• Tidak ada hasil yang ditemukan

perubahan pelaksanaan tradisi mebat dalam upacara

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "perubahan pelaksanaan tradisi mebat dalam upacara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN PELAKSANAAN TRADISI MEBAT DALAM UPACARA PERKAWINAN DI NAGARI PADANG GELUGUR KABUPATEN

PASAMAN

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

SITI FATIMAH NPM: 11070037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2015

(2)

Perubahan Pelaksanaan Tradisi Mebat Dalam Upacara Perkawinan Di Nagari Padang Gelugur Kabupaten Pasaman

Siti Fatimah 1 Drs. Wahyu Pramono, M.Si 2 Drs.Nilda Elfemi, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Siti Fatimah (11070037) the changes in implementation of a Mebat tradition in Nagari Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.Thesis.Sosiology of education courses. College of teacher trainimg and education (STKIP) PGRI west Sumatera Barat. Padang.2015.

This research is motivated by chages in implementation of Mebat tradition at the wedding ceremony in Nagari Padang Gelugur that over time there is a changein the implementation of mebat. The issue contained in this research is how the changes that, occur in the implementation mebat tradition in wedding ceremonies in Nagari Padang Gelugur and also factor caused changes the implementation of mebat tradition in wedding ceremonies in Nagari Padang Gelugur. The purpose of the study is to describe the form of a change in the implementation of splinton the tradition of the wedding ceremony in the Nagari Padang Gelugur and cause change in the implementation of mebat traditions in wedding ceremonies in Nagari Padang Gelugur.

The theory used in this research is the theory of social change proposed by Neil Smelser, this study uses the Qualitative approach with descriptive type, the selection of informant used purposive sampling technique with a number of informants 16 people. The type of data use is prim ary and, secondary data. Data collection techniques was done by observation deep interview and study documents. The unit of data analysis was group. The data analysis used rateractive model which analyzed by Miles’s and Huberman’s technique.

These results indicate a change in the form of implementation mebat tradition at the wedding ceremony in Nagari Padang Gelugur are: (1) Both parents bridegroom has janed the entourage to pick up the bride. (2) At home bride wearing a wedding ,dress and ornate models of accessories, characterized by minangkabau culture. (3) In gift giving not only family and close relatives..But almost all mother to give gifts to the bride and provided not only in the form of “kain panjang” again but have different kinds of goods.(4) Mebat factors combine two into one. Factors causing changes mebat tradition are: (1) Ekonomi factors, (2) The open nature of the community, (3) Contacts with other cultures, (4) factor mixec marriages.

Key word: The changes in implementation of a mebat tradition.

(3)

PENDAHULUAN

Perkawinan menurut UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan adalah: ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sementara Pada masyarakat Batak perkawinan adalah salah satu mata rantai kehidupan yang cara pelaksanaanya melalui hukum- hukum adat yang sudah menjadi darah daging dari dulu sampai sekarang.

Pada masyarakat batak ada beberapa tradisi yang dilakukan sebelum upacara perkawinan mulai dari pemilihan jodoh sampai pada saat upacara pelaksanaan perkawinan (Turnip, 1977: 25-27). Dalam upacara perkawinan masyarakat batak ada beberapa proses yang harus dilalui yaitu melaksanakan dan menetapkan suatu upacara perkawinan diantaranya tradisi mebat. Tradisi mebat dalam suku batak terutama pada masyarakat Tapanuli adalah tradisi upacara

perkawinan dalam kunjungan yang dilakukan oleh mempelai laki-laki dengan membawa rombongan kerumah mempelai perempuan, untuk menjemput mempelai perempuan yang akan dibawa ke rumah orang tua mempelai laki-laki.

Tujuan dijemputnya mempelai perempuan adalah untuk dibawa ke rumah mempelai laki-laki sesuai dengan adat tapanuli apabila sudah menikah akan tinggal dirumah laki- laki sesuai dengan sistem patrilineal yang merupakan garis keturunan ditarik dari garis ayah.

