Penelitian bertajuk Pengembangan Model ARTS pada Mata Kuliah Solfegio Jurusan FBS Sendarataik Universitas Negeri Padang merupakan penelitian terapan yang bertujuan untuk mencoba mengatasi kesenjangan yang muncul pada mahasiswa. Ciri khas kursus solfeggio adalah membaca lagu secara langsung (prima vista), bukan menghafal, sesuai dengan dimensi ruang. Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaran pada mata kuliah solfeggio melalui tahapan audio, playback, transkripsi, sight-reading/sight-singing (ARTS).
Pengembangan model ARTS dalam pembelajaran Solfegio sebagai mata kuliah dasar diharapkan dapat membantu siswa dalam berpartisipasi dalam pembelajaran musik tingkat lanjut.
Tujuan, Luaran, dan Konstribusi Penelitian
Pengembangan Model Pembelajaran
Model pembelajaran berbasis kelas didasarkan pada asumsi bahwa terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung di dalam kelas dengan waktu pembelajaran yang telah ditentukan. Kemudian, model pembelajaran berorientasi sistem didasarkan pada asumsi penggunaan perangkat teknologi untuk mewujudkan tujuan (pribadi. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan konseptual antara model pembelajaran dengan pendekatan, strategi, metode atau teknik pembelajaran.
Metode memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, karena berkaitan langsung dengan bentuk kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran
Desain pembelajaran merupakan suatu sistem dari komponen-komponen terkait yang terdiri dari tujuan, sintaksis, sistem sosial, prinsip respon, sistem pendukung, serta pengaruh instruksional dan penyertanya. Sanjaya menyatakan bahwa desain pembelajaran dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui proses perencanaan bahan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilaksanakan, perencanaan sumber belajar yang dapat digunakan dan perencanaan penilaian keberhasilan. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa desain pembelajaran dirancang untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dimana proses pembelajaran mempunyai fase langsung [jangka pendek] dan fase jangka panjang.
Dalam praktiknya, rancangan sistem pembelajaran dapat dilaksanakan pada seluruh jenjang dan satuan pendidikan formal dan nonformal. Perancangan sistem pembelajaran juga dapat diterapkan di perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan menerapkan prosedur yang sistematis dan sistematis.
Solfegio
Pembelajaran solfegio merupakan kegiatan mengkomunikasikan musik melalui bunyi-bunyian yang mengandung harmoni, yang diwujudkan melalui irama dan nada yang tepat ketika diungkapkan. Harmoni yang dimaksud adalah keseimbangan yang menciptakan kesatuan dari nada-nada yang disusun pada tataran suatu frase atau frase musik selaras dengan iramanya. Senada dengan pernyataan di atas, Sylado mengatakan bahwa musik berkaitan dengan ruang dan waktu serta dimaksudkan untuk didengarkan.
Dalam konteks musik, ruang adalah tinggi nada sebuah nada, yang diwujudkan melalui frekuensi, dan waktu adalah lamanya nada tersebut dibunyikan. 2013: xvii-xxii) dalam buku berjudul Music For Eartraining menjelaskan bahwa ruang lingkup dan kegiatan pembelajaran solfeggio meliputi latihan mendengarkan (eartraining), latihan membaca (sight-. Unsur irama yang dipelajari adalah notasi dan tanda birama, meteran, tempo dan pola ritme Unsur melodi meliputi nada, tangga nada, interval, akord, pola melodi mayor, dan melodi minor Unsur harmonik yang dipelajari adalah trinada dasar, nada ketujuh Mekanisme kegiatan pembelajaran adalah dikte ritme, dikte melodi, dan dikte harmoni.
Selain itu, Merritt (2016: vii) dalam bukunya yang berjudul: Comprehensive Aural Skills: A Fleksibel Approach to Rhythm, Melody, and Harmony menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran solfeggio diajarkan secara berurutan dan berkesinambungan dimulai dari ritme, kemudian dilanjutkan ke topik melodi dan harmoni. Solfegio merupakan kegiatan belajar membaca atau membunyikan lambang notasi pad atau notasi angka dengan menggunakan suku kata do-re-mi-fa-sol-la-si. Indikator utama yang dilakukan dalam kegiatan solfeggio adalah ketepatan waktu pada setiap satuan nada dan ketepatan nada, termasuk intervalnya yang dikenal dengan istilah biola dalam notasi. Aspek lain, misalnya kualitas vokal (kualitas suara) dan artistik (pertunjukan atau koreo), tidak termasuk dalam lingkup pengajaran solfeggio. Jadi, aspek utamanya. Gerak menurun menyatakan rangkaian nada ke nada yang lebih rendah baik dengan melangkah maupun melompat.
