LOGO
ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA
M.HAMIDI MASYKUR
AZAS HUKUM AGRARIA
1). Azas Kenasionalan
a. Pasal 1 ayat (1) :
Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.
b. Pasal 1 ayat (2) :
Seluruh bumi,air dan ruang angkasa,
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan
nasional.
2). Azas Hak Menguasai Negara
a. Pasal 2 ayat (1) :
Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan yang terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
LANJUTAN
b Pasal 2 ayat (2) :
Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat 1 pasal ini memberi wewenang untuk :
a). Mengatur dan
menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan “ tanah “
b).
menentukan dan mengatur hubungan- hubungan hukum antara orang-orang dengan “ tanah “
c).
menentukan dan mengatur hubungan- hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai “ tanah “
3). Azas pengakuan terhadap hak ulayat
Hak ulayat sepanjang kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi.
4). Azas hukum adat
Hukum agraria yang berlaku atas bmi,air
dan ruang angkasa ialah hukum adat,
sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional dan Negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa,
dengan sosialisme Indonesia serta dengan
peraturan-peraturan lainnya, segala
sesuatu dengan mengindahkan unsur-
unsur yang bersandar pada hukum
agama.
LANJUTAN
Menurut pendapat STANLEY
DIAMOND dalam karangan The Rule
of Laws versus the order Custom
tentang proses perkembangan
masyarakat dari suatu masyarakat
yang diatur oleh adat kebiasaan ke
masyarakat Negara yang diatur oleh
hukum sebagai berikut :
LANJUTAN
Adat dan hukum merupakan suatu sistem kaidah yang sifatnya saling bertentangan. Kebiasaan atau adat bersifat otonom dan spontan, sedang hukum merupakan suatu produk dari kekuasaan terorganisasi yang disebut “Negara”.
Dalam masa transisi dari suatu masyarakat adat menjadi masyarakat Negara (modern) menurut Diamond banyak terjadi pergeseran dan kaidah-kaidah hukum yang sering tidak berakar pada adat kebiasaan masyarakat yang bersangkutan .
Sumardjono Maria SW 1991 dalam Bhumi Bhakti Adhiguna, Kreteria Penentuan Kepentingan Umum dan Ganti Rugi Dalam Kaitannya Penggunaan Tanah BPN-Jakarta hal : 12
5). Azas fungsi sosial
Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.
Ini berarti, bahwa hak atas tanah apapun
yang ada pada seseorang, tidaklah dapat
dibenarkan, bahwa tanahnya itu akan
dipergunakan (atau tidak dipergunakan)
semata-mata untuk kepentingan
pribadinya, apalagi kalau hal itu
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
LANJUTAN
Menurut AP. PARLINDUNGAN :
Adanya pernyataan di dalam pasal 6 tersebut mengandung suatu filosofi bahwa di dalam
hak perorangan itu terkandung juga hak masyarakat dan makin kuat tekanan dari masyarakat (kepentingan umum) maka
kepentingan perseorangan harus mengalah .
AP. Parlindungan 1989 bearakhirnya Hak Atas Tanah Menurut Sistem Undang-Undang Pokok Agraria Penerbit Mandar Maju- Bandung hal : 44
6). Azas landreform
PASAL 7 :
Untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas tidak diperkenankan.
PASAL 10 ayat (1) :
Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada azasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan mencegah cara-cara pemerasan.
LANJUTAN
PASAL 17 ayat (1) :
Dengan mengingat ketentuan pasal 7
maka untuk mencapai tujuan yang
dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 diatur
luas maksimum dan / atau minimum tanah
yang boleh dipunyai dengan sesuatu hak
tersebut dalam pasal 16 oleh satu
keluarga atau badan hukum.
LANJUTAN
Berkaitan dengan azas landreform tersebut maka dikeluarkan peraturan antara lain :
1. Perpu.No. 56 Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian
2. PP. No. 224 Tahun 1961 tentang Pembagian Tanah
3. PP. No. 41 Tahun 1964 tentang Larangan Absentee Baru Bagi Pegawai Negeri
4. PP. No. 4 Tahun 1977 tentang
7). Azas tata guna tanah
Pasal 13 ayat (1) :
Pemerintah berusaha agar supaya usaha- usaha dalam lapangan agraria diatur sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 serta menjamin bagi setiap warga negara Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia baik diri sendiri maupun keeluarganya.
Pasal 13 ayat (2) :
Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan agraria dari organisasi dan perseorangan yang bersifat monopoli swasta.
LANJUTAN
Pasal 14 ayat (1) :
Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat 2 dan 3 pasal 9 ayat 2 serta pasal 10 ayat 1 dan 2 Pemerintah dalam rangka sosialisme Indonesia, membuat suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaann alam yang terkandung di dalamnya :
LANJUTAN
a. untuk keperluan Negara;
b. untuk keperluan peribadatan dan keperluan- keperluan suci lainnya, sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa;
c. untuk keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat, sosial kebudayaan dan lain-lain kesejahteraan;
d. untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, peternakan dan perikanan serta sejalan dengan itu;
e. untuk keperluan memperkembangkan industri, transmigrasi dan pertambangan.
LANJUTAN
Pasal 15 ayat (1) :
Memelihara tanah termasuk menambah
kesuburannya serta mencegah
kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap
orang dan badan hukum atau instansi
yang mempunyai hubungan hukum
dengan tanah tersebut dengan mengingat
golongan yang ekonomi lemah.
8). Azas kepentingan umum
Pasal 18
Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingasn bsngsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak- hak atas tanah dapat dicabut dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan Undang-undang.
LANJUTAN
Berkaitan dengan ini azas kepentingan umum dikeluarkan beberapa peraturan perundang- undangan antara lain :
1. UU. No. 20 Tahun 1961 Tentang
Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Di Atasnya
2. PP. No. 39 Tahun 1973 Tentang Acara Penetapan Ganti Kerugian Oleh
Pengadilan Tinggi Sehubungan Dengan Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan
Benda-Benda Yang Ada Di Atasnya
9). Azas pendaftaran tanah
Pasal 19
Untuk menjamin kepastian hukum
oleh Pemerintah diadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah
Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur
dengan Peraturan Pemerinrah.
LANJUTAN
Tugas Pendaftaran Tanah tsb. antara lain mengadakan :
a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah
b. Pendaftaran hak dan peralihannya dan
c. Pemberian surat-surat sebagai
alat pembuktian hak yang kuat.
LANJUTAN
Berkaitan dengan azas pendaftaran tanah tersebut untuk pertamakali dikeluarkan :
1. PP. No. 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah, kenudian diganti dengan
2. PP. No. 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah.