai Surat Ijin Pemborongan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Jasa Konstruksi no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Undang-undang no 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan

(9)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 9 C. GAMBAR-GAMBAR KERJA

Setelah daftar bahan bersesuaian dengan keadaan lapangan /lokasi dan disetujui oleh Direksi Proyek, kontraktor masih harus menyediakan gambar- gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan dari direksi proyek.

Dalam gambar kerja, lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi, data performance, nama badan usaha yang menyediakan spare part dan after sales service untuk material-material tertentu. Dalam gambar kerja harus jelas terlihat dan dijamin bekerjanya peralatan di dalam sistem secara keseluruhan.

Bila dirasa perlu adanya perubahan ataupun penyimpangan dari sistem yang direncanakan sebelumnya sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan, pada prinsipnya dapat dilakukan sepanjang didukung dengan alasan tertulis dari pabrikan atau distributor utama dari peralatan tersebut. Perubahan di atas haruslah mendapatkan persetujuan dari Direksi Projek dan tidak membawa akibat pertambahan biaya.

D. KOORDINASI PEKERJAAN

Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap pemborong harus mengkoordinir atau menyesuaikan pelaksanaan pekerjaan dengan pemborong lainnya atau sesuai dengan petunjuk Direks Projek, sebelum pekerjaan dimulai. Gangguan dan konflik haruslah dihindari

E. PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN

1. a. Syarat-syarat Dasar

o Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan

o Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas yang cukup

(10)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 10 o Harus sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan

o Ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari yang telah disediakan

o Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan ukuran minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan oleh kontraktor dengan syarat-syarat sebagai berikut :

o Mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek o Tidak menyebabkan tambahan peralatan o Sistem tidak menjadi lebih sulit

o Tidak membutuhkan tambahan ruang

o Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan 2.b. Syarat-syarat Fisis

o Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama, diminta dari merk atau dibuat oleh pabrik yang sama

o Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagiannya sebaiknya dari merk yang sama

2.c. Syarat-syarat Administrasi Teknis

o Untuk menjamin keaslian produk, maka semua material dan peralatan yang dipasang harus dilengkapi dengan certificate of Origin

o Certificate of Origin harus disertakan bersamaan dengan pengiriman material/peralatan

o Certificate of Origin harus ditunjukan kepada Direksi Projek dan Direksi Projek diberi copynya

o Certificate of Origin disampaikan kepada pengguna jasa (owner) sebagai kelengkapan administrasi serah terima pertama

(11)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 11 F. DAFTAR MATERIAL

Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan memulai pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh direksi proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuan oleh direksi atas dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.

G. MATERIAL

Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik. Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud

H. CONTOH BAHAN/MATERIAL

Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan/material yang akan dipasang untuk dimintakan persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor

I. PERALATAN YANG TERSEBUT DENGAN MERK

Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixtures dan lain-lain yang disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan Direksi Proyek.

(12)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 12 J. PERLINDUNGAN PEMILIK

Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor, pemberi tugas dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya

K. PENGECATAN

Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang sama/merata.

L. PERCOBAAN

Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, jarus diganti dan diperbaiki oleh kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali

M. MANUAL

Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada Pemilik dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh pemilik. Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu untuk pengoperasian jangka panjang.

Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang

(13)

Gedung Rawat Inap RSUD TEMANGGUNG I. 13 dipakai. Manual ini harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).

N. TANDA PENGENAL

Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk menjelaskan penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode nama, dan dipasang pada setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini menembus dinding atau lantai. Disamping huruf-huruf pada tanda pengenal ini harus digambarkan anak panah yang menunjukan arah sedemikian rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.

O. PLAT NAMA

Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-tombol dan barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan penggunaanya.