Unsur-unsur musik yang didengar dan dianalisis adalah: (a) ritme, yaitu bunyi rangkaian nada yang berbeda panjang dan pendeknya tergantung pada ketukan dasar, meteran dan tempo atau metronom, (b) interval nada, yaitu bunyi dua nada terdekat berdasarkan arahnya. , jarak dan gerakan, dan (c) melodi, yaitu bunyi serangkaian nada yang berbeda panjang, pendek, dan kerasnya. Sehubungan dengan pernyataan di atas, Johnstone menyatakan bahwa selain kegiatan sight-reading, ear-training, sight-singing, kegiatan pembelajaran solfeggio juga mencakup kegiatan dikte atau improvisasi.
Temuan/ Studi Pendahuluan
Kegiatan improvisasi menjadi tantangan bagi guru musik karena muncul berbagai pertanyaan pedagogi mulai dari “bisakah improvisasi diajarkan?” untuk pertanyaan "haruskah itu diajarkan?". Johnstone mengatakan kegiatan improvisasi dapat meningkatkan pemikiran kreatif siswa dan meningkatkan kemampuannya untuk lebih kritis dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru seni juga mengaku tidak memberikan bahan ajar ritme dan melodi, melainkan memberikan pengajaran seni musik (menyanyi) dengan meniru kaset yang diputar.
Salah satu faktor penyebabnya adalah pengetahuan profesional dalam membaca dan memodelkan ritme dan melodi tidak mencukupi. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa Jurusan FBS Sendratasik Universitas Negeri Padang, maka perlu dilakukan pengembangan model ARTS agar rancangan yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran, strategi, metode dan teknik dapat dibuat. . merancang dan menjadi pedoman bagi dosen pengampu mata kuliah dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Dengan mengembangkan model ini diharapkan kita dapat (1) meminimalisir permasalahan yang dihadapi, (2) mengembangkan pengalaman belajar dengan memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya, (3) memiliki pengetahuan yang bersifat eksplanatif dan prosedural, (4) dapat memiliki pengetahuan praktis dan intelektual. kemampuan. , dan (5) ) meningkatkan kemampuan otomatisasi dan transfer ke konteks baru.
Roadmap/Peta Penelitian
Ketiga penelitian tersebut di atas relevan dan dapat menjadi referensi bagi peneliti untuk membuka wacana penelitian ini. Hasil penelitian ini merupakan langkah awal untuk menyelidiki permasalahan transformasional yang ada dalam pembelajaran solfeggio siswa di Sendratasik saat ini. Peneliti menaruh beberapa hal penting sebagai acuan dari penelitian yang relevan di atas, yaitu bagaimana cara mentransformasikan ritme dan melodi lagu pada alat musik yang digunakan oleh setiap siswa, cara membaca ritme dan ritme serta melodi lagu untuk ditulis, dan cara berlatih mendengarkan ritme dan melodi.
Penelitian ini akan menyelidiki pengembangan model ARTS pada mata kuliah solfeggio di Jurusan FBS Sendratasik Universitas Negeri Padang. Penelitian ini terkait dengan pengembangan model ARTS pada mata kuliah solfegia Jurusan FBS Sendratasik Universitas Negeri Padang. Langkah awal penelitian ini adalah terlebih dahulu mengidentifikasi dan menganalisis variabel desain model pembelajaran sebelum dilakukan pengujian model, yaitu: (a) situasi pembelajaran, yang meliputi analisis karakteristik peserta didik, analisis gaya belajar, analisis kondisi lingkungan. dan analisis. karakteristik program departemen, (b) karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik tugas solfeggio, (c) strategi pembelajaran, yang meliputi analisis strategi presentasi, analisis struktur strategi, analisis strategi manajemen, dan (d) prediksi hasil pembelajaran yang diharapkan setelah pengujian model. .
Oleh karena itu, analisis situasi belajar menjadi parameter dalam menentukan isi dan tugas pembelajaran solfeggio. Selain itu, metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengembangkan model ARTS adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis latar belakang mahasiswa prodi musik Sendratasik, membuat rencana, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi.
