• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

4 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Profil Informan

Salah satu metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah dengan melakukan wawancara dengan informan terkait. Peneliti memberikan gambaran tentang profil informan yang memberikan pandangan terkait penelitian ini.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang pemuda, ketiga orang informan tersebut adalah subjek dalam penelitian ini yang memberikan informasi melalui wawancara yang penulis lakukan sebagai bahan untuk memperoleh data penelitian.

Informan tersebut adalah Jemaah sekaligis anggota yang mengikuti kajian.

Dalam penelitian ini terdapat tiga orang informan. Pemilihan informan dilakukan bukan berdasarkan secara acak melainkan didasari ada tujuan tertentu, penelitian informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan penguasaan materi dan informasi yang lengkap dan akurat. Pada penelitian kali ini informan akan diberikan inisial berupa kode N1, N2, dan N3. Yang artinya N1 yaitu narasumber pertama, N2 adalah narasumber kedua, dan N3 adalah narasumber ketiga.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah penamaan informan dalam pembahasan, peneliti pun membuat tabel untuk lebih mempermudah singkatan-singkatan yang telah dibuat.

(2)

Berikut adalah profil-profil informan dan hasil wawanara : Tabel 4.1 Profil Informan

kode nama usia Jenis kelamin kerjaan

N1 Fauzan Nur Arifin 22 tahun Laki-laki Pengusaha

N2 Dedeh Hidayah 28 Tahun Perempuan Karyawan Swasta N3 Irvan Firdaus 24 Tahun Laki-laki Pengusaha

Sumber : Peneliti

Berikut adalah keterangan yang berkaitan dengan informan atau narasumber yang diwawancara dalam peneltian ini.

Fauzan Nur Arifin adalah seorang laki-laki anak pertama dari tiga bersaudara dan berumur 22 tahun. Tinggal di Jl, Cinambo Indah no 197 kecamatan Cinambo kelurahan Pakemitan. Dirinya sibuk dengan usaha dan menghadiri majlis ilmu.

Bergabung dengan Komunitas Pemuda Hijrah sudah tiga tahun lamanya, dengan mendatangi kajiannya tiga kali dalam seminggu.

Dedeh Hidayah adalah seorang perempuan anak pertama dari dua bersaudara dan berumur 28 tahun. Kelahiran garut, dan sedang bekerja di Kota Bandung di suatu pabrik. Menjadi anggota Komunitas Pemuda Hijrah sudah Empat tahun dari awal kelahirannya Komunitas Pemuda Hijrah yaitu pada tahun 2015.

Irvan Firdaus adalah seorang laki-laki anak pertama berumur 24 tahun. Tinggal di Jl.

Desa Rt 08 Rw 03 kelurahan Babakansari kecamatan Kiaracondong Bandung. Dirinya sibuk dengan usaha elektroniknya dan menghadiri kajian di Komunitas Pemuda Hijrah.

(3)

Menjadi Anggota dan bergabung di Komunitas Pemuda Hijrah sudah dua tahun dan menghadiri setiap kajiannya dalam sebulan tujuh sampai Sembilan kali.Hasil Penelitian

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan hasil riset penelitian yang telah peneliti lakukan. Peneliti melakukan riset di Masjid Raya TSM di jalan Gatot Subroto, Bandung. dengan memperoleh data berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Peneliti memfokuskan pokok permasalahan yang diteliti yaitu mengenai kajian di Komunitas Pemuda Hijrah.

Permasalahan yang diteliti diantaranya mengenai, kajian Komunitas Pemuda Hijrah itu sendiri dan latar belakang para pemuda untuk bergabung di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, peneliti menyajikan data hasil wawancara berdasarkan penjelasannya yang kemudian akan ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Studi Deskriptif, dimana peneliti disini menggali informasi lebih dalam mengenai Komunitas Pemuda Hijrah, kajiannya, dan latar belakang pemuda untuk mengikuti kajiannya, serta mewawancarai anggota yang mengikuti kajian tersebut.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan hasil riset penelitian yang telah peneliti lakukan. Peneliti melakukan riset di Masjid Raya TSM di jalan Gatot Subroto, Bandung. dengan memperoleh data berdasarkan hasil wawancara dan observasi,

(4)

Peneliti memfokuskan pokok permasalahan yang diteliti yaitu mengenai kajian di Komunitas Pemuda Hijrah.