P. SERAH TERIMA PEKERJAAN Serah terima pekerjaan tahap pertama

Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah ditentukan pada RKS sebelumnya, khusus untuk pekerjaan mechanical dan Electrical, pada serah terima tahap pertama ini kontraktor dipersyaratkan dan diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan administrasi sebagai berikut

1. Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan utama yang dipakai pada projek ini

2. Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada produk ini

3. Berita acara pengetesan (test commisioning)

Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.

(14)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

BAB II. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

II.1. Spesifikasi Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal 1. U M U M

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausul dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti klausul-klausul tersebut harus mendapat perhatian khusus.

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, pemborong harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

2. GAMBAR-GAMBAR

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik tapi merupakan suatu kelengkapan agar system dapat bekerja dengan baik maka konraktor diwajibkan untuk menyediakan dan memasangnya.

b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil juga harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan detail "finishing" dari proyek.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan mengajukan gambar- gambar kerja dan detail (shop working drawing) yang harus diajukan kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Konsultan Pengawas dianggap bahwa Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.

d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan- catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir)

(15)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

dan lima set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas segera setelah pekerjaan selesai 100 % . 3. KOORDINASI

a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.

b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

4. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH

a. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pemborong menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan Pengawas, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas. Persetujuan oleh Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar pertimbangan teknis dan persyaratan yang dikehendaki RKS ini.

b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Konsultan Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong.

c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.

d. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera menghubungi Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.

e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila

(16)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Pemborong, untuk itu pemilihan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5. COMMISSIONING DAN TESTING

a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku.

b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Pemborong.

6. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas.

Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Konsultan Pengawas atau oleh Pemilik (Pemberi Tugas) .

7. PERLINDUNGAN PEMILIK

Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

8. C O N T O H

Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.

Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.

9. PENGETESAN

Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan

(17)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

oleh Konsultan Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong.

10.PENGUJIAN DAN PENERIMAAN

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan Pengawas.

11.MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari penyerahan kedua.

b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.

c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.

d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dan dinyatakan baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan Pengawas serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.

e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut

(18)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).

Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating maintenance and repair manual books, sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.

12. LAPORAN

a. Laporan Harian :

Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan"

yang memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :

1. Kegiatan Fisik.

2. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.

3. Hal-hal yang menyangkut masalah : - Material (masuk/ditolak)

- Jumlah tenaga kerja - Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Konsultan Pengawas untuk dike- tahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).

2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.

3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas pekerjaan ini.

(19)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

13.PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA

a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas.

b. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas petunjuk, dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong melalui penanggung jawab Pemborong.

14. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN

a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar- gambar rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas.

b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Konsultan Pengawas pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.

c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Konsultan Pengawas secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang terlebih dahulu harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.

15. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini.

b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.

c. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

(20)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

16. PEKERJAAN LISTRIK

a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.

b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.

17. PEMERIKSAAN RUTIN

a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan routine.

b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

18. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG

a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.

b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu mendapatkan izin dari pemberi tugas.

19. PENJAGAAN

a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat- alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).

b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pemborong.

(21)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

20. DAYA LISTRIK DAN PENERANGAN

a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.

b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/ daya kerja harus disediakan oleh Pemborong.

21. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.

b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya peme- riksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.

c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.

22. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG

a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh untuk mengambil keputusan.

b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang diperlukan pemberi tugas.

c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, bertanggung jawab penuh kepada Konsultan Pengawas.

d. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas di dalam pelaksanaan, disam- paikan langsung kepada Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai penanggung jawab di lapangan.

(22)

Gedung Rawat Inap RSUD II.1-

e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

23. PENGAWASAN

a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Konsultan Pengawas.

b. Pada setiap saat Konsultan Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

d. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

(23)

II.2 Sistem Catu Daya A. U m u m

Pada prinsipnya kebutuhan listrik untuk bangunan dan fasilitas rumah sakit ini dicatu oleh tiga jenis sumber listrik, yaitu :

1. Listrik dari PLN sebagai sumber catu daya utama

2. Listrik dari Genset sebagai sumber utama pada saat sumber PLN mengalami gangguan dan juga bertugas untuk mencatu daya di saat beban puncak PLN

3. Listrik dari UPS sebagai catu daya pada sistem atau bagian peralatan yang membutuhkan suplay listrik yang kontinyu, seperti peralatan medis dan di ruang operasi

Mengingat rumah sakit adalah bangunan yang mempunyai tingkat keamanan dan emergensi tinggi, maka tingkat kehandalan sistem kelistrikan harus mendapatkan perhatian dan prioritas utama.

B. Spesifikasi Teknis 1. Catu Daya PLN

a. Kapasitas daya langganan : 555 kVA 2.

Gedung Rawat Inap Penyakit Paru RSUD TEMANGGUNG II.2-1

(24)

II.2.a. UPS UNTUK TRAFO ISOLASI

(Solid State Uninterruptible Power Supply)

PART 1 - GENERAL 1.1 SUMMARY

A. Scope: This specification describes the operation and functionality of a

continuous duty, single-phase, solid-state, static Uninterruptible Power Supply (UPS) hereafter referred to as the UPS.

B. Included Features of the UPS:

1. The UPS utilizes double conversion online topology designed to protect electronic equipment by supplying reliable, network-grade power featuring extremely tight voltage and frequency regulation.

2. The UPS features internal bypass and input power factor correction.

3. The primary sections of the UPS are: input disconnect and filter stage, input PFC power stage, energy storage stage (DC bus capacitor bank), output power (inverter) stage, bypass, and a battery charger. The control of power module and fault detection logic is microcontroller-based.

a. The input disconnect and filter stage contains an input back-feed relay, input filter, transient suppression, and battery select switches (mechanical relay or solid-state).

b. The Input PFC power stage contains non-isolated power-factor-correcting AC/DC converters. These converters are capable of full power operation in a very wide input voltage range or from a nominal DC battery voltage.

c. The energy storage stage is a split DC bus capacitor handling seamless transitions from battery to online and vice versa as well as the low and high frequency power stages ripple.

d. The output power (inverter) stage operates directly from the DC bus and produces a configurable AC output voltage of 200, 208, 220, 230 or 240 Vac output, 1 kVA and 2 kVA models produce 220, 225, 230 or 240 Vac, 15 kVA and 20 kVA models produce 220, 230, 240 Vac (single phase) or 380, 400, 415 Vac (three phase). The output of the UPS is connected either to the inverter or through a bypass relay or static switch to the filtered input line.

e. The UPS contains a battery charger, which operates from the DC bus.

The UPS batteries are modular, hot-swappable, and user-replaceable.

C. Performance, Design, and Configurations: The UPS and associated equipment operates in conjunction with a primary power supply and an output distribution system to

provide quality uninterrupted power for a mission-critical, electronic equipment load.

1. This specification describes the performance, functionality, and design of the UPS

(25)

Service Bypass Panel, hereafter referred to as the SBP, the external Battery Systems, and connectivity solutions.

2. All programming and miscellaneous components for a fully operational system as described in this specification are available as part of the UPS.

REFERENCES

A. General: The publications listed below form a part of this Specification to the extent

referenced. The publications are referred to in the text by the basic designation only.

The

edition/revision of the referenced publications is the latest date as of the date of the Contract Documents, unless otherwise specified.

B. Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc. (IEEE):

1. ANSI/IEEE 519, "Guide for Harmonic Control and Reactive Compensation of Static

Power Converters" (copyrighted by IEEE, ANSI-approved).