Lokasi Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Peubah yang diamati/ diukur
- Responden Penelitian
- Model yang digunakan
- Rancangan Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan membagi siswa menjadi dua kelompok belajar, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dirancang melalui survei pendahuluan terhadap siswa Sendratasik yang terdaftar menjadi mahasiswa di sanggar musik, antara lain:. a) analisis latar belakang siswa yang mengacu pada sekolah asal dan tahun kelulusan, (b) situasi pembelajaran yang mengacu pada lingkungan belajar, (c) analisis tugas yang mengacu pada kegiatan pembelajaran, (d) kemampuan awal siswa , dan (e) kebutuhan siswa dalam pembelajaran solfegio. Hasil analisis di atas dijadikan pedoman perancangan model ARTS yang selanjutnya akan diimplementasikan dan dievaluasi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan satu atau dua perlakuan, yaitu wawancara dan observasi. Wawancara dengan TIM dan guru yang mengajar mata kuliah solfege meliputi materi ajar solfege dan penerapan model.
Bagan Alir Penelitian
Untuk melihat keefektifan pengembangan pembelajaran dengan menggunakan model, perlu ditelusuri terlebih dahulu pengembangan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah selanjutnya untuk mengubah bentuk pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap relevan dengan pengembangan model yang diterapkan. Di bawah ini diuraikan beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap pengembangan pembelajaran pada model yang ada.
Pengembangan model pembelajaran vokal Pengembangan model pembelajaran ARTS solfegio menggunakan metode SAS pada mata kuliah Solfegio berbasis pembelajaran langsung di SD kota Jurusan FBS Sendratasik (Jagar L. Toruan, 2017) (Jagar L Toruan, 2013 ) Universitas Negeri Padang. Pengembangan Bahan Ajar Solfegio Pengembangan Instrumen Berbasis Instruksi Langsung Pengukuran Solfegio di SendratasikFBS UNP (Totok S. Florentinus, 1997) (Jagar L. Toruan, 2016).
Fokus Penelitian
Proses Pengembangan
- Analisis
- Evaluasi
Kedua, latihan pendengaran atau gladi bersih terlebih dahulu mengenai pola ritme, interval nada, dan pola melodi yang akan ditiru nantinya. Begitu pula media alat yang diperlukan untuk mempelajari solfege digunakan sebagai bahan latihan aural ritme, interval nada, dan melodi. Pola ritme, interval nada, dan melodi merupakan materi yang dapat membantu pemahaman dan keterampilan yang dibutuhkan dalam solfeggio.
Kegiatan belajar pada tataran latihan atau latihan audio, yaitu mendengarkan bunyi berirama, interval nada, dan melodi. Kegiatan pembelajaran pertama adalah latihan audio yang dilakukan dengan mendengarkan pola ritme, interval nada, dan pola melodi menggunakan piano/CD. Tujuan dari latihan audio ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang waktu dan ruang terkait ritme, interval nada, dan melodi.
Kegiatan pembelajaran ketiga adalah latihan menyalin ritme, interval nada, dan melodi yang dimainkan pada piano. Kemudian, bunyi ritme, interval nada, dan melodi yang didengar dicatat dalam notasi ruang dan waktu. Transformasi keempat nada dan suku kata membacanya yaitu: “tu-wa-ga-pat” atau “ta-ti-ti-ti” sebagai berikut.
Transformasi ketiga nada dan suku kata membacanya, yaitu: “tu—ga-pat” atau “ta—ti-ti”. Konversi dua nada dan suku kata untuk membacanya adalah: “tu--pat” atau “ta-ti” sebagai berikut. Konversi dua nada dan suku kata untuk membacanya adalah: “tu-ga” atau “ta-ti” sebagai berikut.
Performa atau hasil belajar siswa dalam bidang ritme, interval nada, dan melodi meningkat secara signifikan.
Saran
Setelah dilakukan tahap evaluasi, dapat disimpulkan bahwa selain mendengarkan dan transkripsi, latihan reproduksi melodi dalam pembelajaran solfeggio sangat bermanfaat. Dengan reproduksi melodi, pengetahuan dan keterampilan tentang nada, interval, ketukan, ritme, dan tempo dapat dilatih saat berlatih audio, transkripsi, dan membaca.