Permasalahan yang diteliti diantaranya mengenai, kajian Komunitas Pemuda Hijrah itu sendiri dan latar belakang para pemuda untuk bergabung di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, peneliti menyajikan data hasil wawancara berdasarkan penjelasannya yang kemudian akan ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Studi Deskriptif, dimana peneliti disini menggali informasi lebih dalam mengenai Komunitas Pemuda Hijrah, kajiannya, dan latar belakang pemuda untuk mengikuti kajiannya, serta mewawancarai anggota yang mengikuti kajian tersebut.

4.2.1 Latar belakang ketertarikan para pemuda di kota bandung untuk mengikuti kajian pemuda hijrah

Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara yang telah diperoleh di lapangan terkait dengan fenomena kajian di Komunitas Pemuda Hijrah peneliti menemukan bahwa gambaran positif yang narasumber terima terkait ketertarikan terhadap kajian di Komunitas Pemuda Hijrah. Seperti yang diungkapkan oleh Fauzan Nur Arifin (N1)

Antusias terhadap pemaparan yang di sampaikan oleh ustadz. Hanan sangat menarik dan masuk kedalam pemahaman anak-anak muda umumnya saat ini. Dengan gaya style tampilan yang tidak Religi justru membuat daya tarik juga di kalangan anak muda.”

Hal yang sama yang di kemukakan oleh Dedeh Hidayah (N2)

(5)

“yang membuat saya ingin bergabung menjadi Jemaah atau anggitanya yaitu sejak sejak pertama kali mengikuti kajian shift saya udah jatuh cinta dan saat itu ketika Ustadz hanan berceramah isi ceramahnya mudah saya fahami dan mudah dicerna serta gampang di ingat untuk diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.”

Pernyataan yang diketahui narasumber sebelum bergabung tentang kajian di Komunita Pemuda Hijrah oleh Fauzan Nur Arifin (N1)

Sebelumnya saya tidak tahu pemuda hijrah. Awalnya hanya ikut sholat berjamaah saja di masjid trans studio Bandung. Setelah beres sholat, banyak anak2 muda mayoritas yangg tidak beranjak setelah sholat. Karena penasaran saya ga langsung pulang. Tapi menunggu, dan ternyata tepat waktu itu sedang kajian pemuda hijrah yang di isi oleh founder nya langsung yaitu ustadz.

Hanan Attaki. Disitu awal saya tau pemuda hijrah

Pencapaian yang sudah didapat dan belum didapat narasumber setelah bergabung ke kajian di Komunitas pemuda Hijrah seperti yang di ungkapkan dedeh Hidayah (N2)

“pencapai yang didapatkan yaitu banyak hal yang belum saya ketahui tentang Islam saya dapatkan tentang ilmu Islam. Awalnya mindset saya saya yakin adanya hantu setelah mendengar pembahasan tentang jin akhirnya mindset saya berubah, lebih yakin sama Allah dan hantu itu tidak ada, yang ada hanya jin.

(6)

Pencapaian yang belum saya dapatkan adalah banyak akhlak yang Ustadz Hanan ceritakan kepada Jemaah yang belum saya turuti. Belum mampu menghafalkan Al-Qur’an seperti Ustadz Hanan dan masih banyak shiroh nabi yang belum saya ketahui”

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Irvan Firdaus (N3)

“yang sudah saya dapatkan saat kajian adalah teman-teman yang sama-sama menujukan ke jalan Allah dan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang sebelumnya saya tidak mengetahuinya. Saya belum bisa atau masih belajar mengaji dengan lancer, dan belum bisa menjadi orang soleh seperti mereka rekan-rekan saya yang lebih dahulu bergabung di komunitas Pemuda Hijrah.”