C. International Organization for Standardization (ISO):

1. ISO 9001, "Quality Management Systems - Requirements."

2. ISO 14001, “Environmental Management Systems - Requirements with Guidance for Use

System Characteristics:

a. System Capacity: The system is rated to be capable of supporting:

 8 kVA or 6400 W, whichever limit is reached first (for the 8 kVA models).

b. Efficiency: The UPS full-load efficiency stated here is without degradation of output regulation as specified:

 Efficiency is at least 92%

c. Input:

 AC Input Nominal Voltage:

1) 220/230/240 Vac, single phase, 3 wire (L + N + G) or 380/400/415 Vac,three phase, 5 wire (L1+L2+L3+N+G)

 AC Input Voltage Window:

1) 160 – 280 Vac (L-N) for singlephase input or 277 – 485 Vac for three phase input at full load whileproviding nominal charging to the battery system.

 Input Frequency Range: 45-65 Hz, auto-selecting.

(26)

 Input Power Factor: Minimum 0.95 at 100% load at 230 Vac.

 Input Current Distortion:

1) Maximum 6% at 100% load at 230 Vac (1 kVA, 2 kVA, 8 kVA, 10 kVA,15 kVA, and 20 kVA models)

 UPS Output:

1) AC Nominal Output Voltage: Single Phase, 3-wire (Phase + N + G)

2) 200 Vac, 208 Vac, 220 Vac, 230 Vac or 240 Vac, user- selectable - 3 kVAto 10 kVA models

 Output Connectors:

1) (6) IEC 320 C13 (1 kVA and 2 kVA models)

2) (8) IEC 320 C13 and (2) IEC 320 C19 (2.2 kVA model and 3 kVA to 6 kVAmodels)

3) Hardwire 3 wire (Phase + N + G), (4) IEC 320 C13 and (4) IEC 320 C19

 Output Frequency: 50/60 +/- 3 Hz tracking or 50/60 +/- 0.1 Hz tracking(user-selectable).

 AC output voltage distortion:

1) Maximum 2% @ 100% linear load; Maximum 5% @ 100%

non-linear load

 AC output static voltage regulation: +/-1%.

 AC output dynamic voltage regulation: +/- 8% maximum for 100%

loadstep at less than 10 ms recovery time

 Overload Rating:

1) Normal Operation (Online):

o 150% for 30 seconds o 125% for 1 minute o 105% continuous

 Bypass Operation: Overload is limited by the upstream branch protectionfeeding the UPS.

o 50 A 2-pole circuit breaker should befitted at the input with a single phase supply, and a 50 A 4-pole circuitbreaker should be fitted at the input with a three phase supply.

 Output Power Factor Rating:

1) 0.2 –1.0 lagging 2) Nominal: 0.7 lagging 1. TRAFO ISOLASI

(27)
(28)

Gedung Rawat Inap RSUD II.3-

II.3. PANEL TEGANGAN RENDAH

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.

Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

2. Type dan Macam Panel

Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya.

a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :

 MDP

 LVMDP

b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed), Coulomb/Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :

 Panel Pompa

 Panel Penerangan

d. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam gambar rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.

3. Karakteristik Panel

 Tegangan kerja : 400 volt

(29)

Gedung Rawat Inap RSUD II.3-

 Tegangan uji : 3.000 volt

 Tegangan uji impulse : 20.000 volt

 Frekwensi : 50 Hz

4. Panel Kendali Motor (Pompa)

Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y - D

Kerja starter motor Y-D adalah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan secara manual atau remote.

Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :

 3 buah kontaktor daya

 1 thermal overload relay

 1 motor timer

 1 tombol start stop

 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)

 3 indicator lamp :

 Merah : Fault

 Hijau : Stop

 Orange : Start 5. Konstruksi Panel

a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.

b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.

c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.

d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,50 mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.

(30)

Gedung Rawat Inap RSUD II.3-

e. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :

 Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan.

 Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.

 Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.

 Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :

Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium

 Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".

 Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat

“Powder Coating”, warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.

g. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB) dengan breaking capacity minimal 6 - 8 KA simetris.

Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.

Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. Main MCCB dari setiap panel daya (power panel) harus dilengkapi dengan “Phase Failure Relay” dan kabel control harus tahan api.

h. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame main pemutus tenaga.

(31)

Gedung Rawat Inap RSUD II.3-

Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% . Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000;

Phasa : Merah, kuning, hitam Netral : Biru

Ground : Hijau - Kuning.

i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari produk setara Sncheider

j. Pemberian Tanda Pengenal

Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :

 Fungsi peralatan dalam panel

 Posisi terbuka atau tertutup

 Arah putaran dari handel pengontrol dari switch

 Dan lain-lain.

Pada setiap panel harus dilengkapi dengan gambar wiring diagram yang ditempatkan di bagian sisi dalam pintu panel.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

k. Pengujian

Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :

 Test kekuatan tegangan impuls

 Test kenaikan temperatur

 Test kekuatan hubung singkat

 Test arus beban lebih

 Test untuk alat-alat pengaman

 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud

 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel

 Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock

 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

(32)

Gedung Rawat Inap RSUD II.3-

6. Produk

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan dalam perencanaan. Pemborong baru bisa mengganti bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari para pihak yang berkewenangan untuk itu.

Produk bahan dan peralatan yang dapat dipakai dalam pekerjaan ini adalah :

No Bahan / Peralatan Merk / Pembuat

Panel Tegangan Rendah

1 Komponen Panel Sncheider

2 Circuit Breaker Sekualitas Sncheider

3 Metering Telemecanique, Siemen, Sncheider, ABB 4 KWH Meter Carlo Galvanizzi, Mooler, Fuji, Schlumberger

5 Contactor Sekualitas Sncheider

6 Capacitor Bank GAE, Lifasa, Nokian, Alpivar, Chohlerr

7 Panel Maker Prima Dinamika Abadi (PDA), Rickstar Panel, Simetri, Jaya Kencana Elektrik

(33)

Gedung Rawat Inap RSUD II.4-

II.4. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

1. U m u m

Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGbY, NYM 06/1 KV, NYMHY 0.6/1 KV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

2. Instalasi dan Pemasangan Kabel a. Bahan

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.

Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian kabel kendali/control.

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :

 Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit Hight Impact uPCV

 Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY

 Kabel yang ditanam di tanah harus menggunakan kabel NYFGbY

 Kabel penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY.

 Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP menggunakan kabel jenis NYY.

 Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel hydrant menggunakan kabel jenis FRC.

 Kabel yang digunakan harus setara dengan merk Kabelindo, Kabelmetal, Tranka dan Supreme kecuali kabel FRC digunakan merk : Radox, Elcuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli

Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, beton, dll) harus berada di dalam conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3 dari diameter luar kabel.

(34)

Gedung Rawat Inap RSUD II.4-

b. "Splice" / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).

Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara "Solderless Connector", jenis compression atau soldered.

Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor- konduktor dengan baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

c. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lainnya harus dipasang memakai cara yang disetujui atau sesuai saran teknis dari pabrik pembuat.

d. Penyambungan Kabel

1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak- kotak penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.

2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama- namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas lalu dibuatkan berita acaranya

(35)

Gedung Rawat Inap RSUD II.4-

3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan- penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.

Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.

4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / procelen yang khusus untuk listrik.

5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.

6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.

7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan

1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.

2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.

3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.

4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit dengan diameter minimum 5/8" . Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction box.

Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Product Jerman, Eropa, tutup blank plate stainless steel, type "star point".

(36)

Gedung Rawat Inap RSUD II.4-

5. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan "Socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

f. Pemasangan Kabel dalam Tanah

1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.

2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.

3. Untuk kabel tanah yang menyebrangi jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel. .

4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW. Jika pada penyeberangan kabel tersebut juga ada instalasi lainnya misal gas dan air, maka kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.

5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.

6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, penyambungan ini harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.

7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking atau patok kabel yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul. Patok kabel dipasang pada setiap jarak +/- 30 meter dan pada setiap belokan.

