• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN

N/A
N/A
selese kp pok

Academic year: 2023

Membagikan "3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Rubber is one of the plantation crops that are currently widespread in Indonesia. The remaining rubber seeds are discarded, although rubber seeds have a high vegetable oil content of around 40-50%. The purpose of this study was to determine the effect of n-hexane solution concentration and particle size of the rubber seed flour used.

Sisa biji karetnya hilang, padahal biji karet mempunyai kandungan minyak nabati yang tinggi, sekitar 40-50%. Konsentrasi larutan n-heksana yang digunakan adalah 3:1, 5:1 dan 7:1 (b/b) serta ukuran partikel tepung biji karet yang digunakan adalah 0,60 mm dan 0,85 mm. Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat, hidayah dan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “EKSTRAKSI MINYAK DARI BIJI KARET MENGGUNAKAN LARUTAN n-HEXANA” dapat terselesaikan dengan sukses.

Tamrin, M.S., selaku dosen pembimbing kedua yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan ilmu, motivasi, nasehat, arahan, dukungan dan bimbingan sejak awal hingga selesainya disertasi ini. Sapto Kuncoro, M.S., selaku kepala sekolah penguji, yang telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam menyelesaikan disertasi ini. Rafifah Salsa, Kiky Rizki atas segala doa, bantuan, kata-kata, semangat, kebaikan dan motivasinya hingga tahap penyelesaian disertasi ini.

Kawan-kawan Teknik Pertanian angkatan 2019 yang telah memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan kenangan indah selama masa studi penulis hingga tahap penyelesaian disertasi ini.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Hipotesis
  • Batasan Masalah

Pemisahan minyak yang dilanjutkan dengan ekstraksi protein dari bungkil minyak merupakan proses optimal untuk memperoleh minyak dan protein dari biji karet. Komposisi minyak biji karet mengandung asam lemak yang mempunyai manfaat dan nilai ekonomi tinggi, seperti asam palmitat, stearat, oleat, linoleat, dan linolenat. Biji karet terdiri dari 40-50% kulit keras berwarna coklat, dan 50-60% biji berwarna putih kekuningan.

Namun kandungan air yang tinggi pada biji karet dapat memicu hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak. Oleh karena itu, biji karet harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diperas untuk diambil minyaknya (Ikwuagwu et. al., 2000). Padahal biji karet mempunyai banyak keunggulan yang dapat diolah dan bernilai ekonomis, seperti digunakan sebagai bahan kerajinan, pakan ternak, industri bahkan dapat menghasilkan minyak.

Menurut berbagai sumber, daging biji karet dapat dimanfaatkan sebagai minyak pada pabrik cat atau pernis. Minyak biji karet diketahui mengandung sejumlah besar asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang, terutama asam alfa-linolenat (ALA). Oleh karena itu, penting untuk mempelajari metode ekstraksi untuk mengekstrak senyawa berharga dari biji karet agar dapat digunakan di berbagai industri.

Sisa benih karet belum dimanfaatkan secara optimal, padahal benih karet mempunyai kandungan minyak nabati yang tinggi yaitu sekitar 45,63% (Ikwuagwu et. al., 2000). Benih karet yang ada di Indonesia masih merupakan hasil samping yang belum dapat dikategorikan layak pakai karena hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan sebagai benih. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Ekstraksi Minyak dari Daging Biji Karet Menggunakan Larutan n-Heksana”.

Keunggulan penelitian ini adalah dapat mengoptimalkan minyak nabati yang terkandung dalam biji karet. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi larutan n-heksana dan perbedaan ukuran partikel tepung biji karet dapat tercapai. Keterbatasan masalah dalam penelitian ini adalah peneliti hanya ingin menghasilkan minyak yang diperoleh dari biji karet dan ingin mengetahui seberapa besar kandungan minyak yang terdapat pada biji karet dengan menggunakan larutan n-heksana yang berbeda dan ukuran tepung biji karet yang berbeda.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Biji Karet
  • Minyak Nabati
  • Pelarut
  • Pengecilan Ukuran
  • Pengayakan
  • Proses Ekstraksi Minyak

Biji karet dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain diolah menjadi makanan, sebagai campuran pakan ternak, hingga mainan anak. Biji karet merupakan salah satu bahan pangan yang perlu dikembangkan karena biji karet mengandung protein yang cukup tinggi. Biji karet juga mengandung senyawa sianida, senyawa yang terdapat pada bahan pangan merupakan senyawa yang mudah menguap dan mudah larut dalam air.

Selama ini benih karet dianggap belum mempunyai nilai ekonomis, hanya dimanfaatkan sebagai benih generatif pohon karet. Sisanya terbuang padahal biji karet mempunyai kandungan minyak nabati yang tinggi yaitu sekitar 45,6%. Biji karet terdiri dari ± 40% sekam dan 60% kulit biji, dimana variasi perbandingan kulit dan daging tergantung pada kesegaran benih.