4.2.2 Bentuk Komunikasi Yang Dilakukan Komunitas Pemuda Hijrah Saat Melakukan Kajian

Selain latar belakang pemuda yang mengikuti kajian di Komunitas Pemuda Hijrah, peneliti menemukan fakta di lapangan mengenai bentuk komunikasi yang dilakukan Komunitas Pemuda Hijrah saat melakukan kajian. Cara penyampaian materi dari aktifis dakwah kajian di Komunitas Pemuda Hijrah ini Seperti yang diungkapkan oleh Fauzan Nur Arifin (N1)

Aktifis dakwah, seperti Ustadz Hanan Attaki. Beliau menyampaikan dakwah dengan lembut, tidak profokatif dan yang terpenting mengajak anak muda dalam kebaikan itu sepertinya ngena banget ke hati. Mungkin karena gaya

(7)

bahasanya yang bisa menyesuaikan dengan bahasa anak muda zaman sekarang.”

Sama juga yang diungkapkan oleh Irvan Firdaus (N3) dan Dedeh Hidayah (N2) (N3) : “Cara penyampaian yang mengajak secara halus, tidak dengan nada yang tinggi yang membuat Jemaah menjadi tertarik dan nyaman saat mengikuti kajian.”

(N2) :“Penyampaian yang santai, dan mudah dimengerti. Gaya bahasa dan gaya berpakaian aktifis dakwahnya seperti yang di lakukan Ustadz Hanan Attaki bisa memberi gambaran bahwa menjalankan syari’at islam bisa dengan cara apapun selama tidak melanggar hokum syari’at.”

Ada hal menarik dari ungkapkan narasumber tentang kajian ini, tentang metode dan pendekatan khusus yang dilakukan saat kajian. Seperti yang di ungkapkan oleh fauzan Nur Arifin (N1)

“kalau membicarakan metodenya yang paling umum itu lewat humor, kita berusaha sebisa mungkin ada unsur humor di setiap kajian. Humor seperti menceritakan kehidupan para jomblo yang belum menikah, humor percintaan atau ta’aruf, jadi tidak terlalu serius.”

Lain halnya dengan dua narasumber (N2) dan (N3) yang manambahkan perkara non- verbal dalam metode pendekatan saat kajiannya.

(N2) : “Memberikan dakwah kreatif ala anak muda melalui pendekatan yang tidak konservatif. Menggunakan bahasa kaumnya, yaitu bahasa anak

(8)

muda dalam berdakwah. Penampilannya, mereka tidak nampak berupaya mencitrakan dirinya religious. Menghindari perdebatan fiqih dan sholatpun dipimpin oleh anak muda. Pengemasan pesan-pesan moral, berupa ayat-ayat suci atau hadits dengan gaya yang disukai kaum milenial. Mengganti penampilan, Styelnya seperti mengganti peci dengan kumpluk, baju koko diganti dengan kemeja ala-ala anak muda dan tentunya isi dakwah yang menyeru untuk melakukan kebaikan tapi di kemas secara ringan dan santai.”

(N3) : “Metodenya mungkin yang pertama kali bisa menarik perhatian pasti dari perkara zhohir(yang terlihat) yaitu style Pemuda Hijrah, stylenya tidak terlalu menonjolkan kereligiusan, malah cenderung lebih asik, stylis banget buat anak muda zaman now. Jadi anak-anak muda tidak harus kaku dalam berpakaian yang penting menutup aurat. Dan yang kedua adalah dari cara dakwah Ustadz Hanan Attaki yang sangat bersahabat dengan anak-anak muda sehingga anak-anak muda lebih tertarik dan bersemangat untuk mengikuti kajian di Komunitas Pemuda Hijrah.”

Hal yang menrik diungkapkan narasumber (N3), mengenai kajian di Komunitas Pemuda Hijrah dalam mengemas pesan dakwah agar dapat diterima oleh anak muda.