(37)

Gedung Rawat Inap RSUD II.4-

3. Pengujian & Testing a. Factory Test

 Pengetesan Individuil

Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai berikut :

 Pengetesan ukuran tahanan hantaran

 Pengetesan dielektrik

 Pengukuran loss factor

 Continuity

 Pengetesan Khusus

Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.

Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut :

 Test tegangan impuls

 Mekanikal test

 Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature

 Pengetesan dielektrik

 Pengetesan perambatan (Creep Test)

b. Site Test

Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.

(38)

Gedung Rawat Inap RSUD II.5-

II.5. PENERANGAN DAN STOP KONTAK

1. Lampu dan Armature Penerangan Umum

Lighting System merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Housing dan Reflector, Lampu dan Gears.

 Housing, reflector, lampu dan gears (capacitor, ballast, starter dan accessories) sebainya merupakan satu set dari satu merk (bukan campuran)

 Reflector harus dengan system anti glare terbuat dari system tiga dimensi lengkung, sehingga sumber cahaya yang tertangkap oleh kaca (misal : monitor komputer) tidak terpantulkan.

Housing Material dan Finishing Lampu Fluorescent (TL)

 Zinc coated white paint sheet steel minimal 0.6 mm

 Optics : High impurity pre-anodize alumunium sheet, semispecula and specula finished

 In-fill panel : Cold Rolled steel with white paint

Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal .

 Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).

 Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari louver.

 Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.

 Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.

 Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

(39)

Gedung Rawat Inap RSUD II.5-

 Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses anti korosi proses “posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.

 Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.

 Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,6 mm.

 Ballast untuk lampu TL harus dari jenis Balast Electronic non economy dan harus pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).

 Tabung Fluorescent harus dari type TL-LED

 Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.

 Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Perencana.

2. Stop Kontak Biasa

o Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak industrial 1 phasa + N + E, rating 250 Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di dinding / kolom.

o Stop kontak baik tipe tunggal maupun ganda dengan kontak pembumian disisinya harus dari tipe pemasangan terbenam (inbow) dan harus memenuhi standar CEE7

o Kapasitas minimal stop kontak adalah 250 volt, 16 A baik tipe tunggal maupun ganda

o Stop kontak dipasang pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan lantai, kecuali ditentukan secara khusus.

(40)

Gedung Rawat Inap RSUD II.5-

o Saklar baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan terbenam dengan kapasitas minimal 10 A dan harus memenuhi standard BS 3676

o Saklar dipasang pada ketinggian 150 cm dari atas permukaan lantai, kecuali ditentukan secara khusus

o Stop kontak dan kontak tusuk untuk peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan

o Kecuali ditentukan lain, semua stop kontak dan saklar dan grid switch harus berwarna putih.

o Product ex LEGRAND, MK

3. Stop Kontak Industrial, 1 phasa dan 3 phasa + N + E

o Stop kontak industrial yang dipakai adalah stop kontak industrial 1 phasa dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 80 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan.

o Stop kontak industrial 3 phasa yang dipakai adalah stop kontak industrial 3 phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan. Rating 3 Phasa, 415 Volt, 32 A yang dilengkapi switch.

4. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch

o Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating lamp.

o Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.

o Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.

o Switches harus dipasang pada box.

5. Box untuk Saklar dan Stop Kontak

o Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.

o Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop kontak dinding terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

(41)

Gedung Rawat Inap RSUD II.5-

6. Kabel Instalasi

o Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY).

o Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :

Fasa R : merah Fasa S : kuning Fasa T : hitam Netral : biru

Grounding : hijau/kuning

7. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

o Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high impact. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

o Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T- Junction box) dan armature lampu.

o Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa conduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19 - 25 mm.

8. Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat dari plat Mild Steel dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan stop kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan min.

2,0 mm dengan difinishing hot dip galvanized.