Pada tradisi mebat yang ada di Nagari Padang Gelugur pada saat dulu kedua orang tua mempelai laki- laki tidak diikutkan dalam proses penjemputan mempelai perempuan yang ikut hanya keluarga dekat dan kerabat kerabat yang anggotanya di hitung minimal tujuh orang, sementara di tempat orang tua gadis tidak ada pesta seperti pakai pelaminan dan yang memberi hadiah kepada mempelai perempuan hanya keluarga dekatnya saja. Namun seiring berjalanya waktu dalam pelaksanaan tradisi mebat terjadi

(4)

perubahan sehingga ditemukan permasalahan penelitian yaitu Bagaimana bentuk perubahan yang terjadi pada pelaksanaan tradisi mebat dalam upacara perkawinan di Nagari Padang Gelugur?

Apa faktor penyebab berubahnya pelaksanaan tradisi mebat dalam upacara perkawinan di Nagari Padang Gelugur?

Adapun tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan bentuk perubahan pada pelaksanaan tradisi mebat dalam upacara perkawinan di Nagari Padang Gelugur, Mendeskripsikan penyebab berubahnya pelaksanaan tradisi mebat dalam upacara perkawinan di Nagari Padang Gelugur.

Dalam pendekatan teori, Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan yang dikemukakan oleh Neil Smelser METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini mulai dilakukan sejak tanggal 30 April sampai 30 Mei 2015. Tempat penelitian ini, di Nagari Padang Gelugur Kabupaten Pasaman. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan tipe

penelitian ini adalah tipe deskritif (Noor, 2011:33-34).

Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling Dalam penelitianini,penelitian menggunakan data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen.

Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif analisis data Miles dan Huberman.

HASIL PENELITIAN

Bentuk-bentuk perubahan dalam pelaksanaan tradisi mebat 1.Peserta menjemput mempelai perempuan

Pada saat dulu orang tua mempelai laki-laki tidak ikut untuk menjemput mempelai perempuan yang ikut hanya mempelai laki-laki, beserta kerabat dekat.Itu dikarenakan setelah 3 hari sesudah acara perkawinan mempelai laki-laki dan mempelai perempuan akan pergi lagi ketempat orang tua perempuan berkunjung, itulah saatnya orang tua laki-laki baru ikut kerumah mempelai perempuan Namun pada saat sekarang di Nagari Padang

(5)

Gelugur orang tua mempelai laki-laki sudah ikut menjemput mempelai perempuan pada saat pelaksanaan tradisi mebat sehingga pada saat mebat dua kali orang tua pengantin laki-laki tidak ikut lagi ketempat orang tua mempelai perempuan yang pergi hanya mempelai perempuan dan mempelai laki-laki saja.

2 Pesta yang dilakukan di rumah mempelai perempuan

Dalam pelaksanaan pesta pada saat sekarang hiasan-hiasan yang dipakai dalam pesta hampir semua bercirikan budaya minangkabau seperti pakaianya, bentuk pelaminan dan hiasan pernak- pernik lainya dalam pelaksanaan mebat, ini sangat berbeda pada saat dulu dirumah perempuan masih belum ada yang memakai pelaminan.

3.kado untuk mempelai perempuan Pada pelaksanaan mebat. dan pemberian kado tidak hanya kerabat dekat mempelai perempuan saja tidak seperti dulu lagi , namun pada saat sekarang hampir kaum ibu-ibu di kampung pengantin perempuan tersebut memberikan kado biasaya kado yang diberikan berupa kain

panjang, baju tidur, jilbab tidak seperti dulu, kalau dulu kado yang diberikan berupa kain panjang saja.

