• Tidak ada hasil yang ditemukan

2016) “sistem pakar atau expert system

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "2016) “sistem pakar atau expert system "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pakar Penentuan Perawatan Kecantikan Wajah Dengan Kosmetik Herbal Menggunakan Metode

Forward Chaining

Sri Wahyuni Nurhasanah Manik1, Dwiza Riana2, Mayya Nurbayanti Sobary3

1Universitas BSI Bandung

Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Telp (022)7100124, Bandung E-mail : [email protected]

2Universitas BSI Bandung

Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Telp (022)7100124, Bandung E-mail : [email protected]

3Universitas BSI Bandung

Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Telp (022)7100124, Bandung E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Memiliki kulit indah dan sehat merupakan keinginan setiap orang, namun untuk menjaga keindahan kulit terkadang masyarakat salah memilih kosmetik bahkan menggunakan kosmetik yang mengandung zat kimia yang berbahaya. Kosmetik herbal merupakan kosmetik yang terbuat dari bahan alami tanpa zat kimia yang berbahaya, namun permasalahannya untuk menggunakan kosmetik herbal harus sesuai dengan jenis kulit wajah dan kerusakan wajah yang dialami. Jenis kulit dapat diketahui dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diimplementasikan ke dalam sistem pakar. Sistem pakar merupakan sistem informasi yang berisi pengetahuan dari pakar yang dapat melakukan analisa seperti seorang pakar. Aplikasi Sistem pakar yang dibangun menggunakan metode forward chaining yaitu dengan menganalisa gejala-gejala yang timbul pada wajah sebagai bahan input. Tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi sistem pakar ke dalam bentuk aplikasi berbasis android untuk membantu seseorang mengidentifikasi jenis kulit wajah dan solusi perawatannya dimana saja tanpa harus bertemu dengan dokter atau pakar. Hasil yang diperoleh dari sistem pakar perawatan kecantikan wajah ini dapat memudahkan seseorang untuk mengenal dan mengetahui jenis kulit wajah dan solusi perawatan yang tepat sesuai kebutuhan.

Kata Kunci: Sistem Pakar, Perawatan Wajah, Kosmetik Herbal, Forward Chaining ABSTRACT

Having beautiful and healthy skin is everyone's wish, but to maintain the beauty of the skin sometimes people choose the wrong cosmetics, they even use cosmetics that contain harmful chemicals. Herbal cosmetics are cosmetics made from natural ingredients without harmful chemicals, but the problem to use herbal cosmetics should be in accordance with the type of facial skin and facial damage experienced. The skin type can be determined by answering the questions that have been implemented into the expert system. Expert system is an information system that contains knowledge from experts who can perform such an expert analysis.

Application Expert system built using forward chaining method is by analyzing the symptoms that arise on the face as input materials. The purpose of this study is to make an expert system application into the form of android based applications to help someone to identify skin type and treatment solution anywhere without having to meet with doctors or experts. The results obtained from this expert facial beauty care system can make it easier for someone to know and know the type of facial skin and the appropriate treatment solution as needed.

Keywords: Expert System, Facial Treatment, Herbal Cosmetic, Forward Chaining

(2)

1. Pendahuluan

Memiliki kulit yang indah dan sehat merupakan hasrat setiap orang. Tetapi bagi wanita hanya memiliki kulit indah dan sehat saja tidaklah cukup. Tentu harus diikuti penampilan wajah yang cantik dan menarik. Tetapi masalah kecantikan, khususnya wajah sangat sulit dihindari, seperti jerawat, flek, kerutan, kulit kusam, kulit kering, dan kulit berminyak. Setiap orang pasti pernah, bahkan sering mengalami masalah-masalah kecantikan seperti ini, dan ketika masalah kecantikan wajah timbul, orang–orang cenderung ingin mencari solusi dan pengobatannya. Solusi yang dapat dilakukan demi menjaga kulit wajah tetap sehat adalah dengan perawatan kulit wajah menggunakan kosmetik. Namun tanpa konsultasi kepada ahli konsumen seringkali salah memilih produk dan jenis perawatan, sehingga menyebabkan tumbuhnya jerawat, kulit memerah seperti terbakar matahari bahkan iritasi pada kulit (Rahmawanty, Yulianti, &

Fitriana, 2015).

Kosmetik sendiri merupakan bahan yang dioleskan pada wajah untuk meningkatkan daya tarik (Eckert, Kose, &

Dugelay, 2013). Namun saat ini banyak kosmetik berbahaya yang sangat merugikan kesehatan beredar di pasaran.