(42)

Gedung Rawat Inap RSUD II.5-

9. Testing / Pengujian

Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :

1. Test ketahanan isolasi

2. Test kekuatan tegangan impuls 3. Test kenaikan temperatur 4. Continuity test.

(43)

Gedung Rawat Inap Penyakit Paru RSUD II.6-

II.6. SISTEM PEMBUMIAN

1. Umum

Yang dimaksud dengan pembumian dalam hal ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pembumian system dan pembumian perlengkapan (peralatan)

2. Pembumian Sistem

Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).

Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.

Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.

Ketentuan-ketentuan penghantar pentanahan yang harus diikuti antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor daya yang digunakan (mm2)

Penampang Konduktor pembumian (mm2

≤10 .mm2 6 .mm2

16 .mm2 10 .mm2

35 .mm2 16 .mm2

70 .mm2 50 .mm2

120 .mm2 70 .mm2

≥ 150 .mm2 95 .mm2

3. Pembumian Perlengkapan Electronic

Sistem pembumian perlengkapan, terutama peralatan-peralatan elektronik harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Tahanan pentanahan untuk peralatan elektronik medis maksimum 0,5 Ohm.

(44)

Gedung Rawat Inap Penyakit Paru RSUD II.6-

b. Peralatan elektronik lainnya seperti server, telephone/PABX, sound system, FACP dan peralatan kondali Lift, tahanan pentanahannya maksimum 1 Ohm.

4. Teknik Pengerjaan Pembumian

o Tanam ground rood 1“ secara vertical sampai kedalaman tanah tertentu setelah diukur tahanan pembumian nya harus kurang dari 2 Ohm

o Terminal pembumian tersebut harus terletak di dalam bak kontrol khusus.

o Sambungan sistem pembumian dengan down conductor ditempatkan dalam bak kontrol

o Penempatan bak kontrol harus mudah dijangkau dan mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan pengetesan.

o Sambungan antara down conductor dan sistem pembumian harus terikat erat sehingga konduktivitasnya terjamin. Namun demikian harus pula mudah di buka untuk dilakukan pengetesan.

Jika tahanan pembumiaan yang diinginkan belum bisa dicapai, sehingga untuk pencapaianya diperlukan beberapa elektrode maka jarak antara elektrode tersebut minimum harus dua kali panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh panjangnya, maka jarak minimum antara elektroda harus dua kali panjang efektifnya.

(45)

Gedung Rawat Inap RSUD II.7-

II.7. SISTEM PENYALUR PETIR DAN PEMBUMIAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja, dan lain – lain untuk pemasangan, pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi sistem penyalur petir seperti disyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan pada Gambar Perencanaan.

Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan – pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem penyalur petir.

1.2. Item – item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Elektroda penyalur petir ini termasuk batang penyalur petir (air termination), dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penyalur petir.

Hantaran turun. Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung, penyangga dan klem untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.

Elektroda pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol dan material – material bantu lainnya.

1.3. Instalasi sistem penyalur petir harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja RI.

(46)

Gedung Rawat Inap RSUD II.7- 2.0. STANDAR / RUJUKAN

1.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000)

1.2. Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir (PUIPP 1983) 1.3. British Standard (BS)

1.4. Standar Nasional Indonesia (SNI) 1.5. Japanese Industrial Standard (JIS)

1.6. Institute Electrotechnical Commision (IEC)

1.7. Spesifikasi Teknis 03300 – Beton Cor di Tempat 3.0. PROSEDUR UMUM

3.1 Elektroda Penyalur Petir (lihat gambar perencanaan)

3.1.1 Air Termination dari jenis konvensional (sangkar Faraday) 3.1.2 Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap

pengaruh goncangan dan angin.

3.1.3 Air termination yang dipakai harus mendapat ijin atau rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja RI atau instansi lain yang berwenang.

3.1.4 Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis bukan radioaktif.

3.1.5 Detail dan tata letak instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar Kerja.

3.1.6 Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.