Seperti yang diungkapkan oleh Irvan Firdaus (N3)

Ustadznya yang bernama Hanan Attaki menjiwai layaknya anak muda zaman sekarang. Pembahasan ilmu agama yang dibawakan secara ringan tapi bermakna. Mengemas pesan dakwahnya dengan bahsa anak muda zaman sekarang, contoh di suatu ceramahnya yang menceritakan tentang siti Mariam

(9)

: siti Mariam yang disebut itu adalah sosok wanita yang suci yang belum pernah tersentuh oleh lelaki, terus Ustadz Hanan mengibaratkannya kalo zama sekarang mah itu siti Mariam dalam kontak whatsappnya gak ada konta cowo.

Yang berarti deket sama cowo juga tidak pernah, seperti itulah, memakai perumpamaan perumpamaan anak muda.”

4.2.3 Feedback Jemaah Kajian Di Komunitas Pemuda Hijrah Setelah Mengikuti Kajian

Hal yang peneliti ingin tahu selanjutnya tentang feedback Jemaah kajian di Komunitas Pemuda Hijrah setelah mengikuti kajian. Dijawab oleh anggota Komunitas Pemuda Hijrah sebagai narasumber. Diungkapkan oleh Fauzan Nur Arifin (N1) tentang tanggapan para pemuda tentang hadirnya kajian di Komunitas Pemuda Hijrah.

“Dengan hadirnya kajian Komunitas Pemuda Hijrah, pemuda di Kota Bandung kini menjadi sorotan dalam hal bergaul. Tentunya dalam pergaulan yang positif, karena dulu pemuda di Bandung sangan tercoreng dengan adanya geng motor.

Sekarang malah orang-orang dari geng motor mulai berhijrah dan mengikuti setiap kajian yang ada di Komunitas Pemuda Hijrah.”

jawaban yang lebih simple di ungkapkan Dedeh Hidayah (N2)

“Alhamdulillah berdampak positif, dimana anak muda sekarang sedang rawan dengan pergaulan bebas Komunitas ini memberikan wadah agar anak muda tetap berada dalam kolidor yang baik.”

(10)

Setelah melakukan kajian, Jemaah melakukan hal-hal yang positif. Seperti yang diungkapkan oleh fauzan Nur Arifin (N1)

“saya sendiri selaku Jemaah yang ikut dalam setiap kajian, setelah mengikuti kajian ini saya langsung mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Yaa walau pun masih banyak yang belum saya amalkan, tetapi ini semua membuat saya lebih baik dari sebelumnya.”

Hal yang menarik dipandang dari sisi religious diungkapkan oleh Irvan Firdau (N3)

kami mengaplikasikan ilmu dari kajian yang kami dapat dari komunitas pemuda hijrah, itu akan menjadi amal jariyyah juga untuk anggota-anggota komunitas pemuda hijrah.”

Selanjutnya jemaah memberikan apresiasi terhadap kajian di Komunitas Pemuda Hijrah. Seperti yang diungkapka oleh nerasumber (N1) dan (N2)

(N1) : “Hal pertama adalah mengfollow instagram Shift Pemuda Hijrah, dengan itu saya bisa membantu untuk meningkatkan rating followers akun komunitas pemuda hijrah. Tidak itu saja, saya juga mere-upluod setiap postingan yang ada di instagram untuk meviralkannya.

(N3) : “Kalo saya sih ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan Komunitas Pemuda Hijrah, suka ada yang dinamakan hari KHIDMAT, hari dimana acara kajian akan dilaksanakan saya dan kawan-kawan ikut untuk membantu dengan Cuma-cuma.”

(11)

Dalam hasil penelitian ini, peneliti mendapatkan fakta-fakta dari lapangan bahwa ke tiga narasumber tersebut menceritakan hal-hal positif yang terdapat pada kajian- kajian di Komunitas Pemuda Hijrah. Selain itu narasumber menceritakan komunikasi yang ada saat kajian di Komunitas Pemuda Hijrah sehingga bisa menimbulkan ketertarikan jemaah. Serta feedback dari Jemaah terhadap kajian di Komunitas Pemuda Hijrah yang sangan mengapresiasi terhadap kajian tersebut.