Dan masyarakat menganggap bahwa kosmetik tersebut tidak menimbulkan hal- hal yang membahayakan karena hanya ditempelkan diluar kulit saja, hal ini tentu salah karena ternyata kulit mampu menyerap bahan yang ada pada kulit (Parengkuan & Gayatri, 2013). Begitu juga perawatan kecantikan dengan bahan kimia seringkali menimbulkan masalah dimana ikatan kimia yang terjadi antara bahan kimia dan wajah menyebabkan terjadinya iritasi dan menimbulkan efek samping (Gayatri, Kriswiyanti, & Wahyuni, 2015).

Tentunya ini dapat dicegah dengan cara menghindari produk kosmetik yang mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kulit wajah, sebaiknya menggunakan kosmetik dan perawatan herbal yang mempunyai nilai kegunaan atau lebih dalam pengobatan (Dewayanti & Marwiyah, 2014).

Meskipun kosmetik herbal merupakan produk yang aman digunakan dan tidak memiliki efek samping namun pada pemakaian kosmetik herbal sendiri

haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kulit wajah karena jika kosmetik yang digunakan tidak sesuai, dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Menurut (Felani, 2014) ada lima jenis kulit dengan sifat dan kekhasan masing – masing yakni kulit normal, kulit kering, kulit berminyak, kulit kombinasi, dan kulit sensitif. Tetapi para pengguna kosmetik biasanya cenderung tidak mengetahui ciri-ciri jenis kulit dan kosmetik perawatan kulit yang dibutuhkan sesuai dari gejala-gejala kerusakan kulit wajah sehingga membutuhkan seorang ahli dalam penentuan kosmetik perawatan wajah yang akan digunakan.

Sistem pakar diharapkan dapat membantu untuk menentukan perawatan wajah sesuai jenis kulit dan gejala-gejala kerusakan kulit wajah karena aplikasi sistem pakar telah digunakan dalam berbagai bidang yakni bidang kesehatan, teknologi, maupun pendidikan (Suwarsito

& Mustafidah, 2014). Sistem pakar sendiri merupakan sebuah sistem komputer yang diberi pengetahuan tentang kepakaran dalam bidang tertentu untuk membantu memberikan solusi terhadap masalah di bidangnya dengan meniru keahlian seorang pakar (Hendra & Kusumadewi, 2015).

Sistem pakar dapat digunakan untuk menentukan perawatan kecantikan wajah karena menyimpan kepakaran dari ahli yang dibutuhkan dalam penentuan perawatan kecantikan wajah.

Sistem Pakar

Menurut (Hayadi & Rukun,

2016) “sistem pakar atau expert system

biasa disebut juga dengan knowledge

based system yaitu suatu aplikasi

komputer yang ditujukan untuk

membantu pengambilan keputusan atau

pemecahan persoalan dalam bidang

yang spesifik”. Sistem pakar secara

umum adalah sistem yang berusaha

mengadopsi pengetahuan manusia ke

komputer yang didesain dan

diimplementasikan dengan bantuan

bahasa pemrograman tertentu, agar

dapat menyelesaikan masalah seperti

(3)

yang biasa dilakukan oleh para ahli (Rumaisa & Junaedi, 2017).

Perawatan Kulit Wajah

Menurut (Felani, 2014) kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Menurut (Natalia, 2011) kulit wajah terbagi pada 5 (lima) jenis yakni sebagai berikut:

1. Kulit Normal

Kulit normal merupakan kulit dambaan setiap orang karena perawatannya mudah dan tidak membutuhkan perhatian lebih. Adapun ciri – ciri kulit normal yaitu:

a. Kulit terasa halus b. Lembut dan kenyal

c. Pori-pori kecil nyaris tidak terlihat d. Jarang jerawat

e. Kulit sehat dan bersinar 2. Kulit Berminyak

Kulit berminyak merupakan kelebihan produksi minyak pada wajah. Efek nyata yang langsung terlihat adalah muka yang selalu terlihat berminyak sehingga hasil riasan tidak bertahan lama dan membuat wajah mengilap. Adapun ciri- ciri kulit berminyak yaitu :

a. Terlihat mengilap

b. Berminyak hampir di seluruh wajah c. Pori-pori besar

d. Mudah Berjerawat

e. Terdapat bintik-bintik putih berisi sebum yang disebut komedo

3. Kulit Kering

Kulit kering merupakan kebalikan dari kulit berminyak dimana pada kulit kering justru kekurangan produksi minyak sehingga tampilan pada permukaan wajah cenderung kering dan terlihat kusam. Adapun ciri-ciri kulit kering sebagai berikut:

a. Terlihat kusam dan kering b. Terasa kencang dan tipis c. Mudah mengelupas d. Pori-pori kecil dan halus e. Lebih cepat keriput 4. Kulit Kombinasi