3.1.7 Elektroda penyalur petir harus dihubungan dengan hantaran turun.

Referensi

Dokumen terkait

Jual Es Batu Kristal Di Bandung, Harga Mesin Es Batu Kristal Surabaya, Harga Serutan Es Listrik, Jual Es Tube Surabaya, Ice Tube Surabaya Mesin es kristal alat yang digunakan untuk memproduksi es dalam bentuk kristal yang jernih dan padat. Mesin ini bekerja dengan cara mengubah air menjadi es dengan proses pembekuan secara cepat, biasanya menggunakan sistem pendingin yang efisien * Cara penggunaanya - Persiapkan Mesin - Isi Tangki dengan Air - Nyalakan Mesin - Proses Pembekuan - Ambil Es - Matikan Mesin - Pembersihan Rutin * Keunggulan - Kejernihan Es - Kualitas Es yang Lebih Padat dan Keras - Efisiensi Energi - Penggunaan yang Fleksibel - Hasil Es dalam Jumlah Banyak - Mudah Digunakan dan Dikelola - Mengurangi Pemborosan Air - Bersih dan Higienis * manfaat - Meningkatkan Kualitas Hidangan dan Minuman - Menyediakan Pasokan Es yang Cukup - Es yang Lebih Tahan Lama - Higienis dan Aman Jual Es Batu Kristal Di Bandung, Harga Mesin Es Batu Kristal Surabaya, Harga Serutan Es Listrik, Jual Es Tube Surabaya, Ice Tube Surabaya #JualEsBatuKristalDiBandung #HargaMesinEsBatuKristalSurabaya #HargaSerutanEsListrik #JualEsTubeSurabaya

Manfaat Mesin Es Balok Mesin es balok memiliki peran penting dalam berbagai sektor industri yang membutuhkan pendinginan skala besar. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan mesin es balok: 1. Menjaga Kesegaran Produk Perikanan: Es balok digunakan untuk menjaga hasil tangkapan laut, seperti ikan, udang, dan cumi, tetap segar selama penyimpanan dan transportasi. Pengolahan Makanan: Membantu mempertahankan kesegaran bahan baku, seperti daging, buah, dan sayuran, hingga proses produksi selesai. 2. Efisiensi Pendinginan Es balok memiliki ukuran besar dan kepadatan tinggi, sehingga memiliki daya tahan leleh yang lebih lama dibandingkan bentuk es lainnya. Cocok untuk transportasi bahan yang memerlukan pendinginan dalam waktu lama tanpa sering mengganti es. 3. Hemat Biaya Operasional Dengan memiliki mesin es balok sendiri, perusahaan tidak perlu membeli es balok dari pihak ketiga. Mengurangi ketergantungan pada pasokan eksternal, terutama di daerah dengan akses terbatas ke es industri. 4. Fleksibilitas Produksi Mesin es balok dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi, baik untuk skala kecil, menengah, maupun besar. Kapasitas produksi yang bervariasi memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan output dengan kebutuhan spesifik mereka. 5. Dukungan untuk Industri dan Acara Besar Industri Logistik: Digunakan untuk mengirimkan produk seperti makanan beku, bahan kimia, atau produk farmasi yang membutuhkan suhu rendah. Acara dan Festival: Memberikan pasokan es yang cukup untuk keperluan pendinginan makanan dan minuman di acara besar. 6. Ramah Lingkungan dan Higienis Mesin modern menggunakan material tahan karat (stainless steel), sehingga produk es yang dihasilkan aman dan higienis. Beberapa mesin juga dirancang dengan teknologi hemat energi dan menggunakan refrigeran ramah lingkungan. 7. Peningkatan Produktivitas Mesin es balok mampu bekerja secara otomatis dan terus-menerus, mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual. Proses pembekuan yang efisien memastikan pasokan es balok selalu tersedia sesuai