• Tidak ada hasil yang ditemukan

2022 Nur Syafitri Rahman 4519111057 ... - Universitas Bosowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "2022 Nur Syafitri Rahman 4519111057 ... - Universitas Bosowa"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Angka Kematian Ibu (AKB) adalah jumlah kematian ibu akibat kehamilan, persalinan, dan masa nifas per 100.000 kelahiran hidup pada suatu periode tertentu. Laos dan Myanmar memiliki angka kematian ibu (MMR) tertinggi, dengan masing-masing 185 dan 250 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat 115 kasus Angka Kematian Ibu (AKI) di Sulawesi Selatan.

Rumusan Masalah

Hubungan riwayat aborsi dengan kejadian aborsi tidak lengkap pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Hubungan perpisahan kehamilan dengan kejadian abortus inkomplit pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Hubungan pekerjaan dengan kejadian aborsi tidak lengkap pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr.

Pertanyaan Penilitian

Tujuan Penilitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penilitian

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

  • Abortus
  • Abortus Inkomplit

Aborsi adalah berakhirnya kehamilan atau keluarnya hasil konsepsi ketika janin tidak dapat bertahan hidup di luar kandungan. Aborsi menurut WHO adalah pembuangan hasil konsepsi pada janin dengan berat badan kurang dari 500 gram atau pada kehamilan dibawah 20 minggu.11,12. Leher rahim yang lurus dan mulut rahim terbuka, hasil konsepsi yang masih berada di dalam rongga rahim, tetapi sedang dalam proses pembuangan, disebut awal mula terjadinya aborsi.

Aborsi tidak lengkap adalah ketika sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rongga rahim dan sebagian lagi (biasanya jaringan plasenta) tetap berada di dalam. Aborsi total terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, ketika semua hasil konsepsi keluar dari rongga rahim. Aborsi tidak lengkap adalah hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan seluruhnya, namun sebagian masih tertinggal di dalam rongga rahim.

Adanya benda asing yang keluar dari rongga rahim disebabkan oleh kontraksi rahim. Keluarnya seluruh atau sebagian hasil konsepsi diartikan sebagai adanya benda asing di dalam rongga rahim. Pada minggu kedelapan, vili chorialis belum mencapai desidua, sehingga semua hasil konsepsi biasanya dikeluarkan pada saat itu. Pada aborsi tidak tuntas, sebagian hasil pembuahan sudah keluar dari rahim dan sebagian lagi masih berada di dalam rahim.

Keguguran berulang dikaitkan dengan berkurangnya fungsi endometrium dan vaskularisasi pada tubuh rahim, sehingga menyebabkan infertilitas dan rahim tidak siap menerima hasil konsepsi, sehingga implantasi janin menjadi kurang optimal.

Gambar 1 : Abortus Iminens 14
Gambar 1 : Abortus Iminens 14

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

Definisi Operasional

Terminasi kehamilan atau pengeluaran hasil konsepsi bila usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram, sesuai catatan rekam medis. Usia ibu adalah lamanya hidup sejak lahir yang diamati melalui rekam medis. Jarak kehamilan adalah jarak antara kelahiran sebelumnya dengan kelahiran berikutnya yang diamati melalui rekam medis.

Kadar Hb adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin ibu kurang dari 11 gr% yang diamati melalui rekam medis.

Hipotesis

Yang dimaksud dengan sampel adalah ibu hamil yang didiagnosis aborsi tidak lengkap oleh dokter yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. La Palaloi Maros tahun 2021 yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam pencarian. Seringnya sebaran aborsi tidak lengkap berdasarkan usia ibu pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Seringnya sebaran aborsi tidak lengkap berdasarkan riwayat aborsi pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr.

Seringnya sebaran aborsi inkomplit berdasarkan jarak kehamilan pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Distribusi frekuensi aborsi tidak lengkap berdasarkan kadar Hb pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Seringnya distribusi aborsi tidak lengkap pada ibu hamil yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr.

Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Abortus Inkomplit pada Ibu Hamil yang dirawat di Rumah Sakit Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Hubungan Kadar Hb dengan Kejadian Abortus Inkomplit pada Ibu Hamil di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. RSUD sempat dirawat di rumah sakit. Abdul Moeloek Provinsi Lampung menyatakan terdapat hubungan antara kadar Hb dengan kejadian aborsi tidak lengkap.30,45.

La Palaloi Maros Tahun 2021 dapat disimpulkan bahwa usia ibu hamil (<20 tahun atau >35 tahun) dan jarak kehamilan (<2 tahun) merupakan faktor risiko terjadinya aborsi tidak lengkap pada ibu hamil yang dirawat di rumah sakit di RSUD. Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode dan Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

  • Tempat Penelitian
  • Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

  • Populasi Penelitian
  • Sampel Penelitian

Berdasarkan hasil uji chi-square pada variabel usia ibu diperoleh p-value sebesar 0,041 (<0,05) sehingga dapat diketahui bahwa usia ibu mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian aborsi tidak lengkap di RSUD dr. Berdasarkan hasil uji chi-square pada variabel jarak kehamilan diperoleh p-value sebesar 0,007 (<0,05) sehingga terlihat bahwa jarak kehamilan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian abortus inkomplit di RSUD dr. Berdasarkan hasil uji chi-square pada variabel kadar Hb diperoleh p-value sebesar 0,117 (>0,05) sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kadar Hb dengan terjadinya abortus inkomplit di RSUD dr.

Berdasarkan hasil uji chi-square pada variabel pekerjaan diperoleh nilai p value sebesar 0,338 (>0,05), sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian aborsi tidak lengkap di RSUD dr. Hubungan umur, paritas dan riwayat aborsi dengan kejadian aborsi tidak lengkap di RSUD Al-Ihsan Bandung periode Januari 2017-Agustus 2019.

Kriteria Penelitian

  • Kriteria Inklusi
  • Kriteria Eklusi

Cara Pengambilan Sampel

Cara Pengambilan Data

Instrumen Penelitian

Alur Penelitian

  • Prosedur Penelitian

La Palaloi Maros untuk penelitian di Pelayanan Medis Ginekologi dan Obstetri RSUD dr. Identifikasi populasi yaitu ibu hamil yang didiagnosis dokter mengalami keguguran, yang dirawat inap di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Penentuan sampelnya adalah ibu hamil yang dokternya mendiagnosis aborsi tidak lengkap, yang dirawat di Rumah Sakit Bagian Ginekologi dan Obstetri RSUD dr.

Peneliti mengumpulkan data dengan mengamati sampel rekam medis yang meliputi usia ibu, riwayat aborsi, jarak antar kehamilan, kadar Hb, dan pekerjaan. Setelah menganalisis dan mengolah data, peneliti menuliskan hasil akhirnya, yang kemudian dipresentasikan pada seminar presentasi hasil.

Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Aspek Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Jumiati RSU Mutia Sari Duri pada tahun 2017 menemukan bahwa usia ibu tidak berhubungan dengan kejadian aborsi tidak lengkap.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh distribusi frekuensi terminasi kehamilan berdasarkan karakteristik ibu hamil yang dirawat di Bagian Ginekologi dan Obstetri RSUD dr. Terdapat 24 (30,4%) ibu hamil dengan riwayat keguguran, dan 55 (69,6%) ibu hamil tanpa riwayat keguguran. Terdapat 28 (35,4%) ibu hamil dengan selang waktu < 2 tahun, dan 51 ibu hamil (64,6%) dengan selang waktu ≥ 2 tahun.

Diketahui terdapat 15 ibu hamil yang memiliki pekerjaan selain ibu rumah tangga (19,0%), dan 64 ibu hamil yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (81,0%). Berdasarkan tabel dummy 6 terlihat bahwa dari 33 pasien pada kategori usia berisiko terdapat 13 pasien (39,4%) yang melakukan aborsi inkomplit, sedangkan dari 30 pasien pada kategori usia tidak berisiko terdapat 16 pasien. (39,4%) melakukan aborsi tidak lengkap. 34,6%) mengalami aborsi tidak lengkap. Berdasarkan tabel dummy 7 terlihat bahwa dari 24 pasien pada kategori riwayat aborsi risiko tinggi, terdapat 12 pasien (50,0%) yang mengalami aborsi inkomplit, sedangkan 31 pasien (43,6%) pada riwayat aborsi tidak risiko tinggi. kategori memiliki aborsi tidak lengkap. .

Berdasarkan hasil uji chi-square pada variabel riwayat aborsi diperoleh p-value sebesar 0,782 (>0,05) sehingga menunjukkan. Berdasarkan tabel dummy 8 terlihat bahwa dari 28 pasien pada kategori jarak kehamilan berisiko terdapat 9 pasien yang melakukan abortus inkomplit (32,1%), sedangkan dari 51 pasien pada kategori jarak kehamilan tidak berisiko terdapat 34 pasien (66,7%). % ) barang. %) melakukan aborsi tidak lengkap. Berdasarkan tabel dummy 9 terlihat bahwa dari 44 pasien pada kategori kadar Hb risiko, terdapat 20 pasien (45,5%) yang mengalami abortus inkomplit, sedangkan 23 pasien (65,7%) dari 35 pasien pada kategori tidak risiko -Hb. kategori tingkat melakukan aborsi tidak lengkap. kategori melakukan aborsi tidak lengkap.

Berdasarkan tabel dummy 10 terlihat bahwa dari 15 pasien kategori pekerjaan berbahaya, 6 pasien mengalami aborsi tidak lengkap (40,0%), sedangkan dari 64 pasien kategori pekerjaan tidak berisiko, 37 pasien (57,8%) anggota. melakukan aborsi tidak lengkap.

Pembahasan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rimonta Febby, Donny Pangemanan dan Gabriel Yange pada tahun 2015 di RS Pindad Bandung dan Tiara Puspita pada tahun 2019 di RS Al-Ihsan Bandung yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat aborsi dengan kejadian aborsi. terjadinya aborsi tidak lengkap. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pitriani R pada tahun 2013 di RS Arifin Achmad Provinsi Riau dan Mooren Lia, Triatmi Andri dan Mika Mediawati pada tahun 2017 di RSUD Gambiran Kota Kediri yang menyatakan bahwa terdapat hubungan kehamilan dengan kehamilan. adalah jarak kehamilan dan kejadian abortus inkomplit.39, 40. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khofifah Farawansya, Pradiva Dwi L dan Merisa Riski pada tahun 2022 di RS Muhammadiyah Palembang yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus inkomplit. kejadian aborsi tidak lengkap tidak.

Hubungan Kadar Hb dengan Kejadian Abortus Inkomplit Walaupun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ada, namun penelitian ini didukung oleh Pipit Fitriyanti pada tahun 2021 di RSIA Amanat dan Regina Delvika Sary pada tahun 2018 di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar.Hb dengan abortus inkomplit. Ibu hamil yang mengalami anemia tidak berhubungan dengan kejadian abortus inkomplit, hal ini mungkin disebabkan karena pada saat hamil ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan juga mendapat tablet penambah darah agar tidak menyebabkan terjadinya aborsi. 7.42 Teori menjelaskan bahwa anemia terjadi bila kadar hemoglobin dalam darah rendah yaitu 11 gr%. Hubungan antara bekerja dengan aborsi tidak lengkap Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pipit Fitriyani pada tahun 2021 di RSIA Amanat yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara bekerja dengan aborsi tidak lengkap.

Berbeda dengan penelitian Indra Aprianto tahun 2022 di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dan Aidil Akbar tahun 2019 yang menyatakan ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian aborsi tidak lengkap. Bagi para tenaga kesehatan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan edukasi mengenai faktor risiko terjadinya aborsi tidak lengkap, sehingga dapat meminimalisir dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya aborsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian aborsi ibu di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2012.

Deskripsi Faktor Risiko Abortus Spontan Pada Ibu Hamil di RS Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017-2018.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Hubungan Abortus Inkomplit dengan Faktor Risiko pada Ibu Hamil di RS Pindad Bandung Periode 2013-2014. Faktor yang berhubungan dengan aborsi inkomplit di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

Gambar

Tabel  Judul Tabel  Halaman
Tabel  Judul Tabel  Halaman
Gambar 1 : Abortus Iminens 14
Gambar 3 : Abortus Inkomplit 14
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Indrawanti pada tahun 2018 menemukan bahwa bayi dari ibu yang menderita Malaria semasa hamil, lebih banyak terinfeksi Malaria karena faktor indipenden ibu hamil