4.3 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan penelitian kualitatif, peneliti akan menguraikan tentang data penelitian yang akan dihubungkan dengan konsep dan teori yang sebelumnya dibahas.

Data penelitian diperoleh melalui wawancara penelitian terhadap anggota kajian di Komunitas Pemuda Hijrah.

4.3.1 Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapat dari data yang di ambil di lapangan bahwa fenomena yang sedang marak di Kota Bandung adalah fenomena kajian pemuda hijrah di Kota Bandung yang sedang trend dan banyak di ikuti. Berikut merupakan pembahasan serta analisis penelitian sebagai informasi terkait dengan focus penelitian ini. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi Deskriptif dengan membangun pemahaman dari realitas yang tampak dan melihat suatu fenomena melalui orang yang mengalaminya peneliti dapat mengetahui fenomena kajian Pemuda Hijrah di Kota Bandung .

(12)

4.3.2 Analisis Latar Belakang Ketertarikan Para Pemuda Di Kota Bandung Untuk Mengikuti Kajian Pemuda Hijrah

Pada bagian ini peneliti akan menganalisa hasil temuan di lapangan mengenai latar belakang para pemuda di Kota Bandung tertarik mengikuti Kajian Pemuda Hijrah.

Dari data yang ditemukan di lapangan, peneliti menemukan adanya pandangan yang positif dari para narasumber terhadap kajian di Komunitas Pemuda Hijrah sebelum mereka bergabung kedalam kajian tersebut sehingga mereka tertarik untuk mengikuti kajian di Komunitas Pemuda Hijrah. Menurut Blumer, sebelum memberikan makna atas sesuatu, terlebih dahulu aktor melakukan serangkaian kegiatan olah mental, seperti: memilih, memeriksa, mengelompokkan, membandingkan, memprediksi, dan mentransformasi makna dalam kaitannya dengan situasi, posisi, dan arah tindakannya(Blumer, 2019).

Setelah mereka memilih dan memeriksa meraka lalu melakukan tindakan, yaitu bergabung ke kajian yang ada di Komunitas Pemuda Hijrah. Mereka bergabung bukan tanpa alasan atau hanya ikut-ikutan karena sedang tren atau karena melihat banyak anak muda lainnya yang ikut jadi mereka tergerak untuk mengikuti juga. Tapi hal yang membuat mereka tertarik dari kajian tersebut adalah keinginan belajar ilmu agama mereka disertai kecintaanya terhadap Ustadznya yang memberikan bahasan-bahasan yang menarik yang mudah untuk mereka terima.

Lalu dengan mereka melihat dan menilai sosok Ustadznya yang menurut mereka bisa menjadi panutan dalam bergaul juga dalam menjalankan syari’at agama Islam. Seperti yang di katakana Blumer dalam teori interaksionisme simbolik bahwa

(13)

human act toward people or things on the basis of the meanings they assign to those people or things. Maksudnya, manusia bertindak atau bersikap terhadap manusia yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan kepada pihak lain tersebut.”

Sebagai contoh, dalam film Kabayan, tokoh Kabayan sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang kepada siapa atau bagaimana memandang tokoh tersebut. Ketika Kabayan pergi ke kota besar, maka masyakat kota besar tersebut mungkin akan memaknai Kabayan sebagai orang kampung, yang kesannya adalah norak, kampungan. Nah, interaksi antara orang kota dengan Kabayan dilandasi pikiran seperti ini. Padahal jika di desa tempat dia tinggal, masyakarat di sana memperlakukan Kabayan dengan cara yang berbeda, dengan perlakuan lebih yang ramah. Interaksi ini dilandasi pemikiran bahwa Kabayan bukanlah sosok orang kampung yang norak.

Terjadi juga pada pemaknaan kajian di Komunitas Pemuda Hijrah, jika sosok Ustadz Hanan attaki berdakwah kepada anak muda, maka akan cocok dan pas dengan style dan cara bahasa juga pembahasan yang ringan yang mudah untuk diterima oleh anak muda. Akan tetapi jika kajian di Komunitas Pemuda Hijrah Ustadz Hanan Attaki menghadapi Jemaah yang rata-rata orang tua atau para kyai maka akan berpandangan negative tentang Ustadz Hanan Attaki dan kajiannya, dikarena kan kurang sopan.

(14)

4.3.3 Analisis Bentuk Komunikasi Yang Dilakukan Komunitas Pemuda Hijrah Saat Melakukan Kajian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dengan mendapatkan data melalui observasi dan wawancara. Peneliti menemukan fakta-fakta di lapangan terkait dengan bentuk komunikasi yang dilakukan Komunitas Pemuda Hijrah saat melakukan kajian.

Dari data yang didapat di lapangan, peneliti menemukan jawaban dari rumusan masalah tentang kajian yang ada di Komunitas Pemuda Hijrah. Bahwasanya kajian di Komunitas Pemuda Hijrah mempunyai metode dakwah yang unik disampaikan terhadap Jemaah yang segmentasi utamanya adalah anak muda.

Karena anak muda terutama yang mengawali hijrahnya untuk mengikuti kajian sangatlah terbantu dengan metode dan cara yang Ustadz Hanan Attaki bahas dan bawakan di setiap kajiannya. Ini semua agar anak muda bisa memaknai suatu kaliamat atau perintah berupa ajakan menyeru ke jalan yang benar dengan mudah. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Herbert Blumer mengutarakan tentang tiga prinsip utama interaksi simbolik, yaitu tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought). Menurut Craib (dalam Sarmini, 2002: 50), asumsi teori interaksi simbolik Blumer adalah sebagai berikut.

A. Manusia bertindak terhadap sesuatu dasar asumsi internilai simbolik yang dimiliki sesuatu itu (kata, benda, atau isyarat) dan bermakna bagi mereka.

(15)

B. Makna-makna itu merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat manusia.

C. Makna-makna yang muncul dari simbol-simbol yang dimodifikasi dan ditangani melalui proses penafsiran yang digunakan oleh setiap individu dalam keterlibatannya dengan benda-benda dan tanda-tanda yang dipergunakan.

Berdasarkan data dan fakta yang penelita dapat di lapangan dengan cara observasi dan mewawancarai narasumber. Makna yang ditangkap oleh para Jemaah yang mengikuti kajian di Komunita Pemuda Hijrah bisa dikaitkan dengan teori yang peneliti pakai. Bahwasanya komunikasi yang tersampaikan dari kajian tersebut diawali dengan komunikasi non-verbal yaitu dari gaya penampilan dari Ustadz Hanan Attaki yang mewakili pemuda pada zaman sekarang. Lalu dari gaya bahasa yang disampaikan saat kajian, yaitu bahasa yang mudah dimengerti dan dikemas dengan menarik.

Makna dari simbol-simbol merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat. Individu dan masyarakat merupakan aktor dalam interaksi simbolik yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan individu tidak ditentukan oleh individu itu sendiri, juga tidak ditentukan oleh masyarakat, namun oleh pengaruh keduanya. Dengan kata lain, tindakan seseorang adalah hasil dari “internal dan eksternal stimulasi” (Sarmini, 2002: 53).

(16)

4.3.4 Analisis Feedback Jemaah Kajian di Komunitas Pemuda Hijrah Setelah Mengikuti Kajian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dengan mendapatkan data melalui observasi dan wawancara. Peneliti menemukan fakta-fakta di lapangan terkait feedback Jemaah kajian di Komunitas Pemuda Hijrah setelah mengikuti kajian.

Dari data yang ditemukan di lapangan, peneliti dapat menganalisis bagaimana feedback Jemaah kajian Komunitas Pemuda Hijrah setelah mengikuti kajian bisa positif mengapriasi kehadiran kajian di Komunitas Pemuda Hijrah untuk menjadi wadah para pemuda dalam bergaul, serta menggali ilmu agama. Dalam hal ini mengerak selaku Jemaah ikut serta dalam memajukan kajian yang mereka ikut didalamnya untuk bersama-sama mewujudkankan visi dan misi dari Komunitas Pemuda Hijrah.

Dalam pandangan interaksi simbolik, sebagaimana ditegaskan Blumer, proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan menegakkan kehidupan kelompok. Menurut teoritisi interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah

“interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol”. Mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial.

(17)

A. PREMIS-PREMIS INTERAKSIONISME SIMBOLIK

1. Individu merespons suatu situasi simbolik. Individu dipandang aktif untuk menentukan lingkungan mereka sendiri.

2. Makna adalah produk interaksi sosial. Oleh karena itu, makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa.

3. Makna yang diiterpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial.

Perubahan interpretasi dimungkinkan karena individu dapat melakukan proses mental, yakni berkomunikasi dengan dirinya.

Berhubungan dengan teori yang peneliti pakai tentang feedback Jemaah terhadap kajian di Komunitas Pemuda Hijrah adalah saling menguntungkannya individu dan kelompok yang terjalin yang sudah memahami makna-makna simbol komunikasi yang mereka terima. Sepeti halnya kajian di Komunitas Pemuda Hijrah yang isi kajiannya selalu membahas tentang kebaikan dan penerapan ilmu agama dalam keseharian, lalu Jemaah menangkap makna tersebut dan mendukung dengang cara yang berbeda-beda. Ada yang mendukung lewat sosial media dengan cara mempublikasikan setiap bahasan kajiannya, ada yang mengajak teman dan keluarganya untuk mengikuti kajiannya dan lain sebagainya.

4.4 Analisis Keterkaitan Teori Interaksi Simbolik

(18)

Berdasarkan hasil temuan peneliti mengenai kajian Pemuda Hijrah kota Bandung dalam memenuhi kebutuhan ilmu agama ada keterkaitan temuan dengan teori yang melandasinya.

Peneliti menganalisa tentang Analisis Studi Deskriptif Mengenai Kajian Pemuda Hijrah Kota Bandung Dalam Memenuhi Kebutuhan Ilmu Agama. Berdasrkan temuan dilapangan, dimana kajian yang di sajikan oleh Komunitas Pemuda Hijrah dapat menarik minat pemuda di Kota Bandung untuk mengikuti kajian dan menjalankan hijrahnya. Semua itu bisa terjadi karena pesan verbal dan non-verbal atau pembahasan yang disampaikan saat kajian dapat diterima oleh jemaah sehingga menimbulkan makna yang mudah diartikan oleh Jemaah.

Herbert Blumer mengutarakan tentang tiga prinsip utama interaksi simbolik, yaitu tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought).

Menurut Craib (dalam Sarmini, 2002: 50), asumsi teori interaksi simbolik Blumer adalah sebagai berikut.

1. Manusia bertindak terhadap sesuatu dasar asumsi internilai simbolik yang dimiliki sesuatu itu (kata, benda, atau isyarat) dan bermakna bagi mereka.

2. Makna-makna itu merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat manusia.

3. Makna-makna yang muncul dari simbol-simbol yang dimodifikasi dan ditangani melalui proses penafsiran yang digunakan oleh setiap individu dalam keterlibatannya dengan benda-benda dan tanda-tanda yang dipergunakan.

(19)

Makna dari simbol-simbol merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat. Individu dan masyarakat merupakan aktor dalam interaksi simbolik yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan individu tidak ditentukan oleh individu itu sendiri, juga tidak ditentukan oleh masyarakat, namun oleh pengaruh keduanya. Dengan kata lain, tindakan seseorang adalah hasil dari “internal dan eksternal stimulasi” (Sarmini, 2002: 53).

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah benda uji dibuka dari cetakan yang telah direndam dalam bak perawatan yang berisi air selama waktu yang telah ditentukan yaitu pada