Namun biji karet yang disimpan dalam waktu lama akan mengandung kadar air yang tinggi sehingga menghasilkan kualitas minyak yang buruk. Minyak dapat berasal dari hewan dan tumbuhan, minyak yang diperoleh dari tumbuhan disebut minyak nabati. Biji karet mengandung sekitar 40-50% minyak nabati dengan komposisi asam lemak yang dominan adalah asam oleat dan asam linoleat, sedangkan sisanya adalah asam palmitat, asam stearat, asam arakidat dan asam lemak lainnya (Setyawardhani et al., 2010).

Benih karet yang sudah cukup umur akan menghasilkan minyak dengan jumlah dan kualitas yang lebih baik dibandingkan benih karet yang masih muda. Biji karet yang disimpan terlalu lama akan memiliki kandungan air yang tinggi sehingga kualitas minyaknya mungkin buruk. Minyak pohon karet mempunyai kandungan asam linoleat sebesar 21% hingga 24% yang menunjukkan bahwa minyak pohon karet mempunyai sifat minyak semi kering (Novia, 2009).

Biji karet mengandung minyak nabati yang dapat dimanfaatkan sebagai input berharga di berbagai industri. Minyak dari biji karet kurang ekonomis bila diolah menjadi minyak nabati dan sangat baik digunakan sebagai bahan industri seperti resin alkil, linoleum, pernis, tinta cetak, minyak potong, minyak pelumas dan gemuk (Swern, 1964). Metode ini telah digunakan oleh sejumlah penelitian lain tentang RSO dan dipilih karena tingginya persentase minyak (99,5%) yang diekstraksi dari bijinya.

Metode ekstraksi minyak mekanis diidentifikasi sebagai yang terbaik mengingat kemurnian minyak yang diekstraksi, tahapan internal. Cara pengepresan adalah cara menekan atau memeras biji karet hingga hancur dan mengeluarkan minyak.

METODE PENELITIAN

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Alat dan Bahan
  • Rancangan Penelitian
  • Prosedur Penelitian
    • Persiapan Alat dan Bahan
    • Pengeringan
    • Penepungan
    • Ekstraksi
    • Proses Pemanenan Minyak
    • Parameter Pengamatan dan Perhitungan
    • Analisis Data

Pengambilan minyak dari biji karet awalnya dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, menyortir (memisahkan bahan), dan memblender dengan blender. Pengeringan merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses pengambilan minyak dari biji karet untuk menghasilkan benih yang berkualitas baik. Tujuan dari pengeringan ini adalah untuk menghilangkan kandungan air pada daging biji karet.

Pada suhu dan waktu pengeringan yang rendah, panas yang diterima ampas biji karet hanya akan menguap dari air yang ada di permukaan sehingga penurunan kadar air pada ampas biji karet akan relatif kecil. Sedangkan pada suhu pengeringan yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama, panas yang diterima daging biji karet tidak hanya digunakan untuk keperluan lain. Tepung pada ampas biji karet merupakan hasil penggilingan ampas biji karet yang telah dikeringkan hingga sangat halus sehingga kandungan dalam ampas biji karet juga meliputi karbohidrat, protein, lemak.

Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara memperoleh minyak atau lemak dari bahan yang diyakini mengandung minyak atau lemak. Ekstraksi ini dilakukan dengan cara memasukkan tepung biji gom ke dalam larutan kimia yaitu n-heksana. Minyak yang terkandung dalam biji karet akan dipisahkan dari larutan n-heksana menggunakan pengering rambut selama kurang lebih 30 menit.

Pemisahan minyak ini didasarkan pada perbedaan kelarutan minyak dengan bahan lain pada biji karet dalam pelarut. Prinsip proses degreasing adalah dengan melarutkan komponen lemak dalam n-heksana kemudian memisahkannya dari tepung biji karet. Proses degreasing dapat dilakukan dengan cara ekstraksi mekanis yaitu pengepresan, dan ekstraksi dengan menggunakan pelarut.

Ekstraksi mekanis adalah pengepresan minyak atau lemak, terutama untuk bahan asal sereal.

Tabel 1. Rancangan perlakuan konsentrasi larutan n-heksana dan ukuran partikel  Ukuran tepung
Tabel 1. Rancangan perlakuan konsentrasi larutan n-heksana dan ukuran partikel Ukuran tepung

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Perlu dilakukan pengujian kandungan larutan n-heksana pada biji karet agar minyak yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. Ekstraksi minyak biji karet dengan press hidrolik dan studi kinetik esterifikasi asam minyak biji karet. Evaluasi Awal Nilai Gizi Biji Karet dan Kue Karet Tanpa Lemak Sebagai Sumber Protein Nabati Ikan Mas Cyprinus carpio L.

Gambar

Gambar 1. Biji karet
Tabel 1. Rancangan perlakuan konsentrasi larutan n-heksana dan ukuran partikel  Ukuran tepung
Gambar 2. Diagram alir penelitian Mulai

Referensi

Dokumen terkait