• Tidak ada hasil yang ditemukan

257 609 1 PB

N/A
N/A
Indarsih Sri utami

Academic year: 2023

Membagikan "257 609 1 PB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

14

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RSUD WATES

The Relationship of Body Mass Index (BMI) with Blood Glucose Level in Patients with Diabetes Mellitus Type 2 in RSUD Wates

Rina Wijayanti Sagita1, Ika Rusita1, Yuni Very Anto1

1Rumah Sakit Umum Daerah Wates Email: sagita02@gmail.com

ABSTRACT

Background: Diabetes mellitus is a chronic metabolic condition characterized by glucose metabolism, abnormalities in metablism of fats, proteins, and other substances (Perkeni, 2015). Based on its classification, diabetes mellitus is divided into 3 types: type 1, type 2 and other types (Perkeni, 2015). Obesity is one of factors that increasing the incidence of type 2 diabetes mellitus (Sundralingam, 2016). Obesity causes an increase in insulin resistance and triggering prevalence of type 2 diabetes mellitus (Menggala, 2011).

Objective: The study knowing relationship of Body Mass Index (BMI) with blood glucose level in patients with diabetes mellitus type 2 in RSUD Wates.

Method: The study was conducted in November 2019 until Januari 2020 using cross sectional study design with data observation and calculate BMI patients in type 2 diabetes mellitus. There were 5 wards for studied. There wards were Melati, Flamboyan, Dahlia, Edelwis and Gardenia.

Result: Most gender in patients type 2 diabetes mellitus is woman calculated for 60 %.

Blood glucose levels in patients type 2 diabetes mellitus in range ≥ 200 calculated for 54

%. Patients with diabetes mellitus type 2 ilness in ≥ 5 years calculated for 76 %. Most of patients in type 2 diabetes mellitus has BMI in range 18, 5-22, 9. The relationship Body Mass Index (BMI) with blood glucose level in patients with diabetes mellitus type 2 in RSUD Wates with p-value: 0, 734.

Conclusion: Most of patients in type 2 diabetes mellitus has normal BMI. Most of patients in type 2 diabetes mellitus has blood glucose levels in range ≥ 200. There was no relationship between Body Mass Index (BMI) with blood glucose level in patients with type 2 diabetes mellitus in RSUD Wates.

Keyword: Diabetes Mellitus type 2, Body Mass Index, blood glucose level.

ABSTRAK

Latar belakang:. Diabetes melitus adalah kondisi metabolik kronik yang ditandai dengan metabolisme glukosa, ketidaknormalan dalam metabolisme lemak, protein dan substansi lainnya (Perkeni, 2015). Berdasar klasifikasinya, Diabetes terbagi 3 tipe yaitu tipe 1, tipe 2 dan tipe lainnya (Perkeni, 2015). Obesitas salah satu faktor yang berperan dalam peningkatan kejadian diabetes melitus tipe 2 (Sundralingam, 2016). Obesitas menyebabkan peningkatan resistensi insulin sehingga memicu kenaikan prevalensi diabetes melitus tipe 2 (Menggala, 2011).

Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan antara IMT dengan kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 di RSUD Wates.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, menghitung nilai IMT dan hasil laboratorium kadar glukosa darah. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di bangsal Melati, Flamboyan Dahlia, Edelwis dan Gardenia dari bulan November 2019 sampai dengan Januari 2020.

(2)

15 Hasil: Jenis Kelamin terbanyak pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 sebanyak 60

%. GDS terbanyak pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan nilai ≥ 200 sebesar 54 %.

Lama pasien menderita diabetes melitus tipe 2 ≥ 5 tahun sebesar 76 %. IMT terbanyak pada nilai 18,5-22,9. Koefisien relasi IMT dengan glukosa darah pada pasien diabetes melibus tipe 2 sebesar p: 0, 734.

Kesimpulan: IMT pasien diabetes melitus tipe 2 dalam range normal. Nilai GDS pasien diabetes melitus tipe 2 paling banyak di rentang ≥ 200. Tidak ada hubungan antara IMT dengan glukosa darah.

Kata Kunci: Diabetes Melitus tipe 2, IMT serta Kadar Glukosa Darah

PENDAHULUAN

Diabetes melitus adalah kondisi metabolik kronik yang ditandai dengan metabolisme glukosa, ketidaknormalan dalam metabolisme lemak, protein dan substansi lainnya1. Berdasar klasifikasinya, Diabetes terbagi 3 tipe yaitu tipe 1, tipe 2 dan tipe lainnya 1. Data dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 382 juta orang hidup dengan diabetes melitus. Tahun 2045, diperkirakan jumlah penderita diabetes melitus di dunia sebanyak 629 juta (National Diabete Statistics Report, 2017). Data pasien diabetes melitus di negara berkembang seperti Etopia, prevalensi sebesar 5,2 % 2.

Negara berkembang lainnya adalah Indonesia. Indonesia masuk urutan ke 7 dunia untuk penyandang diabetes melitus di dunia dengan jumlah penderita sebanyak 8,5 juta. Prevalensi kasus diabetes melitus tipe 2 sebanyak 85-90 % 3. Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa angka diabetes melitus naik dari 6,9 % menjadi 8,5 %. Jumlah diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta penderita 4.

Faktor risiko dari diabetes melitus meliputi kurang aktifitas, pola makan tidak sehat, faktor genetik keluarga, merokok, pendidikan rendah, usia ≥ 45 tahun dan obesitas 5, 6, 7. Obesitas salah satu faktor yang berperan dalam peningkatan kejadian diabetes melitus tipe 2 8. Obesitas menyebabkan peningkatan resistensi insulin sehingga memicu kenaikan prevalensi diabetes melitus tipe 2 7. Penelitian menyebutkan bahwa 8 dari 10 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan berat badan lebih 9.

Hasil survey FKUI menemukan bahwa 1 dari 8 orang di Jakarta terkena diabetes.

Dua dari 3 orang yang terkena diabetes tidak mengetahui kalau terkena diabetes 10. Etnis yang paling banyak terkena diabetes di Indonesia adalah Manado dan Ternate.

Genetik orang Manado dan Ternate mempunyai risiko yang besar untuk terkena Diabetes 11.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh penelitian di 3 bangsal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates ditemukan bahwa diabetes melitus menduduki posisi penyakit yang sering dirawat di rumah sakit, selain penyakit stroke dan chronic heart failure (CHF). Dari data 3 bulan terakhir didapatkan rerata setiap bulannya adalah 8-10 kasus diabetes melitus. Berikut data dari bulan Agustus sampai dengan Oktober pada bangsal melati ditemukan sebanyak 27 kasus, pada bangsal dahlia sebanyak 30 kasus dan pada bangsal flamboyan sebanyak 25 kasus.

Peneliti menemukan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) pada pasien diabetes saat melakukan pengkajian di salah satu bangsal rawat inap adalah sama dengan atau

(3)

16 lebih dari 23. Kebanyakan pasien berusia produktif 40-60 tahun. Penelitian yang berhubungan dengan IMT dengan kadar glukosa darah sudah banyak dilakukan, akan tetapi belum pernah dilakukan di RSUD Wates. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Wates.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional dengan teknik pengumpulan data menggunakan pengukuran dan observasi data rekam medis pasien. Peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 30 pasien untuk penelitian rancangan cross sectional 12. Data dianalisis bivariate untuk mengetahui hubungan IMT dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Wates.

HASIL

Karakteristik Responden

Tabel 1. Menunjukkan bahwa responden dengan penyakit diabetes melitus tipe 2 terbanyak adalah wanita sebanyak 17 orang (56 %); umur terbanyak ≥ 45 tahun sebanyak 27 orang (90 %); status pernikahan terbanyak adalah menikah sebanyak 29 orang (97 %); tingkat pendidikan terbanyak adalah rendah sebanyak 25 orang (83 %);

lama menderita terbanyak ≥ 5 tahun sebanyak 23 orang (76 %); pembiayaan sebagian besar menggunakan KIS sebanyak 27 orang (90 %); kadar IMT terbanyak di rentang 18, 5-22,9 sebanyak 18 orang (60 %) serta kadar glukosa darah terbanyak ada pada rentang ≥ 200 sebanyak 16 orang ( 54 %).

Tabel 1. Karakteristik Pasien DM Tipe 2 di RSUD Wates

Karakteristik Klasifikasi Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Wanita 17 56 %

Pria 13 44 %

Umur < 45 tahun 3 10 %

≥ 45 tahun 27 90 %

Kawin Belum Kawin 1 3 %

Kawin 29 97 %

Tingkat Pendidikan Rendah 25 83 %

Tinggi 5 17 %

Lama Menderita < 5 tahun 7 24 %

≥ 5 tahun 23 76 %

Pembiayaan Umum 3 10 %

KIS 27 90 %

IMT <18, 5 0 0 %

18,5-22,9 18 60 %

23-24,9 3 10 %

25-29,9 9 30 %

≥30 0 0 %

Kadar GDS < 200 14 46 %

≥ 200 16 54 %

(4)

17 Tabel 2. Menunjukkan bahwa tidak ada hubungan IMT dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di RSUD Wates. Nilai p pada uji pearson didapatkan p: 0, 734.

Tabel 2. Hubungan IMT dengan kadar Glukosa darah

Uji Bivariat Nilai p

Uji Pearson p: 0, 734

PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa tidak ada hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar glukosa darah. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain yang menyatakan bahwa semakin tinggi indeks massa tubuh maka akan lebih berisiko terhadap kadar glukosa darah tinggi

13. Penelitian lain menyebutkan bahwa kadar IMT tinggi, maka kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tinggi 14.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dengan lama pengobatan ≥ 5 tahun adalah pasien ≥ 2x opname di RSUD Wates.

Pasien telah mendapatkan edukasi diit dari ahli gizi dan berapa porsi makan yang harus dikonsumsi oleh pasien, sehingga pasien mengetahui berat badan ideal yang harus dimiliki sesuai tinggi badan.

Faktor lain yang mempengaruhi diabetes melitus tipe 2 adalah indeks massa tubuh lebih dari 30, kadar kolesterol tinggi dan kurangnya aktifitas fisik 15. Aktifitas fisik yang rendah mempengaruhi kejadian diabetes melitus. Orang dengan aktifitas rendah mempunyai risiko 2,68 kali dibandingkan dengan orang yang aktifitas fisik sedang dan berat 5. Hal ini senada dengan riset lain yang menyatakan bahwa faktor yang paling dominan terhadap kejadian diabetes melitus adalah kurangnya olahraga 16. Faktor lain yang mempengaruhi kejadian diabetes melitus antara lain riwayat keluarga dengan diabetes melitus, pola makan tidak sehat, umur ≥ 45 tahun dan tingkat pendidikan rendah 16.

SIMPULAN

Indeks Massa Tubuh (IMT) terbanyak pada pasien diabetes melitus adalah 18,5-22,9;

Kadar glukosa darah paling banyak pada angka ≥ 200 serta tidak ada hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2.

RUJUKAN

1. Perkeni. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI; 2015.

2. IDF. Diabetes Atlas. International Diabetes Federation, Basel, Switzerland; 2013.

(5)

18 3. Bustan. Epidiomiologi Penyakit Tidak Menular Edisi ke 12. Jakarta: Rineka Cipta;

2015.

4. Depkes. Tahun 2030 Prevalensi Diabetes di Indonesia Mencapai 21,3 juta Orang.

Depkes; 2009. www.depkes.go.id.

5. Fitriyani. Faktor risiko diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Citangkil dan Puskemas Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon, Skripsi: Universitas Indonesia;

2012.

6. Trisnawati dan Setyorogo. Faktor risiko diabetes melitus tipe 2 di Puskemas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan 5(1); 2013.

7. Isnaeni dan Ratnasari. Faktor risiko mempengaruhi kejadian diabetes mellitus tipe 2. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyah, 14(1): 59-68, 2018.

8. Sundaralingam, T.M. Gambaran risiko penderita diabetes melitus di Puskesmas Padang Bulan, Medan. Skripsi: USU, 2016.

9. Menggala. Gambaran pengetahuan mengenai obesitas dan kejadian dan angkatan 2010 di Medan tahun 2010. Skripsi: USU: 2011. obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007

10. Sari, D.N. Hubungan kepatuhan diet dengan kualitas hidup pada penderita diabetes melitus di RSUD. Dr.Pimgadi Medan. Skripsi: USU; 2015.

11. Harbuwono. Siapa Orang Yang Lebih Mungkin Terkena Diabetes di Indonesia.

Kompas; 2019. www.kompas.com.

12. Sugiyono. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;

2015.

13. Bellou, V; Belbasis, L; Tzoulaki, I; Evangelou, E. Risk factors for type 2 diabetes mellitus: an exposure wide umbrella review of meta analyses. Plos One 13 (3): e 0194127; 2018.

14. Adnan, M; Mulyati, T., Isworo, J.T. Hubungan index massa tubuh (IMT) dengan kadar glukosa penderita pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RS Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang volume 2 nomor 1;

2013.

15. Boles, A., Kandimalla, R., Reddy, H. Dynamics of diabetes and obesity:

epidemiological perspective. Biochim Biophys Acta 1863 (5); 1026-1036; 2017.

16. Wibawani, A.P., Trihadi, D., Tyagita, N. Hubungan antara faktor risiko obesitas dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 studi cross sectional pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang tahun 2016. Semarang; 2016.

www. Repository.unnisula.ac.id.

Referensi

Dokumen terkait

DISCUSSION The results of body mass index BMI measurements and examination of fasting blood glucose and HbA1c levels in 40 patients with type 2 diabetes mellitus at Prima Surabaya

Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Pengendalian Kadar Glukosa Darah dan Tekanan Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II dan Hipertensi Ivonna Hasfika 1 , Suci Erawati 2 , Friska