BAB I PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
1. Menentukan lokasi pabrik terpilih berdasarkan perhitungan hasil bobot dikali dengan nilai tertinggi.
2. Mentukan jumlah mesin teoritis untuk Circulllar Saw Machine.
3. Menentukan luas lantai pada tabel perhitungan luas lantai mesin teoritis untuk product layout.
4. Menentukan jumlah mesin sebenarnya dari Paint Sprayer pada lembar kerja perhitungan jumlah mesin sebenarnya.
5. Menentukan produksi dengan efisiensi pada Assembly 2 produk Loco Double Decker.
6. Menentukan total jumlah supervisor untuk 3 gudang pada tabel perhitungan jumlah supervisor.
7. Menentukan total jumlah operator pada tabel perhitungan jumlah supervisor.
I.2 Pembatas
1. Menggunakan produk mainan kayu yaitu Loco Dump, Loco Double Decker, Truck Dump, dan Truck Double Decker.
2. Menggunakan lembar kerja, yaitu perhitungan jumlah mesin, perhitungan jumlah operator, process layout, product layout, dan penentuan lokasi pabrik berkelanjutan.
3. Menggunakan Peta Proses Operasi dan Routing Sheet untuk mengetahui proses operasi pada perakitan produk Loco Dump, Loco Double Decker, Truck Dump, dan Truck Double Decker.
4. Menggunakan asumsi persentase lembur sebagai pembanding dengan jumlah mesin sebenarnya.
I – 1
Laporan Modul I Perencanaan Fasilitas
5. Menggunakan asumsi 1 operator mengawasi 1 mesin.
6. Menggunakan ketentuan rounddown apabila jumlah mesin sebenarnya lebih kecil dari persentase lembur dan roundup apabila jumlah mesin sebenarnya lebih besar dari persentase lembur.
7. Menggunakan Adjustable Work Benches 3, Adjustable Work Benches 2, Adjustable Work Benches 1, dan Flexible Work Benches sebagai meja keja yang digunakan dalam proses produksi.
8. Menggunakan asumsi 1 supervisor untuk mengawasi 12 operator.
9. Menggunakan 3 supervisor gudang, yaitu untuk gudang bahan baku, gudang barang jadi dan gudang bahan pembantu.
10. Menggunakan satuan detik dan menit untuk perhitungan waktu baku dan waktu set up.
11. Menggunakan Spray Gun, Drying Area, Belt & Disc Sander Machine, Circular Saw Machine, Sander Machine 2, Sander Machine 1, Band Saw Machine, Paint Sprayer, dan Radial Drilling Machine sebagai mesin yang digunakan dalam proses produksi.
12. Menggunakan asumsi data efisiensi produk, persentase lembur, persentase skrap, persentase daur ulang, dan reabilitas mesin pada perhitungan Routing Sheet.
13. Menggunakan range 1 sampai 10 untuk nilai pembobotan pada penentuan lokasi pabrik berkelanjuan.
14. Menggunakan ketentuan total bobot 100% pada Lembar Kerja Penentuan Lokasi Pabrik Berkelanjutan.
15. Menggunakan tiga pilar sustainability yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial.
16. Menggunakan nilai 1 untuk kelonggaran operator dengan asumsi satu mesin dipegang oleh 1 operator dan nilai 3 untuk kelonggaran gang
17. Menggunakan asumsi panjang dan lebar yang diberikan asisten dalam proses pembuatan gambar operator dan mesin.
18. Menggunakan lemari aksesoris sebanyak 2 sebagai tambahan dalam process layout pada perhitungan luas lantai mesin teoritis.
19. Menggunakan 3 lokasi area pabrik yang berbeda dalam proses penentuan lokasi pabrik berkelanjutan.
Laboratorium Perancangan Industri Manufaktur III
III - 2 I - 2 III - 2
Laporan Modul I Perencanaan Fasilitas
20. Menggunakan 10 faktor untuk penentuan lokasi pabrik berkelanjutan yaitu Sumber Energi, Kualitas Tanah, Air dan Limbah Industri, Bahan Baku, Pajak Daerah, Biaya Awal (Harga Tanah), Biaya Transportasi, Tenaga Kerja, Keamanan bagi Pekerja, dan Sikap Masyarakat Setempat.
Laboratorium Perancangan Industri Manufaktur III
III - 3 I - 3 III - 3