Kulit Kombinasi merupakan gabungan kulit normal, berminyak dan kering. Ada

bagian–bagian tertentu pada wajah yang memproduksi terlalu banyak minyak sementara bagian lain cenderung kering. Adapun ciri-ciri kulit kombinasi sebagai berikut:

a. Daerah T yang terdiri dari hidung dan kening cenderung berminyak

b. Daerah U yang terdiri dari pipi, dagu, rahang kering

c. Selain wilayah U dan T seperti sekitar mata dan pipi atas serta leher normal.

5. Kulit Sensitif

Kulit sensitif merupakan kulit yang tidak banyak meninggalkan sisa minyak, namun cenderung kering dan terasa kencang. Adapun ciri – ciri kulit sensitif sebagai berikut:

a. Mudah alergi b. Tekstur kulit tipis c. Terasa gatal d. Kemerahan

e. Mudah iritasi dan terluka Model Inferensi Forward Chaining

Menurut (Hayadi, 2016) Metode inferensi ada 2 (dua) yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) yang memulai penalaran dari kesimpulan hipotesa menuju fakta yang mengandung hipotesa tersebut. Dan yang kedua yaitu pelacakan ke depan (forward chaining) yang merupakan kebalikan dari pelacakan kebelakang yaitu memulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode forward chaining, yaitu strategi pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data-data tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan (Handayani, 2016).

Berikut adalah ilustrasi kasus pembuatan sistem pakar menurut kusrini:

Ingin diperoleh konklusi dari daftar konklusi yang ada berdasarkan premis-premis dalam aturan dan fakta yang diberikan oleh user. Berikut adalah aturannya:

Aturan 1:

Jika Premis 1 Dan Premis 2 Maka Konklusi 1 Aturan 2:

(4)

Jika Premis 1 Dan Premis 3 Dan Premis 4 Maka Konklusi 2 Aturan 3:

Jika Premis 2 Dan Premis 3 Dan Premis 5 Maka Konklusi 3 Aturan 4:

Jika Premis 1 Dan Premis 4 Dan Premis 5 Dan Premis 6 Maka Konklusi 4

Jika aturan ini kita gambarkan sebagai sebuah graph yang memetakan antara premis-premis dan konklusi- konklusi. Akan tampak seperti Gambar II.4.

Penelusuran maju pada kasus ini adalah untuk mengetahui apakah suatu fakta yang dialami oleh pengguna ini termasuk konklusi 1, konklusi 2, konklusi 3, konklusi 4, atau bahkan bukan salah satu dari konklusi tersebut, artinya sistem belum mampu mengambil kesimpulan karena keterbatasan aturan.

Sumber : Kusrini,2010:9

Gambar II.4. Graph Pengetahuan 2

.

Metode Penelitian

Di dalam pengembangan sistem diperlukan data informasi yang penting dan akurat sehingga dapat menunjang proses penyusunan skripsi ini. Untuk mendapatkan informasi tersebut penyusun menggunakan metode sebagai berikut:

Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu :

a. Wawancara

Penulis melakukan diskusi serta tanya jawab dengan sumber yang dianggap memiliki pengetahuan lebih mengenai permasalahan yang dijadikan objek penelitian. Dalam metode wawancara ini peneliti melakukan tanya jawab kepada salah seorang ahli perawatan kecantikan wajah dengan kosmetik yaitu dr. Shelly Prihatini, Sustanti dan Ani Sabila, adapun alasan peneliti melakukan dengan sumber tersebut yang benar- benar akurat karena sumber tersebut adalah pakar. Alat bantu yang peneliti gunakan dalam wawancara ini yaitu alat bantu berupa alat tulis untuk mencatat hasil wawancara.

Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode wawancara resmi terstruktur, maksudnya adalah topik dan tema sudah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan indikator yang ingin diteliti namun rumusan pertanyaan tidak baku, disesuaikan dengan keadaan dan situasi yang dihadapi.

b. Observasi

Penulis melakukan observasi untuk mendapatkan data secara sistematis melalui pengamatan langsung dan pencatatan terhadap objek yang diteliti mengenai kecantikan wajah.

c. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan untuk mencari sumber – sumber, informasi dan panduan tentang kecantikan wajah melalui buku, dan artikel jurnal terkait.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Analisa Kebutuhan Software

Analisa kebutuhan sistem dilakukan untuk membuat perancangan sebuah sistem, agar aplikasi yang akan dibuat

(5)

sesuai dengan yang dibutuhkan dan dapat memberi solusi.

A. Tahapan Analisis

Sistem pakar merupakan suatu integrasi antara ilmu dan pengetahuan dan teknologi yang dapat membantu manusia dalam mendapatkan pengetahuan dari pakar tertentu. Berikut ini spesifikasi kebutuhan dari sistem pakar yang penulis buat :

Halaman User :

A1. User buka aplikasi android sistem pakar perawatan wajah.

A2. User harus mengisi form isi data

terlebih dahulu dengan ketik : nama user, jenis kelamin, usia, dan kota asal.

A3. User melakukan diagnosis jenis kulit wajah dengan menjawab pertanyaan.

A4. User bisa melihat hasil diagnosis dan solusi dari hasil jenis kulit.

A5. User dapat melihat informasi jenis kulit.

B. Use Case Diagram

Berikut merupakan gambaran Use Case Diagram dari Sistem Pakar Perawatan Wajah.

1. Use Case Diagram Halaman User

Gambar IV.1. Use Case Diagram Halaman User

C. Activity Diagram

Berikut merupakan rangkaian Activity Diagram pada Sistem Pakar Perawatan Wajah :

1. Activity Diagram User Menginput Data Diri

User dapat menginputkan Data Diri setelah memilih menu konsultasi. Berikut adalah Activity Diagramnya dalam Gambar IV.2.

Gambar IV.2. Activity Diagram User Halaman Input Data Diri.

2. Activity Diagram User Melakukan Konsultasi Data Diri

User dapat melakukan konsultasi yaitu menjawab pertanyaan dan mencocokkan dengan gejala-gejala wajah agar memperoleh hasil atau kesimpulan dari konsultasi setelah menjawab pertanyaan dan gejala-gejala wajah terpenuhi. Berikut adalah Activity Diagramnya dalam Gambar IV.3.

Gambar IV.3. Activity Diagram User Melakukan Konsultasi

3. Activity Diagram User Melihat Data User dapat melihat hasil semua data setelah memilih menu pencarian data.

Berikut adalah Activity Diagramnya dalam Gambar IV.4.

(6)

Gambar IV.4. Activity Diagram User Melihat Data

3.2. Desain

Setelah analisa dilakukan maka pada tahapan selanjutnya adalah desain. Berikut adalah desain yang dirancang yaitu software architecture.

Software Architecture

Pada bagian ini menjelaskan tentang pemodelan-pemodelan dan desain program terstruktur dalam membangun sistem pakar penentuan perawatan kecantikan wajah.

A. Component Diagram

Component Diagram dari sistem pakar perawatan wajah digambarkan dalam Gambar IV.7.

Gambar IV.5. Component Diagram B. Deployment Diagram

Deployment Diagram dari sistem pakar perawatan wajah digambarkan dalam Gambar IV.8.

Gambar IV.6. Component Diagram User Interface

Berikut merupakan gambar tampilan sistem pakar perawatan wajah.

1. Halaman Mulai

Halaman mulai merupakan tampilan awal saat membuka aplikasi sistem pakar perawatan wajah dimana user dalam hal ini akan masuk ke halaman menu pilihan setelah memilih menu mulai.

Gambar IV.7. Halaman Menu Mulai 2. Halaman Menu Pilihan

Halaman Menu pilihan merupakan tampilan pilihan menu dimana user akan masuk ke halaman input data jika memilih menu konsultasi dan akan masuk halaman pencarian data jika memililih menu pencarian data.

(7)

Gambar IV.8. Halaman Menu Pilihan 3. Halaman Isi Data Diri

Halaman isi data diri pada halaman ini user melakukan pengisian data diri dan akan masuk ke halaman konsultasi saat memilih menu next dan data diri otomatis tersimpan.

Gambar IV.9. Halaman Menu Input Data Diri

4. Halaman Konsultasi

Halaman konsultasi adalah halaman dimana user menjawab pertanyaan- pertanyaan dan memilih jawaban sesuai gejala-gejala wajah yang dialami hingga menghasilkan kesimpulan yang akan ditampilkan pada menu hasil.

Gambar IV.10. Halaman Konsultasi 5. Halaman Hasil

Halaman hasil adalah halaman dimana user dapat melihat kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah dipilih pada menu konsultasi juga terdapat solusi perawatan wajah yang sesuai dengan kondisi jenis kulit user.

Gambar IV.11. Halaman Hasil 6. Halaman Informasi Jenis Kulit

Halaman informasi jenis kulit merupakan halaman dimana user dapat melihat semua informasi mengenai jenis kulit dan penjelasannya.

(8)

Gambar IV.12. Halaman Informasi Jenis Kulit

4. Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian pada aplikasi sistem pakar kebutuhan informasi akan penentuan perawatan kecantikan wajah dengan kosmetik herbal ditengah–tengah masyarakat sangatlah dibutuhkan. Maka dari itu diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi sistem pakar perawatan

wajah berbasis android memudahkan masyarakat untuk mengenal jenis kulit wajah dan mendapatkan informasi tentang penentuan perawatan kecantikan wajah sesuai jenis kulit.

2. Secara umum Sistem Pakar Penentuan Perawatan Kecantikan Wajah berhasil diimplementasikan menggunakan metode Forward Chaining.

3. Sistem pakar dapat berfungsi dengan baik dalam memberikan konsultasi untuk menentukan produk perawatan kecantikan yang dibutuhkan sesuai jenis kulit wajah berdasarkan gejala – gejala kulit wajah yang dialami

.

DAFTAR PUSTAKA

Almaw, L. A., & Sirajudeen, M. (2016).

Implementation of an Expert System

for Lung Disease Diagnosis Implementation of an Expert System for Lung Disease Diagnosis. See Discussions, Stats, and Author Profiles for This Publication at:

https://www.researchgate.net/publicati on/303699292, (April).

Dewayanti, D. A., & Marwiyah. (2014).

Journal of Beauty and Beauty Health Education. Journal of Beauty and Beauty Health Education, 3(1), 1–7.

Felani. (2014). Perancangan Aplikasi Penentuan Kosmetik Yang Sesuai Dengan Kulit Wajah Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Pelita Informatika Budi Darma, Volume : VII, Nomor: 2, Agustus 2014 ISSN, Volume : V, 87–92.

Handayani, S. (2016). SATIN – Sains dan Teknologi Informasi Sistem Pakar untuk Memprediksi Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) dengan Menggunakan Metode Forward Chaining ( Studi Kasus, 2(2).

Hayadi, H., & Rukun, K. (2016). What is Expert System. Yogyakarta:

Deepublish.

Kusrini. (2008). Aplikasi Sistem Pakar, menentukan Aktor Kepastian pengguna dengan metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Masruri, H. (2013). Aplikasi Ngetop Android. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Natalia, D. (2011). The Book of Beauty.

Jakarta: Atria.

Novaliendry, D., Yang, C., & Labukti, D. G.

(2015). The Expert System Application For Diagnosing Human Vitamin Deficiency Through Forward Chaining Method, 53–58.

Rosa, & Shalahuddin. (2015). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan

(9)

Berorientasi Objek. Bandung:

Informatika.

Rosnelly, R. (2012). Sistem Pakar: Konsep dan Teori. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Rumaisa, F., & Junaedi, D. (2017). Expert system for early diagnosis of meningitis disease using certainty factor method. 2016 International Conference on Information Technology Systems and Innovation, ICITSI 2016 - Proceedings, 1–3.

https://doi.org/10.1109/ICITSI.2016.78 58202

Satyaputra, A., & Aritonang, E. M. (2016).

Let’s Build Your Android Apps With Android Studio. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sirapanji, S., & Hansun, S. (2014).

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar untuk Menangani Masalah

Kecantikan pada Wajah

Menggunakan Metode Decision Tree, VI(1), 9–14.

Suwarsito, & Mustafidah, H. (2014). Sistem Pakar Untuk Menyusun Formula , Kandungan Gizi , dan Harga Pakan Ikan ( Expert System to Compile Formula , Nutrients , III(November), 47–53.

Zuraidah, E., Marlinda, L., & Rahayu, L. K.

(2016). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Pada Balita Dengan, 375–381.

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,