4.Menggabungkan mebat dua kali menjadi sekali

Di Nagari Padang Gelugur masyarakat menjadikan mebat hanya sekali padahal sebelumnya mebat dilaksanakan dua kali pada saat mebat kedua kali itulah orang tua laki-laki ikut untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan orang tua beserta keluarga mempelai perempuan. Sedangkan sekarang orang tua mempelai laki-laki ikut dalam mebat sekali, sehingga mebat dua kali tidak dilakukan dengan cara menggabungkan mebat yang dua kali menjadi sekali

Faktor penyebab perubahan pelaksanaan tradisi mebat adalah 1. Faktor Ekonomi

faktor ekonomi juga salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan dalam tradisi mebat di Nagari Padang Gelugur dengan ikutnya kedua orang tua mempelai laki-laki bisa untuk mengurangi biaya.

2. Sifat terbuka masyarakat

(6)

Sipat terbuka masyarakat tapanuli terhadap budaya lain maka masyarakat dalam melaksanakan tradisi mebat mengalami perubahan karena masyarakat yang terbuka terhadap kebudayaan lain dimana pada saat acara tradisi mebat dirumah mempelai perempuan memakai pelaminan dengan pakaian adat minangkabau serta hiasan- hiasanya walaupun pada saat pelaksanaan tradisi mebat adat yang dulu belum sepenuhnya ditinggalkan , namun seiring waktu saat menikah dirumah mempelai perempuan rata- rata sudah memakai pelaminan dan orgen tunggal sebagian serta memakai tamu undangan pada saat tradisi mebat.

3.Kontak dengan budaya lain

Setiap masyarakat dan daerah memiliki budaya yang berbeda-beda artinya disetiap masyarakat yang berbeda walaupun mereka tinggal pada suatu daerah yang sama sehingga pada masyarakat tersebut terjadi komunikasi dan penyatuan kebudayaan dimana dengan adanya perkawinan campuran antara minangkabau dengan tapanuli maka

tapanuli juga mulai mengikuti budaya minangkabau.

4.Faktor perkawinan campuran Perkawinan campuran adalah perkawinan yang terjadi antara pria dan wanita yang berbeda keanggotaan masyarakat hukum adatnya, misalnya terjadi perkawinan antara tapanuli dengan minang seperti di Nagari Padang Gelugur sudah mulai banyak yang melakukan perkawinan campuran dengan adanya perkawinan campuran itulah terjadi penggabungan antara dua budaya yaitu budaya minagkabau dengan budaya adat tapanuli atau budaya tapanuli dengan budaya minagkabau, sehingga masyarakat tapanuli sebagian mulai memakai adat minangkabau apabila menikah dengan orang minagkabau.

KESIMPULAN

Bentuk-bentuk perubahan dalam pelaksanaan tradisi mebat dalam upacara perkawinan diantaranya:

Peserta penjemput mempelai perempuan, pesta yang dilakukan di rumah mempelai perempuan sudah memakai pelaminan, serta kado untuk mempelai perempuan pada saat pelaksanaan tradisi mebat yang

(7)

diberikan pada mempelai perempuan tidak berupa kain panjang sudah berbagai jenis barang. Serta dalam proses mebat , mebat dua kali sudah di gabungkan menjadi sekali

Faktor penyebab perubahan tradisi mebat di Nagari Padang Gelugur Kabupaten Pasaman yaitu faktor ekonomi, Faktor kontak dengan budaya lain yang disebakan seringnya manyarakat tapanuli berinteraksi dengan masyarakat minangkabau dan faktor perkawinan campuran dengan adanya perkawinan campuran terjadi penggabungan antara dua budaya yang berbeda antara tapanuli dengan minangkabau sehingga terjadi percampuran budaya

DAFTAR PUSTAKA

A.W Turnip. 1977. Adat Dan

Upacara Perkawinan Daerah Sumatera Utara Jakarta:

Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Afrizal.2014.MetodePenelitian Kualitatif.JakartaPTRaja Grafindo Persada

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana

Undang- Undang RI. Nomor 1 Tahun 1947. Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam.

Bandung: Citra Umbara

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan variabel Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) sebagai variabel intervening untuk menganalisis apakah Dana Pihak

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana